Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Dec 1, 2016

Gereja Di Abad Pertengahan

Keadaan gereja pada abad pertengahan diwarnai oleh berbagai masalah. Beberapa masalah yang akan dibahas disini adalah kebudayaan, kehidupan rohani, dan politik pada masa tersebut, yang menjadi latar belakang gerakan reformasi.

Kebudayaan

Kehidupan kebudayaan di Eropa pada saat itu dipengaruhi oleh suatu kebangkitan minat terhadap kebudayaan kuno yang disebut Reinaisans (mulai sekitar abad XIII-XIV). Gerakan ini mendorong orang meminati kembali karya – karya klasik budaya Yunani, dari lingkungan kafir, dan belakangan, dari lingkungan gereja mula – mula. Kritik diberikan terhadap gereja yang telah menyalahgunakan kekuasaan. Minat terhadap karya – karya klasik gereja menolong orang untuk membaca teks-teks  Alkitab dalam bahasa asliya, bebas dadri penafsiran paus dan pimpinan gereja pada waktu itu. Pada tahun 1400-an, mesin cetak ditemukan, sehingga orang dapat memperbanyak tulisan dengan sangat mudah dan cepat. Hal ini di kemudian hari mempercepat penyebaran ide- ide baru, dan juga pencetakan Alkitab dalam bahasa sehari – hari.

Kehidupan Rohani

Gereja di masa – masa menjelang reformasi menghadapi tantangan – tantangan dari berbagfai pihak yang menuntut pembaruan. Gerakan – gerakan ini menyerang struktur gereja yang hierarkhis dan legalistik.  Muncul gerakan – gerakan yang menamai dirinya Waldens (Alpen) yang dipimpin oleh Peter Waldo, Kaum Lollard (Inggris) yang dipengaruhi oleh John Wycliff, dan kaum Husit di Bohemia yang diilhami oleh kritik dari Yohanes Hus.

Banyak pemimpin gereja yang menyeleweng dan menyalahgunakan kekuasaan. Terjadi  praktek simony, yatiu penjualan berkat – berkat rohani sehingga siapa pun bisa diselamatkan dengan membeli surat pembebasan siksa neraka (indulgensia).  Penjualan indulgensia juga untuk membiayai pembangunan gedung gereja Santo Petrus di  Vatikan.

Simoni juga dilakukan dalam jual-beli jabatan gerejawi, sehingga siapa pun dpat menjadi pejabat gereja, uskup, dengan uangnya. Tidak mengheranakan kalau kiemudian terjadi perebutan kekuasaan bahkan sampai tingkat kepausan. Kepercayaan atas diri Paus pun hilang karena ia harus menyingkir dari Roma ke Avignon.

Di lingkungan gereja mucul pula petanyaan yang besar : siapakah yang memilikki kekuasaan tertinggi,m Paus ataukah persidangan gereja (konsili) ? Paus, yang sudah terbiasa menikmati kekuasaan yang sangat besar, bahkan melebihi kaisar, tidak ingin kekuasaannya dibatasi. Di pihak lain, ada cukup banyak pemimpin gereja yang mengatakan bahwa kalau kekuasaan tidak dibatasi, akan muncul kecenderungan untuk menyalahgunakan kekuasaan tersebut.

Politik

Dalam lingkup politik, muncul kesadaran baru akan ras dan etnis bangsa – bangsa Eropa. Eropa yang tadinya bersatu di bawah kekaisaran Roma Suci, kini terpecah – pecah di antara bebagai kepangeranan yang ingin memisahakn diri sebagai bangsa sendiri,m dengan identitas dan bahawsanya sendiri pula. Di lingkungan ekonomi, muncul ketidakpuaswan di antara kaum petani yang dieksploitasi. Berkemjbang pula suatu kelas ekonomi yang baru, yaitu kaum borjuis. Mereka mempunyai tuntutan – tuntutan yang kian meningkat sehingga mengacaukan sistem ekonomi yang lama.

Peter Waldo

Peter Waldo (1140~1218) adalah pendiri dari gerakan kaum Waldens. Waldo berasal dari kalangan awam, dan bukan imam Gereja Katolik. Waldo berupaya memperbaiki kehidupan gereja pada waktu itu dengan cara mengajar orang-orang tentang Kristus dan mempraktikkan hidup miskin. Perlahan-lahan, pada tahun 1177, Waldo mulai mendapatkan pengikut yang disebut kaum Waldens. Kaum Waldens ini melakukan kegiatan dengan berpasangan, lalu menyebar dan mengajarkan ajaran agama Kristen kepada orang-orang. Karena gerakan ini berada di luar struktur gereja yang resmi, maka kaum Waldens tidak mendapat pengakuan dari gereja. Hal itu berakibat pengucilan dari Paus Lucius III pada tahun 1184. Pada tahun 1207, Paus Innocentius III menawarkan kepada para Waldens untuk diterima oleh gereja, jika mereka mau tunduk kepada gereja. Sebagian kaum ini mau menerima tawaran tersebut namun sebagian lagi tidak. Akhirnya pada tahun 1924, Paus mengutuk kaum Waldens yang belum tunduk pada gereja sehingga mereka ditindas.

John Wycliffe

John Wycliffe (nama keluarganya juga ditulis sebagai Wyclif, Wycliff, Wiclef, Wicliffe, atau Wickliffe; lahir: ~1324 – wafat: 31 Desember 1384) adalah seorang pengajar di Universitas Oxford, Inggris, yang dikenal sebagai filsuf, teolog, pengkhotbah, penterjemah dan tokoh reformasi Kristen di Inggris. Ia dikenal melalui karyanya menerjemahkan Alkitab dari [bahasa Latin]] ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1382, yang dikenal sebagai "Alkitab Wycliffe", karena ingin agar semua orang dapat membaca Alkitab. Karya inilah yang mempengaruhi terjemahan-terjemahan Alkitab kemudian. Pada tahun 1371 doktrin-doktrin Wycliffe mengenai kekayaan gereja dianggap cocok bagi pemerintah sekuler saat itu, sebab gereja sangat kaya dan memiliki kurang lebih sepertiga dari seluruh tanah di Inggris. Namun demikian, gereja masih menuntut kebebasan pajak dari pemerintah. Doktrin-doktrin Wycliffe cocok dipakai untuk memaksa para rohaniawan yang segan membayar, sehingga dengan begitu pemerintah dapat membiayai perang yang mahal melawan Prancis.

Wycliffe menikmati perlindungan John dari Gaunt, adipati Lancaster. Namun, pada 1377 Raja Edward III meninggal dan kekuasaan John dari Gaunt berkurang, sehingga turut memengaruhi kehidupan Wycliffe juga. Di samping itu, pada 1378 dimulai skisma besar ketika dua atau lebih paus yang bersaingan dapat diadu satu dengan yang lain. Pemerintah Inggris tidak lagi memerlukan doktrin Wycliffe untuk mengontrol gerakan gereja. 

Jan Hus ( Yohanes Hus)

Jan Hus, juga dikenal sebagai Yohanes Hus (sekitar 1369 - 1415) adalah seorang pemikir dan reformator agama dari Ceko (yang saat itu tinggal di wilayah itu dan dikenal sebagai Bohemia). Ia memulai suatu gerakan keagamaan yang didasarkan pada gagasan-gagasan John Wycliffe. Para pengikutnya dikenal sebagai kaum Hussit. Gereja Katolik menganggap ajaran-ajarannya sesat, dan Hus dikucilkan pada 1411, dikutuk oleh Konsili Konstanz, dan dibakar di tiang pada 6 Juli 1415, di Konstanz, Jerman. Jan Hus dibakar pada tiang

Hus adalah seorang perintis gerakan Protestan. Tulisan-tulisannya yang luas menyebabkan ia menduduki tempat terkemuka dalam sejarah sastra Ceko. Ia pun memperkenalkan penggunaan diakritik (khususnya tanda baca háček) dalam ejaan Ceko untuk mewakili masing-masing suara dengan sebuah simbol. Sekarang patung Jan Hus terdapat di lapangan lama di kota Praha, yang disebut Staroměstské náměstí.

Hari Jan Hus (Den upálení mistra Jana Husa) pada 6 Juli adalah peringatan eksekusi Jan Hus, adalah sebuah hari libur di Republik Ceko.

No comments: