Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jul 14, 2014

Studi Archaeoastronomy Ungkap Misteri Batu Megalitik Eropa

Bukan suatu terobosan baru, saat ini ilmuwan menggabungkan teknik astronomi dengan artefak yang pernah dibuat manusia terdahulu. Crystal Pathway menghubungkan lingkaran batu astronomi di Cornwall Bodmin Moor periode megalitik yang berada di Portugal, para ahli Archaeoastronomy menemukan bukti bahwa manusia yang hidup di periode Neolitik dan Zaman Perunggu telah mengamati Matahari, bulan dan bintang, yang tertulis pada landskap situs.

Hasil penelitian akan diungkap dalam National Astronomy Meeting (NAM) 2014 di Portsmouth. Menurut Dr Daniel Brown dari Nottingham Trent University, banyak ditemukan archaeoastronomy yang terkait dengan Stonehenge. Para ilmuwan memberikan hasil analisa astronomis yang terjadi 4000 tahun lalu pada situs batu di Gardom Edge di Peak District Inggris. 

Studi Archaeoastronomy Periode Megalit 

Archaeoastronomy meliputi beberapa penelitian lain seperti antropologi, etno astronomi, dan pendidikan. Penelitian ini merupakan langkah jauh dari spekulatif awal, tetapi pendekatannya murni ilmiah dan memiliki tantangan yang perlu diatasi dengan merangkul pengaruh humanistik, serta menempatkan penelitian dalam konteks budaya dan situs.

Beberapa peneliti mengusulkan untuk mengubah nama bidang pengetahuan, salah satunya Dr Fabio Silva dari UCL baru-baru ini membuat cabang khusus 'Skyscape Archaeology'. Ilmuwan memiliki berbagai keuntungan jika bidang astronomi dan arkeologi berjalan bersama untuk lebih melengkapi dan pemahaman yang lebih seimbang terkait sejarah Megalitik Eropa dan masyarakat yang membangunnya. Arkeolog perlu belajar beberapa ilmu dasar astronomi observasional, tapi archaeoastronomy juga harus terlibat dengan menyajikan lebih banyak catatan arkeologi dan memberikan penelitian yang berbeda. 

Pengumpulan data monumen yang tersebar dan mencari pola yang luas dianggap tak lagi mencukupi bidang analisa. Selain itu, archaeoastronomy tidak dapat mendasarkan asumsi pada konsep modern dan sumbu simetri. Untuk memahami ide tersebut dalam anlisis manusia prasejarah dan mengapa mereka memutuskan untuk memasukkan pengetahuan kuno ke dalam struktur situs, ilmuwan perlu mengidentifikasi pola dan interaksi antara struktur, lanskap dan suasana langit. 

Studi megalitikum Eropa terfokus pada situs yang didirikan 6000 tahun lalu dan struktur megalitik di lembah Mondego Portugal. Koridor pintu masuk semua bagian situs Necropolisare didirikan diatas pegunungan seakan-akan dekat dengan bintang Aldebaran, bintang paling terang di rasi  Taurus. Hubungan antara bintang di musim semi dan pegunungan di mana para pembangun Dolmen akan menghabiskan musim panas, terungkap dalam cerita rakyat setempat tentang bagaimana Serra da Estrela (Mountain Range of the Star) mendapatkan namanya dari seorang gembala dilembah Mondego.

Pamela Armstrong dari University of Wales Trinity St David, mengintegrasikan archaeoastronomy pada ide pemandangan langit dalam penelitiannya tentang batu makam di Inggris yang terletak di Cotswolds Utara. Manusia yang hidup diperiode Neoltihic menguburkan mayat digundukan tanah, tetapi mereka juga berorientasi penuh terhadap bulan, matahari dan bintang yang ditetapkan pada cakrawala situs. Sangat jelas bahwa masyarakat Neolitik mempraktekkan ilmu astronomi yang berbeda dengan pengetahuan astronomi kaum pemburu pengumpul periode Mesolitik.

Brian Sheen dan Gary Cutts dari Roseland Observatory mengeksplorasi hubungan archaeoastronomy Zaman Perunggu yang dianggap sangat penting, bukti ini terlihat dibeberapa mil persegi pada situs Bodmin Moor di Cornwall. Hubungan astronomi di Inggris terdapat pada tiga batu melingkar (Hurlers), trotoar granit berusia 4000 tahun yang disebut Crystal Pathway. Ilmuwan menyatakan bahwa penduduk Zaman Perunggu menggunakan kalender berdasarkan gerakan Matahari, empat titik kardinal ditandai bersamaan dengan Solstices dan ekuinoks.

Pilar-pilar berdiri di lingkaran utama diantara batu-batu ukiran, satu disebelah kanan dan yang lain disebelah kiri, satu berada di utara dan selatan, lapisan kedua menghadap ke timur dan barat. Tiga lingkaran batu yang terdiri di monumen Hurlers menyerupai sabuk Orion. Tak jauh dari lokasi tiga lingkaran batu, sebuah situs terpencil juga terhubung ke situs. Ilmuwan lainnya juga menganalisa archaeoastronomy pada batu melingkar di Skotlandia, sementara Dr Frank Pendergast dari Dublin Institute of Technology juga membahas sebuah makam di bagian Knockroe, Irlandia.

No comments: