Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Nov 17, 2009

Menghakimi

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu."  (Matius 7:1-4)

Salah satu dosa yang kita mudah untuk jatuh ke dalamnya adalah keinginan untuk menghakimi orang lain. Adalah mudah untuk melihat dosa-dosa orang yang lain akan tetapi kita tidak menyadari dosa-dosa kita sendiri. Kita mendapatkan ide dari betapa biasanya dosa ini ketika kita melihat bagaimana Yesus sang Juruselamat dihakimi dengan tidak adil dan banyak disalah mengerti bahkan sampai hari sekarang ini. Dengarkanlah apa Tuhan Yesus katakan mengenai bagaimana tidak konsisten-nya penghakiman manusia dalam kitab Yohanes 7:24 demikian:

"Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan Adil."

Dan kitab Yohanes 8:15 menunjuk kepada pusat dari permasalahannya, disitu kita baca demikian:

"Kamu menghakimi menurut ukuran manusia... "

Lebih jauh kitab 1 Korintus 4:5 menambahkan demikian:

"Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah."

Kitab Roma 2:16 berbicara mengenai hari terakhir itu demikian:

"Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus."

Dan Roma 2:1 dan 3 berkata demikian:

"Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama...... Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?"

Sesunguhnya Tuhan Yesus datang untuk orang-orang yang berdosa, bukan untuk orang-orang yang sudah merasa dirinya benar. Dalam kitab Matius 7:5 Yesus berkata demikian:

"Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Sebelum diselamatkan, dalam sifat alaminya, seluruh umat manusia adalah munafik, seperti yang kita lihat dalam kitab Matius 15:7-9 dimana Tuhan menentang pemimpin-pemimpin rohani yang ada pada zaman dahulu dan juga pada hari sekarang ini, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia [yaitu perintah-perintah manusia yang dicampur dengan perintah Tuhan]."

Akan tetapi ingatlah, hanya Tuhan yang mengetahui dengan pasti siapakah mereka-mereka yang "munafik", dan ayat ini menunjuk kepada "masalah hati" atau masalah rohani yang ada di dalam diri mereka semua yang belum benar-benar dilahirkan kembali dari atas.

Kitab Ibrani 3:12 dan 19 menekankan kebenaran ini demikian:

"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup..... Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka."

Dan kitab Matius 5:20 menekankan apa yang diperlukan untuk bisa masuk ke dalam kerajaan Allah, demikian:

"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

 Dengan demikian "kebenaran" macam apakah yang dimiliki orang para pemimpin agama yang ada pada zaman Yesus dan rasul-rasul? Itu adalah kebenaran buatan manusia, kebenaran yang palsu, yang hanya dapat memimpin mereka kepada hukuman kutukan yang kekal. Apa yang betul-betul kita perlukan adalah "jubah kebenaran Kristus", seperti yang dibicarakan dalam kitab Wahyu 19:8 demikian:

"Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) [** dalam Alkitab King James hanya dikatakan Kebenaran orang-orang kudus, bukan perbuatan orang-orang kudus]"

Individu-individu yang percaya merupakan anggota dari Tubuh Kristus, atau para pengantin rohani Kristus, yang telah diberikan karunia "jubah kebenaran Kristus" -- sehingga mereka telah sungguh-sungguh diselamatkan dari atas. Dan perhatikan bagaimana Tuhan menekankan kenyataan bahwa Dia-lah yang memberikan anugrah "jubah kebenaran" tersebut, yaitu keselamatan, kepada para penerima yang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan anugrah tersebut.

Mengapa kita semua tidak layak? Kita tidak layak karena berdasarkan kelahiran, dan berdasarkan sifat alaminya, kita adalah "mati secara rohani" di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, dan karena kita berpikir bahwa kita adalah cukup baik untuk menerima atau menghargai pemberian Tuhan.

Dalam kitab Matius 22:11-14 kita melihat perumpamaan tentang seseorang yang tidak mempunyai jubah (baju) pesta untuk acara pernikahan Anak Domba di akhir zaman, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ketika Raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Perumpamaan ini bukan hanya menunjuk kepada etiket atau kebiasaan yang berlaku di dunia ini, tetapi hal itu sangat menekankan tentang apa yang diperlukan untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kitab Yesaya 61:10 membantu kita untuk melihat kebenaran ini dengan lebih jelas lagi demikian:

"Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan Kebenaran dan Puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa."

No comments: