Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Nov 19, 2009

Anugrah Takut Akan Allah

"tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."  (Ayub 28:28)

Seperti halnya rasa takut dapat memberikan kita kesehatan dan keuntungan dalam beberapa hal, rasa takut akan Allah juga adalah sesuatu hal yang sangat berharga bagi kesehatan jiwa kita. Hikmat dan pengertian yang sejati keduanya adalah "hadiah" atau anugrah dari Allah yang sebenarnya tidak pantas untuk kita dapatkan. Pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang pantas untuk mendapatkan anugrah rasa takut akan Allah sama halnya seperti anugrah keselamatan itu sendiri, mengingat sifat alami manusia yang sangat berdosa.

Kitab Daniel 9:8-9 adalah penjelasan yang kontras tentang belas kasihan Allah dan kejahatan manusia, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia"

Bahkan setelah kita diselamatkan, perjuangan terbesar kita adalah untuk melawan keinginan berdosa yang ada di dalam "tubuh" kita yang terus-menerus berperang melawan "jiwa" kita. Seorang anak Allah yang telah ditebus akan turut merasakan pengakuan Petrus di dalam Lukas 5:8 yang kita baca demikian:

"Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

Dan Yakub yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata dalam kitab Kejadian 32:10 demikian:

"sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini...."

Jadi bagaimana seseorang bisa mendapatkan rasa takut akan Allah? Dalam kitab Yohanes 3:27 Allah memberikan kita prinsip yang sangat-sangat penting, disitu kita baca demikian:

"... Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga."

Dan kalau kita benar-benar jujur terhadap diri kita sendiri, kita akan mengakui bahwa segala sesuatu yang anda dan saya miliki diberikan oleh Allah sebagai anugrah -- yaitu hadiah yang sama sekali tidak pantas kita dapatkan. Kitab Yakobus 1:17 menunjukkan kenyataan ini demikian:

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna [yaitu keselamatan], datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran [yaitu 100% anugrah dalam semua aspek-aspeknya]."

Diturunkan dari atas, dari surga, dari Allah -- dan diberikan kebawah kepada kita. Kitab 2 Timotius 1:9 mencatat demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Itulah sebabnya mengapa kitab Yunus 2:9 menjelaskan sebagai berikut:

" ....Keselamatan adalah dari TUHAN!"

Keselamatan yang sejati berasal dari Allah dan diberikan kepada kita oleh Allah supaya kita berbaik kembali kepada Allah. Kitab Efesus 2:8 dengan jelas menyatakan demikian:

"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah..."

Dan kitab 1 Korintus 4:7 bertanya demikian:

"Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?"

Dan kitab Titus 3:4-5 menyatakan demikian:

"Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus"

Setelah kita diselamatkan kita juga terus diingatkan untuk menjalankan hidup kita di dalam rasa takut akan Allah seperti yang ditunjukkan dalam kitab Yesaya 26:12 di Perjanjian Lama demikian:

"Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan Damai Sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami."

Dan kitab Ibrani 12:28 secara tidak langsung juga menunjukkan bagaimana hidup yang baru di dalam Kristus dinyatakan demikian:

"Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut... "

Perhatikan bagaimana dua ayat-ayat tersebut menekankan pekerjaan dari Allah Roh Kudus (yaitu kasih karunia Allah), yang adalah faktor yang dominan baik ketika Allah menarik kita ke dalam program keselamatan-Nya maupun setelah kita diselamatkan. Kitab 1 Petrus 1:17 menambahkan demikian:

"Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini...."

Kemudian 2 Korintus 7:1 juga menjelaskan prinsip yang sangat penting ini demikian:

"Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah."

Kita diperintahkan untuk memuliakan Allah melalui kehidupan kita dan segala yang kita miliki -- waktu kita, talenta kita, uang kita, serta kata-kata dan tindakan kita. Dan setelah semuanya dilakukan dengan rendah hati kita akan berkata dengan pernyataan yang ditemukan dalam Lukas 17:10 sbb:

"Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Kalau kita belum memilikinya -- biarlah Allah memberikan kita anugrah "rasa takut kepada-Nya" sesuai dengan kasih dan pengampunan-Nya yang tidak terhingga.

No comments: