Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Mar 24, 2014

Mengapa Atmosfer Bumi Mampu Mendukung Kehidupan?

Ilmuwan telah mendokumentasikan bukti Bumi tidak panas seperti Venus ataupun dingin seperti Mars, karena Bumi dilengkapi dengan regulator karbon dioksida Atmosfer Bumi yang terletak pada bebatuan pegunungan besar. Manusia di Bumi bergantung pada siklus karbon ini, sebuah bukti mengapa kehidupan terus berkembang dan bertahan. 

Penelitian ini didokumentasikan tim ilmuwan dari USC dan Nanjing University - Cina, makalah diterbitkan dalam jurnal Nature pada 20 Maret. Ilmuwan yang terlibat diantaranya Mark Tores, seorang doktor di USC Dornsife College of Letters, Arts And Sciences, fellow Center For Dark Energy Biosphere Investigations (C-DEBI), dan berkolaborasi dengan Joshua West seorang profesor ilmu Bumi di USC Dornsife.

Batuan Pegunungan, Regulator Karbon Dioksida Alami Atmosfer Bumi

Para ilmuwan telah lama mengetahui bebatuan yang terdorong ke permukaan Bumi melalui pembentukan gunung, secara efektif berfungsi sebagai penyerap gas rumah kaca. Proses tersebut akan menguras kadar karbon dioksida di atmosfer bumi ke titik yang akan menjerumuskan planet menjadi dingin berkepanjangan dalam beberapa juta tahun selama pembentukan pegunungan besar, seperti pembentukan Himalaya. 

Sementara itu, gunung berapi dianggap sebagai sumber karbon dioksida, tetapi tidak bisa mengimbangi penyerapan kelebihan karbon dioksida yang dilakukan pada pegunungan besar. 
Dan sebaliknya, ternyata bebatuan yang terangkat ke permukaan juga memancarkan karbon dioksida melalui proses pelapukan kimia, yang secara langsung mengisi ulang karbon dioksida di atmosfer Bumi pada tingkat sebanding.
Karbon dioksida di Atmosfer Bumi meningkat akibat perbuatan manusia yang mengakibatkan perubahan signifikan pada iklim global. Padahal sistem geologi telah menciptakan tindakan seimbang selama jutaan tahun.

Atmosfer Bumi

Ilmuwan menganggap, Bumi masih menjadi pendaur ulang alami dimana hal ini dibuktikan West dan Torres pada sampel batuan pegunungan Andes di Peru. Mereka menemukan proses pelapukan batuan yang dilepaskan mempengaruhi jumlah karbon dioksida lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Implikasi pelepasan karbon dioksida secara global ke atmosfer Bumi terjadi pada saat pembentukan gunung.
Seperti pegunungan besar lainnya, pegunungan Ander mulai terbentuk selama periode Kenozoikum dimulai sekitar 60 juta tahun lalu. Hal ini terjadi bertepatan dengan gangguan utama dalam siklus karbon dioksida di atmosfer Bumi.
Dalam catatan laut dari siklus karbon dioksida jangka panjang, ilmuwan merekonstruksi keseimbangan antara pelepasan karbon dioksida dan serapan yang disebabkan oleg pengangkatan pegunungan besar. Karbon dioksida dilepaskan oleh pelapukan batuan dan mungkin telah menjadi peran utama, tapi samai saat ini tidak diakui ilmuwan lainnya.

No comments: