Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 2, 2009

Tiga Tingkatan Pengertian

"untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda --baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan-- untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak." (Amsal 1:2-6)

Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga memiliki tiga tingkatan pengertian, yaitu sejarah, moral dan rohani. Pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab ditulis bukan untuk mengajarkan sejarah. Seperti misalnya di dalam buku Amsal (dan arti dari kata Amsal adalah "perumpamaan"), ini adalah pengajaran moral, tetapi tujuan yang sebenarnya adalah untuk mengerti arti-arti rohani-nya. Sebelum kita menemukan pernyataan Injil didalamnya, kita belum sepenuhnya mengerti apa yang sedang Tuhan ajarkan disitu, dan makna rohaninya harus ada dengan hubungannya dengan Injil Yesus Kristus.

Dalam kitab Matius 13:34-35 kita membaca demikian:

"Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan TANPA perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Ini dikutip dari kitab Perjanjian Lama, dalam kitab Mazmur 78:2 Tuhan berfirman:

"Aku mau membuka mulut mengatakan amsal [perumpamaan], aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala."

Dan kitab-kitab seperti 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh dan 2 Tawarikh mempunyai banyak pernyataan-pernyataan sejarah dimana didalamnya juga ada pengertian moral dan rohani. Dari waktu ke waktu kita bisa melihat Injil di dalamnya. Salah satu hambatannya untuk menemukan pernyataan-pernyataan Injil di dalamnya adalah kemampuan kita yang terbatas, tetapi ingatlah bahwa Tuhan Yesus ada di dalam setiap halaman-halaman Alkitab.

Dalam kitab Yohanes 5:39-40 Yesus berkata demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu."

Dan dalam Markus 4:11-12 Tuhan menyatakan demikian:

"Jawab-Nya: "Kepadamu [yaitu kepada murid-murid] telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."

Ini adalah peringatan yang sangat serius sekali. Dengan kata lain, Tuhan telah menulis banyak bagian dalam Alkitab dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan supaya ketika orang yang tidak percaya mencari di dalam Alkitab mereka tidak mengerti dan hanya menemukan kontradiksi-kontradiksi.

Sedangkan bagi orang-orang yang percaya, ketika mereka mulai mengerti arti rohani dari perumpamaan-perumpamaan tersebut, mereka akan sangat dikuatkan. Orang-orang yang percaya akan dikuatkan dalam pengertian mereka tentang Injil karena ini adalah sungguh-sungguh Firman Tuhan yang ajaib. Tidak ada manusia yang dapat menyembunyikan arti-arti yang sebenarnya dari Injil dengan begitu indahnya dan begitu konsisten di dalam pernyataan-pernyataan yang berbeda di dalam seluruh Alkitab mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu walaupun Tuhan menggunakan orang yang berbeda-beda untuk menuliskan firman-Nya.

Jadi, ada orang-orang yang tidak mau atau takut untuk menggunakan perumpamaan, tetapi itu tidak berarti bahwa perumpamaan-perumpamaan ini tidak ada di dalam Alkitab. Malah pada kenyataannya, dalam beberapa bagian, setiap orang bisa langsung melihat perumpamaan tersebut dengan jelas. Seperti misalnya, ketika Yohanes melihat Yesus, ia berkata dalam kitab Yohanes 1:29:

"Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia."

Disini Yohanes tidak berkata, "Saya sedang memberitahukan kepada anda secara metafora, ini adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia."

Dalam kata lain, tidak ada peringatan bahwa dia akan berkata-kata di dalam perumpamaan atau metafora. Dia cukup membuat deklarasi. Dan setiap orang percaya yang mempunyai hubungan yang khusus dengan Alkitab, mengetahui dengan benar bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang disembelih sebagai kurban penghapus dosa, dan Yohanes membicarakan hal ini dalam kalimat parabolik atau metafora ini.

Ini adalah salah satu perumpamaan yang mudah, dan bila kita mengartikannya secara benar, dimana-mana kita baca di dalam Alkitab kita akan mendapatkan hal yang sama di seluruh Alkitab dalam kitab manapun yang kita baca.

Jadi bila ada sesuatu hal yang tidak masuk akal di dalam ajaran Alkitab, maka kita segera mengerti bahwa kita harus mencari arti rohaninya, tetapi kita harus membiarkan Alkitab yang mengarahkan kita, yaitu Alkitab-lah yang akan menerangkan Alkitab. Kita tidak bisa mengambil ide-ide yang berasal dari luar Alkitab atau dari hasil pikiran kita sendiri untuk menjelaskan gaya bahasa Alkitab. Ini harus datang dari Alkitab karena -- Alkitab adalah kamus bagi dirinya sendiri.

"Now we have received, not the spirit of the world, but the spirit which is of God; that we might know the things that are freely given to us of God. Which things also we speak, not in the words which man's wisdom teacheth, but which the Holy Spirit teacheth; comparing spiritual things with spiritual" (1 Corinthians 2:12-13)

May the grace of the Lord Jesus Christ be with your spirit.

No comments: