"Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu." (Kejadian 3:11-14)
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sudut pandang Alkitab bahwa segala jenis dosa didasarkan pada penipuan, atau kelicikan. Dan penipuan adalah lawan dari "Kebenaran", oleh karena itu, penipuan adalah lawan dari Firman Kebenaran, Alkitab.
Dosa dapat menunjukkan dirinya di tempat yang tidak disangka-sangka, di sebuah lingkungan yang sempurna dimana ada dua orang individu yang diciptakan sempurna dalam "gambar dan rupa" (citra) Allah sendiri dimana mereka dapat bercakap-cakap langsung dengan sang Pencipta. Sayang sekali, situasi yang indah ini hanya berlangsung singkat karena Allah membuat suatu ujian bagi mereka, dan mereka gagal dalam ujian tersebut seperti yang kita baca dalam ayat-ayat diatas.
Nah, disini kita melihat bagaimana dosa menjalar dengan begitu cepat yang muncul dari suatu bentuk penipuan, dan sifat menyalahkan orang lain. 1 Timotius 2:14 berkata demikian:
"Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa."
Dan 2 Korintus 11:3 lebih lanjut menerangkan:
"Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."
Dan kitab Kejadian 3:6-7 menerangkan demikian:
"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat."
Pakaian yang terbuat dari "daun pohon ara" disini menggambarkan bahwa manusia itu berusaha untuk menutupi ketelanjangan mereka melalui "perbuatan mereka sendiri", tetapi kemudian Tuhan menyembelih seekor binatang (yang melambangkan Kristus) untuk membuat pakaian penutup bagi mereka, seperti yang kita baca dalam kitab Kejadian 3:21 demikian:
"Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka."
Dan kesadaran akan ketelanjangan mereka secara fisik menekankan gambaran dari ketelanjangan mereka secara rohani, yang berarti bahwa mereka telah "mati secara rohani" karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah tersebut (Kejadian 2:17), dan mereka pantas untuk dihukum mati karena ketidaktaatan mereka. Tetapi mereka berpikir bahwa mereka DAPAT BERBUAT SESUATU melalui pekerjaan mereka sendiri untuk menghindari hukuman kematian -- itulah alasannya mengapa mereka membuat sejenis pakaian dari daun pohon ara sebagai usaha untuk menyembunyikan ketelanjangan mereka.
Kemudian kita akan melihat bagaimana dosa ini menular kepada seluruh umat manusia yang dilahirkan setelah Adam dan Hawa. Kitab Roma 5:12 menjelaskan demikian:
"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."
Dan Roma 7:11 menjelaskan demikian:
"Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."
Ingatlah selalu bahwa Hukum diberikan bukan untuk menyelamatkan, sebaliknya Hukum tersebut memberitahukan kepada kita bahwa pelanggaran kita banyak, bahwa kita adalah orang-orang yang berdosa, itulah sebabnya dikatakan oleh rasul Paulus bahwa "oleh perintah [hukum] itu ia membunuh aku". Akan tetapi kemudian Kristus datang sebagai penggenapan dari Hukum supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya dapat diberikan penutup atau anugrah "pakaian keselamatan" supaya kita dapat terlihat bersih dimata Allah.
Berikutnya dalam kitab Wahyu 12:9 kita menemukan pernyataan ini:
"Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya."
Berdasarkan sifat alaminya Iblis telah menjadi penguasa di Bumi yang sekarang ini, sama seperti yang kita lihat terjadi pada orang tua kita yang pertama, Adam dan Hawa. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan di Yohanes 8:44 demikian:
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam Kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada Kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."
Dan kitab 1 Yohanes 1:8 menjelaskan demikian:
"Jika kita [yaitu orang-orang percaya] berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan Kebenaran tidak ada di dalam kita."
Dan kitab 2 Korintus 2:11 menambahkan demikian:
"supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya."
Penipuan yang paling besar dari dosa adalah penyangkalan dari keadaan yang berdosa itu sendiri. Itulah sebabnya 2 Korintus 4:3-4 menyatakan sbb:
"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."
Pada kenyataannya hanya Kebenaran Allah yang dapat mengalahkan penipuan dari dosa. Dalam kitab Titus 3:3 kita menemukan kata-kata yang mengambarkan kehidupan dari seseorang yang belum "dilahirkan kembali dari atas" demikian:
"Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci."
Ini adalah potret atau gambaran yang sebenarnya dari "sifat alami" manusia, atau orang-orang yang tidak percaya. Dan kitab 1 Korintus 2:14 menyatakan demikian:
"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."
Kemudian Ibrani 3:10 menjelaskan kepada kita demikian:
"Itulah sebabnya Aku [Tuhan] murka kepada angkatan itu, dan berkata: "Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku"
Harap diperhatikan bahwa sesungguhnya bagian ini sedang berbicara tentang --umat Allah--, yaitu bangsa Israel yang berada di padang gurun, yang Allah juga katakan tentang mereka sebagai "biji mata-Nya" (Ulangan 32:10, Mazmur 17:8). Akhirnya kita mengetahui dari Alkitab bahwa hanya umat Israel yang berumur 20 tahun ke bawah yang dapat tiba dengan selamat di "Tanah Perjanjian", yang merupakan gambaran dari Surga.
Dalam kitab 1 Petrus 2:25 Allah menyamakan orang-orang yang percaya dengan "domba yang tersesat" (dan ini adalah kondisi alami dari setiap umat pilihan sebelum mereka diselamatkan), yang juga merupakan kondisi yang sama dengan "hati yang sesat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada Gembala dan pemelihara jiwamu [yaitu Kristus]."
Dan kitab 2 Korintus 4:6 menekankan keperluan dari keselamatan yang disediakan oleh Tuhan Yesus Kristus, satu-satu Juruselamat bagi orang-orang yang berdosa. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus."
Wajah Tuhan tidak lain menunjuk kepada "suara Tuhan" yaitu Firman-Nya, Alkitab (Bilangan 6:25, Mazmur 119:35). Dan kemuliaan Tuhan tidak lain menunjuk kepada Kristus sendiri sang Firman yang hidup (Yohanes 1;14). Dan kitab Ibrani 1:3a menjelaskan demikian:
"Ia [Kristus] adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan."
Biarlah Allah memberikan kasih karunia-Nya kepada kita semua supaya kita dapat melihat bagaimana kita telah ditipu oleh dosa-dosa kita, dan biarlah kita "lari" kepada Alkitab, kepada Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya sendiri saja sebagai penebus dari dosa-dosa kita.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sudut pandang Alkitab bahwa segala jenis dosa didasarkan pada penipuan, atau kelicikan. Dan penipuan adalah lawan dari "Kebenaran", oleh karena itu, penipuan adalah lawan dari Firman Kebenaran, Alkitab.
Dosa dapat menunjukkan dirinya di tempat yang tidak disangka-sangka, di sebuah lingkungan yang sempurna dimana ada dua orang individu yang diciptakan sempurna dalam "gambar dan rupa" (citra) Allah sendiri dimana mereka dapat bercakap-cakap langsung dengan sang Pencipta. Sayang sekali, situasi yang indah ini hanya berlangsung singkat karena Allah membuat suatu ujian bagi mereka, dan mereka gagal dalam ujian tersebut seperti yang kita baca dalam ayat-ayat diatas.
Nah, disini kita melihat bagaimana dosa menjalar dengan begitu cepat yang muncul dari suatu bentuk penipuan, dan sifat menyalahkan orang lain. 1 Timotius 2:14 berkata demikian:
"Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa."
Dan 2 Korintus 11:3 lebih lanjut menerangkan:
"Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."
Dan kitab Kejadian 3:6-7 menerangkan demikian:
"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat."
Pakaian yang terbuat dari "daun pohon ara" disini menggambarkan bahwa manusia itu berusaha untuk menutupi ketelanjangan mereka melalui "perbuatan mereka sendiri", tetapi kemudian Tuhan menyembelih seekor binatang (yang melambangkan Kristus) untuk membuat pakaian penutup bagi mereka, seperti yang kita baca dalam kitab Kejadian 3:21 demikian:
"Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka."
Dan kesadaran akan ketelanjangan mereka secara fisik menekankan gambaran dari ketelanjangan mereka secara rohani, yang berarti bahwa mereka telah "mati secara rohani" karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah tersebut (Kejadian 2:17), dan mereka pantas untuk dihukum mati karena ketidaktaatan mereka. Tetapi mereka berpikir bahwa mereka DAPAT BERBUAT SESUATU melalui pekerjaan mereka sendiri untuk menghindari hukuman kematian -- itulah alasannya mengapa mereka membuat sejenis pakaian dari daun pohon ara sebagai usaha untuk menyembunyikan ketelanjangan mereka.
Kemudian kita akan melihat bagaimana dosa ini menular kepada seluruh umat manusia yang dilahirkan setelah Adam dan Hawa. Kitab Roma 5:12 menjelaskan demikian:
"Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."
Dan Roma 7:11 menjelaskan demikian:
"Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku."
Ingatlah selalu bahwa Hukum diberikan bukan untuk menyelamatkan, sebaliknya Hukum tersebut memberitahukan kepada kita bahwa pelanggaran kita banyak, bahwa kita adalah orang-orang yang berdosa, itulah sebabnya dikatakan oleh rasul Paulus bahwa "oleh perintah [hukum] itu ia membunuh aku". Akan tetapi kemudian Kristus datang sebagai penggenapan dari Hukum supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya dapat diberikan penutup atau anugrah "pakaian keselamatan" supaya kita dapat terlihat bersih dimata Allah.
Berikutnya dalam kitab Wahyu 12:9 kita menemukan pernyataan ini:
"Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya."
Berdasarkan sifat alaminya Iblis telah menjadi penguasa di Bumi yang sekarang ini, sama seperti yang kita lihat terjadi pada orang tua kita yang pertama, Adam dan Hawa. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan di Yohanes 8:44 demikian:
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam Kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada Kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."
Dan kitab 1 Yohanes 1:8 menjelaskan demikian:
"Jika kita [yaitu orang-orang percaya] berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan Kebenaran tidak ada di dalam kita."
Dan kitab 2 Korintus 2:11 menambahkan demikian:
"supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya."
Penipuan yang paling besar dari dosa adalah penyangkalan dari keadaan yang berdosa itu sendiri. Itulah sebabnya 2 Korintus 4:3-4 menyatakan sbb:
"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."
Pada kenyataannya hanya Kebenaran Allah yang dapat mengalahkan penipuan dari dosa. Dalam kitab Titus 3:3 kita menemukan kata-kata yang mengambarkan kehidupan dari seseorang yang belum "dilahirkan kembali dari atas" demikian:
"Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci."
Ini adalah potret atau gambaran yang sebenarnya dari "sifat alami" manusia, atau orang-orang yang tidak percaya. Dan kitab 1 Korintus 2:14 menyatakan demikian:
"Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani."
Kemudian Ibrani 3:10 menjelaskan kepada kita demikian:
"Itulah sebabnya Aku [Tuhan] murka kepada angkatan itu, dan berkata: "Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku"
Harap diperhatikan bahwa sesungguhnya bagian ini sedang berbicara tentang --umat Allah--, yaitu bangsa Israel yang berada di padang gurun, yang Allah juga katakan tentang mereka sebagai "biji mata-Nya" (Ulangan 32:10, Mazmur 17:8). Akhirnya kita mengetahui dari Alkitab bahwa hanya umat Israel yang berumur 20 tahun ke bawah yang dapat tiba dengan selamat di "Tanah Perjanjian", yang merupakan gambaran dari Surga.
Dalam kitab 1 Petrus 2:25 Allah menyamakan orang-orang yang percaya dengan "domba yang tersesat" (dan ini adalah kondisi alami dari setiap umat pilihan sebelum mereka diselamatkan), yang juga merupakan kondisi yang sama dengan "hati yang sesat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada Gembala dan pemelihara jiwamu [yaitu Kristus]."
Dan kitab 2 Korintus 4:6 menekankan keperluan dari keselamatan yang disediakan oleh Tuhan Yesus Kristus, satu-satu Juruselamat bagi orang-orang yang berdosa. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus."
Wajah Tuhan tidak lain menunjuk kepada "suara Tuhan" yaitu Firman-Nya, Alkitab (Bilangan 6:25, Mazmur 119:35). Dan kemuliaan Tuhan tidak lain menunjuk kepada Kristus sendiri sang Firman yang hidup (Yohanes 1;14). Dan kitab Ibrani 1:3a menjelaskan demikian:
"Ia [Kristus] adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan."
Biarlah Allah memberikan kasih karunia-Nya kepada kita semua supaya kita dapat melihat bagaimana kita telah ditipu oleh dosa-dosa kita, dan biarlah kita "lari" kepada Alkitab, kepada Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya sendiri saja sebagai penebus dari dosa-dosa kita.
No comments:
Post a Comment