Mengapa Natal dirayakan pada 25 Desember? Kebanyakan orang beranggapan bahwa hal itu selalu merupakan hari raya Kristen dan itu adalah perayaan kelahiran Yeshua Ha-Mashiach, atau Yesus Kristus. Tapi ternyata Yesus tidaklah dilahirkan pada 25 Desember. Namun, banyak ilah-ilah lain yang dilahirkan pada hari itu. Kaum pagan (penyembah ilah-ilah lain) merayakan festival yang melibatkan tokoh pahlawan supernatural yang mengunjungi pohon cemara dan meletakkan hadiah-hadiah pada tanggal 25 Desember, jauh-jauh hari sebelum Yesus dilahirkan. Dari akarnya yang mula-mula di Babylon, perayaan kelahiran atau "kelahiran kembali" dewa matahari pada 25 Desember dirayakan dengan berbagai nama di seluruh dunia kuno. Jika Anda perhatikan, "winter solstice" (titik balik matahari musim dingin) terjadi beberapa hari sebelum 25 Desember setiap tahunnya. Winter solstice adalah hari dalam setahun dimana siang harinya paling singkat. Dalam dunia kuno, 25 Desember adalah hari dalam setiap tahun ketika hari mulai menjadi lebih lama kembali. Karena itu, kaum pagan kuno menetapkan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran atau "kelahiran kembali" matahari.
Ribuan tahun sebelum adanya "Santa Claus" atau "Sinterklas," ada tokoh supernatural lain yang akan mengunjungi suatu pohon dan meletakkan hadiah-hadiah setiap tanggal 25 Desember.
Namanya adalah Nimrod. Dalam bahasa Ibrani, arti nama Nimrod adalah "pemberontakan." Dia adalah Anti-Kristus pertama di dunia.
Perayaan 25 Desember berawal pada mulanya sekali di Babylon kuno.
Winter solstice, atau titik balik matahari musim dingin, adalah fenomena astronomi yang ditandai dengan siang hari yang terpendek dan malam hari yang terpanjang. Terjadi pada kisaran tanggal 23 Desember di belahan Bumi Utara.
Dari mana "Christmas" atau Hari Natal berasal?
Kata "Christmas" atau " Natal" tidak dapat ditemukan di mana pun di seluruh Alkitab. Kata "Christmas" atau "Natal" belum ditemukan hingga kira-kira seribu tahun setelah Yesus naik ke Surga.
Ensiklopedia Katholik menyatakan tentang hal ini:
"Kata untuk "Christmas" dalam Inggris Kuno akhir adalah "Cristes Maesse", Massa Kristus, pertama kali disebutkan pada tahun 1038 M."
Namun sebenarnya Yesus Kristus tidak pernah dilahirkan pada 25 Desember. Kenyataannya karena pada waktu itu terlampau dingin bagi para gembala untuk keluar bersama kawanan domba mereka pada malam hari di Israel pada 25 Desember. Sebagian besar sarjana Kristen paham akan hal ini.
Kapan Yesus sebenarnya dilahirkan?
Dalam Injil Lukas kita membaca bahwa ayah Yohanes Pembaptis adalah Zakharia, dan dia adalah seorang imam yang melayani di Bait Suci. Dia dari "kelompok Abia" (Lukas 1:5). Selagi melayani di Bait Suci, seorang malaikat menampakkan diri kepadanya dan memberitahukan bahwa istrinya akan memiliki seorang anak laki-laki, yang harus dinamai Yohanes. Sesudah itu, Zakharia menyelesaikan "hari-hari pelayanannya," dan dia pulang ke rumahnya (ayat 23). "Dan setelah hari-hari itu, Elisabet, istrinya, mengandung" (ayat 24).
Nama-nama berbagai kelompok imam yang melayani di Bait Suci dituliskan dalam 1 Tawarikh 24:1-19. "Abia" atau "Abiyah" adalah kelompok ke-8. Menurut sejarawan Yahudi, Josephus, setiap kelompok imam ini melayani di Bait Suci selama satu minggu, kelompok pertama melayani pada minggu pertama bulan Nisan, pada musim semi (bandingkan 1 Tawarikh 27:1-2), dan setiap kelompok dalam urutannya sendiri-sendiri. Seluruh imam akan melayani bersama-sama selama perayaan tahunan (Paskah di musim semi, Pentakosta, dan kemudian Pondok Daun di musim gugur). Setelah enam bulan, urutan ini akan berulang kembali, sehingga masing-masing "kelompok" akan melayani dua minggu dalam setahun.
Karena itu, kelompok Abiyah akan melayani pada minggu ke-8. Minggu ke-8 dari 1 Nisan, diluar minggu Paskah, ketika semua imam melayani di Bait Suci, jatuh pada Iyar 27 sampai Sivan 5, tepat 1 hari sebelum Pentakosta, yang biasanya jatuh pada Sivan 6. Sesudah melayani satu minggu di Bait Suci, Zakharia harus tetap di Yerusalem satu minggu berikutnya, karena Perayaan Shavout atau Pentakosta pada minggu itu. Karena itu, dia pulang ke rumah tak lama sesudah itu, dan kemudian istrinya mengandung. Ini terjadi kira-kira pertengahan bulan Juni. Jika kita tambahkan sembilan bulan kepada waktu ini, jangka waktu yang normal bagi seorang bayi untuk dikandung dalam rahim, Yohanes Pembaptis pastinya dilahirkan kira-kira pertengahan bulan Maret, di musim semi, segera sebelum Paskah.
Yeshua dikandung kira-kira enam bulan sesudah Yohanes (Lukas 1:24-31, perhatikan ayat 26). Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret. Luk 1:26 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Luk 1:36Ini menunjukkan Yeshua Ha-Mashiach dikandung kira-kira pertengahan Desember. Ini akan membawa saat kelahirannya sembilan bulan, atau 270 hari kemudian, pada bulan September. Kira-kira pada perayaan Sukkot atau Pondok Daun.
Berdasarkan informasi yang kita miliki dari Kitab Suci, nampaknya sangat mungkin bahwa Yesus dilahirkan pada musim gugur. Secara spesifik, sangat mungkin Yesus sebenarnya lahir selama pesta perayaan Sukkot (Pondok Daun).
Baca selengkapnya: Kitab Suci Menyatakan dengan Tepat Waktu Kelahiran Messias
Siapakah yang dilahirkan pada 25 Desember?
Jika Yesus Kristus tidak dilahirkan pada 25 Desember, lalu siapa? Dengan kata lain, hari kelahiran siapakah yang dirayakan seluruh "umat Kristen" pada 25 Desember, meskipun kita menyebutkan kelahiran "Kristus (Messias)"? Atau, "Kristus" mana yang kita maksudkan? Kata "Kristus" hanyalah terjemahan dari kata Yunani 'Christos,' yang artinya "yang diurapi" – itu berasal dari kata Ibrani Mashiach, yang dari padanya berasal kata Messias. Jadi "siapa yang diurapi" yang lahir pada 25 Desember?
Dalam buku History of Rome, oleh Michael Grant, tertulis sebagai berikut:
"Namun ada juga kepercayaan pagan lainnya selama masa yang sama ini, yang lebih kurang hampir menyaingi Kristus untuk mengendalikan dunia Barat. Ini adalah sekte Matahari, yang dihormati oleh jutaan penduduk Kekaisaran Romawi, dan kepercayaan itu pada suatu waktu menjadi penyembahan resmi. "Di Romawi, keilahian Matahari muncul sejak awal, dan kemudian, berabad-abad kemudian, dalam kubah Pantheon Hadrian yang menakjubkan, bukaan jendela di bagian tengah, yang dikelilingi bintang, mewakili bulatan matahari… yang lama sebelumnya, Kaisar Aurelian mendirikan kuil besar Matahari yang Tak Terkalahkan sebagai pusat dan titik fokus keseluruhan sistem kepercayaan negara (274). Hari kelahiran dewa ini adalah 25 Desember, dan ini, yang diubah menjadi Hari Natal, adalah satu warisan yang dipinjam Kekristenan dari sektenya." (hal. 391-392)
Dalam buku tulisan sejarawan Jack Finegan, Myth & Mystery: An Introduction to the Pagan Religions of the Biblical World. Finegan menuliskan:
"Namun penyembahan dewa matahari terus meluas di seluruh kekaisaran, dan di bawah Aurelian (270-275 M) sekte ini dikembalikan pada kedudukannya yang tinggi. Dalam tahun 274 Aurelian menyatakan dewa – yang sekarang disebut Deus Sol Invictus – sebagai ilah resmi Kekaisaran Romawi. Dia mendirikan kuil matahari yang indah sekali di Roma… dan menetapkan perayaan hari kelahiran matahari (naturalis solis invicti) pada 25 Desember, tanggal ini kemudian diterima menjadi winter solstice (hari titik balik matahari musim dingin, juga hari kelahiran Mithra). Pada zaman Konstantin, sekte Deus Sol Invictus masih berkedudukan tinggi, dan gambar dewa matahari ada di mata uang koin Konstantin... Pada waktu itu dengan tujuan untuk mengubah arti pentingnya, tanggal suci yang sudah ada, hari kelahiran Yesus, yang telah dirayakan di Timur pada 6 Januari… ditempatkan di Roma pada 25 Desember, pada tanggal perayaan kelahiran Sol Invictus. Tanggal ini muncul dalam sebuah daftar tanggal yang disusun sekitar 336 M dan dipublikasikan di kalender kota Roma, diperiksa oleh Filocalus, untuk tahun 354" (Finegan, hal. 211-212).
Pada waktu Kekaisaran Romawi melegalkan Kekristenan pada abad ke-4, sebagian besar agama lain di dalam kekaisaran merayakan kelahiran ilah-ilah mereka pada 25 Desember.
Sebelumnya di Romawi kuno, pada 25 Desember sebuah festival yang disebut Saturnalia merupakan perayaan terbesar dalam setahun. Saturnalia adalah festival dimana orang Romawi memperingati pentahbisan kuil dewa mereka, Saturnus. Hari raya ini dimulai pada 17 Desember dan akan berlangsung seminggu penuh hingga 23 Desember.
Saturnalia diperingati dengan saling memberi hadiah, perayaan, nyanyian, dan sangat banyak pelacuran. Para pendeta Saturnalia akan membawa rangkaian dahan pohon cemara berbentuk bundar dalam prosesi di seluruh kuil-kuil berhala Romawi.
Belakangan, orang Romawi juga menjalankan festival pada 25 Desember yang disebut Dies Natalis Solis Invicti, yang artinya "hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan." Pada dasarnya, itu adalah cara bagi kekaisaran untuk menyatukan seluruh hari kelahiran "Dewa Matahari" pada 25 Desember di seluruh kekaisaran menjadi satu hari raya.
Pada tahun 350 M, Paus Julius I menyatakan bahwa hari kelahiran Yesus akan dirayakan pada 25 Desember untuk seterusnya. Tanpa keraguan, Paus Julius sebenarnya sedang mencoba mempermudah kemungkinan orang Romawi penyembah berhala untuk menjadi penganut agama Katholik.
Kekristenan mengambil alih hari kelahiran dewa matahari, sekte matahari, dan mengubahnya menjadi Hari Natal, hari "kelahiran" Yesus Kristus.
Namun, hari raya baru ini pada mulanya tidak terlalu dihiraukan orang Kristen. Penyebaran perayaan 25 Desember oleh orang Kristen belum terjadi hingga tahun 378. Nampaknya itu dihentikan lagi pada 381, dan kemudian dihidupkan lagi pada tahun 400. Namun kebenarannya adalah, bahwa 25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran dewa-dewa lain, lama sebelum itu dihubungkan dengan Yesus.
Ini terjadi empat abad setelah Messias. Pada waktu ini, Gereja beralih untuk memasukkan hari kelahiran dewa matahari ini ke dalam kalender "Kristen", dan mengubah "hari kelahiran-Nya" menjadi hari kelahiran "Kristus" itu sendiri. Apa yang nyata-nyata merupakan penyembahan berhala sekarang diubahkan menjadi sesuatu yang "Kristiani." Setidaknya, bagi yang memperhatikan, itu nampak seperti "Kristen." Sekarang itu disebut "Kristiani." Namun kebenarannya, itu masih merupakan pagan.
Berikut ini beberapa dewa-dewa matahari kuno yang "lahir" pada tanggal 25 Desember:
Mithra
Penyembahan dewa Mithra dari Indo-Persia bermula berabad-abad sebelum masehi. Dewa ini juga disebut "Mitra" dalam agama Veda India. Di Persia, disebut dengan nama Mithra atau Mihr. Dia dianggap "dewa baik" yang memberikan kesehatan, kekayaan dan makanan.
Mithra adalah cahaya dan kekuatan di belakang matahari. Di Babylon, Mithra disebut Shamash, dewa matahari, dan dia juga disebut Bel, dewa matahari versi Mesopotamia dan Kanaan/Phoenicia. Disebut juga Marduk, dewa yang mewakili planet Jupiter dan matahari. Mithra juga disebut dengan nama Apollo (Yunani).
Oleh orang Romawi, Mithra disebut "Matahari ilahi, Matahari yang tak terkalahkan." Dia dikatakan "Kuat perkasa, penguasa perkasa, raja terbesar dari dewa-dewa! Ya Matahari, penguasa langit dan bumi, dewa segala dewa." Mithra juga dijuluki "mediator" antara langit dan bumi.
Mithra digambarkan sebagai "jalan," "kebenaran," "terang," "hidup," "firman," "anak dewa," "gembala yang baik." Mithra sering diwakili sedang memanggul seekor anak domba di bahunya.
Mithra atau Mitra, disembah sebagai Itu (Mitra-Mitu-Itu) di setiap rumah orang Hindu di India. Itu dianggap sebagai dewa tumbuh-tumbuhan. Mithra atau Mitra (dewa matahari) dipercayai sebagai mediator antara Tuhan dan manusia, antara langit dan bumi. Dikatakan bahwa Mithra atau "matahari" dilahirkan di sebuah gua pada 25 Desember. Dipercaya juga bahwa Mithra atau dewa matahari dilahirkan seorang perawan. Dia melintasi langit, dan memiliki 12 satelit, yang dianggap murid-murid Matahari. Festival terbesar Matahari dirayakan pada Winter Solstice dan Vernal Equinox – Hari Natal dan Easter. Simbolnya adalah anak domba.
Menurut mitologi Persia, Mithra dilahirkan pada 25 Desember, oleh perawan bernama Anahita, yang dijuluki "ibu dewa." Anahita juga dikenal sebagai "Anaitis" – arti namanya "murni" atau "tidak bercela," yang pada zaman kuno disamakan dengan dewi perawan Artemis.
Beberapa atribut Mithra:
Bayi ini dibungkus kain pembalut, ditempatkan dalam palungan dan dikunjungi para gembala.Dia dianggap guru besar dan tuan yang berkelana.Dia punya 12 kawan atau "murid."Dia melakukan mujizat-mujizat.Sebagai "lembu besar Matahari," Mithra mengorbankan dirinya sendiri demi kedamaian dunia.Mithra naik ke surga dengan kereta mataharinya.Mithra dipandang sebagai gembala yang baik, "jalan, kebenaran dan terang," pembebas, penyelamat, dan messias.Mithra maha tahu, dia "mendengar segalanya, melihat segalanya, tahu segalanya. Tidak ada yang dapat menipunya."Dia diidentifikasi dengan singa dan anak domba.Hari sucinya adalah Minggu (Sunday=hari matahari).Kepercayaannya memiliki ritual ekaristi, atau perjamuan.Mithra "menaruh tandanya di dahi prajurit-prajuritnya."Mithraisme menekankan pembaptisan.
25 Desember sebenarnya adalah hari kelahiran Mithra, dewa matahari.
Dalam Catholic Encyclopedia, disebutkan mengenai Mithraisme:
25 Desember dirayakan sebagai hari kelahirannya, natalis invicti, kelahiran matahari musim dingin, tak terkalahkan oleh musim.
Kutipan dari Encyclopedia Encarta:
"Mithraisme mirip dengan Kekristenan dalam berbagai aspek, contohnya, dalam hal merendahkan diri dan kasih persaudaraan, pembaptisan, ritual persekutuan, penggunaan air suci, pemujaan para gembala pada saat kelahiran Mithra, pengadopsian hari Minggu dan tanggal 25 Desember (hari ulang tahun Mithra) sebagai hari suci, dan kepercayaan akan kekekalan jiwa, penghakiman terakhir, dan kebangkitan. Mithraisme berbeda dari Kekristenan dalam hal pengecualian kaum perempuan dari upacara-upacaranya dan kesediaannya untuk berkompromi dengan politeisme. Namun kesamaannya, memungkinkan pengikutnya mudah berpindah kepada doktrin Kristen" (“Mithraism,” Microsoft (R) Encarta. Copyright (c) 1994 Microsoft Corporation. Copyright (c) 1994 Funk & Wagnall’s Corporation).
Horus
Horus, dari Mesir, dilahirkan oleh seorang perawan, Isis, pada winter solstice 25 Desember. Pada teks di Kuil Abydos dari Seti I, Isis menyatakan, "Akulah perawan besar."
Ibunya, Isis, melahirkan dia di rawa-rawa, dia diperingatkan oleh dewa Thoth, untuk melarikan diri dan menyembunyikan anak itu dari Set yang jahat. Set telah membunuh ayah Horus, yang bernama Osiris, dan berusaha membunuh Horus juga. Isis dapat menjaga Horus tetap tersembunyi dari Set, hingga Horus bertumbuh dewasa. Horus berusaha membalaskan kematian ayahnya, dan bertarung melawan Set, dan mengalahkan dia.
Dalam banyak kasus dewa-dewa di berbagai belahan dunia, beberapa dewa (dan dewi) Mesir memiliki atribut "Matahari", menjadikan mereka dewa-dewa Matahari, termasuk di antaranya Ra atau Re, Osiris dan Horus. Horus, anak laki-laki Isis, pada mulanya juga diidentifikasi sebagai Ra, dewa matahari Mesir, demikian juga dengan Mithra.
Sejarawan Yunani, Herodotus, menyamakan Osiris dengan Dionysus (Yunani) dan Horus dengan Apollo (dewa matahari Yunani). "Di Mesir, Apollo adalah Horus, Demeter adalah Isis, Artemis adalah Bubastis."
Dalam tulisan Mesir kuno seperti teks piramid, Horus disebut "Penguasa Langit," bersamaan dengan julukan matahari lainnya seperti "Dia yang wajahnya terlihat," "Dia yang rambutnya terbelah." Dalam teks piramid Sp. 326, Horus disebut "Penguasa sinar matahari."
Hari kelahiran Horus diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Desember di kuil-kuil. Sejarawan Macrobius (395–423 M) mengatakan:
"Sebuah patung Horus sebagai bayi diletakkan di sebuah palungan, di tempat yang ditata seperti kandang, dan patung Isis diletakkan di sampingnya. Horus, disimbolkan sebagai penyelamat umat manusia. Dialah pembalas terhadap kuasa kegelapan, dia adalah terang dunia.""pada saat winter solstice, matahari nampak seperti anak kecil, seperti itu sehingga orang Mesir membawa keluar dari kuil pada hari yang ditetapkan, karena hari itu adalah yang terpendek dan dewa terlihat seperti bayi kecil."
"Kira-kira pada waktu winter solstice (25 Desember), Isis melahirkan Harpocrates (Horus kanak-kanak), tidak sempurna dan premature." Plutarch, sejarawan Yunani abad pertama.
Attis dari Phyrgia
Dalam banyak tulisan mistis kuno, dewa Romawi-Phrygo kuno, Attis, digambarkan dilahirkan oleh ibunya yang masih perawan pada 25 Desember, yang akhirnya dibunuh dan dibangkitkan sesudahnya.
Beberapa atribut Attis:
Attis dilahirkan pada 25 Desember oleh Perawan Nana.Dia seorang gembala.Dia dianggap "putra tunggal yang dilahirkan," "firman" dan penyelamat yang dibunuh demi keselamatan umat manusia.Sektenya memiliki tradisi makan kurban, yang menganggap tubuhnya sebagai roti yang dimakan oleh para penyembahnya.Imam-imamnya adalah sida-sida kerajaan surga.Attis memiliki atribut sebagai anak ilahi dan bapa.Pada "Jumat Hitam," dia mati pada sebatang pohon, dan darah sucinya tercurah turun untuk membebaskan bumi. Menurut mitos, dia mati karena dibunuh babi liar atau mengebiri dirinya sendiri.Dia turun ke dunia orang mati.Setelah tiga hari, Attis dibangkitkan pada 25 Maret sebagai "Dewa yang maha tinggi."
Penderitaan Attis diperingati pada 25 Maret, tepat sembilan bulan sebelum festival kelahirannya, pada 25 Desember. Waktu kematiannya juga adalah waktu ketika dia mulai dikandung. Setiap tahun dia lahir pada winter solstice, dan setiap tahun ketika hari-hari menjadi pendek, dia mati.
Dionysus putra Zeus
Dewa anggur Yunani, Dionysus atau Bacchus, juga disebut Iacchus, digambarkan lahir dari seorang perawan pada 25 Desember. Melakukan mujizat seperti mengubah air menjadi anggur, dan muncul dengan dikelilingi 12 manusia. Menyandang julukan "bapa" dan "penyelamat". Mati, bangkit setelah tiga hari, dan naik ke surga. Menurut tradisi umum, Dionysus merupakan putra dewa Zeus dan perempuan manusia, Semele. Dalam versi Kreta untuk cerita yang sama, Dionysus adalah putra Zeus dengan Persephone, anak perempuan Demeter, yang juga disebut Kore, yang dianggap "dewi perawan." Dalam mitos umum mengenai kelahiran Dionysus/Bacchus, Semele secara misterius dihamili oleh salah satu petir dewa Zeus – suatu kehamilan perawan yang ajaib. Dionysus merupakan simbol matahari.
Dionysus dipercayai memiliki beberapa atribut yang "sama" dengan karakter Kristus dan tradisi Kristen:
- Dionysus lahir dari seorang perawan pada 25 Desember atau Winter Solstice (titik balik matahari musim dingin).
- Dia adalah putra "bapa" di surga.
- Sebagai Anak Suci, Bacchus ditempatkan dalam sebuah ranjang/palungan/ayunan "di antara binatang-binatang."
- Dionysus adalah seorang pengajar yang berkeliling sambil melakukan mujizat-mujizat.
- Dia adalah dewa anggur, dan mengubah air menjadi anggur.
- Dionysus menunggang seekor keledai pada "perarakan kemenangan."
- Dia seorang raja suci yang dibunuh dan dimakan dalam ritual ekaristi untuk kesuburan dan penyucian.
- Dewa ini pergi ke dunia orang mati untuk menyelamatkan kekasihnya, bangkit dari tanah setelah mati tiga hari.
- Dionysus bangkit dari kematian pada 25 Maret dan naik ke surga.
- Bacchus dijuluki "Bapa," "Pembebas" dan "Penyelamat."
- Dionysus dianggap "Putra Tunggal yang dilahirkan," "Raja segala raja," "Dewa segala dewa," "Penanggung dosa," "Pembebas," "Yang diurapi," dan "Alfa Omega."
- Dia diidentifikasi dengan kambing jantan atau anak domba.
- Julukan pengurbanannya "Orang muda di pohon" menunjukkan dia digantung pada pohon atau disalibkan.
Gelar "Raja segala raja" dan julukan lainnya mungkin menggambarkan hubungan Dionysus dengan Osiris. Dionysus, Bacchus, Zagreus, pada mitologi Sumeria-Babylonia kuno, juga disebut Dumuzi-absu, Tammuz.
Hercules
Hercules, anak dewa Zeus, ditakdirkan dari lahir untuk menduduki tahta Argos. Hera, istri Zeus yang cemburu menginginkan tahta itu bagi yang lainnya dan berusaha menunda kelahiran Hercules, dan akhirnya berusaha membunuh Hercules selagi di tempat tidurnya, dengan mengirim dua ekor ular untuk melilit dia. Hercules membunuh ular-ular itu, meskipun dia belum berusia satu tahun. Selanjutnya, dia dikirim ke pinggiran negeri dimana dia menjadi seorang gembala.
Herkules mengadakan perjalanan turun ke Hades dan kembali dari situ bersama Theseus dan Peirithous. Tubuh Hercules tidak dapat ditemukan dan dia dianggap dibawa oleh dewa-dewa. Ketika rombongan Iolaus datang untuk mencari dan mengumpulkan tulang-tulang Hercules, dia tidak dapat menemukan satu pun, sehingga mereka menduga, sesuai dengan kata-kata ramalan, dia berpindah dari antara manusia ke dalam kumpulan dewa-dewa.
Jupiter
Jupiter dianggap "Raja segala dewa" dan dewa surga dan halilintar dalam mitologi Romawi. Dia dianggap sama dengan Zeus dalam mitologi Yunani.
Osiris
Selama dinasti kerajaan Mesir ke-18 dan 19 (1300 SM), Osiris juga dijuluki "raja kekekalan, penguasa segala keabadian, yang melintasi jutaan tahun dalam umur hidupnya, pangeran dewa-dewa dan manusia, dewa segala dewa, raja segala raja, tuan segala tuan, pangeran segala pangeran, pemerintah dunia yang ada selamanya."
Osiris secara tradisional digambarkan sebagai pria berjenggot yang kakinya dimumifikasi. Ia sering terlihat memakai mahkota runcing dengan bulu burung unta dan membawa tongkat lengkung dan cambuk. Tongkat lengkung diperkirakan menggambarkan Osiris sebagai dewa gembala, tetapi simbolisme cambuk juga lebih tidak jelas. Dia biasanya digambarkan sebagai firaun dengan corak warna hijau - warna kelahiran kembali - atau hitam, menunjukkan kesuburan dataran tepi Sungai Nil.
Osiris (diilustrasikan) secara tradisional digambarkan sebagai lelaki berjanggut, berkulit hijau yang kakinya yang dimumifikasikan.
Dianggap sebagai anak tertua dari dewa Bumi Geb, dia penguasa orang-orang mati dan pemberi kehidupan dengan menumbuhkan tanaman dan banjir yang menyuburkan sungai Nil. Melalui pengharapan kelahiran baru setelah kematian, Osiris dikaitkan dengan siklus alam, namun ia dipuja sebagai Dewa Orang-orang Mati sampai penindasan agama Mesir selama munculnya Kekristenan di Kekaisaran Romawi.
Dia juga digambarkan sebagai: 'dia yang selalu ramah dan awet muda' dan 'dewa ilmu pengetahuan'. Firaun dan orang-orang kaya Mesir kuno lainnya terhubung dengan Osiris dalam kematian jika mereka membayar ritual untuk asimilasi, yang berarti mereka dapat bangkit dari antara orang mati bersama Osiris dan memperoleh hidup yang kekal.
Salah satu versi dari mitos Osiris mengatakan bahwa saudaranya, Set, bersama dengan Ratu Etiopia, bersekongkol dengan 72 orang kaki tangannya untuk merencanakan pembunuhan Osiris. Set menipu Osiris dengan memasukkannya ke dalam peti sarkofagus, yang kemudian disegel dan dibuang ke sungai Nil. Tapi istri Osiris, Isis, mencari jenazahnya sampai ia menemukannya tertambat dalam batang pohon asam, yang menopang atap istana. Dia berhasil mengangkat peti mati dan itu membukanya, tapi Osiris sudah mati. Dia menggunakan mantra untuk membangkitkan Osiris kembali ke kehidupan supaya bisa menghamilinya, tapi setelah itu ia meninggal lagi dan Isis menyembunyikan tubuhnya di padang pasir. Beberapa bulan kemudian, ia melahirkan Horus, dewa pelindung Nekhen di Mesir Atas yang sering digambarkan sebagai burung elang, seperti dengan kepala elang itu. Kemudian, saat berburu di padang gurun, Set menemukan tubuh Osiris dan merobeknya menjadi 14 potong, mencerai-beraikannya ke seluruh negeri.
Isis mengumpulkan semua bagian tubuhnya kembali - kecuali (maaf) penisnya, yang dimakan ikan lele - dan menyatukannya dengan kain perban untuk dimakamkan secara layak. Para dewa terkesan dengan pengabdian Isis dan membangkitkan Osiris sebagai dewa penguasa dunia orang mati.
Sol Invictus
Matahari yang tak terkalahkan.
Adonis
Helios
Bacchus
Apollo
Tammuz
Agama pagan terbesar yang menyebarkan penyembahan matahari di dunia Yunani dan Romawi pada 25 Desember adalah sekte Mithraisme. Mereka menyebutnya "Kelahiran Matahari." Mithra, dewa matahari, dianggap lahir pada waktu itu, demikian juga Osiris, Horus, Tammuz, Hercules, Bacchus, Adonis, Jupiter – semuanya Messias pagan. Fakta ini mengindikasikan bahwa semua dewa-dewa matahari pagan dan jejak keilahian mereka memiliki akar pada dewa matahari Babylon kuno – Nimrod.
Namun, bagaimana bisa dewa-dewa ini memiliki "atribut-atribut" yang "sama" dengan Yesus Kristus?
Jika Iblis tahu bahwa Messias yang sebenarnya akan datang ke dunia, pastilah dia akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengerahkan "orang-orang terbaiknya" untuk mendahului dan menempati posisi sebagai "Messias." Hal itu sudah dilakukannya sejak zaman dahulu, dan itu akan terus dilakukannya sampai pada saat yang terakhir, dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Matius 24:24
Manusia Dengan Banyak Nama
Yang Pertama Akan Menjadi Yang Terakhir
Mitologi dan Penyesatan Besar Akhir Zaman
Pohon Natal
Menurut tradisi Babylon kuno, Semiramis (yang akhirnya dikenal sebagai dewi Astarte/Asherah/Ashtoreth/Asytoret/Isis/Ishtar/Easter dalam agama pagan lainnya) menyatakan bahwa setelah kematian putranya/suaminya, Nimrod (ya, Semiramis kawin dengan putranya sendiri, Nimrod), sebuah pohon cemara tumbuh besar dalam semalam dari tunggul pohon yang telah mati. Tunggul yang mati ini menggambarkan Nimrod yang mati, dan pohon cemara yang bertumbuh ini menggambarkan Nimrod yang hidup kembali. Semiramis berkata bahwa Nimrod akan mengunjungi pohon cemara itu dan meletakkan hadiah-hadiah setiap tahun pada perayaan kelahirannya, yang akan terjadi pada 25 Desember.
Dalam Bibletools.org, Mike Ford menggambarkan tradisi pagan kuno mengenai Nimrod seperti ini:
Setelah kematian Nimrod (kurang lebih 2167 SM), Semiramis menyebarkan kepercayaan bahwa dia menjadi seorang dewa. Semiramis menyatakan bahwa dia melihat sebatang pohon cemara bertunas dan bertumbuh besar dari akar tunggul pohon yang sudah mati, menggambarkan bertunasnya kehidupan kembali Nimrod. Pada hari ulang tahun kelahirannya, dia berkata, Nimrod akan mengunjungi pohon cemara itu dan menaruh hadiah-hadiah di bawahnya.
John Punkett menggambarkan mitos pagan kuno mengenai 25 Desember sebagai berikut:
Dari banyak tulisan kuno, banyak hal dapat dipelajari dari orang ini, yang memulai kemurtadan besar yang terorganisasi secara mendunia dari Allah yang mendominasi dunia hingga sekarang. Nimrod sangatlah jahat, dikatakan dia kawin dengan ibunya sendiri, yang bernama Semiramis. Setelah Nimrod mati sebelum waktunya, ibu/istrinya, Semiramis, menyebarluaskan ajaran jahat mengenai Nimrod yang selamat dan menjadi makhluk roh. Dia menyatakan sebatang pohon cemara yang bertunas dan bertumbuh besar dalam semalam dari tunggul pohon yang mati, yang menjadi simbol bertunasnya kehidupan kembali Nimrod yang sudah mati. Pada setiap ulang tahun kelahirannya, dia menyatakan, Nimrod akan mengunjungi pohon cemara dan menaruh hadiah-hadiah di atasnya. 25 Desember adalah hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul sebenarnya dari pohon Natal.
Dari dongeng asli yang disebarluaskan oleh Semiramis ("Ratu Surga") datanglah tradisi pagan untuk pergi ke hutan "suci" dan menaruh hadiah-hadiah bagi Nimrod (yang belakangan akan disembah sebagai "Baal") di pohon cemara.
Berikut ini menggambarkan apa yang dipercayai orang Babylon mengenai asal-usul pohon Natal:
"Dongeng kuno Babylon mengatakan sebuah pohon cemara bertunas dari tunggul pohon yang sudah mati. Tunggul yang mati ini menggambarkan Nimrod yang mati, dan pohon cemara yang bertumbuh ini menggambarkan Nimrod yang hidup kembali dalam Tammuz. Di antara orang-orang Druid, pohon oak dianggap keramat, di antara orang-orang Mesir itu adalah pohon palem, dan bagi orang Romawi adalah pohon cemara, yang dihiasi dengan buah-buahan beri merah selama perayaan Saturnalia." (Walsh, Curiosities of Popular Customs, hlm. 242).
Berikut kutipan dari Encyclopeda Britannica tentang "Christmas" (Natal):
"Di dunia Romawi, Saturnalia (17 Desember) adalah saat bersukaria dan saling tukar menukar hadiah. 25 Desember juga dianggap sebagai hari kelahiran dewa misterius Iran, Mithra, sang Surya Kebenaran. Pada Tahun Baru Romawi (1 Januari), rumah-rumah dihiasi hijau-hijauan dan pelita-pelita, dan hadiah-hadiah diberikan kepada anak-anak dan fakir miskin. Kebudayaan ini, juga ditambah lagi dengan ritual Jerman dan ritual Yule dari Celtic, ketika suku Teutonic memasuki Galia, Inggris dan Eropa tengah. Makanan dan berkumpul bersama-sama, balok kayu Yule dan kue-kue Yule, hijau-hijauan dan pohon cemara, hadiah-hadiah dan ucapan selamat semuanya menjadi hal-hal yang dilakukan dalam memperingati musim perayaan ini. Nyala api dan cahaya, simbol kehangatan dan umur panjang, selalu dihubungkan dengan festival musim dingin, baik oleh kaum pagan maupun Kristen" (Encyclopedia Britannica, 15th ed., vol. II, p. 903).
Penyembahan pada pohon adalah hal umum di kalangan orang-orang kuno. Menurut Festivals, Holy Days, dan Saints' Days:
"Pohon Natal… merangkum ide penyembahan pohon… ornamen berkilauan berbentuk bola-bola merupakan simbol matahari… seluruh festival Winter Solstice telah diadopsi ke dalam Hari Natal… penggunaan holly dan mistletoe pada upacara Druid; pohon Natal untuk memberikan penghormatan kepada pohon cemara keramat Odin…" (hal 236). (Note: holly, sejenis tumbuhan hijau dengan daun-daun runcing dan memiliki buah berbentuk gugusan berwarna merah. Dewa Odin adalah dewa kuno bangsa Eropa, ayah dewa Thor).
Dalam bukunya Christmas Folklore, Collins menuliskan:
"Banyak tumbuh-tumbuhan yang dipakai pada Natal merupakan simbol kesuburan. Khususnya setiap pohon cemara, dengan kemampuannya bertahan pada bulan-bulan yang tandus, namun yang paling menarik adalah holly, ivy, dan mistletoe. Holly dengan daun-daunnya yang runcing, bunga-bunga putih, dan buah beri merah, melambangkan hasrat reproduksi laki-laki. Faktanya, dalam lagu-lagu Inggris… holly adalah pria dan ivy adalah wanita. Penggunakan tumbuh-tumbuhan ini sangat mungkin "dipinjam" oleh orang "Kristen" di antara budaya-budaya lain dari Saturnalia Romawi."
Ivy, pasangan holly, dalam ritual Yunani kuno mengambil nama dari seorang gadis yang menari-nari dan sangat bergembira di hadapan Dionysus sampai-sampai dia jatuh mati di kakinya. Dewa pagan, Dionysus, tergerak oleh tariannya, mengubah dia menjadi ivy supaya bisa membelit apa pun yang ada di dekatnya. Dionysus, adalah versi Yunani dari dewa anggur dan kesukariaan, merupakan nama lain dari Bacchus, Tammuz, atau Nimrod.
Mistletoe, sejak zaman dahulu, dipandang misterius dan keramat, simbol dari matahari, pemberi kehidupan, pembangkit nafsu, dan pelindung terhadap penyakit dan racun. Tanaman ini secara khusus dianggap keramat oleh kaum Druid Celtic yang mempersembahkannya dalam doa kepada dewa-dewa. Mistletoe dianggap oleh kaum pagan sebagai "ranting emas." Dua hari raya besar ketika kaum pagan mengumpulkan mistletoe adalah pada hari pertengahan musim panas, Summer Solstice (titik balik matahari musim panas), dan 25 Desember, Winter Solstice. Itu dianggap memiliki kuasa menunjukkan harta karun di bumi, dan dibentuk menjadi "tongkat sihir."
Dalam "The Two Babylons", Hislop menggambarkan beberapa tradisi kuno di sekitar pohon Natal pada halaman 97
"Pohon Natal, yang sekarang begitu umum di antara kita, juga sama umumnya di Romawi dan Mesir kuno. Di Mesir, yang dipakai adalah pohon palem, di Roma itu pohon cemara. Pohon palem menunjukkan dewa messias mereka, Baal-Tamar. Pohon cemara menunjukkan dia sebagai Baal-Berith. Ibu dari Adonis, dewa matahari dan perantara ilahi yang besar, dikatakan berubah secara mistis menjadi sebatang pohon. Dan dalam keadaan itulah dia melahirkan anak laki-laki ilahinya. Jika ibunya adalah sebatang pohon, anak laki-lakinya dikenali sebagai 'manusia yang berasal dari cabang.' Dan inilah keseluruhan cerita tentang meletakkan batang kayu Yule ke dalam api di malam Natal, dan kemunculan pohon Natal pada keesokan harinya."
Menurut tradisi Babylon kuno, festival musim semi Ishtar (Easter) adalah waktu ketika "Ratu Surga" dipercayai menjadi hamil. Sembilan bulan kemudian dewa matahari akan "lahir" atau "dilahirkan kembali".
Bagi orang Babylon kuno, pohon-pohon perayaan ini disembah sebagai "Ratu Surga", dan hadiah-hadiah dibawa ke "kerumunan" pepohonan yang ditumbuhkan untuk menghormatinya dan diletakkan di bawahnya sebagai persembahan-persembahan.
Orang Babylon juga menggunakan karangan bunga atau daun berbentuk bundar untuk mewakili kelahiran matahari, karena benda itu menggambarkan "rahim" dari ibu Bumi.
Ketika Gereja Roma Katholik memutuskan untuk menjadikan 25 Desember sebagai "Hari Raya Kristen" pada abad ke-4, mereka mengadopsi hari raya penyembahan berhala yang sudah lama ada dan tetap mempertahankan tradisi penyembahan berhala yang sama.
Orang-orang Kristen mula-mula, sepenuhnya menolak tradisi-tradisi ini. Pada abad ke-3, Tertullian menulis sebagai berikut tentang perayaan-perayaan pagan ini:
"Pada hari kesukaanmu, kami (orang Kristen) tidak menutupi pintu rumah kami dengan karangan bunga dan daun, tidak juga menghiasinya dengan lampu-lampu. Pada panggilan untuk perayaan umum, kamu menganggapnya layak untuk menghiasi rumahmu seperti rumah pelacuran yang baru. Kami dituduh melanggar tradisi karena kami tidak merayakan hari raya itu bersama-sama kamu"
Dalam Kitab Yeremia, Allah memberikan peringatan:
Dengarlah firman yang telah YAHWEH sampaikan kepadamu, hai keluarga Israel.Beginilah YAHWEH berfirman, “Janganlah kamu mempelajari kelakuan bangsa-bangsa, dan janganlah gentar akan tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa digentarkan olehnya.Sebab, kebiasaan bangsa-bangsa adalah kesia-siaan, karena seseorang telah memotong dengan kapak sebatang pohon dari hutan, sebagai karya pahatan tangan.Mereka menghiasinya dengan perak dan emas, mereka menguatkannya dengan paku dan palu sehingga dia tidak goyah. Yeremia 10:1-4
Perayaan 25 Desember dan segala tradisi yang menyertainya berasal dari budaya penyembahan berhala. Artikel ini hanya menyajikan informasi dan bukan bertujuan menimbulkan polemik mengenai Natal. Mungkin akan banyak yang protes dan berkata tidak apa-apa bagi mereka untuk merayakan 25 Desember karena semuanya itu tentang Yesus. Jadi pertimbangkan dengan baik apa yang hendak dilakukan.
Alasan yang sama digunakan Harun ketika dia dan selebihnya dari kaum Israel menyembah anak lembu emas ketika Musa ada di atas gunung untuk menerima Hukum Allah. Harun berkata penyembahan anak lembu emas dilakukan bagi Yahweh:
Dan Harun melihat, dan dia mendirikan sebuah mezbah di depannya. Dan Harun pun berseru dan berkata, “Esok pagi, hari raya bagi Yahweh!”
Keluaran 32:5
Namun kita tahu akhir ceritanya, apakah Yahweh berkenan kepada perayaan mereka.
Faktanya, sistem Babylon kuno masih berakar kuat di seluruh dunia sampai hari ini dan bahkan sampai kepada akhir zaman.
Firman Tuhan tentang penghakiman Babel:
Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata, "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Wahyu 18:4
Hanukkah: Nubuat Akhir Zaman, Mengapa Yesus Merayakannya?
Yeshua Ha-Mashiach, atau Yesus Kristus tidak ada hubungannya sama sekali dengan Hari Natal. Yesus Kristus dan murid-murid-Nya dan gereja Kristen mula-mula tidak merayakan Hari Natal. Namun Yesus Kristus turut merayakan Hanukkah (Yohanes 10:22,23).
Dalam bukunya "The Two Babylons", Alexander Hislop menggambarkan asal-usul Natal dari Babylon pada halaman 93:
"Jauh sebelum abad ke-4, dan lama sebelum masa Kristen itu sendiri, suatu festival dirayakan di antara bangsa-bangsa pagan, pada waktu tertentu di dalam setahun, untuk menghormati kelahiran anak laki-laki Ratu Surga bangsa Babylon. Patut diduga, dengan maksud untuk menyatukan bangsa-bangsa pagan, dan untuk memperbanyak jumlah orang-orang penganut Kristen, Gereja Katholik, mengadopsi festival yang sama itu dan memberinya nama Kristus. Kecenderungan pihak Kristen untuk menyatukan sebagian unsur-unsur paganisme mulai berkembang dari situ. Dan kita mendapati Tertullian, bahkan pada zamannya, kira-kira tahun 230, meratapi dengan sedihnya inkonsistensi murid-murid Kristus mengenai hal ini, dan itu berbanding terbalik dengan kesetiaan yang teguh dari kaum pagan kepada takhayul mereka sendiri."
Nama "Yule" (masa Natal) adalah kata Babylon untuk "bayi" atau "anak kecil" seperti digambarkan Hislop pada halaman 93 dan 94 dari bukunya:
"Natal tanpa diragukan lagi mempunyai asal-usul dari festival pagan (penyembahan berhala). Waktu perayaannya dalam setahun, upacaranya, yang hingga sekarang masih dirayakan, membuktikan asal-usulnya. Di Mesir, anak laki-laki Isis, gelar orang Mesir bagi ratu surga, dilahirkan pada waktu ini, 'kira-kira pada waktu winter solstice.' Nama ini juga dipakai dalam perayaan Natal – hari "Yule" (masa Natal) – membuktikan sepenuhnya bahwa ini paganisme dan berasal dari Babylon. 'Yule' adalah nama Chaldee (Kasdim) untuk 'bayi' atau 'anak kecil'. 25 Desember disebut oleh para leluhur kaum Anglo-Saxon pagan dengan nama 'hari Yule' atau 'hari Anak,' dan malam sebelumnya disebut 'hari Ibu,' (Christmas Eve) jauh sebelum mereka mengenal Kekristenan. Semuanya ini cukup untuk membuktikan sifat aslinya. Menurut dalam dan luasnya paganisme, hari kelahiran ini dirayakan."
Hari raya pagan "Yule" telah dirayakan oleh kaum pagan di Eropa utara mulai akhir Desember sampai awal Januari selama berabad-abad lamanya. Balok besar kayu Yule biasanya dibakar di seluruh Eropa utara untuk menghormati dewa Thor. Festival ini akan berlanjut hingga balok kayu Yule habis terbakar, yang bisa mencapai dua belas hari lamanya. Dari sini kita mengenal apa yang disebut "12 hari Natal".
Wiccan, kaum neo-pagan dan bahkan banyak penyihir masih merayakan Yule sampai hari ini. Banyak dari mereka berpikir sangat lucu ketika orang Kristen menggunakan kata Yule. Yule adalah hari raya paling penting bagi mereka. Berikut ini kutipan yang diambil dari website mereka:
Kelahiran Anak Kembar:Hari suci Kemetic (Mesir kuno). Hari kelahiran Anak Kembar, Heru Sa Aset dan Bast, anak-anak Aset [Isis]. Asal-usul Yule dan Natal. Pada Winter Solstice Asar [Osiris] mati. Aset [Isis] dengan bantuan sihir Nebt Het [Nephthys] menciptakan Pillar Djed [maaf: penis buatan] bagi suaminya dan menghamili dia. Selama tiga hari penuh (22-24 Desember) Asar terbaring mati dan Anak Kembar bertumbuh di rahim Aset’s. Pada hari ini (25 Desember) Anak Kembar dilahirkan, reinkarnasi atau kebangkitan kembali dari ayah mereka. Pohon cemara adalah simbol Asar yang berkulit hijau, Dewa kesuburan dan tumbuh-tumbuhan. Lampu berwarna-warni adalah simbol Aset, dewi sihir dan cahaya ilahi. Merah, hijau, dan putih adalah warna lilin tradisional Bast (ini adalah hari lahirnya sendiri selama ribuan tahun sejarah Kemetic awal), hingga akhirnya disesuaikan untuk warna merah bagi Aset (warna darah menstruasi Ibu), hijau bagi Asar (warna tumbuh-tumbuhan), dan putih bagi Anak Kembar (warna cahaya murni).