"Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan [memperbaharui] semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan [memperbaharui] hati orang-orang yang remuk." (Yesaya 57:15)
Sebagai sang Juruselamat Yesus merupakan contoh dan intisari dari kerendahan hati di dalam kehidupan-Nya dan juga kematian-Nya, dimana Ia telah menderita penderitaan yang setara dengan hukuman kutukan yang kekal untuk setiap dari umat pilihan-Nya. Pertama-tama marilah kita memeriksa kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk" (dakka) yang ada di dalam ayat ini. Kata ini juga muncul dalam dua ayat lainnya, dan salah satunya adalah kitab Mazmur 34:18, yang mengajarkan kepada kita demikian:
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."
Yang lainnya adalah kitab Mazmur 90:3, dimana kata "remuk" diterjemahkan sebagai ungkapan "debu" atau "hancur". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Siapakah individu ini yang memiliki jiwa yang remuk? Kata ini digunakan dalam banyak cara, seperti dalam ungkapan "pecah", "hancur berkeping-keping", "digilas", dan "memar". Sebagai contohnya, kita menemukan kata ini dalam ayat-ayat berikut dari Yesaya 53, ayat 5 dan 10 yang diterjemahkan sebagai diremukkan dan meremukkan, dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Tetapi Dia [yaitu Kristus] tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh........ Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."
Jadi dengan aman kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus memiliki " ... jiwa yang remuk dan hancur ..." Dan pada gilirannya, orang-orang yang Tuhan sudah pilih untuk Ia selamatkan akan dibuat menjadi "rendah hati" atau dibuat menjadi "remuk" ketika Tuhan memberikan mereka kebangkitan jiwa yang baru dan menyelamatkan mereka melalui kasih karunia-Nya untuk kemuliaan Tuhan sendiri.
Dan dalam kitab Yeremia 44:10 kata "daka" (yaitu ejaan yang sama dengan kata dakka) diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk hati". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Mereka tidak remuk hati sampai kepada hari ini, mereka tidak takut dan tidak mengikuti Taurat-Ku dan ketetapan-Ku [yaitu Firman Tuhan] yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu."
Hal ini menekankan tentang orang-orang yang "bukan" merupakan orang percaya yang sejati. Ayat ini berhubungan dengan pemberontakan Yehuda dan Yerusalem dalam situasi sejarahnya, akan tetapi secara figuratif hal ini juga menjelaskan apa yang sedang terjadi pada hari kita sekarang ini ketika Tuhan telah selesai menggunakan organisasi gereja-gereja dan denominasi-denominasi untuk memberitakan Injil Yang Sejati, dan sekarang mereka telah berada di bawah murka dan penghakiman Tuhan (1 Petrus 4:17, Markus 13:9, Wahyu 13:7, Matius 24:15, 2 Tesalonika 2, Yesaya 1). Kitab 1 Petrus 4:17 menjelaskan kasih karunia Tuhan kepada kita demikian:
"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?"
Kemudian bagaimana dengan kata Ibrani untuk ungkapan "rendah" (shaphal) yang juga muncul dalam kitab Yesaya 57:15? Kata ini juga ditemukan dalam kitab Ayub 5:11 yang diterjemahkan sebagai ungkapan "hina". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Ia menempatkan orang yang hina pada derajat yang tinggi dan orang yang berdukacita [berkabung] mendapat pertolongan yang kuat [yaitu pertolongan dari Firman Tuhan]"
Dan kitab Mazmur 38:6 adalah ayat yang mirip, dimana kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "dukacita" atau "berkabung". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita."
Hal ini juga mengingatkan kita akan janji yang indah dalam kitab Matius 5:4 dimana Tuhan berkata demikian:
"Berbahagialah orang yang berdukacita [yaitu berkabung], karena mereka akan dihibur."
Sekarang kita mengerti mengapa Alkitab banyak berbicara tentang dukacita atau perkabungan dari orang-orang percaya yang sejati karena setiap hari mereka melihat bagaimana jahatnya dunia ini. Sebelum keselamatan benar-benar terjadi, secara rohani Tuhan harus "mematahkan" atau "meremukkan" kita terlebih dahulu, dan membuat kita menjadi "rendah hati" karena dalam sifat alaminya kita adalah orang-orang yang egois dan sombong yang sangat meremehkan Tuhan dan Firman-Nya yang sejati, Alkitab.
Kitab Yesaya 53:1-5 berbicara tentang Tuhan Yesus demikian:
"Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Kemudian kata Ibrani untuk ungkapan "menghidupkan" atau "memperbaharui" (chayah) yang ditemukan dalam kitab Yesaya 57:15 digunakan dalam beberapa cara yang berbeda yang berhubungan baik dengan kehidupan secara fisik maupun kehidupan rohani. Kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "hidup" dalam Yesaya 55:1-4, yang merupakan deklarasi yang sangat indah dari Injil. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi [yaitu Injil] dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang Raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa"
Bagian Alkitab ini menjelaskan bagaimana Tuhan "memperbaharui" atau "membuat hidup", jiwa yang rendah hati, dan orang-orang yang remuk hatinya, demikian:
Sebagai sang Juruselamat Yesus merupakan contoh dan intisari dari kerendahan hati di dalam kehidupan-Nya dan juga kematian-Nya, dimana Ia telah menderita penderitaan yang setara dengan hukuman kutukan yang kekal untuk setiap dari umat pilihan-Nya. Pertama-tama marilah kita memeriksa kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk" (dakka) yang ada di dalam ayat ini. Kata ini juga muncul dalam dua ayat lainnya, dan salah satunya adalah kitab Mazmur 34:18, yang mengajarkan kepada kita demikian:
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."
Yang lainnya adalah kitab Mazmur 90:3, dimana kata "remuk" diterjemahkan sebagai ungkapan "debu" atau "hancur". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"
Siapakah individu ini yang memiliki jiwa yang remuk? Kata ini digunakan dalam banyak cara, seperti dalam ungkapan "pecah", "hancur berkeping-keping", "digilas", dan "memar". Sebagai contohnya, kita menemukan kata ini dalam ayat-ayat berikut dari Yesaya 53, ayat 5 dan 10 yang diterjemahkan sebagai diremukkan dan meremukkan, dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Tetapi Dia [yaitu Kristus] tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh........ Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."
Jadi dengan aman kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus memiliki " ... jiwa yang remuk dan hancur ..." Dan pada gilirannya, orang-orang yang Tuhan sudah pilih untuk Ia selamatkan akan dibuat menjadi "rendah hati" atau dibuat menjadi "remuk" ketika Tuhan memberikan mereka kebangkitan jiwa yang baru dan menyelamatkan mereka melalui kasih karunia-Nya untuk kemuliaan Tuhan sendiri.
Dan dalam kitab Yeremia 44:10 kata "daka" (yaitu ejaan yang sama dengan kata dakka) diterjemahkan sebagai ungkapan "remuk hati". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Mereka tidak remuk hati sampai kepada hari ini, mereka tidak takut dan tidak mengikuti Taurat-Ku dan ketetapan-Ku [yaitu Firman Tuhan] yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu."
Hal ini menekankan tentang orang-orang yang "bukan" merupakan orang percaya yang sejati. Ayat ini berhubungan dengan pemberontakan Yehuda dan Yerusalem dalam situasi sejarahnya, akan tetapi secara figuratif hal ini juga menjelaskan apa yang sedang terjadi pada hari kita sekarang ini ketika Tuhan telah selesai menggunakan organisasi gereja-gereja dan denominasi-denominasi untuk memberitakan Injil Yang Sejati, dan sekarang mereka telah berada di bawah murka dan penghakiman Tuhan (1 Petrus 4:17, Markus 13:9, Wahyu 13:7, Matius 24:15, 2 Tesalonika 2, Yesaya 1). Kitab 1 Petrus 4:17 menjelaskan kasih karunia Tuhan kepada kita demikian:
"Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?"
Kemudian bagaimana dengan kata Ibrani untuk ungkapan "rendah" (shaphal) yang juga muncul dalam kitab Yesaya 57:15? Kata ini juga ditemukan dalam kitab Ayub 5:11 yang diterjemahkan sebagai ungkapan "hina". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Ia menempatkan orang yang hina pada derajat yang tinggi dan orang yang berdukacita [berkabung] mendapat pertolongan yang kuat [yaitu pertolongan dari Firman Tuhan]"
Dan kitab Mazmur 38:6 adalah ayat yang mirip, dimana kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "dukacita" atau "berkabung". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita."
Hal ini juga mengingatkan kita akan janji yang indah dalam kitab Matius 5:4 dimana Tuhan berkata demikian:
"Berbahagialah orang yang berdukacita [yaitu berkabung], karena mereka akan dihibur."
Sekarang kita mengerti mengapa Alkitab banyak berbicara tentang dukacita atau perkabungan dari orang-orang percaya yang sejati karena setiap hari mereka melihat bagaimana jahatnya dunia ini. Sebelum keselamatan benar-benar terjadi, secara rohani Tuhan harus "mematahkan" atau "meremukkan" kita terlebih dahulu, dan membuat kita menjadi "rendah hati" karena dalam sifat alaminya kita adalah orang-orang yang egois dan sombong yang sangat meremehkan Tuhan dan Firman-Nya yang sejati, Alkitab.
Kitab Yesaya 53:1-5 berbicara tentang Tuhan Yesus demikian:
"Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Kemudian kata Ibrani untuk ungkapan "menghidupkan" atau "memperbaharui" (chayah) yang ditemukan dalam kitab Yesaya 57:15 digunakan dalam beberapa cara yang berbeda yang berhubungan baik dengan kehidupan secara fisik maupun kehidupan rohani. Kata ini diterjemahkan sebagai ungkapan "hidup" dalam Yesaya 55:1-4, yang merupakan deklarasi yang sangat indah dari Injil. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi [yaitu Injil] dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang Raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa"
Bagian Alkitab ini menjelaskan bagaimana Tuhan "memperbaharui" atau "membuat hidup", jiwa yang rendah hati, dan orang-orang yang remuk hatinya, demikian:
- Tuhan harus "memberikan" kita telinga rohani, atau memberikan kita pengertian rohani, supaya kita dapat "mendengarkan" Injil dengan seksama.
- Tuhan akan memberikan umat Kristen yang sejati "kasih setia yang teguh (atau yang pasti)" seperti yang diberikan kepada raja Daud, dimana ia merupakan gambaran yang agung dari Tuhan Yesus Kristus, Raja dari segala raja.
- Orang-orang yang Tuhan sudah pilih sebelum dunia dijadikan untuk Ia selamatkan akan "datang kepada-Nya".
Dan kitab Yakobus 4:6 menjelaskan kepada kita demikian:
"Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Jadi orang-orang yang "rendah hati" secara rohani adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan untuk Ia selamatkan, sedangkan orang-orang yang lainnya dengan sangat keras kepala akan terus menentang Firman Tuhan yang sejati seperti halnya ahli-ahli Taurat yang ada pada zaman Yesus dan para rasul. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 11:29 Tuhan Yesus menasihatkan kita demikian:
"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
Biarlah Tuhan memberikan kepada kita kasih karunia-Nya supaya kita dapat berjalan dengan sangat rendah hati dan untuk menjadi lebih taat lagi kepada Firman-Nya.
"Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Jadi orang-orang yang "rendah hati" secara rohani adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan untuk Ia selamatkan, sedangkan orang-orang yang lainnya dengan sangat keras kepala akan terus menentang Firman Tuhan yang sejati seperti halnya ahli-ahli Taurat yang ada pada zaman Yesus dan para rasul. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 11:29 Tuhan Yesus menasihatkan kita demikian:
"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
Biarlah Tuhan memberikan kepada kita kasih karunia-Nya supaya kita dapat berjalan dengan sangat rendah hati dan untuk menjadi lebih taat lagi kepada Firman-Nya.
No comments:
Post a Comment