Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Nov 9, 2009

Tersembunyi

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"  (Yohanes 5:39)

Alkitab adalah sebuah buku rohani, tujuan Allah menulis Alkitab bukanlah untuk memberikan kepada kita sebuah buku sejarah atau buku ilmu pengetahuan, tujuannya adalah untuk menyatakan rencana keselamatan-Nya, dan Allah melakukan hal ini dalam konteks sejarah yang benar-benar telah terjadi. Ketika Allah memilih suatu kejadian atau percakapan sejarah yang dicatat di dalam Alkitab melaluinya kita dapat melihat program keselamatan Allah bersinar.

Nah Allah adalah satu-satunya yang dapat membuat "gambaran-gambaran" atau "perumpamaan-perumpamaan" mengenai keselamatan melalui kejadian-kejadian dan percakapan-percakapan yang seperti ini. Jadi Alkitab adalah lebih dari sekedar peristiwa sejarah yang nyata karena Alkitab juga memiliki ajaran moral dan nilai-nilai rohani yang sangat mendalam.

Mereka yang percaya kepada Kristus, yaitu orang-orang yang telah menerima anugrah roh kebangkitan yang kekal, sejak pada saat keselamatannya akan memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk patuh kepada Allah. Mereka akan memperhatikan teguran dan nasihat Alkitab karena mereka mengasihi Allah, yang melakukan teguran.

Ketika jatuh ke dalam dosa, seorang yang percaya akan sungguh-sungguh berada di dalam masalah; di dalam kebangkitan jiwanya yang baru, ia akan merasa sedih dan sangat tidak bahagia. Secara tubuh (daging) mereka masih memiliki keinginan untuk berzinah dengan dosa, tetapi di dalam rohnya (jiwanya), dimana ia telah dilahirkan kembali dari atas, ia tidak ingin untuk berbuat dosa lagi. Allah dalam pribadi Roh Kudus telah bersemayam di dalam dirinya. Ia telah menjadi seorang anak Allah, dan Roh Kudus akan mengingatkannya akan kebenaran dan penghukuman.

Proses ini sering disebut "bertumbuh di dalam kasih karunia" atau "bertumbuh di dalam kekudusan". Inilah pengalaman dari setiap anak Allah. Inilah proses yang melaluinya anak-anak Allah akan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yaitu, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menyenangkan hati Allah. Perbuatan-perbuatan baik tersebut bukan merupakan "penyebab" atau dasar bagi keselamatan, akan tetapi itu adalah "hasil" dari keselamatan (Efesus 2:8-10).

Ada banyak peraturan yang memimpin manusia yang dapat dibaca di dalam Alkitab. Sebagai contoh, Alkitab berkata bahwa kita harus terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Dan Alkitab mencatat ratusan peristiwa bersejarah yang dapat diuji menurut keterangan dari peraturan-peraturan tersebut untuk mendapatkan berkat yang merupakan hasil dari kepatuhan, dan kutuk yang merupakan hasil dari ketidaktaatan. Alkitab memberikan cerita mengenai Yusuf dan Daniel dan berkat-berkat yang mereka terima sebagaimana mereka taat kepada Allah, dan cerita mengenai Israel dan Yehuda, ketika menghadapi penghakiman Allah karena ketidaktaatan mereka. Allah menyatakan dalam 1 Korintus 10:11 demikian:

"Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana zaman akhir telah tiba."

Salah satu cara dimana Allah menyembunyikan pesan-pesan keselamatan adalah di dalam Hukum Taurat. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama Allah telah menetapkan Hari Raya Paskah. Hari raya ini pertama kali dilakukan pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir, dan malaikat kematian membunuh semua anak sulung yang ada di Mesir. Alkitab dengan cukup jelas menyatakan bahwa peristiwa bersejarah tersebut adalah suatu "gambaran" mengenai keselamatan yang disediakan melalui Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Paskah kita. Dia adalah Anak Domba yang disembelih sehingga kita tidak mengalami kematian kedua. Kitab 1 Korintus 5:7 menyatakan demikian:

"Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus."

Sebagai tambahan terhadap hari-hari raya yang dilakukan sebelum kedatangan Kristus, hukum Taurat juga meliputi persembahan, kurban binatang, hukum mengenai makanan dan minuman, hukum mengenai tanaman, hukum mengenai pakaian, dan sekumpulan peratutan-peraturan lainnya. Dan semua hal-hal ini adalah "perumpamaan" atau "gambaran" atau "bayangan" dari kebenaran rohani yang sesungguhnya yang berhubugan dengan beberapa aspek dari keselamatan.

Dan "setelah" peristiwa kayu salib, orang-orang yang percaya sudah tidak perlu menjalankan hukum-hukum upacara ini tetapi kita hanya mencari arti rohaninya saja. Itulah sebabnya kitab Kolose 2:16-17 mengajarkan kepada kita demikian:

"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."

Ketika Kristus berada di Bumi Ia menyatakan dari waktu ke waktu bahwa Ia berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan (Markus 4:34, Matius 13:34). Dalam perumpamaan-perumpamaan tersebut Kristus memberikan kisah duniawi dengan arti surgawi (arti rohani). Dan perumpamaan-perumpamaan ini adalah sama dengan pelaksanaan hukum-hukum upacara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, -- yang dilaksanakan secara duniawi dengan arti rohani.

Oleh karena itu, Hukum Taurat, adalah perumpamaan bersejarah; mereka dilakukan di dunia ini oleh bangsa Israel kuno yang mengarah kepada beberapa aspek rohani dari keselamatan. Metode lainnya yang Allah gunakan untuk menyatakan pelajaran rohani kepada kita ialah dengan menggunakan peristiwa-peristiwa bersejarah yang benar-benar terjadi di Bumi. Allah menunjukkan kepada kita dalam Kitab Suci bahwa peristiwa sejarah tertentu dicatat di dalam Alkitab sehingga melaluinya kita dapat mengerti kebenaran rohani yang berhubungan dengan keselamatan.

Dalam kitab Kejadian kita membaca mengenai Abraham yang memperoleh anak dari Hagar dan kemudian tentang pengusiran Hagar dan Ismael dari rumah Abraham. Dalam kitab Galatia pasal 4, Allah mempertegas peristiwa bersejarah ini untuk mengajarkan kebenaran rohani yang kita miliki baik yang memimpin kepada belenggu rohani (digambarkan melalui Hagar dan Ismael), atau suatu keselamatan yang memimpin kepada kemerdekaan rohani (digambarkan melalui Sarah dan Ishak).

Kitab Galatia 4:24-26 menyatakan demikian:

"Ini adalah suatu kiasan [yaitu perumpamaan]. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab-- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang [Yerusalem duniawi], karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita [yaitu Sarah]."

Lebih jauh dalam kitab Maleaki 4 Allah berbicara tentang kedatangan Elia, dan dalam kitab Matius 11:11-14 Ia menunjukkan kepada kita bahwa Elia menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Jadi Allah mengindikasikan bahwa Elia digambarkan sebagai Yohanes Pembaptis. Ilustrasi Alkitab yang saling berhubungan ini menunjukkan bahwa pesan keselamatan terus diperluas diseluruh Alkitab, jauh melebihi pernyataan keselamatan seperti yang dinyatakan dalam Yohanes 3:16, Yesaya 53, dan lain-lain.

Ketika Allah mengindikasikan bahwa Ia sedang berbicara dalam perumpamaan, bahwa suatu peristiwa sejarah atau seseorang sebagai gambaran dari aspek keselamatan, atau hukum Taurat tersebut menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, maka tepatlah untuk mengembangkan kebenaran rohani dari peristiwa-peristiwa yang dicatat di dalam Kitab Suci. Dalam kitab Markus 4 Allah menyatakan bahwa, "tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka". Jadi penggunaan perumpamaan adalah metode pengajaran yang sangat umum dari Tuhan Yesus.

Dan dalam kitab 1 Petrus 1:11 kita membaca bahwa Roh Kristus berbicara melalui nabi-nabi Perjanjian Lama:

"Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu."

Perhatikan ayat ini berkata bahwa Perjanjian Lama adalah Firman Kristus sama seperti Perjanjian Baru. Hal ini tidaklah mengherankan karena kitab Yohanes pasal 1 menyatakan bahwa Kristus adalah Firman. Yesus berbicara secara langsung ketika Ia berada di dunia ini, dan Ia berbicara langsung di seluruh Alkitab karena Ia adalah Firman Allah. Jadi kitab Markus 4:34 yang berkata, "tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka" berlaku terhadap seluruh Alkitab.

Allah mempertegas hal ini dalam kitab Mazmur 78:1-3 demikian:

"Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami."

Dan kitab Wahyu 2:17a menyatakan demikian:

"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi... "

No comments: