Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Dec 21, 2012

Isotop Besi-60 Bahan Dasar Penciptaan Tata Surya

Isotop Besi-60 hanya dihasilkan supernova yang terjadi di dekatnya menyebarkan isotop melalui ledakan. Sisa-sisa ledakan bintang pada meteorit menentukan kondisi terbentuknya sistem tata surya.

Beberapa sisa-sisa isotop radioaktif tidak stabil, merupakan partikel atom energik yang membusuk dari waktu ke waktu. Para ilmuwan pada dekade terakhir telah menemukan sejumlah radioaktif isotop besi-60 yang menjadi bahan dasar sistem tata surya. Prof Nicolas Dauphas menyatakan semua hasil riset ini pada jurnal Earth dan Planetary Science Letters.

Para ilmuwan di University of Chicago (Departemen Ilmu Pengetahuan dan Geofisika Enrico Fermi Institute) menemukan radioaktif isotop besi-60 yang menandakan sebuah bintang yang meledak. Temuan ini menentang teori bahwa kekuatan ketika bintang meledak memaksa pembentukan sistem tata surya.

Pembuktian Isotop Besi-60 Pada Sampel Meteorit

Studi baru menyatakan adanya sisa-sisa ledakan bintang pada meteorit untuk membantu menentukan kondisi terbentuknya sistem tata surya. Isotop besi-60 hanya dihasilkan supernova, sehingga para ilmuwan telah mencoba menjelaskan bahwa supernova terjadi di dekatnya, menyebarkan isotop melalui ledakan.



Hasil baru berbeda dari penelitian sebelumnya, bahwa kadar isotop besi-60 yang seragam dan rendah ditemukan pada bahan dasar sistem surya. Bahan ini jatuh bersama meteorit, dan untuk mengukur isotop besi-60 para ilmuwan melihat materi yang sama pada penelitian sebelumnya. Tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda dan lebih tepat menghasilkan bukti isotop besi-60 yang sangat rendah.

Metode sebelumnya mengambil sampel meteorit utuh dan tidak sepenuhnya menghilangkan materi lainnya, mungkin telah menyebabkan kesalahan besar dalam pengukuran. Dalam metode pendekatan baru, semua ini diperlukan para ilmuwan untuk mengurai sampel meteorit ke dalam larutan sebelum pengukuran. Tentunya akan memungkinkan mereka untuk benar-benar menghapus materi kotor lainnya.

Metode yang digunakan untuk mengetahui apakah isotop besi-60 secara luas didistribusikan, tim melihat isotop besi-58. Supernova menghasilkan isotop melalui proses yang sama sehingga mampu melacak distribusi isotop besi-60 dengan mengukur distribusi besi-58. Kedua isotop seperti kembar yang tak terpisahkan, setelah peneliti mengetahui di mana besi-58, maka mereka akan menemukan isotop besi-60.

Isotop Besi-60 Terbentuk Dari Debu Bintang

Para peneliti menemukan sedikit variasi besi-58 dalam pengukuran berbagai sampel meteorit, dan menegaskan bahwa isotop besi-60 ditemukan secara merata. Untuk menjelaskan temuan mereka yang belum pernah terjadi sebelumnya, peneliti menyarankan bahwa rendahnya tingkat isotop besi-60 mungkin berasal dari akumulasi jangka panjang dari isotop besi-60 yang terbentuk dari debu bintang dan tak terhitung jumlahnya di masa lalu, bukan peristiwa bencana besar di dekatnya seperti supernova.

Jika penemuan ini benar, maka penelitian berikutnya tidak perlu mengambil sampel setiap bintang terdekat untuk mendapatkan isotop besi-60. Tetapi semua ini menjadi lebih sulit ketika ditemukannya kadar tinggi aluminium-26, yang menyiratkan adanya sebuah bintang di dekatnya.

Tim peneliti mengusulkan bahwa bintang besar berukuran lebih dari 20 kali massa Matahari menyebarkan aluminium-26 dan mencemari bahan yang akhirnya akan membentuk sistem tata surya. Sementara isotop besi-60 tetap terkunci di dalam interior bintang raksasa itu.

No comments: