Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Oct 24, 2017

Yohanes di Pulau Patmos

Pulau Patmos adalah sebuah pulau kecil di Laut Aegea. Pulau ini merupakan bagian dari kumpulan pulau-pulau Dodecanese di Yunani.

Banyak puing-puing bangunan di sana yang dapat membuktikan bahwa pada jaman dahulu, Pulau Patmos pernah padat penduduknya. Namun ketika jatuh ke tangan Romawi, para penduduknya pun meninggalkan pulau tersebut, dan akhirnya Pulau Patmos dijadikan tempat pengasingan bagi para pelanggar hukum dan terpidana.

Ketika itu, Kerajaan Romawi dipimpin oleh Kaisar Titus Flavius Domitianus yang memerintah dengan tangan besi. Kaisar Domitianus yang lebih dikenal dengan nama Domitian, barangkali adalah salah seorang kaisar yang tidak begitu terkenal. Namun di bawah pemerintahannya, dia berhasil membentuk dasar pemerintahan Romawi yang lebih kuat.

Dia tidak mempercayai siapa-siapa. Dia bahkan mempunyai cermin-cermin di setiap ruangan, agar setiap saat dia dapat mengetahui siapapun yang berada di belakangnya. Dia juga pernah mengasingkan istrinya sendiri karena anak mereka satu-satunya meninggal di usia yang muda.

Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, berada di Patmos karena setia mengabarkan Injil (Wahyu 1:9)

Pada tahun 95, rasul Yohanes ditangkap dan dibuang ke Patmos karena mengabarkan Injil. Domitian mengharuskan setiap orang memanggil dirinya  Dominus et Deus yang artinya  Tuhan dan Allah, sementara Injil mengatakan bahwa Tuhan Yesuslah  Tuhan dan Allah. Karena itu Kaisar Domitianus memerintahkan agar rasul Yohanes dibuang ke dalam wajan yang berisikan minyak yang mendidih. Akan tetapi, karena pertolongan Tuhan, rasul Yohanes tidak mengalami luka apapun juga. Maka satu-satunya cara untuk menyingkirkan rasul Yohanes adalah dengan mengasingkannya ke Pulau Patmos.

Oleh sebab itu, kita menjadi mengerti alasan mengapa rasul Yohanes menuliskan di Wahyu 1:9, bahwa dia berada di Pulau Patmos karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. Di sana, ia harus melakukan kerja paksa di siang hari. Pada malam harinya, ia tidur bersama-sama dengan para penjahat di pulau tersebut. Seperti itulah keadaan pada saat itu, yaitu di mana rasul Paulus mendengar suara yang nyaring seperti bunyi sangkakala, berkata: Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia. (Wahyu 1:10). Kitab inilah Kitab Wahyu yang sedang kita pelajari bersama setiap hari, agar kita tahu apa yang harus segera terjadi. Haleluya.

4 comments:

Mendrofa said...

Pada alinea terakhir tertulis Rasul Paulus mendengar suara yang nyaring... Harus Rasul Yohanes

elia said...

Artikelnya bagus. Tapi ada koreksi(sybblm paham) penulisan yg bener Yohanes atau Paulus yg mendengar suara sangkakala dibpulau patmos?
Makasi

Unknown said...

Yang mendengarkan Suara sangkakala di pulau patmos adalah Yohanes

Unknown said...

Kitab Wahyu 9:13
Malaikat keenam meniup sangkakalanya dan aku Yohanes mendengar suatu suara berbicara dari keempat tanduk di mezbah emas yang terdapat dihadapan takhta Allah.