Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Dec 6, 2013

Zionis

Zionis

Zionis digunakan untuk menyebut pengikut gerakan politik Zionisme. Zionisme merupakan gerakan politik yang bertujuan mendukung keberadaan negara Israel. Di Perjanjian Lama atau Taurat, Yerusalem dan Israel disebut sebagai Zion. Zionisme atau gagasan yang berupaya membentuk sebuah negara Yahudi merdeka, dimulai pada abad ke-19 dengan berbagai tulisan seperti yang ditulis oleh Theodor Herzl.

Meskipun demikian, gagasan tentang negara Israel sebenarnya telah muncul jauh sebelum itu. Yudaisme merupakan keyakinan yang lahir di daerah yang sekarang dikenal sebagai Israel. Akibatnya, orang-orang Yahudi pada era sebelum masehi menganggap Israel sebagai rumah mereka. Meskipun memiliki dukungan teks agama terutama dari Taurat, gerakan Zionis lebih bersifat politis daripada religius. Tujuan utama Zionisme adalah untuk mengakhiri pengasingan Yahudi dari tanah leluhur mereka, sehingga negara Israel lebih mewakili entitas negara (politik) dibandingkan entitas agama.

Gerakan Zionisme mendapatkan momentumnya setelah Holocaust pada PD II yang mengarah pada pembentukan Israel pada tahun 1948. Migrasi awal orang Yahudi ke Palestina (nama daerah tersebut sebelum tahun 1948) dalam jumlah besar terjadi pada tahun 1947 yang melibatkan perpindahan sekitar 630.000 orang Yahudi. Sangat penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang Yahudi adalah Zionis. Bahkan, sekte-sekte keagamaan Yahudi tertentu sangat menentang pembentukan negara Yahudi. Yahudi Hasid, misalnya, cenderung bersikap kritis terhadap Zionisme. Mereka berkeyakinan bahwa negara Yahudi seharusnya dibentuk setelah kedatangan Mesias. Oposisi terhadap Zionisme juga muncul diantara bangsa Arab dan muslim.

Akibat perpindahan massal orang Yahudi, populasi Palestina semakin menurun dan pindah ke negara tetangga seperti Yordania. Konflik semakim mengeras karena orang Yahudi dan muslim sama-sama menganggap Yerusalem sebagai tempat suci mereka. Sebagai informasi, istilah Zionis dapat merujuk pula kepada pendukung non-Yahudi atas negara Israel. Misalnya, pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dikenal sebagai negara non-Yahudi yang mendukung Israel. Banyak pihak, terutama setelah Holocaust, merasa bahwa pembentukan sebuah negara Yahudi memiliki legitimasi.

Setelah menyaksikan kengerian dan eksekusi massal, banyak pihak bersimpati dengan usaha pembentukan negara Yahudi. Ini diperkuat oleh fakta sejarah bahwa di sepanjang periode diaspora, Yahudi selalu menjadi objek diskriminasi dimanapun mereka tinggal. Orang Yahudi mengalami diskriminasi di hampir setiap tempat mereka menetap, termasuk Mesir, Yunani, Eropa abad pertengahan, dan Rusia abad ke-20 serta Eropa Timur. Namun Zionisme tetap menjadi isu panas. Permasalahan tidak hanya berkisar mengenai perebutan wilayah melainkan diperumit dengan sentimen keagamaan yang pekat.

Perang Enam Hari

Perang Enam Hari merupakan salah satu manifestasi ketegangan di Timur Tengah akibat pendirian negara Israel. Sementara ketegangan politik dan agama telah lama menjadi ciri khas hubungan antara Arab dan Israel, banyak pihak meyakini bahwa faktor yang memicu Perang Enam Hari berakar pada peristiwa yang terjadi pada tahun 1965. Bermula pada awal tahun 1965 hingga menjelang terjadinya perang pada Juni tahun 1967, serangan orang Palestina di perbatasan Israel telah menciptakan ketegangan antara kedua belah pihak. Para penyerang umumnya berbasis di Suriah dan dilakukan atas perlindungan Organisasi Pembebasan Palestina.

Serangan perbatasan ini ternyata tidak hanya berdampak pada Israel saja tetapi juga pada Yordania dan Libanon. Suriah, merasa khawatir akan pembalasan Israel, lantas meminta dukungan dari Mesir. Menanggapi permintaan Suriah, Mesir lantas memindahkan pasukannya dari Semenanjung Sinai ke sepanjang perbatasan Suriah. Bersamaan dengan itu, Mesir juga menandatangani perjanjian pertahanan dengan Yordania, memastikan kedua pihak saling mendukung saat terjadi serangan oleh Israel. Perjanjian antara tiga negara Arab tersebut membuat konflik berada pada titik tertinggi yang memicu Perang Enam Hari. Merasa dikelilingi oleh negara-negara yang siap menghancurkannya, Israel berinisiatif melakukan serangan lebih dulu (preemptive strike ).

Pada 5 Juni 1967, Perang Enam Hari atau dikenal pula sebagai Perang Arab-Israel Ketiga dimulai. Dalam waktu singkat, Israel berhasil merebut Semenanjung Sinai, kota tua Yerusalem, Tepi Barat Sungai Yordan, Dataran Tinggi Golan, dan Jalur Gaza. Keberhasilan Israel selama Perang Enam Hari diingat sebagai An Naksah atau "Kemunduran" dalam sejarah Palestina. Dengan kombinasi strategi dan tentara yang sangat kompeten serta kekuatan udara, Israel berhasil memenangkan perang dengan gemilang dalam waktu amat singkat. Pada peristiwa itu tercatat banyak pesawat angkatan udara Mesir hancur bahkan sebelum sempat mengudara. Nasib yang sama juga menimpa kekuatan udara Suriah dan Yordania yang mengalami kerusakan berat. Serangan pencegahan (preemptive strike) Israel dinilai efektif sehingga perang bisa diakhiri pada tanggal 10 Juni 1967.

Sayangnya, konflik antara bangsa Arab dan Israel terus berlanjut setelah perang, terutama disebabkan oleh pendudukan Israel atas wilayah Mesir dan Suriah yang berhasil direbut akibat perang. Intervensi PBB hanya sedikit meringankan ketegangan. Buntut dari Perang Enam Hari adalah Perang Yom Kippur yang terjadi pada tahun 1973 yang lagi-lagi dimenangkan Israel, kali ini dalam waktu 19 hari. Perang Enam Hari berhasil menunjukkan kemampuan dan keunggulan strategi militer Israel serta menyatukan Yerusalem untuk pertama kalinya setelah lebih dari 1800 tahun

Mossad

Mossad atau HaMossad leModi'in v'leTafkidim Meyuhadim adalah salah satu dari lima lembaga intelijen utama Israel. Kantor pusat Mossad terletak di Tel Aviv dengan jumlah anggota yang tidak diungkap ke publik. Perkiraan menyebutkan lembaga ini mempekerjakan sekitar 1.200 orang yang bertanggung jawab pada operasi intelijen, operasi rahasia, dan kontra terorisme bagi Israel. Banyak yang menganggap Mossad menjadi bagian paling penting dari semua lembaga intelijen yang dimiliki Israel. Sebelum negara Israel didirikan pada tahun 1948, Mossad Le'aliyah Bet adalah kelompok yang bertanggung jawab untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina. Mereka berusaha "menyelundupkan" orang Yahudi masuk ke Palestina secara rahasia untuk menghindari kuota yang ditetapkan oleh Mandat Inggris. Ketika negara Yahudi terbentuk, Reuven Shiloah, direktur pertama Mossad, merekomendasikan bahwa organisasi keamanan terpusat perlu dibentuk untuk mengorganisasi semua upaya intelijen negara.

Mossad lantas didirikan pada Desember 1949. Pada tahun 1951, lembaga ini menjadi bagian dari kantor perdana menteri Israel. Mossad telah melakukan sejumlah operasi besar dalam upaya melindungi kepentingan Israel serta meringkus mantan anggota Nazi dan militan Arab yang dipandang merugikan serta mengancam warga negara Israel. Contoh operasi Mossad paling terkenal adalah penangkapan penjahat perang Nazi, Adolf Eichmann, dari Buenos Aires, Argentina pada tahun 1960. Menghindari keruwetan ekstradisi, Mossad menculik Eichmann dari bus di Argentina, mengadilinya di pengadilan Israel, dan kemudian dihukum mati.
Operasi terkenal Mossad lainnya adalah "Wrath of God", yang dilakukan untuk membalas para pelaku pembantaian sebelas atlet Israel selama Olimpiade Munich tahun 1972 oleh kelompok militan Palestina.

Operasi ini ditujukan mencari para penculik yang masih hidup dan orang-orang dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang diyakini terlibat dalam pembantaian karena memberikan dukungan dan pembiayaan.
Sampai sekarang, (2013) Mossad telah dipimpin oleh 10 direktur dengan Meir Dagan merupakan direktur saat ini yang menjabat sejak tahun 2002.

Perang Yom Kippu

Perang Yom Kippur adalah perang yang terjadi pada tahun 1973 antara Israel melawan Mesir dan Suriah. Perang ini mengakhiri gencatan senjata di wilayah Timur Tengah yang disepakati pada tahun 1970. Perang Yom Kippur terjadi pada hari raya Yahudi Yom Kippur yang didahului oleh serangan Mesir dan Suriah. Mesir dan Suriah berusaha merebut kembali wilayah mereka yang hilang akibat kekalahan pada Perang Enam Hari melawan Israel pada tahun 1967. Perang Yom Kippur dimenangkan oleh Israel dalam waktu 19 hari meskipun mengalami berbagai efek negatif domestik dan internasional sesudahnya.

Perang Dingin yang terjadi pada waktu itu turut mewarnai konflik ini dengan Amerika Serikat dan Uni Sovyet berusaha membantu sekutu-sekutu mereka. Setelah kemenangan pada Perang Enam Hari, Israel menduduki wilayah baru termasuk Dataran Tinggi Golan yang sebelumnya milik Suriah dan Semenanjung Sinai milik Mesir. Para pemimpin Mesir dan Suriah akhirnya sepakat bergabung untuk melakukan operasi bersama meskipun dengan alasan berbeda. Mesir berharap membuat Israel mengakui kekuatannya untuk kemudian memaksa penyelesaian damai. Sementara Presiden Suriah berusaha mencari prestise politik dengan merebut kembali Dataran Tinggi Golan. Perang Yom Kippur dimulai ketika tentara Mesir dan Suriah menyerang bersama pada tanggal 6 Oktober 1973. Selama hari-hari pertama Perang Yom Kippur, tampaknya tentara Mesir dan Suriah berhasil mencetak kemenangan cepat. Hal ini bisa dipahami mengingat Israel yang tidak menduga akan datangnya serangan sekaligus rasa percaya diri akan superioritas militer yang mereka miliki.

Kemudian, turunlah bantuan dari negara superpower. Amerika Serikat memberikan bantuan peralatan militer sehingga mampu membalikkan keadaan. Meskipun sudah dibantu Soviet, Mesir dan Suriah tidak mampu menahan laju balasan tentara Israel. Akibat kekhawatiran bahwa Perang Yom Kippur bisa memicu konflik terbuka dua kekuatan nuklir dunia (Amerika Serikat dan Uni Soviet), PBB berusaha keras untuk segera menyudahi perang. Resolusi 338 Dewan Keamanan PBB akhirnya secara resmi mengakhiri Perang Yom Kippur pada tanggal 22 Oktober 1973. Sementara Israel berhasil memenangkan perang, tingginya biaya perang menyebabkan gejolak ekonomi di negara itu sekaligus memicu perselisihan politik

Kibbutz adalah sebuah komune Israel atau komunitas yang sengaja dibentuk.

Kibbutz pertama didirikan selama Aliyah Kedua atau gelombang kedua imigrasi Yahudi ke Palestina, pada tahun 1909. Meskipun mengalami banyak transformasi selama bertahun-tahun dan anggotanya tidak pernah menyumbang lebih dari tujuh persen populasi Israel, kibbutz tetap memiliki makna budaya yang sangat besar. Kibbutz pertama, "Degania," didirikan oleh Joseph Baratz dan sebelas anggota lainnya, termasuk dua perempuan, dengan tujuan membawa cita-cita Zionis Yahudi ke Israel. Zionis, yang mulai aktif pada akhir abad ke-19 di Rusia sebagai akibat dari sentimen anti-Semit, berusaha mendapatkan tanah di Palestina sebagai tempat tinggal. Setelah Aliyah Pertama di tahun 1880-an, imigran Yahudi di Palestina mulai mempekerjakan orang Arab untuk bekerja di tanah pertanian mereka. Baratz menentang praktek ini dan mendirikan kibbutz pertama.

Pada awalnya, kibbutz memegang teguh cita-cita sosialis. Tidak ada milik pribadi, bahkan alat atau pakaian, semua pekerjaan dibagi, dan tanah dimiliki secara komunal dengan fokus pada pertanian. Kibbutz berusaha membangun ekonomi mandiri, meskipun akhirnya terbukti sulit diwujudkan. Sebaliknya, kibbutz justru harus didukung oleh subsidi dari amal dan kemudian dari pemerintah Israel. Saat ini, kebanyakan kibbutz tidak lagi memegang sosialisme secara ketat, meskipun mereka tetap mempertahankan banyak aspek komunal. Seiring waktu, menjadi jelas bahwa pertanian tidak cukup untuk menyangga kibbutz. Kibbutz lantas memulai industrialisasi yang dimulai selama tahun 1960an. Beberapa kibbutz difokuskan pada upaya-upaya militer. Saat ini, beberapa kibbutz bahkan beralih ke industri pariwisata. Kibbutz memiliki sejarah panjang dan berkontribusi terhadap politik dan budaya Israel. Sejumlah tokoh pemerintahan, pemimpin militer, seniman, dan cendekiawan berasal dari kibbutz. Terdapat banyak perbedaan di antara kibbutz, meskipun mereka memiliki kesamaan lebih banyak. Kibbutz generasi awal bersifat sosialis, sekuler, dan fokus pada pertanian, sedangkan kibbutz pada masa sekarang semakin beragam yang mencakup berbagai titik spektrum politik.

Beberapa kibbutz berkembang menjadi besar hingga memiliki 1.500 anggota, sementara yang lain tetap berukuran kecil. Sistem kibbutz juga tidak lepas dari kontroversi. Beberapa kelompok telah dikritik karena elitisme, sementara yang lain dituduh menyimpang dari cita-cita awal mereka. Namun demikian, budaya Israel tidak akan sama tanpa kibbutz yang telah menjadi lembaga khas Israel yang menyumbang kontribusi sangat berharga pada kehidupan politik, ekonomi, dan intelektual bangsa.

No comments: