Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jul 10, 2014

Ormas Islam

Islam dan Kristen merupakan agama terbesar di Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat dapat ditemui bagaimana orang Kristen dan Islam hidup bertetangga dnegan rukun dan saling menghargai. Tidak ada permusuhan maupun pertikaian. Inilah salah satu bentuk kerukunan umat beragama. Walaupun seringkali ditemukan orang Kristen mengalami diskriminasi sebagai agama minoritas.

Ormas Islam di Indonesia


Selain sebagai agama mayoritas, Islam juga mempunyai beberapa jaringan/ormas. Di antaranya adalah Front Pembela Islam (FPI), sebuah organisasi Islam bergaris keras. Organisasi ini menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya, yaitu Laskar Pembela Islam. Di samping itu, aksi kekerasan yang mereka lakukan juga sering diperlihatkan dalam media massa.

Mungkin karena keresahan masyarakat yang sering ditimbulkan ormas ini, Islam akhirnya dipandang sebagai agama keras, khususnya oleh non-Muslim. Selain itu, Al-Quran juga "sepertinya" mendukung kekerasan tersebut melalui ayat-ayatnya yang menyerukan perang. Misalnya lihatlah Qs 8:65, "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min untuk berperang"

Organisasi Islam lainnya adalah Jaringan Islam Liberal (JIL). Sebagaimana namanya Islam Liberal, kelompok ini menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas.

Sekilas Tentang Jaringan Islam Liberal (JIL)


JIL merupakan wadah bagi siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal. Misi mereka adalah mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang mereka anut. Membuka ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme juga merupakan salah satu dari tujuan jaringan ini. Selain itu, mereka juga mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.

JIL Menghargai Sesama Manusia

Salah satu sikap liberal yang mereka tunjukkan adalah cara mereka menyikapi insiden yang dialami oleh Jemaat Ahmadiyah. Menurut JIL, tidak seharusnya Jemaat Ahmadiyah diperlakukan dengan tindak kekerasan hanya karena mereka memiliki keyakinan yang berbeda. Dimana letak keadilan bila melarang keyakinan seseorang yang bersemayam di lubuk hatinya?

JIL adalah salah satu contoh jaringan Islam yang dapat menghargai sesama. Bersedia untuk tukar-pikiran dengan orang-orang di luar jaringan mereka. Mereka juga tidak memandang agama lain negatif, sebaliknya mereka menjunjung tinggi kerukunan beragama.

Walaupun jaringan ini tidak melanggar norma-norma Islam, tetapi mereka juga mendapat perlawanan dari sesama ormas Islam yang bergaris keras.

Ajaran Alkitab Perihal Memperlakukan Orang Lain

Allah menciptakan manusia dengan beraneka-ragam sifat dan watak, kesemuanya dikasihi Allah. Bila Allah Sang Pencipta saja dapat mengasihi ciptaan-Nya, bagaimana mungkin manusia sebagai ciptaan dapat membeda-bedakan seorang dengan yang lain?

Isa Al-Masih mengajarkan, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Injil, Rasul Besar Matius 7:1-2)

Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan seseorang, tidaklah layak dihukum dengan kekerasan. Seorang tidak lebih baik atau suci dari orang lain, setiap manusia berdosa dan layak menerima hukuman dari Allah, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." (Injil, Surat Ibrani 10:30)

Jaringan Islam Liberal Mempunyai Pemahaman Yang Sehat

Bila seluruh umat beragama (khususnya Muslim) di Indonesia mempunyai pemahaman seperti Jaringan Islam Liberal, jelas akan tercipta kerukunan beragama. Tidak ada lagi tindak kekerasan, penyerangan atas kelompok lain, dan yang merasa agamanya paling benar.

Tujuan kedatangan Isa Al-Masih ke dunia ini adalah melepaskan manusia dari bertindak keras. Sehingga saat di kayu salib, Dia tidak mencaci-maki musuh-Nya, yaitu mereka yang menyalibkan-Nya. Sebaliknya, kata-kata terakhir bertujuan membawa damai di bumi. Sebelum menghembus nafas terakhir-Nya ia berseru, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Injil, Lukas 23:24)

No comments: