Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Feb 20, 2018

Kitab Samuel

Kitab 1 Samuel merupakan bagian dari Alkitab Ibrani (Tanakh) atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Kitab ini merupakan bagian daripada kitab yang bernama "Kitab Raja-Raja" dalam Tanakh, dalam versi aslinya dalam bahasa Ibrani. Tetapi karena keputusan redaksional, kitab ini di kemudian hari dibagi menjadi dua:
* Kitab Samuel (memuat 1 Samuel dan 2 Samuel)
* Kitab Raja-raja (memuat 1 Raja-Raja dan 2 Raja-Raja)
Selanjutnya, sampai sekarang dibagi menjadi empat:
* 1 Samuel
* 2 Samuel
* 1 Raja-Raja
* 2 Raja-Raja
Kitab Samuel,  1 Samuel dan 2 Samuel, merupakan bagian sejarah naratif Israel kuno yang termasuk ke dalam kumpulan Nevi'im atau "Kitab Nabi-nabi" dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama. Sejumlah para sarjana modern menggolongkannya ke dalam sejarah Deuteronomistik, serangkaian dengan Kitab Yosua, Kitab Hakim-hakim, dan setelah Kitab Samuel, termasuk pula Kitab Raja-raja, yang merupakan susunan sejarah teologis bangsa Israel dan dimaksudkan untuk menjelaskan hukum Allah untuk Israel di bawah bimbingan para nabi. Menurut tradisi Yahudi, kitab Samuel ini ditulis oleh nabi Samuel, dengan tambahan-tambahan dari nabi Gad dan Natan. Ada pemikiran modern yang berpendapat bahwa seluruh sejarah Deuteronomistik ditulis dalam periode sekitar 630–540 SM dengan menggabungkan sejumlah teks-teks terpisah yang berasal dari berbagai zaman. 

Kitab 1 Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-Hakim kepada zaman Raja-Raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud pada masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul. Kitab ini dimulai dengan kelahiran nabi Samuel dan panggilan Allah kepadanya ketika masih kecil. Kisah Tabut Perjanjian kemudian memuat sejarah penindasan orang Israel oleh orang Filistin, yang menyebabkan Samuel mengurapi Saul sebagai raja pertama Kerajaan Israel. Namun, Saul terbukti tidak layak sebagai raja dan Allah beralih memilih Daud, yang mengalahkan musuh-musuh Israel, serta akhirnya membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dalam Kitab 2 Samuel, di mana Allah kemudian menjanjikan Daud dan penerusnya suatu dinasti yang tidak berkesudahan. 

Amanat kitab 1 Samuel, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam pasal 2:30 ketika Tuhan berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina."

Dalam kitab ini terlihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang Tuhan sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (1 Samuel 2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.

Hana yang mandul mengucapkan janji kepada Allah semesta alam bahwa jika ia dikarunia seorang anak laki-laki, anak itu akan diserahkannya sebagai pelayan Allah. Janji itu disampaikan di depan Tabut Perjanjian yang saat itu berada di Silo. Eli, imam di tempat itu, memberkati Hana dan ketika putra Hana, Samuel sudah lahir dan disapih, anak itu dipercayakan kepada Eli sebagai seorang "Nazir Allah" – satu dari dua orang Nazir Allah, selain Simson, yang dinyatakan dalam Alkitab. Kedua putra Eli, Hofni dan Pinehas, ternyata tidak layak menjadi imam dan kemudian terbunuh dalam Pertempuran Afek, tetapi Samuel kecil tumbuh besar "di hadapan Tuhan."

Orang Filistin merebut Tabut Perjanjian dalam pertempuran di Afek dan membawanya ke kuil Dagon, dewa mereka, yang kemudian harus mengakui kebesaran Yahweh (Tuhan). Tuhan menimpahkan tulah kepada orang Filistin, yang menyebabkan mereka mengembalikan Tabut itu ke wilayah Israel, tetapi tabut itu tidak dituntun oleh Tuhan kembali ke Silo, melainkan ke wilayah Yehuda-Benyamin. Ketika orang Filistin menyerang orang Israel yang berkumpul di Mizpa di daerah Benyamin, Samuel meminta pertolongan Yahweh, sehingga orang Filistin dikalahkan telak di Eben-Haezer, dan orang Israel mendapatkan wilayah mereka kembali.

Ketika Samuel berusia tua, ia mengangkat putra-putranya, Yoel dan Abia sebagai hakim-hakim, tetapi mereka tidak becus, sehingga umat meminta seorang raja atas mereka. Allah mengarahkan Samuel untuk memenuhi permintaan umat meskipun umat diberitahu hal-hal buruk yang akan menyertai pemilihan tersebut, dan mengurapi Saul dari suku Benyamin menjadi raja. Saul mengalahkan musuh-musuh Israel, tetapi berbuat dosa terhadap Yahweh.

Yahweh menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud dari suku Yehuda di Bethlehem sebagai raja pengganti, dan Daud masuk ke dalam istana Saul sebagai pembawa senjata dan pemain kecapi. Putra, sekaligus ahli waris, Saul, Yonatan bersahabat erat dengan Daud dan mengakuinya sebagai raja yang sah. Saul berniat membunuh Daud, tetapi Daud melarikan diri ke padang gurun, di mana ia menjadi pahlawan orang Ibrani, sampai saat Saul dan Yonatan dibunuh dalam Pertempuran di Gunung Gilboa.

Apa yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Samuel dan 2 Samuel dalam Vulgata, yang meniru Septuaginta, disebut sebagai Kitab 1 Raja-raja dan 2 Raja-raja, sedangkan yang sekarang dikenal sebagai Kitab 1 Raja-raja and 2 Raja-raja disebut sebagai Kitab 3 Raja-raja dan 4 Raja-raja, terutama dalam edisi-edisi Alkitab kuno sebelum tahun 1516. Baru pada tahun 1517 digunakan pembagian yang dikenal sampai sekarang, yang dimulai dari versi Alkitab Protestan, dan kemudian diterima oleh versi Alkitab Katolik. Sejumlah Alkitab masih memelihara pembagian lama, misalnya, Alkitab Douay Rheims. 

Kitab 1 dan 2 Samuel asalnya (dan, dalam sejumlah versi Alkitab Yahudi sampai sekarang[butuh rujukan]) merupakan satu kitab yang bernama "Kitab Samuel", tetapi terjemahan bahasa Yunani pertama, yang diproduksi sekitar abad ke-2 SM membaginya menjadi dua (dinamai 1 dan 2 Raja-raja sebagaimana Vulgata); hal ini diteruskan oleh terjemahan-terjemahan bahasa Latin, dan gereja-gereja Kristen Ritus Barat perdana, dan kemudian dipakai oleh edisi-edisi bahasa Ibrani sekitar awal abad ke-16. Teks Ibrani modern, yang disebut Teks Masoret, memiliki perbedaan dengan versi bahasa Yunani, dan pemecahannya masih dipelajari sampai sekarang. 

Pengarang dan waktu komposisi
Menurut perikop 14b dan 15a dalam traktat Bava Basra dari Talmud, kitab ini ditulis oleh Samuel sampai dengan 1 Samuel 25, yang mencatat kematian Samuel, dan sisanya ditulis oleh nabi Gad dan Natan. Para sarjana kritikal dari abad ke-19 mendebatkan ide ini. Martin Noth pada tahun 1943 mengemukakan teori bahwa Kitab Samuel disusun oleh seorang pengarang sebagai bagian dari catatan sejarah Israel, yaitu sejarah Deuteronomistik yang terdiri dari Kitab Ulangan, Yosua, Hakim-hakim, Kitab Samuel dan Raja-raja). Meskipun ide Noth bahwa seluruh catatan sejarah ditulis oleh satu orang telah banyak ditinggalkan, garis besar teorinya diterima oleh banyak sarjana. 

Pandangan paling populer sekarang adalah bahwa versi awal catatan sejarah ini ditulis pada zaman raja Hizkia (abad ke-8 SM); sebagian besar edisi awal berasal dari zaman cucunya, Yosia pada akhir abad ke-7 SM, dan bagian-bagian selanjutnya ditambahkan selama periode Pembuangan ke Babilonia (abad ke-6) dan karya ini kemudian diselesaikan pada sekitar tahun 550 SM. Diduga masih ada penyuntingan setelahnya, misalnya "seperempat syikal perak" yang ditawarkan oleh hamba Saul kepada Samuel pada 1 Samuel 9 dianggap merujuk kepada zaman Persia atau Hellenistik (abad ke-4 SM). 

Para pengarang dan penyunting pada abad ke-6 diduga mengambil bahan-bahan dari sumber-sumber yang lebih kuno, termasuk (tapi tidak terbatas pada) "naratif Tabut Perjanjian" (1 Samuel 4:1–7:1 dan mungkin sebagian 2 Samuel 6), "riwayat Saul" (bagian-bagian 1 Samuel 9–11 dan 13–14), "riwayat naiknya Daud" (1 Samuel 16:14-2 Samuel 5:10), dan "kisah penggantian tahta" (2 Samuel 9–20 dan 1 Kings 1–2). Kisah yang paling tua, mengenai Tabut Perjanjian, malah lebih tua dari zaman Daud. 

Sumber
Sumber-sumber yang digunakan untuk menyusun 1 Samuel (juga 2 Samuel) diduga meliputi: 
Pemanggilan Samuel atau Masa muda Samuel (1 Samuel 1–7): Dari kelahiran Samuel sampai kariernya sebagai Hakim dan nabi atas seluruh Israel. Sumber ini mencakup naratif Eli dan bagian naratif Tabut Perjanjian. Naratif Tabut Perjanjian (1 Samuel 4:1b–7:1 dan 2 Samuel 6:1–20): tabut direbut oleh orang Filistin pada zaman Eli dan pemindahannya ke Yerusalem oleh Daud – ada perbedaan pendapat apakah bagian ini sesungguhnya terpisah. Sumber Yerusalem: sumber singkat yang meliput direbutnya Yerusalem oleh Daud dari orang-orang Yebus.Sumber Republik: sumber dengan bias anti-monarki. Sumber ini pertama menggambarkan Samuel dengan tegas memimpin orang Israel mengalahkan orang Filistin, dengan enggan mengurapi seorang raja pilihan Allah bagi umat, yaitu Saul. Daud digambarkan sebagai seorang pemain kecapi yang capak, dan kemudian dipanggil ke istana Saul untuk menenangkan emosinya. Putra Saul, Yonatan, menjadi sahabat karib Daud, malah melindungi Daud ketika hendak dibunuh oleh Saul. Pada bagian berikutnya, ketika ditinggalkan oleh Allah sebelum berperang, Saul menemui seorang pemanggil roh di Endor, tapi ditegur oleh "roh Samuel" dan diramalkan mati beserta putra-putranya dalam perang itu. Daud sangat berduka atas kematian Yonatan.Sumber Monarki: sumber dengan bias pro-monarki dan meliput banyak detail yang sama dengan sumber republik. Sumber ini memulai dengan kisah kelahiran Samuel yang dituntun secara ilahi. Kemudian menggambarkan Saul memimpin peperangan melawan orang Amon, dipilih oleh umat sebagai raja, dan memimpin tentara melawan orang Filistin. Daud digambarkan sebagai seorang gembala muda yang datang ke medan perang mengunjungi abang-abangnya dan kedengaran oleh Saul bahwa ia berniat menantang Goliat dan kemudian mengalahkan orang Filistin. Kepahlawanan Daud menyebabkan banyak wanita jatuh cinta kepadanya, termasuk Mikhal, putri Saul, yang kemudian melindungi Daud untuk melarikan diri dari ancaman pembunuhan Saul. Daud kemudian menikahi dua istri lain dalam pelariannya dan Mikhal dinikahkan dengan suami lain. Selanjutnya, Daud mencari perlindungan di antara orang Filistin, menghadapi orang Israel sebagai musuhnya. Daud marah kalau ada orang berniat membunuh Saul, sekalipun karena belas kasihan, karena Saul telah diurapi oleh Samuel, dan kemudian menyuruh menghukum mati orang Amalek yang mengaku menolong Saul membunuh diri.Redaksi: tambahan oleh penyunting atau redaktor untuk menyelaraskan berbagai sumber; banyak perikop yang tidak jelas berasal dari suntingan ini.Beragam: beberaa sumber pendek, tanpa kaitan satu sama lain, dan terpisah dari teks lainnya. Kebanyakan adalah puisi atau daftar.
Kitab Samuel merupakan evalusi teologis terhadap jabatan raja secara umum dan keturunan raja, terutama Daud, secara khusus. Tema utama kitab ini diperkenalkan dalam puisi pembukaan ("Nyanyian Hana"): (1), kekuasaan mutlak Yahweh, Allah Israel; (2), pergantian keberuntungan manusia; dan (3), jabatan raja. Tema-tema ini dinyatakan dalam riwayat tiga tokoh utama: Samuel, Saul dan Daud.

Samuel memenuhi pemerian "nabi seperti Moses" yang dinubuatkan dalam Ulangan 18:15–22: seperti Musa, ia mempunyai kontak langsung dengan Yahweh, bertindak selaku Hakim, dan seorang pemimpin ideal yang tidak pernah berbuat kesalahan. Pembelaan Samuel bagi bangsa Israel terhadap musuh-musuh mereka menunjukkan bahwa mereka tidak membutuhkan raja (yang akan menyebabkan ketimpangan sosial), tetapi bagaimanapun juga umat menuntut seorang raja. Samuel menekankan bahwa raja mereka adalah pemberian Yahweh dan menjelaskan bahwa adanya raja dapat menjadi berkat bukan kutuk jika umat tetap setia kepada Allah mereka. Sebaliknya, kehancuran total kerajaan dan umat akan terjadi jika mereka berpaling kepada kejahatan. 

Saul adalah orang pilihan, tinggi, tampan dan "tampak baik", seorang raja yang ditunjuk oleh Yahweh, dan diurapi oleh Samuel, nabi Yahweh, tetapi akhirnya ia ditolak sebagai raja. Saul berbuat dua kesalahan yang membuatnya tidak layak menjadi raja: ia menjalankan persembahan korban menggantikan posisi Samuel (1 Samuel 13:8–14), dan ia gagal melaksanakan pembasmian total orang Amalek sebagaimana diperintahkan oleh Allah (1 Samuel 15). 

Salah satu unit utama dalam Kitab Samuel adalah "Riwayat naiknya Daud", dengan tujuan menunjukkan bahwa Daud adalah pengganti Saul yang sah. Naratifnya menekankan bahwa Daud naik tahta secara sah, selalu menghormati "orang yang diurapi Tuhan" (yaitu Saul) dan tidak pernah melaksanakan perebutan tahta dengan kekerasan sekalipun mempunyai beberapa kesempatan. 

No comments: