Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 24, 2012

Penguasa Hasmonai Mencapai Dataran Tinggi Negev

Para arkeolog Israel telah membuat penemuan sejarah yang menakjubkan. Mereka menemukan bahwa seorang raja Israel dari dinasti Hasmonai pernah menaklukkan Gaza dan Negev, dan selama beberapa dekade berhasil mencegah orang-orang Nabati untuk menggunakan Jalur Dupa pada sekitar 2000 tahun silam.

Jalur Dupa adalah jalur transportasi utama orang-orang Nabati untuk mengangkut rempah-rempah berharga, seperti mur dan kemenyan ke Laut Tengah dan Mesir.

Menurut Dr. Tali Erickson-Gini dari Otoritas Kepurbakalaan Israel (IAA), Raja Hasmonai Alexander Jannaeus (Yannai) menaklukkan Gaza pada 99 SM, dan membangun sebuah benteng dengan empat menara di pemukiman orang-orang Nabati. Dengan bantuan benteng ini, Yannai berhasil memblokir semua aktivitas orang-orang Nabati sepanjang Jalur Dupa, bahkan berhasil mengusir mereka keluar dari Negev.

Alexander Yannai adalah cicit dari Matityahu, seorang Imam Besar Yahudi yang memimpin pemberontakan mempertahankan kebebasan dan otonomi agama Yahudi dari penguasa Seleukus (Syria Yunani). Pemberontakan ini menjadi cikal bakal perayaan Khanukka.

Para peneliti IAA sedang mencari dari situs-situs penggalian arkeologis di sepanjang Jalur Dupa, yang sebelumnya digali oleh Dr. Rudolph Cohen dari Departemen Kepurbakalaan. Salah satu situs yang tengah diteliti adalah Horvat Ma'agurah, yang terletak di punggung bukit sekitar 3,4 km sebelah barat Sde Boker. Situs tersebut terletak di titik strategis menghadap Nahal Besor, dimana Jalur Dupa berada, menghubungkan Petra dengan Gaza.



"Kita sedang berbicara tentang penemuan revolusioner yang akan memperbaiki peta-peta wilayah yang menjelaskan tentang perkembangan era wilayah yang dikuasai oleh Hasmonai," kata Erickson-Gini, yang bertugas sebagai editor sains dalam penggalian tersebut.

"Meskipun bukti sejarahwan Yosefus mengatakan bahwa Raja Alexander Jannaeus berhasil menaklukkan pantai selatan Tanah Israel dan pelabuhan di Gaza, yang sangat penting bagi orang-orang Nabati, dan bahkan lebih jauh ke selatan, tetapi tidak ada bukti arkeologis yang jelas untuk mendukung kebenaran pernyataan Yosefus, sehingga para arkeolog cenderung mengabaikan kemungkinan bahwa Hasmonai berhasil menduduki wilayah Negev," tambah Erickson-Gini.

Dengan adanya penemuan ini, maka semuanya menjadi jelas bahwa dinasti Hasmonai pernah memiliki benteng di Jalur Dua hingga tahun 66 SM, dengan demikian mereka berhasil mencegah gerakan musuh di sepanjang jalur antara Halutza dan Sinai Utara. Ini juga mengakibatkan terputusnya perdagangan antara Petra dan pelabuhan-pelabuhan, menyebabkan kelumpuhan total bagi perdagangan di seluruh Negev selama beberapa dekade.

Penemuan ini juga membenarkan klaim bahwa situs Nabati lainnya, Nessana, dimana ditemukan banyak koin Alexander Jannaeus, sebenarnya dikuasai oleh raja Hasmonai.

"Fakta menarik lainnya adalah bahwa tentara yang digunakan oleh Alexander Jannaeus sebagian besar adalah tentara bayaran non-Yahudi," kata Erickson-Gini. "Kami bisa mengkonfirmasi hal ini berdasarkan bejana-bejana impor yang ditemukan di antara bejana-bejana Yahudi di sana, serta dari anggur yang dibawa dari luar negeri."

No comments: