Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jan 12, 2015

Ibrahim Melawan Raja Namrud, Raksasa Pendiri Menara Babel


Dalam sejarah dan budaya, Raja Namrud dianggap sebagai rival Ibrahim dimana secara fisik dan kekuasaan dia tidak sebanding. Tetapi dengan kekuasaan Allah, Namrud tak pernah mengalahkan Ibrahim, bangunan menara Babel dan mesin terbang yang diciptakannnya semata-mata untuk menentang Allah, dan berusaha meyakinkan semua orang bahwa dirinya adalah Dewa terkuat yang berhasil mengalahkan Tuhan yang diyakini Ibrahim.

Dalam legenda disebutkan, bahwa raja Namrud adalah sosok penguasa bertubuh besar atau ukurannya raksasa. Beberapa pasukan yang dipimpinnya masih memiliki fisik yang sama dengan Nimrod. Menurut teks kuno dan legenda, pendiri Babilonia adalah Raja Namrud yang memerintah bersama Ratu Semiramis. Raja Namrud digambarkan sebagai tiran perkasa dan salah satu keturunan ras raksasa yang hidup setelah banjir besar Nuh. 

Orang Arab meyakini bahwa setelah bencana banjir Nuh, Raja Namrud membangun kembali struktur menakjubkan di Baalbek Lebanon dengan tiga batu yang beratnya masing-masing 800 ton. Dia memerintah wilayah yang saat ini berada di Lebanon, pusat kerajaan pertama Namrud adalah Babilonia, Akkad dan tanah Sinear (Sumeria). 

Ibrahim Dibesarkan Makhluk Langit Dalam Gua

Ibrahim adalah anak pematung dari Azar atau Terah yang juga mengabdi sebagai wazir Namrud, Raja Kutha. Dalam sejarah dan literatur budaya, raja Namrud memaksa rakyatnya untuk menyembah dirinya sebagai dewa, hingga suatu hari sebuah mimpi sangat mengganggunya yang meramalkan kelahiran seorang nabi besar yang akan menghancurkan berhala dan menyebabkan kehancuran kerajaannya. 

Dia berusaha mencegah mimpi itu terwujud dengan cara mengumpulkan semua laki-laki ke sebuah kamp militer. Setiap orang yang memiliki bayi laki-laki dibantai dan memerintahkan agar semua wanita mengawasi keturunan mereka, jika lahir anak laki-laki harus segera dibunuh. Tetapi istri Azar memelihara Ibrahim tanpa sepengetahuan orang lain kecuali dirinya sendiri. Disaat menjelang kelahirannya, ibunya dibawa oleh malaikat ke sebuah gua tersembunyi, melahirkan tanpa rasa sakit, meninggalkan bayi yang baru lahir dalam perawatan makhluk langit.

Ibrahim

Azar mengizinkan istrinya untuk mengunjungi anaknya setiap beberapa hari, dan setiap kali dia terkejut dengan pertumbuhan dan keindahan Ibrahim yang luar biasa. Ibrahim tumbuh berkembang dalam satu hari seperti anak usia satu bulan, dan dalam satu bulan seperti usia anak setahun, dia juga makan dengan cara yang luar biasa. Ibunya melihat Ibrahim duduk dan mengisap jarinya dengan penuh semangat, dan dia terkejut ketika melihat jari anaknya mengeluarkan susu dan madu, mentega dan air keluar dari jari yang lain.

Di usia lima belas bulan Ibrahim sudah bisa berbicara dengan lancar, dan suatu ketika dia bertanya kepada ibunya; "Ibu,... siapa Tuhanku?" 
Dia menjawab "Aku." 
"Dan siapa Tuhanmu?" 
"Ayah-Mu." 
"Siapakah Tuhan ayahku?" 
"Namrud." 
"Dan siapakah Tuhan Namrud?" 
"Hush!" kata ibunya sambil menutup mulut Ibrahim. Dan bayi itu juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada ayahnya. Meskipun begitu, ibunya semakin senang ketika ayahnya mulai ikut berkunjung ke gua. Dia masih tak percaya apakah dia adalah putranya, Ibrahim. 

Pada suatu malam, Ibrahim memohon kepada ibunya agar dirinya pergi keluar dari gua, dan ibunya mengizinkan. Dia mengagumi keajaiban alam dan penciptaan langit, hingga dia berfikir bahwa bintang, matahari dan bulan adalah Tuhannya. Tetapi apa yang difikirkannya selama ini salah, semua benda langit itu menghilang ketika berganti hari, sementara Ibrahim mencari sesuatu yang tidak pernah berganti dan berubah. 

Ibrahim Melawan Tirani Raksasa, Raja Namrud

Ketika Ibrahim berusia sepuluh tahun, dia sudah mulai mendesak orang-orang untuk menyembah Allah. Suatu hari, Ibrahim memasuki kuil berhala dan tidak ada yang seorangpun waktu itu. Dia menghancurkan semua berhala kecuali berhala yang terbesar dan meletakkan kapak di pangkuannya. Ketika para imam memasuki kuil, mereka sangat marah dan melihat Ibrahim, mereka menuduhnya sebagai penistaan. Tetapi Ibrahim mengatakan bahwa telah terjadi pertengkaran antara para dewa, dan berhala yang lebih tinggi telah menghancurkan berhala lainnya. 

Dalam catatan yang ditulis abad ke-9 oleh sejarawan muslim Al-Tabari, Namrud memiliki menara yang dibangun di Babil, Allah menghancurkannya, dan bahasa manusia sebelumnya Syriac, kemudian memasukkan 72 bahasa membingungkan. Di abad ke-13, Abu al-Fida menceritakan cerita yang sama, menambahkan bahwa Eber patriark (nenek moyang Ibrahim) diizinkan untuk menjaga lidah asli (Ibrani), karena mereka tidak akan berada didalam menara. Pada abad ke-10, Masudi menceritakan legenda Namrud yang membangun menara, anak Mash bin Aram bin Shem, dia memerintah selama 500 tahun di Nabatean. Kemudian, Masudi mengatakan bahwa Namrud adalah raja pertama Babilonia, dia menggali kanal besar dan memerintah selama 60 tahun. Raja Nimrod, putra Kanaan, sebagai orang yang memperkenalkan astrologi dan berusaha untuk membunuh Ibrahim.

Raja Namrud menyiapkan tungku besar yang membara, kemudian memerintahkan Ibrahim untuk segera dimasukkan ke dalam api. Tungku itu sangat panas sehingga tidak ada yang berani cukup dekat untuk melaksanakan perintah. Dalam keadaan tangan dan kaki terikat, Ibrahim dilemparkan ke dalam api, tapi Allah menyelamatkannya sehingga dia merasakan api itu sejuk seperti disiram air. Ibrahim keluar tanpa terluka, tetapi Raja Namrud kemudian mengatakan bahwa dia harus melihat Tuhan yang diyakini Ibrahim, atau ingin membunuh-Nya. 

Dalam hal menentang keyakinan Ibrahim, Namrud mulai membangun menara tinggi dan berharap memasuki surga. Menara Babel, dikisahkan menara ini mencapai ketinggian tertinggi dan memiliki tujuh puluh cerita dan tujuh puluh tiga bahasa, yang diucapkan sekaligus pada waktu dan tempat yang sama, sehingga gema (suara) itu terdengar sangat besar. Tetapi menara ini runtuh dan Namrud gagal menggapai harapan seperti yang direncanakannya. Menurut sejarah, sisa-sisa Menara Babel berada di Baghdad. 

Menara Babel, Raja Namrud

Setelah gagal membangun menara Babel, Namrud kemudian membuat mesin terbang sederhana. Beberapa penggambaran menyebutkan bahwa mesin terbang itu berbentuk kotak dengan satu tutup diatas dan satu lagi dibagian bawah. Raja Namrud juga telah menyiapkan empat elang besar yang telah dilatih, burung ini masing-masing mengikat empat penjuru kotak. Sebuah tiang tegak ditempatkan di dada, dan tiang itu diletakkan sepotong daging besar sehingga keempat burung terbang ke atas untuk mendapatkan daging. Raja Namrud mengharapkan ide ini berjalan lancar dan mampu membawanya bertemu Tuhan yang diyakini Ibrahim.

Selain itu, Namrud juga menyediakan seorang pemanah di masin terbang, setelah mencapai ketinggian tertinggi dan bumi hampir tidak bisa terlihat, Namrud memerintahkan pemanah untuk menembakkan panah surga. tetapi sebelum pemanah menembakkan anak panah, Namrud mencelupkan ujung panah kedalam darah. Tetapi usahanya sia-sia, keempat burung elang lelah dan mulai turun ke bumi, anak panah juga terjatuh kembali ke bumi. 
Raja Namrud berusaha meyakinkan orang-orang bahwa dirinya telah melukai Tuhan yang diyakini Ibrahim karena ujung anak panah berdarah, dia berbohong dimana ujung anak panah telah dicelupkan kedalam darah. Pengakuan ini telah menipu banyak orang, dengan percaya diri Namrud mengatakan bahwa dirinya adalah pemenang yang paling berkuasa didunia sehingga dia disembah kembali sebagai Dewa. 
Ketika Ibrahim berhadapan dengan Namrud dan tentaranya berkumpul dipadang luas, tujuh ratus ribu penunggang kuda bersenjata lengkap, tiba-tiba sekelompok nyamuk keluar menutupi permukaan bumi dan langit. Kemudian Allah memberikan kekuatan kepada serangga tersebut dan menyerang tentara Namrud, menghisap darah mereka kecuali Namrud hingga dia pulang ke istana. 

Pada akhirnya Yang Maha Kuasa menghukum orang yang paling sombong, seekor nyamuk memasuki lubang hidung Namrud yang bertubuh besar dan bergerak sampai ke otaknya. Selama dua ratus tahun Namrud tersiksa siang dan malam sampai dia meninggal. Menjelang akhir hayat Namrud, penderitaannya begitu keras, bagaikan seorang pria sedang memukulkan palu ke kepalanya secara terus-menerus.

No comments: