Tanggal 1 (satu) bulan 1 (satu) penanggalan Imlek atau sering disebut dalam istilah mandarin “Zhen Yue Chu Yi ” merupakan hari pertama dalam satu Tahun dan dirayakan sebagai Tahun Baru Imlek atau juga dikenal sebagai istilah “Chun Jie” dalam bahasa Mandarin. Istilah “Chun Jie” atau “Hari Raya Musim Semi” dipakai karena pada hari itu juga merupakan awal mulainya musim Semi dalam satu Tahun. Musim Semi merupakan salah satu musim dari 4 musim di Negara-negara yang terletak di bagian Utara Bumi ini.
Terdapat 2 cerita mengenai asal usul Tahun Baru Imlek, diantaranya :
1. Raksasa “Nian” dan Tradisi Makan Malam Bersama
Pada Zaman dulu, ada sejenis Raksasa yang sangat ganas dan tinggal di hutan-hutan pengunungan, orang-orang pada saat itu menyebutnya sebagai “Nian”. Bentuk Raksasa “Nian” sangat ganas dan menakutkan, sifatnya sangat kejam. Makanan Raksasa “Nian” adalah binatang-binatang liar, burung, serangga dan juga manusia. Setiap hari memakan jenis makanan yang berbeda-beda.
Semua orang pada saat itu sangat takut dengan Raksasa yang ganas ini. Tetapi beriringnya waktu, perlahan-lahan orang-orang mengetahui dan menguasai semua kegiatan-kegiatan Raksasa, setiap 365 hari, Raksasa Nian akan pergi ke kerumunan orang ramai untuk mencari mangsanya. Waktu keluarnya Raksasa Nian adalah pada malam hari saat Matahari sudah terbenam dan pulang ke pengunungannya pada waktu fajar saat Ayam berkokok.
Setelah mengetahui waktu muncul dan menguasai sifatnya Raksasa Nian, Orang-orang pada saat itu selalu melakukan persiapan dan menjaga-jaga untuk menghadapi Raksasa buas ini termasuk tidak tidur pada malam tersebut, yang kemudian disebut dengan istilah “Nian Guan”.
Cara-cara untuk menghadapi Raksasa Nian adalah :
2. Penciptaan Kalender Imlek oleh Pemuda yang bernama “Wan Nian”
Zaman dulu di daratan China ada seorang pemuda yang bernama “Wan Nian [万年] ” melihat kekacauan perhitungan musim pada saat itu, muncullah niat untuk memperbaiki cara perhitungan musim agar lebih akurat. Suatu hari, Pemuda tersebut lelah bekerja dan duduk di bawah pohon untuk istirahat. Dia kemudian terinspirasi oleh Bayangan Pohon yang bergerak sehingga menciptakan suatu alat untuk memantau pergerakan bayangan matahari agar dapat mengetahui dan mengukur waktu dalam satu hari.
Kemudian, tetesan air dari tebing juga menginspirasikan dia untuk menciptakan alat bertingkat lima yang bernama “Wu Ceng Lou Hu [五层漏壶]” untuk mengukur waktu.
Dengan Alat-alat yang diciptakannya, dia menemukan bahwa masing-masing Musim akan berulang kembali setiap 360-an hari.
Raja pada saat itu bernama “Zu Yi [祖乙]” juga sering dipusingkan dengan masalah situasi perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Pemuda “Wan Nian” kemudian membawa alat-alat ciptaannya untuk menemui sang Raja. Raja Zu Yi sangat gembira mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang perhitungan perubahan musim yang ditemukan oleh Wan Nian dan meminta Wan Nian untuk tinggal di Istana. Sang Raja membangun sebuah bangunan yang bernama “Ri Yue Ge” atau “Pavilion Matahari Bulan” untuk mengetahui hukum alam tentang hari dan bulan. Dapat mengetahui lebih akurat waktu Fajar dan Senja setiap harinya, menciptakan Kalender untuk kepentingan dan kesejahteraan Rakyatnya.
Suatu hari, Sang Raja pergi ke Pavilion Matahari Bulan (Ri Yue Ge) untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan pembuatan Kalender, beliau melihat sebuah puisi yang terukir di sisi pavilion Matahari Bulan :
Terjemahan ke bahasa Indonesia kira-kira seperti ini :
Terdapat 2 cerita mengenai asal usul Tahun Baru Imlek, diantaranya :
1. Raksasa “Nian” dan Tradisi Makan Malam Bersama
Pada Zaman dulu, ada sejenis Raksasa yang sangat ganas dan tinggal di hutan-hutan pengunungan, orang-orang pada saat itu menyebutnya sebagai “Nian”. Bentuk Raksasa “Nian” sangat ganas dan menakutkan, sifatnya sangat kejam. Makanan Raksasa “Nian” adalah binatang-binatang liar, burung, serangga dan juga manusia. Setiap hari memakan jenis makanan yang berbeda-beda.
Semua orang pada saat itu sangat takut dengan Raksasa yang ganas ini. Tetapi beriringnya waktu, perlahan-lahan orang-orang mengetahui dan menguasai semua kegiatan-kegiatan Raksasa, setiap 365 hari, Raksasa Nian akan pergi ke kerumunan orang ramai untuk mencari mangsanya. Waktu keluarnya Raksasa Nian adalah pada malam hari saat Matahari sudah terbenam dan pulang ke pengunungannya pada waktu fajar saat Ayam berkokok.
Setelah mengetahui waktu muncul dan menguasai sifatnya Raksasa Nian, Orang-orang pada saat itu selalu melakukan persiapan dan menjaga-jaga untuk menghadapi Raksasa buas ini termasuk tidak tidur pada malam tersebut, yang kemudian disebut dengan istilah “Nian Guan”.
Cara-cara untuk menghadapi Raksasa Nian adalah :
- Pada malam yang bersangkutan, setiap keluarga menyiapkan makanan untuk makan malam lebih awal dari biasanya, sehingga tidak ada lagi kegiatan masak memasak di dapur.
- Menutup dan mengunci semua pintu baik pintu depan maupun pintu belakang
- Sembunyi dirumah untuk makan malam bersama keluarga atau disebut dengan “Nian Ye Fan”.
- Karena makan malam ini sangat berbahaya dan beresiko, maka makan malam tersebut akan lebih enak dan special.
- Mempersembahkan makanan kepada Dewa dan para leluhur untuk mendapatkan lindungan dari mereka supaya dapat bebas dari ancaman Raksasa Nian
- Saat Makan, semua anggota keluarga duduk membentuk lingkaran sebagai lambang keharmonisan keluarga.
- Setelah Makan Malam, siapapun tidak berani tidur dan semua anggota keluarga duduk berdekatan supaya tidak takut hingga Fajar, Ayam berkokok menandakan sudah bebas dari ancaman Raksasa Nian.
2. Penciptaan Kalender Imlek oleh Pemuda yang bernama “Wan Nian”
Zaman dulu di daratan China ada seorang pemuda yang bernama “Wan Nian [万年] ” melihat kekacauan perhitungan musim pada saat itu, muncullah niat untuk memperbaiki cara perhitungan musim agar lebih akurat. Suatu hari, Pemuda tersebut lelah bekerja dan duduk di bawah pohon untuk istirahat. Dia kemudian terinspirasi oleh Bayangan Pohon yang bergerak sehingga menciptakan suatu alat untuk memantau pergerakan bayangan matahari agar dapat mengetahui dan mengukur waktu dalam satu hari.
Kemudian, tetesan air dari tebing juga menginspirasikan dia untuk menciptakan alat bertingkat lima yang bernama “Wu Ceng Lou Hu [五层漏壶]” untuk mengukur waktu.
Dengan Alat-alat yang diciptakannya, dia menemukan bahwa masing-masing Musim akan berulang kembali setiap 360-an hari.
Raja pada saat itu bernama “Zu Yi [祖乙]” juga sering dipusingkan dengan masalah situasi perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Pemuda “Wan Nian” kemudian membawa alat-alat ciptaannya untuk menemui sang Raja. Raja Zu Yi sangat gembira mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang perhitungan perubahan musim yang ditemukan oleh Wan Nian dan meminta Wan Nian untuk tinggal di Istana. Sang Raja membangun sebuah bangunan yang bernama “Ri Yue Ge” atau “Pavilion Matahari Bulan” untuk mengetahui hukum alam tentang hari dan bulan. Dapat mengetahui lebih akurat waktu Fajar dan Senja setiap harinya, menciptakan Kalender untuk kepentingan dan kesejahteraan Rakyatnya.
Suatu hari, Sang Raja pergi ke Pavilion Matahari Bulan (Ri Yue Ge) untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan pembuatan Kalender, beliau melihat sebuah puisi yang terukir di sisi pavilion Matahari Bulan :
Terjemahan ke bahasa Indonesia kira-kira seperti ini :
Matahari terbit dan Tenggelam selama tiga ratus enam puluh, dan terus menerus berulang. Rumput dan Pohon layu mekar terbagi menjadi empat musim, terdapat 12 kali bulan purnamaMengetahui Wan Nian sudah berhasil, Sang Raja langsung pergi menemui Wan Nian yang berada di Pavilion tersebut. Wan Nian menunjukkan perbintangan dan berkata kepada Raja Zu Yi, “sekarang 12 bulan sudah penuh, satu tahun sudah selesai, Musim Semi yang kembali lagi. Wan Nian kemudian meminta Raja Zu Yi untuk menentukan Hari Raya yang dimaksud tersebut. Raja Zu Yi kemudian berkata : “Sekarang adalah Musim Semi yang juga merupakan Musim pertama dalam satu Tahun, maka kita sebut saja Hari Raya Musim Semi”. Itulah asal usul pertama munculnya Hari Raya Musim Semi atau Tahun Baru Imlek yang kita kenal sampai saat ini.