Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Oct 21, 2013

Yerusalem dan Sion

Keterangan yang ada tentang Yerusalem sangat banyak dan mudah didapat. Menurut Talmud, "Waktu dunia diciptakan, dunia menerima sepuluh bagian keindahan. Sembilan bagian jatuh ke Yerusalem satu bagian jatuh tersebar di bumi." Jadi, bila seseorang hendak membahas satu aspek saja dari kota ini, diperlukan sebuah buku.

Karena itu, kita tidak akan menulis tentang kehebatan permulaan sejarah kota ini, perkembangannya yang kompleks sepanjang abad, dan juga bukan tentang beberapa peristiwa di mana kota itu dihancurkan. Tetapi kita akan membicarakan tentang kuburan Kristus dan Bait Allah yang sekarang telah diganti oleh Mesjid Al Aqsa. Yang mengherankan ialah bahwa ada banyak orang-orang Kristen yang Injili tidak mengetahui hal-hal ini. Hal ini sangat disayangkan, karena tempat- tempat ini dikunjungi oleh berjuta juta orang setiap tahun.

Ketika sedang berlibur di Yerusalem lepas dari kesibukan kampanyenya di China, Jenderal Charles Gordon ditemani oleh seorang pemandu wisata menuju Gereja Holy Sepulcher - gereja yang dibangun di atas kuburan Yesus dan tempat Yesus disalibkan. Gordon merasa sangat tertarik ketika pemandu wisata itu menerangkan cerita tentang gereja itu. Rupa- rupanya sampai tahun 325, letak yang sesungguhnya dari kuburan Yesus yang kosong dan tempat penyaliban Yesus belum ditemukan. Pada tahun itu Uskup Macarius dari Yerusalem menemui Dewan Nicea. Ketika itu ia menyebutkan kenyataan ini pada Konstantin dan mengemukakan bahwa tempat bersejarah itu mungkin berada di bawah Kuil Venus yang dibangun oleh Kaisar Hadrian.

Konstantin memerintahkan Macarius untuk memindahkan kuil itu dan mengadakan penyelidikan yang dilaksanakan pada tahun 326. Menurut berbagai versi cerita kuburan kosong itu ditemukan di bawah reruntuhan kuil itu. Karena sangat gembira atas penemuan itu, Konstantin memutuskan untuk mendirikan gereja di tempat itu yang akan menjadi "tempat yang paling indah di dunia."

Dengan segera Gereja Holy Sepulcher dibangun dari batu. Selama satu setengah abad bangunan ini dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali. Tetapi ada orang-orang yang bersikeras menyatakan bahwa beberapa bagian gereja itu masih merupakan bagian dari gereja yang pertama kali dibangun. Tetapi sewaktu Gordon melihat tempat suci itu pada tahun 1883, ia merasa sangat tidak puas. Mungkin hal ini disebabkan oleh banyaknya emas yang telah digunakan untuk "menjadikan tempat itu berharga". Tetapi hal yang tidak menyenangkannya ialah karena Gereja Holy Sepulcher ini berada di dalam tembok Yerusalem, sementara Ibrani 13:12 menyatakan bahwa Yesus "telah menderita di luar pintu gerbang."

Karena ia mempunyai waktu luang hampir selama setahun di Yerusalem, Gordon mulai mencari-cari tempat yang lebih cocok. Jenderal Gordon yang biasa dipanggil Gordon si Orang China, merupakan salah seorang yang paling bersemangat yang pernah hidup. Ia menjadi terkenal waktu ia menolong China merebut Kota Peking, bertempur di banyak tempat di dunia, dan pernah bertugas sebagai gubernur di Sudan. Ia adalah orang yang sangat eksentrik, dan ulahnya bermacam-macam. Di China, ia menuntut supaya gajinya diturunkan dari Rp 3.200.000 setahun menjadi Rp 1.200.000 setahun, dan ia menghabiskan 80 persen dari penghasilannya untuk obat-obatan dan kesenangan anak buahnya. Ketika Pangeran dari Wales mengundangnya untuk makan siang, ia menolak undangan itu karena ia tidur jam 9.30! Tetapi ia selalu berhasil melaksanakan tugas-tugasnya, dan seluruh Inggris mengetahui hal ini.

Dengan membawa Alkitab, Gordon mengelilingi Yerusalem untuk mencari suatu tempat yang diperkirakan dapat dikenal sebagai tempat penyaliban Kristus. Ketika ia sedang kelelahan mencari tempat itu, tiba-tiba dari jendela hotelnya ia melihat suatu karang yang berwarna coklat. Sementara ia memperhatikan tebing curam itu, ia seolah-olah sedang melihat sebuah tengkorak besar yang terpahat pada karang itu. la segera membuka Alkitab dan membaca Markus 15:22, yang berbunyi: "Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak."

Dengan perasaan gembira, ia bergegas menaiki karang itu dan menyelidikinya lebih lanjut. la mendapati bahwa karang itu terletak di luar pintu gerbang Damaskus. Kenyataan ini sesuai dengan pasal yang tertulis di Kitab Ibrani. Kemudian dalam Yohanes 19:41 ia membaca: "Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang." Hal ini jelas menunjukkan bahwa jika karang itu merupakan tempat yang sebenarnya, pastilah di dekatnya ada sebuah kuburan kuno. Segera Gordon mulai mencarinya. Tak lama kemudian ia menemukan sebuah kuburan yang telah ditemukan oleh seorang Yunani pada tahun 1867. Kuburan itu terletak hanya beberapa meter dari mata tengkorak yang mengerikan itu.

Tetapi sekali lagi ia bersikeras untuk memeriksanya dalam Perjanjian Baru. Kali ini ia tercengang oleh kata-kata dalam Markus 15:40: "Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh ..." Gordon berpikir tentang beberapa perempuan yang menonton penyaliban, dan mengingat bahwa wanita biasanya lebih pendek dari pria, ia mengambil kesimpulan bahwa jika mereka dapat melihat penyaliban itu dari "jauh", salib itu seharusnya berada di tempat yang lebih tinggi.

Gagasan ini mendebarkan hatinya. Kemudian ia mulai bertanya kepada orang-orang setempat. Dari mereka ia mempelajari bahwa menurut legenda yang tersebar luas, pada zaman dahulu para narapidana sering kali dilemparkan ke bawah dari puncak karang itu. la juga mempelajari bahwa orang-orang Arab setempat menyebut tempat itu El-Heidemiyeh - Celah. Gagasan tentang celah ini mengingatkan dia akan gempa bumi yang menggoncangkan tempat itu pada waktu penyaliban.
Walaupun ia yakin bahwa ia telah menemukan tempat yang benar, Gordon lalu menggambarkan sketsa-sketsanya dan mengirimkannya kepada Sir John E. Cowell, Pengawas Rumah Tangga Istana Buckingham. Tak lama kemudian, orang-orang yang tertarik akan hal ini berkumpul dan membuat permohonan pada surat kabar the Times untuk mengumpulkan dana sebanyak dua juta rupiah untuk membeli tanah yang berisi kuburan itu.

Dananya terkumpul dan tanah itu terbeli. Tetapi apakah itu tempat yang benar? Tak seorang pun yang mengetahuinya, dan keragu-raguan besar mulai muncul. Penggalian-penggalian di Yerusalem oleh Nona Kathleen Kenyon pada tahun 1963 menunjukkan kemungkinan adanya tembok-tembok lain. Tembok ini, yang oleh Yosephus disebut Tembok Kedua, - memungkinkan tanah di mana Gereja Holy Sepulcher didirikan menjadi di luar tembok. Lagi pula, tidak masuk akal jika Uskup Macarius sampai tidak tahu ayat-ayat yang ada dalam Kitab Ibrani yang mengatakan bahwa "Yesus telah menderita di luar pintu gerbang."
Tetapi ahli-ahli lain bersikeras mengatakan bahwa karang coklat itu tempat yang sebenarnya. Lord Elton, penulis riwayat hidup Gordon, dalam bukunya, Gordon dari Khartoum menulis: "Gordon bukanlah orang pertama yang mempertahankan bahwa Tempat Tengkorak itu merupakan tempat asli dari penyaliban Kristus, sedikitnya empat penulis sebelum Gordon, di antaranya Renan, dalam bukunya Vie de Jesus, telah mendukung teori ini. Tetapi gagasan yang telah didukung Gordonlah yang pertama-tama diterima secara luas di Inggris dan Amerika Utara."

Rider Haggard, seorang penulis novel yang terkenal yang hidup dalam masa "penemuan", menulis: "Secara kebetulan, pada tebing karang yang ada di tempat ini, yang dianggap sebagai Tempat Perajaman, dan oleh orang banyak dianggap sebagai tempat penyaliban, bentuk batu karangnya yang menghadap Yerusalem benar-benar fantastis, tetapi menurut saya, karang ini hampir menyerupai tengkorak manusia yang telah membusuk ...

"Ada bentuk dahi tengkorak yang sudah rusak, ada dua lubang dalam yang berbentuk seperti mata, ada sesuatu tonjolan yang mungkin bagian sebuah hidung, dan di bawahnya dekat permukaan tanah, mungkin bagian bibir yang sudah hancur ...

Jika dua ribu tahun yang lalu, permukaan karang itu kira-kira bentuknya masih seperti sekarang, beberapa orang-orang Yahudi yang penuh fantasi mungkin tidak akan menyebutnya, 'Tempat Tengkorak', bila mereka melihat persamaan itu. Jika demikian, mengingat tradisi mereka dan tempat itu dipakai untuk hal-hal yang mengerikan, nama itu rupa- rupanya tetap dipakai dari abad ke abad."

Pertama kali saya mengunjungi Garden Tomb (Taman Makam) - nama baru untuk Bukit Golgota yang ditemukan oleh Gordon - dijaga oleh Dr. S.J. Mattar, seorang pelarian Arab. Kepalanya agak botak, berkumis, dan berpakaian cara barat. Ia bersama isterinya pernah mengundang saya makan malam; dan sementara saya menunggu ia mengajak saya berjalan- jalan. Ia adalah orang yang paling ramah yang pernah saya kenal, dan seorang Kristen yang saleh. Sayang sekali, pada waktu Perang Enam Hari, ketika ia dan isterinya sedang bersembunyi di kuburan kosong itu, ia bermaksud untuk berlari sebentar ke rumahnya untuk mengambil sesuatu. Persis ketika ia baru keluar dari makam itu, ia ditembak oleh seorang prajurit Israel.

Kini taman yang indah ini telah diperbaiki. Sekarang ada jalanan- jalanan yang indah sekali, jembatan batu, dan bangku-bangku yang diletakkan pada tempat-tempat yang strategis bagi ribuan turis yang datang untuk bermeditasi dan berdoa. Banyak bunga yang disebutkan dalam Alkitab telah ditanam kembali di tempat itu. Disitu ditanam pagar tanaman bunga mawar, bunga geranium yang berwarna-warni, pohon cemara yang tinggi dan rimbun, dan lapangan-lapangan rumput yang luas.

Sementara waktu berjalan, semakin banyak orang menyenangi tempat ini, dan semakin banyak hal yang menambah kepercayaan orang bahwa taman itu betul-betul asli. Misalnya, beberapa tahun yang lalu, sejumlah ahli purbakala yang terkenal diminta untuk menyelidiki kuburan itu. Setelah mengadakan penyelidikan yang cukup teliti, mereka menyetujui bahwa kuburan itu sudah ada sejak zaman Herodes Agung.
Kemudian pada tahun 1952, para penjaga mulai mendapat kesulitan dengan kuburan ini dan ketika diperbaiki para pekerja menemukan bahwa tempat itu jauh lebih besar daripada yang telah diperkirakan sebelumnya. Panjangnya 19 meter dan lebarnya 12 meter dan jarak dari lantai ke langit-langit 12 meter, berarti kuburan ini cukup besar. Selain besarnya yang mengherankan, sebuah salib ditemukan melekat di salah satu dinding yang dilekatkan dengan semen buatan orang Roma. Hal ini menunjukkan bahwa tempat itu telah dipakai oleh sebuah jemaat untuk kebaktian Kristen. Apakah mungkin bahwa tempat itu dipilih sebab letaknya yang berdekatan dengan Taman Makam ini? Mungkin !

Bahkan belakangan ini, sebuah tempat pengirikan anggur ditemukan dekat makam itu. Tempat pengirikan ini mungkin menunjukkan bahwa taman itu merupakan sebuah taman bunga kepunyaan seorang kaya seperti Yusuf dari Arimatea yang membolehkan jasad Yesus ditempatkan di kuburan pribadinya. Kenyataan ini mengingatkan kita akan ramalan Yesaya: "Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan" (Yesaya 63:3).

Terlepas dari apakah Taman Makam ini asli atau tidak, tempat ini merupakan tempat yang "pasti" dikunjungi oleh para turis di Yerusalem; walaupun saya telah mengunjungi tempat itu beberapa kali, setiap kali saya kembali ke Yerusalem, tempat inilah yang pertama-tama saya datangi.

Bagi kebanyakan turis, tempat kedua yang paling menarik di Yerusalem ialah Mesjid Al Aqsa, disebut Mesjid Umar, yang sesungguhnya tidak benar. Sementara orang-orang Kristen berjalan mendekati mesjid ini dari ujung sebelah timur Jalan Rantai, banyak orang akan teringat akan sabda Yesus: "Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka, 'Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan'" (Matius 24:1,2).

Pada saat Yesus berkata demikian, Bait Allah yang baru - yang biasa disebut Rumah Ibadat Herodes - yang mulai dibangun kira-kira tahun 19- 20 s.M., masih sedang dibangun. Rumah Ibadat ini baru selesai dibangun pada tahun 64 - seperempat abad sesudah penyaliban Yesus! Dan bahkan pada waktu itu ada beberapa pekerjaan lain yang masih harus diselesaikan oleh para pekerja.

Luas Rumah Ibadat Herodes ini secara keseluruhan kira-kira dua puluh enam are. Ketika Yosephus melihat kuil itu ia merasa sangat kagum. Ia menulis: "Bangunan ini merupakan tempat yang termegah yang pernah dibuat manusia."

Tetapi bangunan yang dilihat para turis bukanlah bangunan yang megah itu, karena, seperti yang telah diramalkan oleh Yesus, pada tahun 70, Rumah Ibadat Herodes ini dihancurkan dan tidak pernah dibangun lagi. Kenyataan bahwa rumah ibadat ini tidak pernah dibangun kembali merupakan hal yang mengherankan, karena seorang kaisar Romawi yang terkenal sebagai Yulian Si Murtad, bertekad untuk membangun kembali tempat ini. Edward Gibbon menulis: "Perbaikan kembali rumah ibadat Yahudi ini diam-diam dihubungkan dengan reruntuhan gereja Kristen." Usaha-usaha Yulian digagalkan oleh "suatu gempa bumi, suatu angin ribut, dan suatu letusan gunung berapi yang hebat." (Baca The Decline and Fall of the Roman Empire.)

Setelah Titus menghancurkan Yerusalem, kota itu dibiarkan demikian. Dan kemudian, Kaisar Hadrian yang menjadi murka karena ulah orang- orang Yahudi, menghancurkan kota itu seluruhnya pada tahun 135. Ia bahkan memerintahkan agar puing-puing kota itu dilenyapkan sama sekali. Setelah itu, ia membangun kota itu berdasarkan cara Romawi dan menamakannya Aelia Capitolina. Kemudian ia mengumumkan bahwa tak seorang Yahudi pun diperkenankan memasuki kota kecuali pada kesempatan-kesempatan khusus. Yang melanggar dihukum salib. Namun demikian, orang-orang Kristen diperbolehkan menetap di kota itu.

Sejak waktu itu sampai tahun 635 tempat bekas rumah ibadat itu tetap sunyi. Dan orang-orang Kristen bergembira karena mereka teringat akan nubuatan Tuhan Yesus. Mereka juga memutuskan untuk menjaga supaya Bait Allah itu tidak pernah dibangun. Dalam kampanye mereka untuk melakukan hal ini, mereka menimbun selokan-selokan dengan reruntuhan batu. Gagasan ini menyebar ke seluruh Kerajaan Romawi dan orang-orang Kristen yang saleh, yang berharap agar Bait Allah itu tetap dalam keadaan hancur selamanya, menyokong gagasan ini, bahkan mereka yang berada sampai sejauh Konstantinopel! Demikianlah, Gunung Moria menjadi suatu bukit kotoran binatang.

Satu-satunya bagian Bait Allah yang tidak dihancurkan ialah dinding penahan sebelah barat, yang sekarang terkenal sebagai Dinding Ratapan. Tembok Barat ini - nama yang diberikan oleh orang Israel menarik perhatian orang-orang Yahudi dari segenap penjuru dunia. Tembok itu dibangun pada zaman Herodes. Sekarang orang-orang Yahudi berdiri di depan tembok yang kokoh ini sementara mereka membaca ayat-ayat favorit mereka dari Kitab Perjanjian Lama dan memanjatkan doa. Malahan mereka menuliskan doa-doa mereka di kertas dan menyisipkan kertas itu di antara batu-batu tembok itu. Sementara mereka berdoa, mereka teringat bagaimana kuasa Tuhan memenuhi Bait Allah itu setelah bangunan itu selesai dibangun oleh Salomo. "Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan" (1Raja-Raja 8:10,11).

Tetapi Bait Allah Salomo yang luar biasa ini bertahan kurang dari empat ratus tahun. Bait Allah itu dibakar pada tahun 587 s.M. oleh Nebuzaradan - jenderal Raja Nebukadnezar - sebelas tahun setelah Raja Yoyakim ditawan ke Babel.

Bait Allah ini dibangun lagi pada tahun 516 s.M. dan terkenal sebagai Bait Allah Zerubabel. Berdasarkan alasan ini, orang akan berpikir bahwa Bait Allah Herodes merupakan Bait Allah yang ketiga. Tetapi orang-orang Yahudi bersikeras mengatakan bahwa Raja Herodes hanya membangun kembali dan memperbesar Bait Allah Zerubabel, dan bahwa Bait Allah yang dibangun oleh Zerubabel inilah yang terakhir dan merupakan Bait Allah yang kedua!

Tetapi untuk sementara marilah kita melupakan Bait Allah dan masuk ke dalam Mesjid AI Aqsa. Di dalamnya, kita bertemu dengan orang-orang Kristen, Islam dan Yahudi, karena kelompok-kelompok ini bersumber dari tempat itu. Hal yang pertama-tama menarik perhatian kita ialah karang gundul yang besar dengan sebuah lubang menembus di pusatnya. Orang mengatakan bahwa di atas karang ini - Moria - Abraham hendak mengorbankan anaknya Isak. Orang-orang Islam juga bersikeras menyatakan bahwa selama beberapa waktu Tabut Perjanjian pernah disimpan di situ, dan bahwa di atas batu inilah Muhammad menaiki kuda Bouraq dan mengadakan "Perjalanan Malam" ke surga. Menurut legenda Islam, kuda ini mempunyai sayap elang, berkepala manusia, dan bersuara manusia.

Bagi orang-orang Kristen, seluruh daerah itu penting, karena Yesus sering mendatangi Bait Allah itu dan mengajar di sana. Juga ketika orang-orang hendak merajam Dia, "Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah" (Yohanes 8:59).

Tetapi kenyataan bahwa tempat ini sekarang adalah sebuah mesjid dan bukan sebuah gereja atau sebuah Bait Allah, memaksa kita untuk mempelajari lagi sejarah. Sampai saat Yerusalem jatuh ke tangan orang Islam, seluruh daerah Bait Allah itu masih sunyi. Setelah Yerusalem jatuh, Sophronius, bapa leluhur masyarakat Yahudi yang mewakili penduduk Yerusalem, bertemu dengan jenderal yang menduduki kota, yaitu Kalifah Umar, di Bukit Zaitun untuk membicarakan syarat-syarat pendudukan.

"Sungguh, saya jamin," kata Umar, "keselamatan sepenuhnya dari kehidupan kalian, harta benda dan gereja-gereja kalian, tidak akan dihancurkan atau diduduki oleh orang Islam." Setelah mendapatkan janji ini, ia berpakaian rombeng dan mengikuti Sophronius kembali ke Yerusalem. Tak berapa lama kemudian tiba saatnya bagi orang Islam untuk berdoa. Sophronius membawa dia ke Gereja Holy Sepulcher, tetapi Umar menolak untuk berdoa di sana.

"Jika saya berdoa di dalam gereja, kalian akan kehilangan gereja itu," ia berkata. "Umat Islam akan mengambil alih gereja ini dari tangan kalian, dan mereka berkata 'Umar berdoa di sini' ". Dan tentu saja hal ini benar, karena Umar adalah kalifah Islam kedua, setelah kalifah pertama Abu Bakar, ayah mertua Muhammad!

Sophronius membawanya ke pelbagai gereja tetapi Umar tidak berbuat apa-apa. Akhirnya, Sophronius membawa Umar ke tempat bekas bangunan Bait Allah dan menunjukkan kepadanya tempat batu karang yang dikenal sebagai Moria. Karena kegembiraannya, Umar membersihkan beberapa tumpukan kotoran binatang dengan kedua tangannya. Setelah batu karang itu dibersihkan oleh para pekerja, ia mendirikan sebuah mesjid dari kayu di atasnya.

Yerusalem kemudian menjadi kota Islam dan namanya diubah menjadi El- Kuds (kudus). El-Kuds dianggap menjadi kota suci yang ketiga bagi orang Islam, Mekah adalah kota suci pertama dan Medina yang kedua. Selama satu generasi bangunan mesjid dari kayu yang didirikan Umar itu rupa-rupanya memuaskan orang banyak. Tetapi pada tahun 687 Mekah jatuh ke tangan musuh, yaitu Abdul Malik, kalifah Damaskus, yang memutuskan untuk menjadikan El-Kuds ibu kotanya. Karena keputusan ini ia memerintahkan untuk membangun Mesjid Al Aqsa.

Pada waktu itu tak ada seorang pun arsitektur Arab yang dapat memenuhi keinginannya, dan sama seperti Salomo yang mempekerjakan orang luar untuk menolong membangunkan Bait Allah yang pertama, kalifah ini mempekerjakan orang-orang Siria yang telah dipengaruhi kebudayaan Yunani. Orang-orang ini menghasilkan suatu karya agung. Dan sekarang Mesjid Al Aqsa ini merupakan model arsitektur sejenis itu yang terbaik yang masih ada. Bangunan ini telah diperbaiki secara hati-hati dari waktu ke waktu, dan dalam perbaikan ini kita dapat melihat bukti sejarah dan sifat manusia!

Dengan harapan untuk menambah kebesaran bagi namanya, seorang penipu menulis dengan huruf-huruf besar di sebelah atap pintu yang melengkung: "Qubbat ini dibangun oleh hamba Allah, Abdullah al-Imam, Pangeran orang percaya, al-Ma'moon, pada tahun 72 Hijrah, semoga Allah menerima dia dan berkenan kepadanya. Amin." Tulisan itu ditulis dalam huruf Arab di atas nama pendiri sebenarnya yang telah dihapus yaitu Abdul Malik. Yang aneh ialah bahwa penipu itu tidak mengubah tanggalnya, jadi kemunafikannya jelas terlihat. "H" berarti "Hijrah" - yaitu pelarian Muhammad dari Mekah ke Medina. Pelarian ini terjadi pada tanggal 16 Juli tahun 622. Tahun pertama dalam kalender Islam mulai pada tanggal 1 Juli tahun itu.

Orang-orang Islam menyatakan bahwa di dalam mesjid ini ada sebuah peti emas yang berisi dua helai bulu janggut Muhammad. Apakah hal itu benar atau tidak, Mekah tetap merupakan kota nomor satu dalam dunia Islam dan Yerusalem hanyalah kota nomor tiga. Kota nomor dua ialah Medina.

Semasa Perang Salib ketika Yerusalem diduduki oleh para prajurit yang ikut dalam perang itu, Mesjid Al Aqsa dipakai sebagai gereja Kristen. Sebuah salib dipasang di atas puncak kubahnya dan batu karang yang besar ditutupi dengan marmar dan dipagari. Pagar ini perlu sebab para peziarah Kristen sering kali mengambil kepingan-kepingan batu karang itu untuk kenang-kenangan. Menurut cerita, potongan-potongan karang ini dapat ditukar dengan emas.

Salib itu tetap ada di atas kubah itu sampai hampir seabad lamanya, karena Yerusalem pada tahun 1187 diduduki kembali oleh Saladin. Sekarang Mesjid Al Aqsa berada di bawah kekuasaan Israel. Walaupun demikian mesjid ini masih dipakai oleh orang-orang Islam dan sering kali mereka tidak mengizinkan para turis memasukinya. Mesjid Al Aqsa tetap merupakan sebuah bangunan yang paling menarik di dunia. Bangunan ini dipenuhi dengan misteri, riwayat menarik dan bahkan tipu muslihat; dan untuk melacak semua cerita-cerita yang dihubungkan dengan mesjid ini akan diperlukan jangka waktu yang sangat lama dan banyak orang akan mengangkat bahu dan tersenyum.
 
1.   Kota Suci

"Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku; biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika Aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!" (Mazmur 137:5-6 TB)

Beginitulah doa pemazmur sekian abad yang lalu. Memang dapat dipahami bahwa Yerusalem terukir dalam hati setiap orang Yahudi secara istimewa. Sebab konon di Bukit Moria, di kota inilah, Abraham mengorbankan Ishak, anaknya. Sebab kota inilah ditetapkan oleh Raja Daud sebagai ibukota negaranya. Sebab di kota inilah Raja Salomo membangun Bait Suci, kediaman Allah. Kota Yerusalem amat bernilai pula bagi umat Kristen. Sebab disinilah Yesus pernah mengajar, disengsarakan, wafat di salib dan bangkit, sambil menggenapkan karya penebussan dunia. Untuk umat Islam, Yerusalem adalah tempat naiknya (miraj) Nabi Muhammad ke surga. Inilah kota tersuci ketiga bagi umat Islam sesudah Mekkah dan Medinah. Selain itu Yerusalem menjadi tempat inspirasi bagi banyak nabi, seniman, penyair dan ilmuwan. Kini Yerusalem menjadi pusat budaya, tempat banyak museum, galeri seni, teater dan universitas. Yerusalem masa kini adalah kota yang amat moderen. Namanya yang indah searti dengan Kota Damai.

2. Sejarah Singkat Yerusalem

Demi orientasi pembaca, di bawah ini disajikan sejumlah data historis sehubungan dengan kota Yerusalem. Para penduduk pertama kota ini (dulu namanya Ur-salem), yaitu kaum Yebus, tinggal di bukit di sebelah selatan Bait Suci; tempat itu bernama Ofel. Pada tahun 1000 SM, kota mereka ditaklukkan oleh Raja Daud. Di Bukit Muria yang dibelinya dari kaum Yebus, Daud mendirikan sebuah mezbah bagi Allah, lalu memindahkan Tabut Perjanjian ke sana. Salomo, anak Daud, juga memilih Bukit Moria sebagai tempat Bait Suci I yang didirikannya pada tahun 950 SM. Sesudah mangkatnya Salomo, kerajaan kesatuan yang berhasil didirikan oleh Daud, pecah menjadi Kerajaan Israel (di sebelah utara) dan Kerajaan Yehuda (di sebelah selatan). Pada tahun 722 SM, Kerajaan Israel yang di utara itu segera ditaklukkan oleh Asyur dan dijadikan salah satu propinsinya.

Kerajaan Yehuda bertahan sampai tahun 587, ketika Nebukadnezar, raja Babel, merebut Yerusalem, merampas kota itu, menghancurkan Bait Suci serta membawa ribuan orang Yahudi ke pembuangan. Pembuangan itu berlangsung selama 50 tahun saja. Koresy, raja Persia, yang mengalahkan Babel pada tahun 538 mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke negerinya untuk membangun kembali Bait Suci serta tembok-tembok Yerusalem. Para buangan itu dipimpin oleh Zerubabel, Nehemia dan Ezra. Mereka berhasil membangun kembali Baitu Suci pada tahun 515, sedangkan tembok kota Yerusalem - pada tahun 446 SM. Para penguasa Persia yang menjajah mereka pada waktu itu ternyata cukup toleran. Tetapi situasi ini berubah setelah bangsa Yahudi mulai dijajah oleh bangsa Yunani akibat kemenangan-kemenangan cemerlang Aleksander Agung dan tentaranya (tahun 333 SM). Sayangnya, beberapa penguasa Yunani itu memaksakan budayanya dan berusaha sekuat tenaga supaya agama Yahudi hilang dari permukaan bumi.

Pemberontakan melawan mereka timbul setelah Raja Antiokhus Epifanes IV menyatakan diriinya dewa dan menyuruh orang-orang Yahudi menyembahnya. Pemberontakan yang dikenal sebagai Revolusi Para Makabe itu menghasilkan semacam independensi bangsa Yahudi. Para penguasa Yunani diusir dari Yerusalem pada tahun 164 SM, sedangkan kuasa mereka beralih ke tangan tokoh-tokoh Yahudi dari dinasti Hasmonides. Tetapi kemerdekaan bangsa Yahudi berakhir setelah Jenderal Pompeius mengepung dan menaklukkan Yerusalem pada tahun 63 SM. Raja Herodes Agung I yang pandai menjilat penguasa baru dari Roma itu, diangkat menjadi raja Yahudi pada tahun 37SM. Pada akhir pemerintahannya lahirlah Yesus. Walaupun dibenci oleh rakyatnya, Herodes sangat berjasa sebagai bapak pembangunan. Salah satu karyanya yang megah ialah perluasan Bait Suci. Pada tahun 70, akibat berbagai pemberontakan Yahudi, tentara Roma menghancurkan Yerusalem, termasuk Bait Suci.

Pemberontakan selanjutnya dipimpin pada tahun 132-135 oleh Bar-Kokhba yang gagah berani. Namun akibat pemberontakan itu Kaisar Hadrianus membumiratakan Yerusalem dan melarang orang-orang Yahudi tinggal di kota itu untuk selama-lamanya. Di atas reruntuhan kota Yerusalem didirikan kota baru yang sepenuhnya kafir dan diberi nama Aelia Capitolina. Sejak itu Tanah Suci diberi nama Palestina (dari kata Filistin yang sulit dilafalkan oleh orang Roma). Pada awal abad IV Kaisar Konstantinus menjadi Kristen. Sejak itu Tanah Suci, khususnya Yerusalem mulai diperhatikan secara khusus. Mula-mula oleh Helena, ibunda sang Kaisar. Ia mengunjungi Tanah Suci pada tahun 326 dan mendukung pembangunan Basilika Makam Suci dan Basilika Bukit Zaitun. Pada tahun 614, Palestina, yang sejak abad IV berada di bawah kuasa Bizantium, diserang oleh tentara Persia di bawah pimpinan Khosroes II. Tentara itu menghancurkan hampir semua tempat suci Kristen dan membunuh banyak orang Kristen. Keadaan Yerusalem pulih kembali setelah Bizantium, pada tahun 629, merebut kembali Tanah Suci dari tangan Persia. Namun begitu mulai dibangun kembali, Tanah Suci diserang lagi, kali ini oleh Kalif Omar yang berhasil memasuki Yerusalem pada tahun 637. Para penduduk kota Yerusalem menyerah sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati sebelumnya. Omar adalah penguasa yang toleran dan para penggantinya berusaha mempertahankan sikap itu, sehingga Tanah Suci mulai lagi diziarahi umat Kristen dari berbagai penjuru dunia. Tempat-tempat Suci yang hancur atau rusak, dibangun kembali. Tetapi Tanah Suci semakin banyak dihuni orang-orang Arab beragama Islam yang lama kelamaan semakin memusuhi umat Kristen. Pada waktu pemerintahan Abdul Al Malik (685-705), di Yerusalem didirikan Masjid Qubbet As-Sakhra (=Kubah Cadas) dan Masjid Al-Aksa. Pada waktu pemerintahan Al-Hakim (996-1021), umat Kristen di Yerusalem mulai dianiaya. Basilika Makam Suci dihancurkan. Aniaya yang amat mengerikan terhadap umat Kristen berakhir baru pada tahun 1021 ersamaan dengan meninggalnya Al-Hakim. Pada tahun 1070, Yerusalem dikuasai oleh dinasti Seljuk dari Turki. Pemberontakan para penduduk Yerusalem terhadap penguasa Turki berakhir dengan pembantaian. Pada tahun 1099 datanglah tentara Perang Salib dari Eropa untuk membebaskan tempat-tempat suci Kristen dari tangan Islam. Mereka merebut Yerusalem, membunuh para penduduk beragama non-Kristen, mengubah semua Masjid menjadi gereja, dan langsung mulai membangun kembali Basilika Makam Suci. Sejak itu Yerusalem menjadi kota bebagai gereja dan biara hingga tahun 1187, ketika Saladin, panglima tentara Islam, merebut Yerusalem lagi. Ia langsung memerintahkan diadakannya renovasi Masjid Al-Aksa dan membersihkan kota Yerusalem dari unsur-unsur Kristen. Dalam tahun 1229-1244 Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yerusalem. Sejak tahun 1250 Yerusalem dikuasai oleh dinasti Mameluk (Arab). Mulai dari tahun 1516, Yerusalem berada di bawah kuasa dinasti Ottoman yang beragama Islam.

Wangsa itu sesungguhnya meliputi suku-suku Turki nomadik, dan pendirinya ialah Osman. Dalam tahap awalnya, dinasti ini mendukung pembangunan Yerusalem, tetapi di kemudian hari para penguasanya sama sekali tidak peduli akan Palestina.

Keadaan Yerusalem semakin memprihatinkan. Pada pertengahan abad XIX jumlah penduduknya mencapai 11 ribu orang saja. Tetapi pada abad itu juga pengaruh Kristen di Yerusalem semakin terasa. Sejak tahun 1881 cukup banyak perantau Yahudi mulai kembali ke Tanah Suci. Sehabis Perang Dunia II, Yerusalem menjadi ibukota Protektorat Palestina di bawah kuasa Inggris. Pada tahun 1947, PBB memerintahkan Yerusalem dijadikan zona Internasional, tetapi keputusan itu tidak pernah diwujudkan. Pada tahun 1948-1949, selama perang Israel-Arab, Yerusalem hancur, dan sesudahnya dijadikan dua bagian : Israel dan Yordania. Yordania mendapat Kota Lama dan hampir semua tempat suci, termasuk Qubbet As-Sakhra, Masjid Al Aksa serta Basilika Makam Suci. Di tengah kota Yerusalem didirikan tembok pemisah yang memisahkan para penduduk kota itu selama 19 tahun. Pada tanggal 5 Juni 1967, sesudah artileri Yordania menembaki bagian Yerusalem yang dihuni oleh orang-orang Yahudi, pecahlah perang baru. Dalam 48 jam orang-orang Yahudi mencaplok Kota Lama Yerusalem, menghancurkan tembok pemisah, lalu mulai membangun semua obyek yang sempat dihancurkan oleh Yordania di wilayah Kota Lama. Sejak itu orang-orang Yahudi boleh kembali ke Tembok Ratapan sesudah 2 ribu tahun menanti-nanti saatnya untuk dapat meraba dan menciumnya dengan hormat. Selama 2 ribu tahun itulah orang-orang Yahudi biasa berkata-kata : "Tahun depan di Yerusalem !" , dan harapan untuk kembali ke Sion akhirnya menjadi kenyataan.

3. Gerbang-gerbang Kota

Yerusalem sekarang dihuni oleh kurang lebih 500 ribu orang dan terbagi atas Kota Lama dan Kota Baru. Di Kota Lama terdapat delapan pintu gerbang megah. Yang terbesar dan yang dianggap terindah ialah Gerbang Damaskus, di sebelah utara Kota Lama, karya Sulaiman pada tahun 1542. Ia mendirikannya di atas fundamen gerbang terdahulu, dari zaman Roma. Inilah gerbang yang paling ramai dilewati pada masa kini. Gerbang Baru, di sebelah utara, dibuka pada tahun 1887 sebagai sarana penghubung antara bagian Kristen dan lembaga-lembaga Katholik di luar tembok kota. Gerbang Jaffa membuka jalan ke arah pelabuhan Jaffa. Gerbang Sion, di sebelah selatan, menghubungkan bagian Armenia dengan Gunung Sion, di mana terletak Ruangan Perjamuan Terakhir. Gerbang Sampah terletak dekat Tembok Ratapan. Di bawahnya mengalir air buangan menuju Lembah Kidron. Gerbang Emas mengarah ke halaman Bait Suci dari sebelah timur; nama lainnya : Gerbang Belaskasih. Menurut tradisi yang dikenal sejak abad VII, Yesus bersama para rasulnya memasuki Yerusalem dengan meriah melalui gerbang ini. Peristiwa tersebut diperingatkan kini sebagai Minggu Palem. Di dekat gerbang ini (yang dahulunya bernama Pintu Indah) Rasul Petrus menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir (Kis 3). Gerbang Emas ditutup sejak masa pemerintahan Saladin (abad XII). Menurut tradisi Yahudi, Mesias kelak akan memasuki Yerusalem lewat gerbang ini. Hal ini didasarkan pada nubuat yang tercatat dalam kitab Yeremia. Bunyinya begini : "Kemudian laki-laki itu menuntun aku ke gerbang luar di sebelah timur lingkungan Rumah Tuhan. Gerbang itu tertutup. Tuhan berkata kepadaku, Gerbang ini harus tetap tertutup dan tak boleh dibuka. Tak seorang pun boleh memasukinya, sebab Aku, Tuhan Allah Israel, telah masuk ke RumahKu melalui gerbang ini. Jadi gerbang ini harus tetap tertutup. (Yer 44:1-3). Gerbang Singa ada di sebelah timur Kota Lama.

Namanya mengacu kepada ukiran singa pada temboknya. Tetapi gerbang ini bernama lain pula, yaitu Gerbang St. Stefanus yang dibunuh di dekatnya. Gerbang terakhir, di sebelah utara, bernama Gerbang Herodes, karena secara salah dikaitkan dengan Istana Herodes Agung; namanya yang lain : Gerbang Bunga. Gerbang ini pernah ditutup sampai tahun 1875.
 
* Mazmur 135:21
LAI TB, Terpujilah TUHAN dari Sion, Dia yang diam di Yerusalem! Haleluya!
KJV, Blessed be the LORD out of Zion, which dwelleth at Jerusalem. Praise ye the LORD.
Hebrew,
בָּרוּךְ יְהוָה ׀ מִצִּיֹּון שֹׁכֵן יְרוּשָׁלִָם הַלְלוּ־יָהּ׃
Translit, BARUKH YEHOVAH (dibaca: 'Adonay) MITSIYON SYOKHEN YERUSYALAM HALELUYAH

I. Pengantar dan gambaran umum

Yerusalem (Ibrani, יְרוּשָׁלַם - YERUSYALAM atau יְרוּשְׁלֵם - YERUSYELEM) adalah salah satu kota termasyhur di dunia. Dengan nama Yerusalem, kota itu sudah berdiri paling sedikit sejak milenium 3 sM. Dewasa ini Yerusalem dipandang kota suci oleh penganut tiga agama monoteis, yaitu agama Yahudi, Kristen dan Islam. Yerusalem menjulang tinggi di punggung bukit pegunungan Yehuda, kr 50 km dari Laut Tengah dan kr 30 km sebelah barat ujung utara Laut Mati. Pertapakan kota itu tidak begitu datar, dan agak tajam menurun ke arah tenggara. sebelah timur terdapat bukit Zaitun. Kecuali dari utara jalan masuk ke kota Yerusalem terhalang dari semua arah oleh tiga jurang yg dalam, yg bertemu di lembah Siloam, dekat mata air Bir Eyub, di tenggara kota itu. Di sebelah timur adalah lembah Kidron; di sebelah barat yg disebut sekarang Wadi al-Rababi, dan barangkali harus disamakan dengan lembah Hinom. Lembah ketiga membelah dua kota itu sebelum menurun ke selatan dan sedikit ke timur, yg kemudian bersatu dengan kedua lembah tadi. Lembah terakhir tidak disebut dalam Alkitab (walaupun 'Lumpang' [Zef 1:11], mungkin adalah nama dari sebagian daerah itu); jadi biasanya itu disebut lembah Tiropuon, artinya lembah dari pembuat keju, menurut Yosefus.

Bukit-bukit yg menjulang di kiri kanan lembah Tiropuon dan juga kota itu dapat langsung dibagi dua, yaitu bagian barat dan timur. Tanpa menghiraukan bukit-bukit yg agak rendah, kedua bagian ini dapat lagi dibagi menjadi bukit-bukit utara dan selatan. Untuk mengetahui perkembangan Yerusalem (lihat IV), adalah baik sekali meneliti perincian-perincian berikut. Berbicara tentang tingginya bukit-bukit atau dalamnya lembah-lembah itu, haruslah disadari bahwa selama berabad-abad telah mengalami perubahan-perubahan mencolok. Hal ini tak terelakkan oleh setiap kota yg berabad-abad terus dihuni, apalagi yg secara berkala ditimpa bencana alam. Timbunan puing-puing dan reruntuhan yg berlapis-lapis, menggunung di beberapa bagian Yerusalem dan tingginya lebih 30 m. Dalam ihwal Yerusalem terkait juga faktor lain, yaitu usaha-usaha terencana pada waktu yg berbeda-beda untuk menutup jurang dan meratakan bukit-bukitnya.

Penyediaan air minum tetap merupakan masalah. Disamping sumber air Bir Eyub dan mata air yg sudah disebut di atas, sumber air lainnya hanyalah Mata Air Anak Dara, yg dihubungkan dengan kolam Siloam (Yohanes 9:7) melalui saluran. Memang ada waduk air lainnya seperti Betsaida (PB) dan kini Waduk Mamilla, tapi semuanya mengandalkan air hujan atau air yg disalurkan kepadanya. Mungkin sekali bahwa Bir Eyub dan Mata Air Anak Dara secara berurutan adalah En-Rogel dan Gihon dalam Alkitab. Bir Eyub terletak di sebelah tenggara Yerusalem, pada titik temu ketiga jurang seperti disebut di atas. Mata Air Anak Dara dekat di sebelah utara Bir Eyub, di timur dan sedikit ke sebelah selatan tempat Bait Suci. Dengan demikian jelas bahwa hanya bagian tenggara Yerusalem yg mempunyai persediaan air minum yg dapat dipercaya. Lih A Mazar, 'The Aqueducts of Jerusalem,' dalam Y Yadin, Jerusalem Revealed, hlm 79-84.

II. Nama

Arti nama kota itu tidaklah pasti. Kata Ibraninya dalam PL biasanya adalah yerusyalaim tapi bentuk ini tidak biasa, karena bh Ibrani tidak mempunyai dua huruf hidup berurutan. Dalam bh Ibrani selanjutnya keganjilan ini diatasi dengan menyisipkan huruf 'y', sehingga menjadi yerusyalayim. Bentuk ini memang beberapa kali muncul dalam PL, ump Yer 26:18. Barangkali sebaiknyalah ini dimengerti sebagai bentuk jamak (sebab akhiran -ayim berarti rangkap dua), dan memandang kota itu seolah-olah dua bagian. (Begitu juga nama Ibrani untuk 'Mesir', yaitu mitsrayim, juga bentuk jamak.) Tapi hampir pasti bahwa bentuk asli kata itu dalam bh Ibrani ialah yerusyalem; ini terbukti dari kependekan syalem dalam Mzm 76:2, dan bentuk Aram dari nama itu: yerusylem, seperti dalam Ezr 5:14, dst.

Nama Yerusalem berasal dari zaman pra-Israel, dan muncul dalam Naskah-naskah Kutuk Mesir (abad 19-18 sM, bentuknya Rushalimum) dan dalam naskah-naskah Asyur yg kemudian (bentuknya Urusalim atau Urisalimmu). Nama itu juga terdapat dalam Arsip Ebla, lk 2500 sM. Biasanya bagian pertama nama itu dianggap berarti 'dasar'. Bagian kedua (walaupun seakar dgn kata Ibrani untuk 'damai') mungkin sekali mengacu kepada dewa Kanaan, Syalem. Jadi besar kemungkinan arti asli nama itu adalah 'Fondasi Syalem'. Tapi dalam perjalanan waktu bagian kedua dihubungkan dengan 'damai' (Ibrani syalom) dalam pikiran orang Yahudi (bnd Ibr 7:2).

Dalam bh Yunani PB nama itu dialihaksarakan dengan dua cara yg berbeda, yaitu Hierosoluma (seperti dlm Mat 2:1) dan Hierousalem (seperti dlm Mat 23:37). Jelas yg terakhir merupakan pendekatan kepada pelafalan Ibrani dan kebetulan merupakan bukti tambahan bagi 'e' sebagai huruf hidup akhir yg asli dalam bh Ibrani. Yg pertama sengaja di-Helenisasi-kan, untuk membentuk kata yg berbunyi seperti kata Yunani. Bagian pertama kata itu langsung mengingatkan orang akan kata Yunani hieros, artinya 'kudus', dan barangkali seluruh kata itu diterima hendak memberi pengertian ump 'Salem yg kudus'. Dalam LXX hanya ada bentuk Hierousalem, dan para penulis Yunani kuno menamai Hierosoluma (ump Polibius; demikian juga dlm bh Latin, ump Plinius).

Dalam Yes 52:1 Yerusalem disebut'kota yg kudus', dan sampai hari ini sebutan ini sering diterima dalam arti demikian. Ungkapan Ibrani ialah 'Ir hag-qodesy, harfiah'kota suci' (atau 'kota yg kudus'). Mungkin alasannya ialah karena di Yerusalem terdapat Bait Suci, dan di situlah Allah sudi menjumpai umat-Nya. Karena itu kata qodesy mempunyai arti 'tempat suci' selain 'kesucian'. Maka bagi Yudaisme, Yerusalem adalah kota suci yg tiada duanya. Adalah wajar bila Paulus dan Yohanes melihat Yerusalem dunia ini jauh dari sempurna, karena membandingkannya dengan tempat tinggal Allah dalam kekudusan sejati, sebagai 'Yerusalem sorgawi' (Gal 4:26) atau 'Yerusalem yg baru' (Why 21:2).

Mengenai nama-nama lain yg dimiliki kota itu, lih III, di bawah.

III. Sejarah

Bekas-bekas permukiman prasejarah di Yerusalem telah ditemukan, tapi sejarahnya yg paling awal tak dapat ditelusuri. Yerusalem disebut dalam Naskah-naskah Kutuk dari Mesir lk 2000 sM, dan dalam Surat-surat el-Amarna yg melaporkan Yerusalem diperintah oleh raja bernama Abd Khiba di bawah kekuasaan tertinggi Mesir; barangkali pada waktu itu Yerusalem tidak lebih dari suatu benteng di pegunungan.

Rujukan dalam Pentateukh pada kota ini mungkin adalah Salem (Kej 14:18) dan gunung di 'tanah Moria' pada Kej 22:2. Menurut tradisi paling dini, G Moria kemudian dijadikan pertapakan Bait Suci, tapi tak ada bukti yg mendukungnya. Mengenai Salem, hampir pasti adalah sama dengan Yerusalem, bnd Mzm 76:2. Jadi pada masa itu Yerusalem diperintah oleh raja Melkisedek, yg juga adalah imam dari Allah Yg Mahatinggi ('el 'elyon).

Waktu bangsa Israel memasuki Kanaan, mereka mendapati Yerusalem di bawah kekuasaan bangsa Sem pribumi, rumpun Yebus, diperintah oleh raja bernama Adoni-Zedek. Raja ini mengadakan persekutuan melawan Yosua, yg mengalahkan mereka secara mutlak. Tapi Yosua tidak menduduki Yerusalem, tentu karena kota itu kuat secara alami. Yerusalem tetap dalam kekuasaan orang Yebus. Membandingkan Hak 1:8 dengan Hak 1:21 nampaklah bahwa Yehuda merebut wilayah bagian luar tembok Yerusalem, dan yg menduduki wilayah luar itu ialah suku Benyamin, yg hidup damai dengan orang Yebus, yg tinggal di dalam kota.

Selang beberapa kurun waktu kemudian Daud menjadi raja. Ibu kotanya yg pertama ialah Hebron, tapi segera ia menyadari pentingnya peranan Yerusalem dan menaklukkannya. Tindakan ini bukanlah melulu kebijakan taktik, tapi juga merupakan kebijakan diplomatik. Sebab dengan menduduki Yerusalem yg terletak di perbatasan wilayah Benyamin dan Yehuda, akan mengurangi kecemburuan antar kedua suku itu. Orang Yebus yakin aman dikelilingi tembok-tembok benteng mereka. Tapi tentara Daud menyerbu melalui jalan masuk yg tak diduga-duga dan menaklukkan Yerusalem (2 Sam 5:6-8). Di sini muncul nama ketiga, yaitu 'Sion'. Mungkin inilah nama bukit pertapakan kubu pertahanan itu. Tapi Vincent berpendapat lain -- mengatakan bahwa nama Sion mulanya dipakai untuk bangunan kubu pertahanan, bukan untuk bukit pertapakan kubu itu.

Sesudah merebut Yerusalem, Daud memperkuat kubu pertahanan kota itu dan membangun istana bagi dirinya. Ia menempatkan tabut perjanjian ke ibu kota yg baru itu. Raja Salomo melanjutkan pembangunan kubu pertahanan, tapi karyanya yg terbesar ialah pembangunan Bait Suci. Sepeninggal Salomo yg disusuli terbagi duanya kerajaan, kemegahan Yerusalem menurun sebab sekarang hanya menjadi ibu kota Yehuda saja. Baru memasuki thn ke-5 pemerintahan Rehabeam, raja penerus Salomo, peralatan Bait Suci dan istana raja dijarah oleh tentara Mesir (1 Raj 14:25 dab). Kemudian orang Filistin dan Arab menjarah lagi barang-barang istana pada pemerintahan Yoram. Pada pemerintahan Amazia timbul pertentangan dengan Yoas, raja kerajaan Utara, yg mengakibatkan sebagian tembok kota diruntuhkan, barang-barang Bait Suci dan istana kembali dirampok. Raja Uzia membangun kembali benteng pertahanan yg diruntuhkan itu, sehingga kemudian raja Ahas mampu mematahkan serangan terpadu. tentara Siria dan Israel. Segera sesudah peristiwa ini kerajaan Utara jatuh ke dalam kekuasaan Asyur. Hizkia, raja Yehuda, mempunyai alasan takut kepada Asyur, tapi Yerusalem luput oleh perlindungan Tuhan. Dalam keadaan terkepung, ia membangun saluran untuk memenuhi persediaan air.

Nebukadnezar, raja Babel, menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci thn 587 sM. Pada akhir abad itu orang Yahudi -- telah berada di bawah pemerintahan Persia -- diizinkan pulang ke negeri dan kota mereka dan membangun Bait Suci, tapi tembok-tembok Yerusalem tetap dalam keadaan hancur, sampai dibangun kembali oleh Nehemia pada pertengahan abad 5 sM. Pada akhir abad 4 Iskandar Agung menyingkirkan Persia sebagai penguasa. Sesudah Iskandar Agung meninggal, penerusnya -- jenderal Ptolemeus, pendiri wangsa Ptolemeus di Mesir, memasuki Yerusalem dan menjadikannya wilayah kerajaannya. Pada thn 198 sM Palestina jatuh ke dalam kekuasaan Antiokhus III, raja Siria keturunan Seleukus. Kr 30 thn kemudian Antiokhus IV memasuki Yerusalem, memusnahkan tembok-temboknya seraya menjarah dan menajiskan Bait Suci. Ia menempatkan tentara Siria di atas bukit Akra untuk menguasai Yerusalem.

Yudas Makabe memimpin orang Yahudi memberontak, dan thn 165 sM Bait Suci ditahbiskan kembali. Akhirnya ia dan para penerusnya berhasil merebut kemerdekaan bagi Yudea. Golongan Hasmonean memerintah Yerusalem yg merdeka sampai pertengahan abad 1 sM, tatkala kerajaan Roma campur tangan. Jenderal jenderal Romawi merebut Yerusalem dengan kekerasan pada thn 63 dan 54. Kemudian tentara Partia menjarah Yerusalem pada thn 40; dan 3 thn kemudian Herodes Agung harus berperang untuk memasuki dan menguasai kota itu. Mula-mula ia memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat serbuan-serbuan tersebut. Lalu ia memulai pembangunan besar-besaran dan mendirikan beberapa menara strategis. Pekerjaannya yg paling termasyhur ialah pembangunan Bait Suci yg baru, yg jauh lebih besar dan agung kendati bangunan itu tidak selesai pada masa hidupnya. Salah satu menara strategis itu ialah benteng Antonia, dari mana daerah sekitar Bait Suci dapat diawasi (itulah tempat tentara Roma yg bersedia menolong Paulus, Kis 21:34).

Pemberontakan orang Yahudi menentang orang Roma pada thn 66 M tak mungkin berarti lain kecuali sia-sia. Pada thn 70 M Titus, panglima Romawi, secara sistematis memasuki Yerusalem dengan kekerasan, menghancurkan benteng-benteng pertahanan dan Bait Suci. Tapi ia membiarkan tiga menara tegak berdiri; satu di antaranya ialah menara Fasael, masih ada, digabung menjadi satu dengan yg disebut 'Menara Daud'. Tapi kemusnahan berikutnya menyusul; pemberontakan yg terjadi thn 132 M mendampakkan pembangunan Yerusalem kembali (dgn ukuran yg jauh lebih kecil) sebagai kota bangsa kafir, yg dipersembahkan kepada dewa Yupiter Kapitolinus, ke mana seorang Yahudi pun tak boleh masuk. Kota kafir ini adalah karya Kaisar Hadrianus; kota baru itu ia namai Aelia Kapitolina (nama itu, kemudian masuk bahkan ke dlm bh Arab, yaitu kata Iliya). Baru pada pemerintahan Kaisar Konstantin (awal abad 4) orang Yahudi diperbolehkan memasuki kota itu. Sejak pemerintahannya Yerusalem berubah dari kota kafir menjadi kota Kristen. Banyak gereja dan biara dibangun, dan yg paling utama ialah Gereja Kuburan Suci.

Sesudah abad 2 Yerusalem mengalami banyak peristiwa. Penakluknya berganti-ganti: orang Persia, orang Arab, orang Turki, orang Eropa (Perang Salib), orang Inggris dan orang Israel. Perkembangan paling penting dalam wilayah Kota Lama (tanpa menyebut kota satelit modern) sebagian merupakan karya orang Islam pertama, sebagian karya orang Turki dan khususnya Sultan Suleiman Agung, yg pada thn 1542 membangun kembali tembok-tembok kota seperti yg masih terlihat masa kini. Orang Israel menamai kota itu dengan nama kunonya yerusyalayim; dalam bh Arab dipakai al-Quds (al-Sharif), 'Tempat Kudus (yg agung)'.

IV. Perkembangan kota dan luasnya

Tentang sejarah perkembangan fisik Yerusalem masih diragukan. Sebagian disebabkan malapetaka dan kehancuran periodik, yg mengakibatkan timbunan reruntuhan menjadi berlapis-lapis selama berabad-abad. Faktor-faktor ini menimbulkan kesukaran di mana-mana, tapi para arkeolog sering sanggup mengatasi bagian terbesar kesukaran itu. Kesukaran khusus mengenai Yerusalem ialah bahwa kota itu terus-menerus dihuni sejak dahulu dan terus demikian sampai sekarang, sehingga penggalian seolah mustahil. Di Yerusalem para arkeolog peneliti terpaksa menggali di mana bisa dilakukan penggalian, bukan di mana mereka anggap tepat dilakukan penggalian. Di pihak lain, berlimpah tradisi Kristen, Yahudi dan Islam; tapi data itu sukar dievaluasi. Karena itu ketidakpastian dan silang pendapat tetap masalah. Kendati demikian pada abad yg lalu sudah dihasilkan banyak karya arkeolog yg sangat berharga dan bermanfaat untuk menyelesaikan beberapa masalah.

Alkitab tidak memberikan gambaran sistematis mengenai Yerusalem. Yg agak sistematis ialah laporan pembangunan kembali tembok Yerusalem oleh Nehemia. Dan untunglah ada banyak ay yg memberi semacam keterangan. Ay-ay itu harus dihubungkan yg satu dengan yg lain dan dicocokkan dengan acuan arkeologi. Gambaran tertua mengenai Yerusalem ialah karya Yosefus (BJ 5. 136-141); Yosefus memberikan latar belakang penaklukan Yerusalem langkah demi langkah oleh Titus dan tentara Romawi. Ini juga harus dicocokkan dengan acuan arkeologi.

Hasil analisis atas temuan galian-galian menyimpulkan bahwa kota paling awal berada di bukit tenggara. Sekarang daerah itu berada di luar tembok kota (tembok selatan dimundurkan ke utara pada abad 2 M). Perlu diingat bahwa nama Sion pernah diberikan kepada bukit yg di barat daya, tapi secara salah: Sion yg sebenarnya terletak di bukit timur.

Bangunan dari zaman pra-Yebus hanya ada sedikit yg tersisa, tapi boleh jadi bahwa suatu kota kecil berkembang di bukit tenggara dekat mata air Gihon di sebelah timur. Orang Yebus memperluas kota tapi sangat terbatas, berupa pembangunan teras-teras ke sebelah timur, sehingga tembok timur berada di bawah bukit dekat mata air itu. Teras-teras dan tembok timur ini nampaknya sering menuntut pemeliharaan dan perbaikan sampai dibinasakan oleh orang Babel pada permulaan abad 6 sM; pada saat itu juga tembok timur dimundurkan kembali ke bukit timur. Kini pendapat cenderung menganggap 'Milo' (mis 2 Sam 5:9; 1 Raj 9:15) berasal dari akar kata yg berarti 'mengisi', mengacu pada teras-teras tadi.

Dalam keadaan damai adalah biasa membangun rumah di luar tembok kota, dan permukiman baru ini menuntut tembok dan benteng baru. Kota Daud dan kota Salomo diperluas ke arah utara, Bait Suci dibangun di bukit timur laut. Istana raja mungkin terletak antara kota lama dan Bait Suci.

Daerah 'antara' itu mungkin adalah 'Ofel' dalam 2 Taw 27:3 (nama itu berarti 'bengkak', dipakai juga untuk bukit benteng kota-kota lain, mis Samaria, bnd 2 Raj 5:24); tapi beberapa ahli mengenakan nama itu pada seluruh bukit timur di sisi selatan Bait Suci. Kota orang Yebus, atau hanya bentengnya, disebut 'Sion' sewaktu ditaklukkan oleh Daud (arti nama 'Sion' tidak pasti, mungkin 'kering' atau 'tanjakan'). Sesudah penaklukan itulah kota itu disebut 'kota Daud' (bnd 2 Sam 5:6-10; 1 Raj 8:1). Nama Sion menjadi sama dengan Yerusalem seluruhnya.

Pada masa-masa makmur abad 8 Yerusalem berkembang pertama-tama ke arah bukit barat, daerah yg disebut 'perkampungan baru' atau Misyneh (2 Raj 22:14). Kemudian perkampungan ini dipagari dengan tembok, yg dibangun pada pemerintahan raja Hizkia (2 Taw 32:5) atau lebih kemudian lagi. Perluasan ini pasti meliputi bukit barat laut, tapi tidaklah pasti apakah mencakup bukit barat daya atau tidak. Para arkeolog Israel menganggapnya tercakup, jadi kolam Siloam pada kerajaan Hizkia terletak di dalam tembok kota; tapi K. M Kenyon tidak sependapat.

Tentara Nebukadnezar merebut Yerusalem thn 587 sM; kebanyakan bangunan dan tembok kota hancur dalam perang itu. Pada akhir abad itu Bait Suci dibangun kembali (lk 520 sM), dan penduduk Yerusalem kembali kecil jumlahnya. Tapi barulah pada pertengahan abad 5 pemerintah Persia mengizinkan Nehemia membangun kembali tembok-tembok Yerusalem.

Tentu ia memanfaatkan tembok lama sebanyak mungkin, tapi penggalian membuktikan ia tidak menjamah bukit barat, dan juga lereng timur bukit tenggara. Teras-teras bangunan orang Yebus yg sudah runtuh tak dapat diperbaiki lagi, dan Nehemia memundurkan tembok timur ke bukit timur.

Sayang, gambaran mengenai pembangunan kembali tembok itu menimbulkan banyak masalah. Ump, tidak jelas pintu-pintu gerbang mana yg berada di dalam tembok kota dan yg mana yg menuju ke Bait Suci. Kedua, dalam berita-berita Nehemia yg terkait timbul banyak masalah. Dan Nehemia tidak memberi keterangan mengenai tanda-tanda arah atau perubahan arah. Lagipula nama gerbang-gerbang itu berubah dari waktu ke waktu. Tapi jelas bahwa gambaran pembangunan sesuai Neh 3 mulai di bagian utara kota, bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Tidak ada bukti bahwa kota berkembang ke arah barat hingga abad 2 sM. Sesudah pemberontakan Makabe, pengembangan Yerusalem dimulai lagi. Herodes Agung memimpin pembangunan raksasa pada abad 1 sM, dan Yerusalem terus berkembang sampai pada saat kehancurannya dalam Perang Yahudi thn 70 M. Sumber data literatur dari zaman itu yg paling utama adalah karya Yosefus, tapi sayang informasinya meninggalkan sejumlah masalah tanpa pemecahannya.

Masalah pertama adalah letak 'Akra', yakni benteng Siria yg dibangun pada thn 169 sM untuk mengawasi kawasan Bait Suci. Penggalian paling akhir cenderung menempatkan Akra di selatan Bait Suci, tapi silang pendapat masih berlanjut (lih BASOR 176, 1964, hlm 10 dst).

Masalah berikut ialah 'Tembok Kedua' dan 'Tembok Ketiga' yg disebut Yosefus. Waktu tentara Romawi menyerang Yerusalem mereka menerobos tiga tembok utara berturut-turut. Yosefus menggambarkan pangkal dan ujung ketiga tembok itu, tapi ia tidak menjelaskan rentangan ketiganya. Memang penggalian-penggalian telah menjelaskan beberapa hal, tapi ketidakpastian masih banyak yg belum terjawab.

Sisa-sisa tembok kuno dekat Gerbang Damsyik dianggap oleh Kenyon adalah bagian dari Tembok Ketiga, tapi para arkeolog Israel menganggapnya bagian dari Tembok Kedua. Dan sisa-sisa tembok yg agak jauh di utara mereka hubungkan dengan Tembok Ketiga itu, tapi Kenyon menghubungkannya dengan tembok yg dibangun oleh Titus selama Yerusalem dikepung. Karena Tembok Ketiga yg pembangunannya dimulai oleh Agripa I (41-44 M), belum juga selesai waktu timbulnya pemberontakan Yahudi pada thn 70, maka stratigrafis -- salah satu metode arkeologi -- sukar membedakan tembok bangunan Agripa dari tembok bangunan Titus.

Tembok Kedua pasti dibangun pada abad 2 sM atau abad 1 sM (Yosefus tidak memberikan tarikh pembangunannya). Tapi apakah hubungan Tembok Kedua itu dengan Gereja Kuburan Suci? Gereja itu, jika memang benar tempat penyaliban Kristus, pasti terletak di luar tembok Yerusalem. Lama sudah diragukan apakah gereja itu terletak di dalam atau di luar garis Tembok Kedua (Tembok Ketiga belum ada pada waktu itu). Sekarang sudah ditentukan bahwa pertapakan yg dimaksud terletak di sebelah utara tembok, jadi pertapakan Gereja Kuburan Suci bisa benar tempat penyaliban Kristus.

Antara 70 M dan pemberontakan Bar-Kokhba 60 thn kemudian, Yerusalem terlantar penuh onggokan reruntuhan. Penguasa Kaisar Hadrianus membangun kota itu kembali, tapi lebih kecil dari kota sebelumnya, dan tembok selatan dimundurkan ke utara. Hadrianus menamai kota bangunannya itu Aelia Kapitolina. Sejak itu luas Yerusalem tidak mantap. 'Kota Lama', kota di dalam tembok masa kini, dirancang oleh Sultan Suleiman Agung pada abad 16.

V. Arti teologis

Nama Yerusalem dan Sion sering dipakai untuk seluruh warganya (kendati mereka jauh di pembuangan), seluruh Yehuda, seluruh Israel, atau seluruh umat Tuhan.

Yerusalem mempunyai peranan teologis yg sangat penting dalam kedua Perjanjian; dan tidak gampang membedakannya dari seluruh Kanaan sebagai suatu negeri. Ada dua ihwal pokok: Yerusalem adalah sekaligus tempat ketidaksetiaan dan pendurhakaan Yahudi, yg juga adalah tempat pilihan Allah dan hadirat-Nya, perlindungan dan kemuliaan-Nya. Sejarah mencatat bahwa pendurhakaan itu membangkitkan amarah ilahi dan hukuman. Kemuliaan Yerusalem masih tersembunyi tapi akan nyata kelak. (Lih Yes 1:21; 29:1-4; Mat 23:37 dab; Mzm 78:68-69; Yes 37:35; 54:11-17.) Kontras antara yg nyata dan yg ideal dengan wajar menuntun orang pada gagasan 'Yerusalem sorgawi' (bnd Gal 4:25 dab; Ibr 12:22; Why 21).
 
YERUSALEM & SION

1. BUKIT SION

Bukit Sion = Yerusalem (Yerusalem adalah kota yang berdiri di daerah bukit Zion) : * 1 Raja 8:1
LAI TB, Pada waktu itu raja Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku, yakni para pemimpin puak orang Israel, berkumpul di hadapannya di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN dari kota Daud, yaitu Sion.
KJV, Hebrew,
אָז יַקְהֵל שְׁלֹמֹה אֶת־זִקְנֵי יִשְׂרָאֵל אֶת־כָּל־רָאשֵׁי הַמַּטֹּות נְשִׂיאֵי הָאָבֹות לִבְנֵי יִשְׂרָאֵל אֶל־הַמֶּלֶךְ שְׁלֹמֹה יְרוּשָׁלִָם לְהַעֲלֹות אֶת־אֲרֹון בְּרִית־יְהוָה מֵעִיר דָּוִד הִיא צִיֹּון׃
Translit, 'AZ YAKHEL SYELOMOH 'ET-ZIQ'NEY YISRA'EL 'ET-KOL-RASYEI HAMATOT NESI'EI HA'AVOT LIVNEY YISRA'EL 'EL-HAMELEKH SYELOMOH YERUSYALAM LE'HA'ALOT 'ET-'ARON BERIT-YEHOVAH (baca ADONAY) ME'IR DAVID HI TSIYON

ירושלם - YERUSYALAM (YERUSALEM) adalah ציון - TSION (SION) * Obaja 1:21
LAI TB, Karena para penyelamat akan datang ke Bukit Sion (Yerusalem) untuk memerintah seluruh Edom, dan TUHANlah yang menjadi pemilik kerajaan itu!
KJV, And saviours shall come up on mount Zion to judge the mount of Esau; and the kingdom shall be the LORD's.
Hebrew,
וְעָלוּ מֹושִׁעִים בְּהַר צִיֹּון לִשְׁפֹּט אֶת־הַר עֵשָׂו וְהָיְתָה לַיהוָה הַמְּלוּכָה׃
Translit, VE'ALU MO'OSYI'IM BEHAR TSIYON LISYPOT 'ET-HAR 'ESAV VEHA'ITAH LA'YEHOVAH HAMELUKHAH

2. SION/ LAMBANG KEDIAMAN ALLAH

Sion adalah lambang untuk tempat kediaman Allah, atau untuk umat Allah, yakni umat di mana Allah berdiam. Inilah Israel di bawah perjanjian yang lama dan mereka adalah TIPE gereja di bawah perjanjian yang baru. 1 Raja 8:1; 2 Raja 19:21; Mazmur 2:6; Yesaya 1:8; Yeremia 3:14; Ratapan 1:4; Yoel 2:1; Amos 1:2; Obaja 17; Mikha 1:13; Zefanya 3:14; Zakharia 1:14; Matius 21:5; Yohanes 12:15; Roma 9:33; 11:26; Ibrani 12:22; 1 Ptr 2:6;

No comments: