Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Nov 6, 2018

Sofis

Sofis adalah nama yang diberikan kepada sekelompok filsuf yang hidup dan berkarya pada zaman yang sama dengan Sokrates. Mereka muncul pada pertengahan hingga akhir abad ke-5 SM. Meskipun sezaman, kaum sofis dipandang sebagai penutup era filsafat pra-sokratik sebab Sokrates akan membawa perubahan besar di dalam filsafat Yunani. Golongan sofis bukanlah suatu mazhab tersendiri, sebab para filsuf yang digolongkan sebagai sofis tidak memiliki ajaran bersama ataupun organisasi tertentu. Karena itu, sofisme dipandang sebagai suatu gerakan dalam bidang intelektual di Yunani saat itu yang disebabkan oleh beberapa faktor yang timbul saat itu. 

Kemunculan Kaum Sofis
Kaum Sofis muncul pada pertengahan abad ke-5 SM.  Beberapa orang filsuf sofis yang terkenal tidak berasal dari Athena, namun semua nya pernah mengunjungi dan berkarya di Athena. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kaum sofis. 

Perkembangan Athena
Setelah perang dengan Persia usai pada tahun 449 SM, Athena berkembang pesat di dalam bidang politik dan ekonomi. Perikles adalah tokoh yang berhasil memimpin Athena saat itu hingga Athena berhasil menjadi pusat seluruh Yunani. Sebelumnya, filsafat dan ilmu pengetahuan lain kurang berkembang di Athena, melainkan di tempat-tempat lain. Namun setelah Athena menjadi pusat politik dan ekonomi Yunani, dengan segera Athena juga menjadi pusat dalam bidang intelektual dan kultural. 

Kebutuhan akan Pendidikan
Bersamaan dengan meningkatnya kemakmuran warga Athena, maka dirasakan juga kebutuhan di dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang utama pada waktu itu adalah pendidikan yang memampukan seseorang untuk berbicara dengan baik dan meyakinkan di depan umum. Hal itu berkaitan dengan kemajuan di bidang politik, yakni dengan sistem demokrasi diterapkan di Athena.  Sistem demokrasi Athena menggunakan pemungutan suara terbanyak di dalam pengadilan maupun sidang umum. Oleh karena itu, para pemuda yang merupakan calon-calon pemimpin harus dilatih untuk dapat berbicara dengan meyakinkan supaya dapat ikut serta dalam kehidupan politik. Di sinilah kaum sofis memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut. Kaum sofis mengajarkan ilmu-ilmu seperti matematika, astronomi, dan tata bahasa, di samping ilmu retorika yang merupakan ilmu terutama. Selain memiliki murid-murid yang berasal dari kalangan atas, para sofis juga memberi ceramah-ceramah untuk rakyat. 

Perjumpaan dengan Pelbagai Kebudayaan
Kemajuan Athena juga mendorong perjumpaan dengan orang-orang dari pelbagai bangsa yang memiliki adat istiadat, hukum, ilmu pengetahuan, dan filsafat yang berbeda. Hal itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengenai etika, tradisi-tradisi, bahkan kepercayaan religius. Kaum sofis banyak berbicara apakah peraturan-peraturan yang ada berdasarkan kesepakatan sosial atau adat kebiasaan saja (nomos) ataukah berdasarkan pada kodrat manusia (physis). Pada umumnya, kaum sofis menyatakan bahwa kehidupan sosial tidak memiliki dasar kodrat manusia, dan merupakan kesepakatan manusiawi saja. 

Para Filsuf Sofis

Di dalam sejarah filsafat, dikenal beberapa nama filsuf yang termasuk di dalam kaum sofis. Nama-nama tersebut adalah Protagoras dari Abdera, Xeniades dari Korintus, Gorgias dari Leontinoi, Lycophron, Prodikos dari Keos, Thrasymakos dari Chalcedon, Hippias dari Elis, dan Antiphon and Kritias dari Athena. Dari beberapa nama filsuf tersebut, hanya Protagoras, Gorgias, Prodikos, Hippias, dan Antiphon, yang fragmen-fragmen tulisannya masih tersimpan sehingga pengajarannya dapat diketahui. Hanya ada sedikit sekali tulisan yang berbicara mengenai Thrasymakos dan Kritias. Sedangkan untuk Lycophron dan Xeniades, sama sekali tidak ada fragmen tulisan mereka yang tersimpan. 

Pengaruh
Di dalam sejarah filsafat, kaum sofis sering dipandang secara negatif. Misalnya saja, mengajar untuk mendapatkan uang yang banyak, menghalalkan segala cara untuk memenangkan argumentasi, serta mengajarkan relativisme. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah adanya pernyataan dari Sokrates, Plato, dan Aristoteles terhadap kaum sofis. Akan tetapi, kini telah ada usaha-usaha untuk menilai kaum sofis secara positif. Berikut adalah beberapa sumbangan kaum sofis terhadap perkembangan filsafat:

Kaum sofis menjadikan manusia sebagai pusat pemikiran filsafatnya. Tidak hanya itu, bahkan pemikiran manusia itu sendiri dijadikan tema filsafat mereka. Contohnya adalah pandangan Prodikos tentang dewa-dewi sebagai proyeksi pemikiran manusia, atau pandangan Protagoras tentang proses pemikiran untuk mengenali sesuatu. 
Kaum sofis merupakan pionir dalam hal pentingnya bahasa di dalam filsafat. Hal itu terlihat dari berkembangnya retorika dan juga pentingnya pemakaian kata yang tepat. Selain itu, kaum sofis juga menciptakan gaya bahasa baru untuk prosa Yunani. Sejarawan-sejarawan Yunani yang besar seperti Herodotus dan Thukydides, amat dipengaruhi oleh mereka. Kemudian etika kaum sofis juga memengaruhi dramawan-dramawan tersohor seperti Sophokles dan Euripides. 
Kritik kaum sofis terhadap pandangan tradisional mengenai moral membuka cakrawala pemikiran baru terhadap etika rasional dan otonom. 
Kaum sofis memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Karena itu, secara tidak langsung, kaum sofis memberikan sumbangan besar terhadap filsafat zaman klasik dengan tiga filsuf utama tersebut. 

No comments: