"Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat HIDUP di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba." (Imamat 25:36-37)
Kita harus ingat bahwa Alkitab adalah suatu kitab rohani yang berhubungan dengan situasi-situasi rohani, yaitu keselamatan jiwa ynag kekal. Seperti misalnya di dalam Perjanjian Lama kita membaca tentang menanam dua benih yang berbeda di satu ladang itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Injil Keselamatan. Hukum tentang membayar upah seseorang di hari yang sama sebelum matahari terbenam itu tidak ada hubungannya dengan Injil. Dan hukum tentang bunga atas pinjaman juga tidak ada hubungannya dengan Injil. Alkitab tidak sampai mengatur hal-hal ekonomi semacam itu, namun hal-hal tersebut tetap saja tercantum di dalam Alkitab.
Pada saat kita membaca suatu aturan-aturan yang tidak ada kaitannya dengan Injil, maka kita segera mengetahui bahwa aturan ini bukan untuk dipahami dalam konteks duniawi, tetapi kita harus mencari makna rohaninya yang berkaitan dengan perintah Tuhan. Sebagai contoh, dalam hal tidak boleh membungakan uang, tentang memberi kepada mereka yang meminta, maka ini sedang berbicara tentang memberikan Injil yang bersifat rohani. Inilah makna rohaninya, "uang" (talenta), "benih", "pakaian", "makanan" dan "air" itu memperlambangkan Injil.
Dengan kata lain dalam memberitakan Injil kita tidak boleh menuntut pembayaran, kita tidak boleh berkata, "Aku sudah mengajar engkau, dan sekarang engkau harus membayar aku". Kristus berkata dalam kitab Matius 10:8 demikian:
"Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma."
Dan dalam kitab Yesaya 55:1-3 Tuhan berkata demikian:
"Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud."
Lebih lanjut "menanam dua benih di satu ladang" atau "memakai dua jenis bahan yang berbeda seperti katun dan wol pada satu jubah" adalah bagian dari hukum yang memerintahkan kita untuk hidup terpisah dari dunia ini. Kitab 2 Korintus 6:14-18 menjelaskan kepada kita demikian:
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: KELUARLAH kamu dari antara mereka, dan PISAHKANLAH dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."
Pemisahan itu adalah sama seperti pemisahan antara makanan yang halal dan haram, ini ada kaitannya dengan kebenaran bahwa kita tidak boleh menaruh iman atau keyakinan kita pada hal-hal duniawi. Kita tidak boleh menyembah dua tuan, kita menyembah hanya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ini semua adalah tanda-tanda atau "bayangan", yang disebut hukum tata cara ibadah, yang menunjuk kepada sifat alami dari Injil Kristus.
No comments:
Post a Comment