Bigfoot diyakini sudah ada sejak 15,000 tahun yang lalu dalam wujud Homo Sapiens yang bercampur dengan gen yang tidak diketahui.
Mungkin ini diluar akal sehat pemikiran manusia, benarkah Bigfoot (Sasquatch) adalah makhluk nyata, sementara banyak orang mengatakan bahwa mereka pernah melihatnya.
Teka teki Bigfoot menjadi pembicaraan hangat selama beberapa dekade, mulai dari ahli Cryptzoologists hingga Genealogists, evolusi, ahli biologi, dan penjelajah misteri yang membentuk kelompok tersendiri.
Bigfoot Bukan Kera, Makhluk Hibrida
Dr.Melba S Ketchum yang juga pendiri DNA Diagnostics Inc, memiliki beberapa hal tentang subjek yang menimbulkan beberapa pertanyaan. Dia menata hasil studi selama lima tahun dengan memeriksa lebih dari 100 sampel DNA yang diyakini ada pada Bighfoot termasuk darah, air liur, rambut dan urin. Bigfoot diyakini sudah ada sejak 15,000 tahun yang lalu dalam bentuk Homo Sapien yang bercampur dengan gen yang tidak diketahui.
Selama 5 tahun terakhir, tim peneliti ini berhasil menemukan tiga gen Bigfoot sebagai kode keturunan suatu organisme yang menunjukkan bahwa bigfoot merupakan hibrida manusia.
Meskipun bukti dan DNA bisa menetapkan gambaran analogi alami bukan berarti membenarkan keberadaan Bigfoot. Ada banyak yang bisa dijelaskan dalam analogi yang sebenarnya diambil dari penemuan mamalia terbaru, menambah keyakinan ketika mempertimbangkan kemungkinan adanya Bigfoot yang belum ditemukan di alam liar.
Penemuan spesies baru dan spesies mamalia yang lebih besar jauh lebih umum, tiga ratus mamalia baru telah ditemukan dalam dekade terakhir. Sementara banyak dari spesies ini cukup kecil kemungkinanya terdeteksi sampai sekarang.
Pencampuran DNA Neanderthal Dan Manusia
Pada tahun 2004, gagasan DNA Neanderthal ada pada gen manusia tampaknya tidak mungkin dan ditolak. Sementara PLoS Biology mememberitakan, hal itu tidak dikecualikan bahwa kontribusi varian Neanderthal ada di beberapa kode genetik manusia masa kini. Ada bukti positif atas kontribusi tersebut belum terdeteksi sama sekali.
Brian Handwerk pernah menyatakan pendapatnya di National Geograpic, bahwa ada kemungkinan kurangnya keragaman dalam penggunaan lahan, sehingga Neanderthal dan manusia modern memfokuskan pada strategi bertahan hidup tertentu yang masih terlihat sekarang di lintang tinggi.
Mereka membangun basis awal dan mengirimkan pencari makanan untuk membawa sumber daya. Pencari makanan bergerak lebih jauh dan memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengan kelompok lain. Catatan arkeologi menunjukkan bahwa hal ini menjadi lebih umum di Eurasia. Kontak lebih sering terjadi hingga menyebabkan perkawinan, teori menjelaskan dua kelompok yang terpaksa berbagi sumber daya yang berkurang.
Hal-hal lain yang mungkin terjadi, tapi untuk menemukan penjelasan hal-hal sederhana dalam teori ini tidak termasuk migrasi besar ataupun invasi. Untuk memperkirakan efek yang mengasumsikan perkawinan antar spesies, Barton melakukan studi pemodelan komputasi 1500 generasi Neanderthal. Yang pada akhirnya, model menghasilkan gagasan yang tidak sepenuhnya baru, genetik Neanderthal membanjiri manusia modern.
Sarah Zielinski dari National Geographic meringkas temuannya pada tahun 2012 dan mengatakan bahwa peneliti yang berada di bawah arahan Svante Paabo dari Institut Max Planck jurusan Antropologi Evolusi telah menemukan 2.5 persen rata-rata gen manusia di luar Afrika saat ini memiliki DNA Neanderthal.
Dan Homosapiens bisa saja merupakan percampuran dengan spesies Hominid lainnya yang berlangsung sejak 37,000 tahun yang lalu. Poin-poin yang dijelaskan Zielinski didukung pada studi lain yang diterbitkan Jurnal PNAS, menyatakan bahwa DNA dapat dikaitkan dengan nenek moyang awal dari kedua spesies.
Bigfoot, Hybrid Homo Sapiens-Neanderthal Dan Manusia
Hibridisasi spesies Bigfoot bukan berarti kejadian perubahan evolusi yang terisolasi, melainkan sebuah penggerak penting dalam teori evolusi. Telah dijelaskan sebelumnya, Dr.Ketchum menegaskan bahwa DNA tersebut merupakan gabungan dari manusia modern dan spesies primata yang tidak diketahui dari sekitar 15,000 tahun yang lalu. Jika hal itu terjadi pada Homo Sapiens dan Neanderthal sekitar 37,000 tahun yang lalu, mungkin situasi yang sama juga terjadi antara manusia dan hybrid dari kedua spesis itu setelah 22,000 tahun kemudian.
Leluhur Bigfoot pernah berhubungan dengan manusia sekitar 15,000 tahun yang lalu dan menciptakan setengah manusia hibrida yang saat ini bersembunyi di seluruh Amerika Utara.
Salah satu teori tentang penjelasan Bigfoot (Sasquatch), bahwa hal itu bisa berubah menjadi primata besar yang disebut Gigantopithecus, kera setinggi 9 kaki yang mungkin punah sekitar 100,000 tahun yang lalu. Hipotesis ini mungkin masih berkaitan dengan Gigantopithecus, ukuran yang tepat dan beberapa karakteristik yang tepat dalam bentuk Gigantopithecus di Asia Timur, selama akhir era Pleistosen telah diperluas ke Amerika Utara.
No comments:
Post a Comment