Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Dec 10, 2009

Raja Damai

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat, Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:6)

Kebanyakan dari orang-orang yang percaya sudah sering mendengar ungkapan "Raja Damai" yang menunjuk kepada Tuhan Yesus seperti yang kita baca dalam ayat diatas yang sering dikutip pada saat Natal. Ada banyak orang yang berpikir bahwa sebagai "Raja Damai" Kristus datang untuk memberikan suatu macam kedamaian politik atau kedamaian antar bangsa di dunia ini. Dan ayat lain yang "kelihatannya" mendukung ide ini ditemukan dalam kitab Lukas 2:13-14 yang kita baca demikian:

"Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Salah satu keinginan terbesar dari umat manusia adalah untuk hidup dengan damai, terpisah dari perang dan kesusahan. Akan tetapi perang adalah akibat dari sifat alami manusia yang berdosa, dan perang tidak akan pernah hilang dari dunia yang sudah dikutuk karena dosa ini karena hati manusia sangat jahat atau licik, "lebih licik dari segala sesuatu" (Yeremia 17:9).

Dan ketika berbicara tentang "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau "Masa Kesusahan Yang Besar" yang terjadi tepat sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Tuhan Yesus berkata dalam kitab Matius 24:6-7 demikian:

"Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar [berita] tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi [yaitu penghakiman Tuhan] di berbagai tempat."

Dari ayat ini kita melihat bahwa peperangan yang ditimbulkan oleh manusia itu sendiri maupun gempa bumi akan terus terjadi dan membunuh banyak jiwa di bumi ini sampai pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya di hari yang terakhir. Tidak ada kesalahan tentang hal ini, Tuhan Yesus juga mengatakan dengan pasti mengenai tujuan dari kedatangan-Nya ke bumi dalam kitab Matius 10:34-36 demikian:

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."

Dari ayat ini kita belajar bahwa Yesus, sebagai Allah dalam wujud daging, datang untuk membawa perpecahan dan kesusahan -- bahkan di dalam keluarga, yaitu suatu perkumpulan sosial yang paling erat di dunia ini. Jadi mengapa Yesus dipanggil sebagai "Raja Damai" di dalam Alkitab? Karena Alkitab adalah sebuah "buku rohani" tentang hal-hal rohani yang sangat penting -- yaitu rencana keselamatan Allah untuk umat manusia yang berdosa, oleh karena itu kita harus mencari arti rohani dari ungkapan ini dan juga segala sesuatu lainnya yang dibicarakan di dalam Alkitab, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain, supaya kita bisa sampai kepada Kebenaran.

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa ada perang yang lebih besar dari segala perang yang pernah terjadi di dalam sejarah manusia yang sedang terjadi pada saat sekarang ini. Dan itu adalah "perang rohani" antara Allah dengan umat manusia yang memberontak terhadap Allah. Dalam kitab Roma 8:7 kita membaca demikian:

"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Nah, itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata bahwa Ia datang untuk memberikan "kedamaian" antara Allah dengan umat pilihan-Nya. Hal ini kita baca dalam kitab Yohanes 14:27 dimana Tuhan berkata demikian:

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Sekarang kita mengerti bahwa kedamaian yang dihasilkan oleh keselamatan disebut sebagai "damai sejahtera dengan Allah", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 5:1 demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Orang-orang percaya yang sejati memiliki "damai sejahtera" dengan Allah karena karya atau pekerjaan penebusan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus sehingga dapat "mempersatukan" atau "mendamaikan" mereka dengan Allah, seperti yang dijelaskan dalam kitab 2 Korintus 5:19 demikian:

"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian [atau Injil] itu kepada kami..."

Dengan kata lain, jika kita telah sungguh-sungguh "diselamatkan" (yaitu dilahirkan kembali dari atas), kita tidak lagi menjadi "musuh Allah" atau "berseteru" (berperang) dengan Allah, karena perang yang terjadi antara kita dengan Allah sebagai akibat dari dosa-dosa kita telah berakhir, atau telah didamaikan oleh Kristus.

Dalam kitab Roma 5:9-10 kita membaca demikian:

"Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru [yaitu berperang], diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"

Disisi yang lain, Allah menyatakan tentang sifat alami dari orang-orang yang belum diselamatkan dalam kitab Roma 3:10-18 demikian:

"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan Jalan damai tidak mereka kenal [yaitu mereka tidak mengenal Kristus]; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Dan ayat 19-25 melanjutkan demikian:

"Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena JUSTRU oleh hukum Taurat [yaitu hukum-hukum Tuhan] orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya...... Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia [yaitu anugrah] telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya"

Ketika kita sudah diperdamaikan dengan Allah melalui keselamatan, Allah juga memberikan kepada kita "damai sejahtera Allah" menurut kitab Filipi 4:6-7 yang kita baca demikian:

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

Dan kitab Yesaya 32:17-18 menyatakan kepada kita demikian:

"Di mana ada Kebenaran [yaitu keselamatan] di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat Kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku [yaitu Israel rohani] akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman."

Ketika kita memiliki "damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal", jiwa kita dapat beristirahat dengan tentram bersama Allah karena kita menaruh percaya kita kepada-Nya di dalam setiap aspek dari kehidupan kita. Dalam kitab Matius 11:28-29 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan [yaitu istirahat] kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

No comments: