Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jun 24, 2013

Letusan Gunung Toba

Manusia modern hidup di India sebelum terjadinya letusan Gunung Toba, jauh lebih awal dibandingkan penyebaran manusia modern di Eropa ataupun Asia Barat.

Gunung Toba (super volcano) telah meletus secara eksplosif beberapa kali selama kurun waktu 1,2 juta tahun terakhir. Dalam kurun waktu itu, letusan yang terbesar dan paling merusak Bumi terjadi sekitar 74,000 tahun yang lalu. Diperkirakan material vulkanik dimuntahkan sekitar 2800 kilometer kubik selama terjadinya letusan super, jauh lebih besar dari letusan Krakatau dan Pinatubo.



Ketika terjadinya letusan Gunung Toba 74,000 tahun yang lalu, manusia dari berbagi wilayah bumi termasuk Neanderthal dan Homo Floresiensis harus beradaptasi dengan cuaca dingin. Semua spesis menciptakan alat batu, mengumpulkan tanaman dan hewan buruan sebagai mata pencaharian.

Catatan iklim Palaeo yang dikombinasikan dengan data genetik mungkin menunjukkan penurunan drastis jumlah manusia yang selamat ketika terjadinya ledakan (bottleneck). Salah satu misteri yang paling penting dalam memahami dampak letusan Gunung Toba adalah kurangnya penelitian arkeologi melihat sisa-sisa yang sebenarnya ditinggalkan oleh manusia modern, sisa-sisa peninggalan yang secara langsung tertutupi hujan abu diwilayah India.
Penelitian Genetik Manusia Modern India

Menurut teori Bottleneck Genetik, antara 50,000 dan 100,000 tahun yang lalu populasi manusia menurun tajam sekitar 3,000 hingga 10,000 orang yang selamat. Perkiraan ini didukung bukti genetik menunjukkan bahwa manusia yang ada saat ini adalah keturunan dari populasi yang sangat kecil antara 1000 hingga 10,000 pasangan sekitar 70,000 tahun yang lalu.

Para pendukung teori Bottleneck Genetik menunjukkan bahwa letusan Toba mengakibatkan bencana ekologis global, termasuk perusakan vegetasi dengan kekeringan parah diwilayah hutan hujan tropis dan musiman. Musim dingin vulkanik terjadi selama 10 tahun dipicu letusan gunung telah menghancurkan sumber makanan manusia dan menyebabkan penurunan berat dan ukuran populasi. Perubahan lingkungan menghambat perkembangan spesies, termasuk diantaranya Hominid. Perbedaan genetik antara manusia modern mencerminkan perubahan spesis dalam 70,000 tahun terakhir, teori ini lebih mungkin daripada diferensiasi bertahap selama jutaan tahun.

Baru-baru ini penelitian genetik membantah adanya bukti keberadaan manusia modern di Asia Selatan sebelum letusan Gunung Toba di Sumatera yang terjadi sekitar 74,000 tahun lalu. Penelitian tersebut diberitakan Proceedings of the National Academy of Sciences yang menyertakan hasil analisis tentang keberadaan manusia modern.

Letusan Gunung Toba dianggap sebagai salah satu bencana yang menakutkan karena peristiwa ini menyangkut evolusi manusia sekitar 74,000 tahun yang lalu, baik sebelum maupun sesudah letusan gunung. Seperti yang diungkapkan Prof Martin Richards dari University of Huddersfield tahun 2005 lalu, penelitian ini melibatkan bukti DNA mitokondria yang menunjukkan bahwa manusia modern secara anatomis tersebar dari Afrika. Dimana Afrika dianggap sebagai tanah kelahiran yang tersebar sepanjang jalur pantai selatan, dari Horn hingga Saudi terjadi sekitar 60,000 tahun yang lalu pasca letusan Toba.

Akan tetapi, para arkeolog menggali dan menemukan bukti baru di India kemudian mengklaim bahwa manusia modern berada diwilayah India sebelum terjadinya letusan Gunung Toba, jauh lebih awal (120,000 tahun yang lalu) dibandingkan penyebaran manusia modern di Eropa ataupun wilayah Timur Tengah. Temuan ini didasarkan pada penemuan alat batu yang terdapat dibawah lapisan abu Toba, yang tersebar keseluruh dunia.

Salah satu hal yang tidak disertakan pada penelitian tahun 2005 adalah bukti dari India, yaitu urutan mitokondria. Dengan menggunakan DNA mitokondria pada populasi yang ada saat ini dan memproyeksikan berbagai bukti lain dalam penelitian, hal ini menghasikan estimasi yang lebih tepat untuk memperkirakan waktu kedatangan manusia modern di India. Bukti menunjukkan penyebaran dari Afrika dan pemukiman India tidak lebih awal dari 60,000 tahun yang lalu.

Kesamaan arkeologi erat hubunganya dengan teknologi alat batu Afrika dan India setelah 70,000 tahun yang lalu. Kemudian fitur budaya seperti manik-manik dan ukiran menunjukkan kemiripan bahan India bersumber dari wilayah Afrika. Jadi, ada manusia modern di India sebelum letusan Toba, karena bukti alat-alat batu ditemukan disana tapi mereka bisa saja spesis Neanderthal atau populasi pra-modern lainnya.

Sementara manusia kuno yang hidup di Asia Barat dan Eropa tergantikan oleh manusia modern sekitar 50,000 hingga 40,000 tahun lalu yang diiringi teknologi baru, diperkirakan awal manusia Neanderthal hidup diwilayah tersebut.

No comments: