Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Mar 20, 2017

Penyiksaan Pada Zaman Kuno

Zaman dulu hukum yang berlaku tergolong hukum rimba,mencuri dipotong tangannya,kalau membunuh dihukum mati.

Tentu saja zaman kuno dan zaman kita sekarang ini sangat berbeda,jika dulu hukuman yang berlaku tergolong sangat kejam,tergolong dalam hukum rimba,jika kamu ketahuan mencuri,kamu akan di potong tangannya,dan jika membunuh kamu akan di hukum mati.

Jika di perhatikan dalam segi hukum pidana mati dalam peradaban kuno ini sangatlah aneh dan mengerikan,berikut 8 Penyiksaan  Pada Zaman Kuno Paling Aneh dan Mengerikan.

1.Brazen Bull

Alat menakutkan ini berasal dari Yunani kuno. Itu ditugaskan oleh raja dan dibangun oleh pengrajin kuningan Perillos dari Athena. Perillos diperintahkan untuk menciptakan cara baru mengeksekusi penjahat untuk hiburan Raja. Jadi ia menciptakan barel kuningan berongga raksasa berbentuk seperti banteng. pidana itu ditempatkan di dalam dan api yang dinyalakan di bawah perangkat, Dan memasak mereka hidup-hidup. Apa lagi adalah bahwa Perillos dimasukkan ke dalam sejumlah tabung dan akan terdengar jeritan seperti geraman banteng.Sementara itu raja akan menikmati alat ciptaan-Nya,

2.Judas Cradle


Alat penyiksaan ini mungkin salah satu yang paling aneh dari semua. Alat itu sendiri adalah kursi berbentuk piramida. korban di lepaskan pakainnya dan ujung piramida dimasukkan dalam lubang tertentu.Mereka kemudian perlahan-lahan tertusuk melalui lubang dengan berat badan mereka sendiri, dan kemudian mereka menambahkan beban berat pada badan korban itu. setelah itu akan merobek, dan paling menyakitkan, korban akhirnya akan mati.




3.Heretic's Fork

Garpu ini bukan Garpu biasa,Garpu ini adalah perangkat penyiksaan populer selama Inkuisisi Spanyol, dan kegunaan nya adalah. kedua sisi garpu ini memiliki satu sisi disisipkan di bawah rahang dan sisi lain dimasukkan dalam dada Anda sehingga Anda tidak bisa bergerak leher Anda atau bicara sama sekali. Ironisnya selama Inkuisisi Spanyol, mereka berusaha untuk mendapatkan orang-orang untuk mengakui kejahatan mereka.

4.Saw Torture

Alat penyiksaan ini adalah hukuman mati lambat dan menyakitkan. Biasanya disediakan untuk kejahatan serius seperti sihir, perzinahan, penghujatan, dan pembunuhan, selama gergaji menyiksa terdakwa digantung terbalik.Hal ini memaksa semua darah ke bagian atas mereka sehingga mereka tidak akan kehabisan darah dengan cepat. Para korban kemudian perlahan-lahan dipotong setengah dengan gergaji mulai dari pangkal paha mereka. Beberapa dipotong sepenuhnya, yang lain hanya dipotong perut mereka untuk memperpanjang rasa sakit.

5.Pear of Anguish

Pir kesedihan dinamai seperti itu karena bentuknya menyerupai pir,dan kata kesedihan dibuat karena alat ini untuk menyiksa korban,alat dibuat dari serangkaian potongan sendok-seperti dari logam yang dapat memperluas sekrup. Alat penyiksaan penggunaannya adalah untuk dimasukkan ke dalam mulut korban dan diperluas sehingga mereka akan tutup mulut untuk sementara,ketika diperluas di dalam mulut korban, itu akan merobek dagingnya

6.Rat Torture

Tikus penyiksaan cukup mendasar dan dibuat lebih terkenal dengan Game of Thrones. Pada dasarnya, Anda menempatkan tikus di perut seseorang, Didalam ember logam tersebut ditempatkan lebih dari 5 tikus di dalamnya dan algojo akan memanaskan ember logam tersebut dan tikus tersebut mulai kepanasan. Tidak hanya akan mendapatkan rasa sedikit terbakar, tikus akan mencoba untuk mengunyah jalan keluar melewati daging manusia dengan cara mengunyah melalui daging korban. Sangat mengerikan yah sahabat Vebma

7.Lead Sprinkler

Alat ini adalah timah cair panas.Alat ini digunakan dalam metode pelaksanaan menuangkan perak di mata korban. Tentu sangat mengerikan sekali jika dibayangkan








8.Hanged, Drawn, and Quartered

Ini adalah bentuk eksekusi menyiksa disediakan untuk yang paling mengerikan dari penjahat - pengkhianat. Mereka dihukum karena pengkhianatan dan dihukum digantung, ditarik, dan dipotong-potong. Ini tampaknya sedikit berlebihan

Metode ini dimulai dengan penggantungan. Korban digantung sampai hampir mati. Setelah itu korban di potong alat kelaminnya,dipotong isi perutnya,dan dibakar di depan publik. Setelah itu,tubuh korban dipotong dan dipenggal. Ini adalah nasib ribuan orang termasuk William Wallace dan Guy Fawkes.

Mar 17, 2017

Bangsa Arya (Iran), Sumeria (Iraq) dan Israel (Yahudi Modern)

Semit atau lebih terkenal dengan nama Semitik, memiliki rumpun bahasa Semit yang mencakup 5 bangsa dan 3 peradaban besar, Mesopotamia (Iraq), Parsi (Iran), Arabia (Jazirah Arab), Ethiopia dan Kanaan (Israel dan Yerussalem). 

Negara Iraq sekarang ini dulunya memiliki latar belakang Peradaban Mesopotamia. Dari peradaban Mesopotamia ini maka berdirilah kerajaan Babilonia kuno dan Babilonia Modern (Neo Babilonia). Sementara negara Iran adalah negara yang dulunya memiliki latarbelakang kejayaan kerajaan Persia (Parsi). Keturunan bangsa Iraq berawal dari bangsa sumeria, bangsa ini pula menjadikan Babilonia terkenal dulu nya. Mantan Presiden Iraq yaitu Saddam Husein adalah salahsatu garis keturunan dari bangsa SUMERIA itu sendiri. Garis keturunan Saddam Hussein masih memiliki garis keturunan raja-raja bangsa sumeria dulunya dimasa babilonia dan peradaban mesopotamia berjaya. Akhirnya, bangsa sumeria ini ditaklukkan bangsa Akkadia oleh raja SARGON, kemudian bangsa akkadia ini adalah merupakan cikal bakal Suku KURDI di Iraq. 

Sementara itu, kerajaan persia yang berada tepat posisinya di negara Iran saat ini adalah negara yang mayoritasnya merupakan bangsa yahudi kuno (bangsa Arya), Bangsa yahudi di Iran ini nenekmoyang mereka berasal dari bangsa Arya, erat kaitannya dengan bangsa Arya yang pernah disebutkan oleh Adolf Hitler dulu semasa perang dunia II. Jadi bangsa Arya ini adalah para keturunan generasi yang telah mendirikan peradaban kerajaan persia dulu. Hitler ingin membangkitkan kejayaan itu kembali. Bangsa Arya ini sebenarnya adalah bangsa pendatang yang hijrah ke Iran pada Milinium ke-III, sebelumnya peradaban di Iran di kuasai oleh ELAM dan Proto-Iran. Peradaban Iran tertua dan pertamakalinya adalah Peradaban Proto-Iran dan Elam itu sendiri, tapi kemudian ditaklukkan oleh bangsa Arya. Selanjutnya keturunan anak bangsa Arya ini lah yang berkuasa di Iran. Kemudian mendirikan kekaisaran Media dan Akhemeniyah, kekaisaran Media dan Akhemeniyah ini dikuasai oleh raja yang bernama Koresh Yang Agung. Setelah Koresh yang Agung mangkat, maka selanjutnya beberapa generasi di gantikan oleh kekaisaran DARIUS YANG Agung (Darius I, II dan III). Lalu kaisar Darius yang Agung mangkat, selanjutnya kekaisaran persia (Akhemeniyah) diserang oleh kerajaan yunani kuno hegemoni dari kerajaan Makedonia (pemimpinnya adalah Alexander Agung), kemudian Alexander Agung berkuasa di Persia (Iran), dia lah raja dari kerajaan Makedonia (Yunani Kuno). Lalu, terjadi transisi penguasa dan bangsa pada masa Alexander Agung berkuasa. Pada akhirnya pun Alexander Agung wafat penyebabnya karena di racun, maka generasi penerusnya adalah Seleukus, dia adalah jendral terkuat yang dimiliki oleh Alexander Agung. Pada masa kerajaan persia berdiri lawan tanding kerajaan ini adalah kerajaan Romawi. Persia dan Romawi adalah 2 kerajaan yang saling berperang.

Jadi intinya adalah bangsa Iran sekarang ini adalah keturunan dari bangsa Arya dulunya. Gelar kebangsawan mereka adalah Agung dan SHAH. Gelar shah ini pertama kalinya digunakan pada masa kekaisaran SASSANIA. Orang-orang sassania memanggil raja mereka dengan istilah ERANSHAHR, atau Iranshahaer artinya yaitu (penguasaan orang Arya). Kerajaan Sassania ini sangat berjaya sekali, sampai masa penaklukkan Islam di Iraq. Jadi, tidak benar kalau syiah sekarang ini adalah keturunan dari khalifah ali bin abi thalib. Syiah di Iran sekarang ini adalah anak keturunan dari bangsa Arya (Yahudi Kuno), termasuk didalamnya Khomeini, Shah Pahlevi, Ahamdinejad dan lain-lainnya, mereka itu adalah satu garis keturunan Yahudi Kuno (bangsa Arya).

Sementara itu, bangsa Romawi Kuno (Peradaban Yunani Kuno, Athena dan Sparta) tak ada hubungannya dengan bangsa Arab (anak keturunan suku Kedar, yaitu anak pertama nabi Ismail yang melahirkan nabi Muhammad) dan bangsa Arya (Keturunan raja Persia, Iran). Bangsa Arab dan Arya ini adalah satu garis keturunan mereka kepada nabi Ibrahim (satu garis keturunan kakek moyang), seharusnya antara Iran dan Arabsaudi mustinya akur dan serasi, namun kenyataannya tidak. Termasuk didalamnya 12 suku bangsa Israel yaitu suku penerusnya Solomon (nabi sulaiman), 12 suku Israel ini nantinya setelah solomon mangkat, terpecah menjadi 2 kerajaan (Kerajaan Israel Utara, Samaria dan Kerajaan Israel Selatan, Yerussalem). Kemudian 2 kerajaan Israel ditaklukkan oleh Koresh Yang Agung (dari kerajaan Persia, tepatnya Babel).

Istilah nama Suku Kedar, diambil dari nama anak nabi Ismail yang pertama yang bernama Kedar. Kemudian dari keturunan suku Kedar inilah lahir rumpun bahasa Semit modern. Lebih tepatnya suku Kedar adalah termasuk Rumpun bahasa Semit sub bangsa Arab modern. 

Dari Ismail turunlah generasi suku Kedar (Semit Arab Modern), dan dari keturunan Ishaq muncullah Yakub (Israil), lalu dari yakub turun 12 suku generasi penerus selanjutnya, yang berasal dari 12 anak Yakub sendiri. Nabi Yakub memiliki 4 orang isteri ( 2 Isteri dan 2 Gundik), Isteri pertama bernama Lea dan isteri kedua bernama Rachel, dari kedua isteri sah nabi Yakub ini memiliki anak sebanyak 8 orang, masing-masing isteri memiliki budak, Lea memiliki seorang budak perempuan dan Rachel memiliki seorang budak perempuan pula, lalu ke 2 budak perempuan ini pun diperisteri (Gundik) oleh Yakub, dan melahirkan 4 orang anak, karena pada masa nabi Yakub hidup aturan pernikahan dalam kaumnya diperbolehkan untuk memelihara gundik. Meskipun statusnya adalah gundik tapi tetap anak dari gundik tersebut sah sebagai golongan dari penerus suku Yakub. Maka total generasi penerus nabi yakub ada sebanyak 12 suku (12 anak). Ke-12 suku penerus generasi Yakub, Ishaq dan Ibrahim ini adalah tidak lain merupakan saudara sedarah satu kakek dengan suku Kedar tadi. Ke-12 suku penerus Yakub ini nanti pada akhirnya terpecah menjadi dua kelompok, dan mendirikan kerajaan masing-masing suku. 1. Kerajaan Israel utara (yang berada di kota samaria/israil), dan 2. Kerajaan Israel selatan (yang berada dikota Yerussalem). Kerajaan Israel utara (samaria) terdiri dari anak keturunan suku Yusuf beserta 9 suku lainnya, sementara Kerajaan Israel selatan (Yerussalem) terdiri dari anak keturunan 2 suku saja yaitu, Yehuda dan Benyamin (Bunyamin), biasanya ke 12 suku generasi penerus yakub ini juga kita kenal dengan istilah kumpulan suku bangsa ibrani ( rumpun bangsa Semit ibrani ). Rumpun bahasa Semit ibrani ke 12 suku generasi penerus yakub ini hidup pada zaman besi, dan juga memakai bahasa sehari-hari yaitu bahasa Kanaan. Ke 12 suku penerus Israel (Semit ibrani/kanaan ibrani) ini, terpecah 2 kerajaan dikarenakan ulah ayah mereka sendiri yaitu Nabi Sulaiman (Solomon). Solomon (nabi sulaiman) melanggar perjanjian tuhan Israel (allah) yang melarangnya untuk menikahi wanita asing yang bukan berasal dari sukunya sendiri. Tuhan melarang nabi sulaiman karena takut nantinya generasi penerus solomon ini akan berpaling dari tuhan bangsa Israel. Sementara itu solomon adalah penganut monotheisme (satu tuhan) bukan polytheisme (banyak tuhan). Bahasa sederhananya begini : Tuhan melarang Solomon menikahi wanita yang berpaham polytheisme. Tuhan takut itu akan memalingkan solomon dari nya.Ternyata larangan tuhan ini tanpa sadar dilanggar oleh solomon, nabi sulaiman lupa dan tenggelam akan kecintaan dan kecantikan wanita asing. Makanya tak heran selama nabi sulaiman hidup beliau telah memiliki koleksi 700 isteri dan 300 gundik. Dari 700 isteri dan 300 gundiknya tersebut, beberapa diantara wanitanya adalah penganut paham POLYTHEISME (banyak tuhan), lalu tuhan marah dan memberikan sanksi kepada solomon, karena kemarahan tuhan inilah makanya 12 suku Israel terpecah menjadi 2 kerajaan Israel (Israel utara, samaria dan Israel selatan, yehuda atau yerussalem). 

Pertanyaannya sekarang adalah, kapankah istilah yahudi modern atau Israel modern itu ada dan muncul? Yahudi modern (Israel modern) itu tercipta dari keturunan anaknya nabi solomon yaitu REHABEAM (raja kerajaan Israel selatan), ibunya bernama Naamah orang amon (isteri Solomon). Rehabeam ini setelah solomon mangkat digantikan posisi raja kepadanya. Tapi, raja rehabeam banyak ditentang oleh pengikutnya, termasuk didalamnya adalah YEROBEAM. Sosok Yerobeam ini masih masuk golongan ke 12 suku Israel, tapi tidak keturunan langsung dari solomon, Rehabeam lah keturunan langsung solomon. Akhirnya Yerobeam berontak kepada raja Rehabeam, akibat ulah Yerobeam ini pula lah kerajaan Israel serikat terpecah menjadi 2 kerajaan, 1. Kerajaan utara (10 suku termasuk Yerobeam), 2. Kerajaan selatan (2 suku termasuk Rehabeam). Nah, anak cicit dan buyut generasi penerus keturunan dari Rehabeam inilah, yang saat ini dikenal dengan nama YAHUDI MODERN atau Israel MODERN.

Selama 200 tahun, era 2 kerajaan Israel utara dan selatan ini berdiri kokoh, sampai pada saatnya dikalahkan dan ditaklukkan oleh NEBUKADNEZAR II (dari Iraq). Raja nebukadnezar II adalah keturunan dari bangsa Babilonia Modern (percampuran suku akkadia dgn non semit). Kerajaan babilonia modern ini berdiri karena hasil pecahan dari kerajaan Asyur (babilonia kuno). Keturunan raja asyur ini ditaklukkan oleh Nabopolasar (Ayahnya Nebukadnezar II). Raja Nabopolasar inilah pendiri kerajaan babilonia modern, selanjutnya anak nabopolasar ini adalah NEBUKADNEZAR II yang memerintah di babilonia modern. Nah, ditangan Raja Nebukadnezar II inilah kerajaan Israel serikat tumbang dan hancur. Lalu ke 12 suku Israel penerus keturunan solomon dan yakub tadi melakukan eksodus besar-besaran ke tanah peradaban kerajaan persia, Iran (bangsa Arya, yahudi kuno), sebagian kecil lagi eksodus ke babilonia (iraq).

Ternyata raja Nebukadnezar II ini telah memiliki 2 musuh besar, yaitu 1. Suku keturunan raja Asyur dan 2. Suku Israel keturunan Solomon dan Yakub (anak keturunan penerus Yerobeam dan Rehabeam). Suku keturunan raja Asyur hijrah dan eksodus (suaka) ke tempat raja firaun mesir dan keturunan suku Israel solomon pergi suaka ke Persia. Dimulai lah petualangan baru bagi 2 musuh besar raja Nebukadnezar II ini.

Makanya tak heran sekarang ini negara Iran banyak terpusat dan berkumpulnya suku yahudi kuno (Arya) dan modern (Israel) disana. Maka terjadilah pernikahan yang menghasilkan suatu Asimilasi keturunan dari suku Arya dan Israel ini nantinya. Karena faktor eksodus, makanya ada terjadi pembauran suku bangsa Arya dengan suku bangsa Israel keturunan solomon. Termasuk didalamnya Shah pahlevi, khomeini, dan ahmadinejad sekarang ini. Jadi jangan ngeles (beralasan) kalau ahmadinejad dibilang keturunan yahudi. Ahmadinejad dan khomeini itu masih satu garis keturunan dari rumpun bahasa semitik bangsa ibrani, kanaan ! tapi sudah bercampur (asimilasi) dengan bangsa Arya. Seharusnya sosok Ahmadinejad tidak menyerang Negara Israel dong ??? Dan Seharusnya pula ahmadinejad tidak membiayai pejuang palestina, hamas untuk menggempur militer Israel dong ??? Padahal satu garis keturunan moyang, Ahmadinejad tega menyerang suku bangsa Israel di yerussalem sekarang ini. Dan ini lagi ! pejuang palestina yang mengaku pejuang hamas dan fatah itu keturunan dari suku mana ya ??? Suku arab ??? Suku arab dari hongkong 

Asal suku bangsa keturunan generasi pejuang hamas dan fatah dipalestina sekarang ini tidak lain dari generasinya suku raja Asyur yang disebutkan diatas tadi. Generasi anak raja Asyur (suku asyur) itu eksodus (suaka) ke Mesir (Perbatasan bukit sinai, Mesir – Palestina), minta perlindungan kepada raja Firaun Neko II. Keturunan raja Asyur ini eksodus karena serangan raja Nabopolassar (ayahnya Nebukadnezar II tadi), raja Asyur kalah perang maka lahir neo babilonia. Neo babilonia (Babilonia Modern) berdiri berkat perjuangan suku Kasdim, suku ayah Nebukadnezar II. Suku asyur yang eksodus ke mesir tersebut nantinya cikal bakal menjadi suku bangsanya rakyat palestina sekarang ini (keturunan pejuang hamas dan fatah).

Keturunan raja Asyur adalah keturunan dari babilonia kuno, suku Asyur adalah generasi penerus raja Asyur, yang dikalahkan oleh Nabopolassar (suku Kasdim). Bahasa simpelnya, suku Asyur adalah asli dari babilon (Iraq) lalu pindah ke Mesir beranak pinak menjadi penerus suku palestina sekarang ini.

Selanjutnya, 12 suku Israel keturunan solomon dan yaqub (samaria dan yerussalem) tadi pindah ke negara Iran (Kerajaan Parsi). Di parsi 12 suku Israel ini (yahudi modern) membaur dengan suku bangsa asli parsi (Arya) ! Bermukin diparsi, menikah dengan wanita suku Arya, berana pinak menghasilkan generasi penerus yaitu Shah Pahlevi, Khomeini, Ahmadinejad dan lain-lain. Mungkin saya rasa ada sebagian penganut syiah Iran akan membantah dengan ulasan detail garis keturunan sejarah yang saya uraikan barusan. Sah-sah saja kalau ada bantahan, silahkan saja tapi inilah fakta sejarahnya. Makanya tak heran kalau sosok Ahmadinejad tahu benar HOLOCAUST yang sebenarnya. Sekian, semoga bermanfaat.

Kerajaan Sumeria

Kerajaan Sumeria merupakan peradaban pertama yang berdiri di Mesopotamia. Yang dimaksud Mesopotamia sendiri adalah nama kuno dari Iraq. Mesopotamia adalah sebuah kawasan yang dikelilingi dua aliran sungai yaitu Eufrat dan Tigris.

Kerajaan Sumeria terbentuk pada 2900 tahun sebelum Masehi. Peradaban Sumeria mulai dibentuk pada era Ubaid dan Uruk namun pada saat itu masih belum mengenal sistem Kerajaan. Pada era Ubaid (6500 SM) telah mengenal kecintaan terhadap karya seni, lalu disempurnakan lebih jauh lagi pada era Uruk dengan mengenal sistem perdagangan. Dan kemudian barulah sistem Kerajaan perlahan-lahan mulai terbentuk dengan lahirnya Dinasti Pertama yaitu pada tahun 2900 SM dengan dipimpin oleh Enmerkar dan Gilgamesh dalam periode yang relatif singkat. 

Peradaban semakin berkembang pada saat Enmebaragesi memimpin bangsa Sumeria pada tahun 2600 sebelum Masehi, pada saat itu telah dikenal sistem tata kota dengan dikelilingi tembok untuk memperkuat pertahanan militer Kerajaan.

Pada masa kekuasaan Lagash (2500SM) Kerajaan Sumeria semakin memperluas pengaruh kekuasaan mereka hingga ke Persia dan Mediterania. Namun Kerajaan yang teramat luas itu ternyata menjadi bumerang bagi bangsa Sumeria. Dengan tersebarnya jumlah kekuatan dan belum adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik untuk mendukung kelangsungan pemerintahan. Kerajaan Sumeria akhirnya harus hancur diserang oleh bangsa Akkadia yang notabenenye adalah wilayah kekuasaan dari Sumeria sendiri. 

Plakat kuno bangsa Sumeria

Namun kekuasaan Akkadia sendiri juga tak berlangsung lama. Kebangkitan bangsa Sumeria kembali menghancurkan bangsa Akkadia. Kebangkitan kembali bangsa Sumeria ternyata menemui kendala tersendiri karena, peradaban bangsa Akkadia telah terlanjur tertancap di Bumi Mesopotamia selama 200 tahun, budaya dan terutama bahasa Akkadia telah mengambil tempat yang penting bagi beberapa kawasan. Sehingga bahasa Sumeria dianggap sebagai bahasa formal yang kalah saing dengan bahasa Akkadia yang digunakan dalam transaksi perdagangan. 

Selama masa Neo Sumeria atau kebangkitan kembali bangsa Sumeria terjadi banyak pemberontakan yang melemahkan kuasa Sumeria, hingga akhirnya Sumeria sendiri harus dikuasai oleh bangsa Amorit (negara kota) yang awalnya dikuasainya namun ternyata dalam perjalanan waktu bangsa Amorit malah dapat menguasai bangsa Sumeria yang memiliki kekuasaan terlalu luas.

Perlahan-lahan persaingan antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadia telah melahirkan kekuasaan-kekuasaan baru, titik terakhir kehancuran kerajaan Sumeria adalah saat berdirinya Kerajaan Babylonia yang menguasai seluruh kawasan kuno milik Sumeria dan Akkadia, Babylonia berdiri persis direruntuhan peradaban Sumeria dengan lebih kuat. Ketika Babylonia semakin berpengaruh kuat di kawasan Mesopotamia pada tahun 1700SM maka pada saat itu Kerajaan Sumeria pun tinggal kenangan.

Bangsa Sumeria

Sumeria (sekitar 3.500 – 2.300 tahun SM) adalah salah satu peradaban kuno di Timur Tengah, terletak di sebelah selatan Mesopotamia (tenggara Irak) dari catatan terawal abad ke-4 SM sampai munculnya Babilonia pada abad ke-3 SM. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sumeria.

Mereka telah mengenal bercocok tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan mereka dibuat dari lumpur. Mereka menganut agama politheisme.

Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami kawasan Mesopotamia, sehingga bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari wilayah Asia kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash dan Nippur.

Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota. Kemudian terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan menjadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-Nammu. Namun, sekitar tahun 2.300 tahun SM bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.

Kisah Peradaban Mesopotamia

Mesopotamia (mesos : tengah, potamos : sungai) adalah sebuah daerah yang terletak di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Eufrat (2.815 km) dan Sungai Tigris (2.045 km). Kawasan ini merupakan daerah pertanian yang sangat subur, membentang dari Laut Tengah sampai TEluk Persia. Daerah ini lebih dikenal dengan sebutan “daerah subur bulan sabit” atau dalam bahasa inggris nya “the fertile crescent”, karena bentuk daerahnya menyerupai bulan sabit.
  
Daerah ini sangat strategis untuk perdagangan karena menghubungkan jalur perdagangan antara Asia Selatan dengan Turki, Armenia, dan dari Laut Tengah dengan Asia Timur. Mesopotamia sekarang termasuk negara Irak, Iran, dan Suriah. Secara geografis kawasan Mesopotamia merupakan kawasan yang sangat terbuka, sehingga Mesopotamia tidak memiliki perlindungan alam yang baik. Kondisi ini menyebabkan banyaknya bangsa asing silih berganti menguasai daerah ini.Sistem Pemerintahan

A. Bangsa Sumeria (3.500 – 2.300 tahun SM)

Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami kawasan Mesopotamia. sehingga bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari wilayah Asia kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash dan Nippur.

Pada awalnya, kota-kota tersebut merupakan kota-kota yang berdiri sendiri, sehingga disebut negara kota. Kemudian terjadilah peperangan di antara kota-kota tersebut dan yang kalah akan menjadi bawahan kota yang menang yang lama kelamaan memunculkan sistem pemerintahan kerajaan. Bangsa Sumeria mencapai mansa kejayaannya saat dipimpin oleh Raja Ur-Nammu. NAmun, sekitar tahun 2.300 tahun SM bangsa Sumeria dapat ditaklukkan oleh bangsa Akkadia di bawah pimpinan Raja Sargon.

B. Babylonia Lama (1.720 – 1.350 tahun SM)

Imperium Sargon pada tahun 1.720 SM dapat dikalahkan oleh bangsa Amorit yang termasuk rumpun Semit dari Jazirah Arab (sekarang Syiria). Bangsa Amorit ini kemudian mendirikan ibukota baru di Babylon, sehingga periode ini dikenal dengan nama Babylonia. Raja yang terkenal dan sangat berperan dalam perkembangan peradaban Babylonia adalah Raja Hammurabi. Sumbangan terbesar Raja Hammurabi terhadap peradaban dunia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Kode Hukum Hammurabi.

C. Assyria (1.350 – 627 tahun SM)

Bangsa Assyria yang tinggal di hulu sungai Eufrat dan sunga Tigris dapat mengalahkan kekuasaan bangsa Amorit atau Babylonia di bawah pimpinan Ashurballit pada tahun 1.350 SM. Muncullah kerajaan baru, yaitu kerajaan Assyria dengan ibu kota Nineveh. Bangsa Assyria adalah bangsa militer yang memerintah dengan menyebarkan rasa takut dengan melakukan kekejaman-kekejaman terhadap lawan-lawannya. Dengan keunggulan persenjataan, bangsa Assyria dapat menguasai seluruh Mesopotamia dan Mesir. Pada masa Assyria di bawah Raja Ashurbaniphal II, dibangun perpustakaan tertua di dunia yang mampu menampung 22.000 tablet yang berisi informasi-informasi di berbagai bidang kehidupan bangsa Mesopotamia.

D. Babylonia Baru (605 – 550 tahun SM)

Pada tahun 627 SM, bangsa Khaldea dapat melepaskan diri dari kekuasaan bangsa Assyria dan membentuk imperium Babylonia baru karena masih beribu kota di Babylon. Peradaban Babylonia baru ini sebetulnya melanjutkan peradaban-peradaban sebelumnya terutama peradaban Babylonia lama. Imperium ini mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Raja Nebukadnezar II. Imperium ini berakhir pada tahun 530 SM, akibat dikalahkan oleh bangsa Persia yang mendapat bantuan dari bangsa Media.

E. Persia (525 – 331 tahun SM)

Setelah imperium Babylonia baru dapat dikalahkan oleh bangsa Persia dan bangsa Media dari Indo-German, muncullah imperium baru dibawah kekuasaan bangsa Persia. Raja pertama imperium Persia adalah Cyrus dan raja terakhirnya adalah Xerxes. Imperium Persia memperoleh puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Raja Darius. Daerah kekuasaannya membentang dari Mesopotamia, Mesir, sampai ke Sungai Indus. NAmun sejak terjadinya peperangan dengan Yunani, Persia mengalami kemunduran. Akhirnya Persia dapat ditaklukkan oleh Raja Alexander agung pada tahun 331 SM.

Sistem Kepercayaan

Bangsa Sumeria percaya bahwa banjir yang ditimbulkan Sungai Eufrat dan Tigris dapat menghancurkan kota kota yang mereka bangun. Untuk itu, bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter. Kuil tersebut mereka namakan Ziggurat.

Bangsa Sumeria menyembah banyak dewa, di antaranya Dewa Enlil sebagai dewa bumi dan sekaligus sebagai dewa tertnggi yang menguasai alam semesta, Dewa Enki sebagai dewa air, Dewa An sebagai dewa langit, dan Dewa Samash sebagai dewa matahari.

Bagi bangsa Amorit atau Babylonia, mereka percaya dewa tertinggi adalah Dewa Samash, atau lebih dikenal dengan nama Dewa Marduk. Bagi bangsa Assyria, dewa tertinggi adalah Dewa Ashur. Lain lagi dengan bangsa  Persia yang cenderung percaya pada satu dewa. Seorang guru besar bernama Zarathustra atau Zoroaster pada abad ke 7 SM mengajarkan bahwa dunia ini ada dua kekuatan yang saling bertentangan. Yakni kekuatan baik dan jahat. Kekuatan yang baik disebut Ahura Mazda dan kekuatan yang jahat disebut Ahriman. Ajaran ini berkembang pada tahun 660 – 583 tahun SM ketika dianut oleh Raja Vihtaspa, ayah dari Raja Darius. Ajaran Zoroaster ini juga memiliki kitab suci yang mereka sebut Avesta.

Mar 9, 2017

Masuknya Islam di Andalusia (Spanyol)

Islam pernah mengalami masa kejayaan, di mana kala itu peradaban Islam menerangi Eropa lewat pintu Andalusia yang kini kita kenal sebagai Spanyol. Meskipun pengaruh Islam cukup besar terutama di bidang sains, namun umumnya Islam kurang dihargai oleh masyarakat barat. Bagaimana kepemimpinan Islam runtuh di tanah inipun sangat menyedihkan.

Masuknya Islam Ke Spanyol

Spanyol diduduki Islam pada masa Khalifah al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah Bani Umayyah yang beribukota di Damaskus. Bani Umayyah sepenuhnya menguasai Afrika Utara pada zaman Khalifah Abdul Malik setelah memakan waktu 53 tahun (30 -83 H). Tiga pahlawan Islam yang berperan dalam penaklukan Spanyol antara lain Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Tharif bin Malik merintis dan menyelidiki keadaan Spanyol dengan menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa itu dengan satu pasukan perang 500 tentara berkuda yang menaiki kapal Julian. 

Kemelut yang ada dalam kerajaan Visigothic membuat Tharif bin Malik memenangkan pertempuran. Selanjutnya Musa bin Nushair mengirim 7000 pasukan di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang terdiri dari suku Barbar yang didukung Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu menyeberangi selat dan melewati gunung tempat beristirahat dan menyiapkan pasukan, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). 

Kemudian pasukan Thariq mulai bertempur di suatu tempat bernama Bakkah, lalu Raja Roderick dapat dikalahkan. Tahriq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting , seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibukota Kerajaan Goth) setelah ditambah jumlah pasukan 5000 personel oleh Musa bin Nushair sehingga total personel menjadi 12.000 orang. 

Jumlah ini tidak sebanding karena Kerajaan Goth memiliki 100.000 orang. Musa bin Nushair merasa perlu melibatkan diri sehingga ia berangkat dengan pasukan yang besar dan menaklukkan Sedona, Carmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa Gothic, Theodomir di Orihuela. Setelah bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo, mereka berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol mulai Saragossa hingga Navarre. 

Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (99 H/717 M), perluasan dilakukan untuk menaklukkan daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan yang dipimpin al-Samah namun ia gagal dan terbunuh tahun 102 H. Dilanjutkan dengan penyerangan ke kota Bordesu, Poiter, dan Torus oleh Abdul Rahman bin Abdullah al-Ghafiqi, namun dihadang Charles Martel sehingga pasukannya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu masih terdapat penyerangan-penyerangan ke Avignon (734 M), dan Lyon (743 M). Majorca, Corsica, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian Sicilia juga dapat dikuasai Bani Umayyah. Gelombang penyerangan pada permulaan abad ke-8 ini telah menjangkau Prancis Tengah dan sebagian Italia. 

Ada dua faktor kemenangan umat Islam di Spanyol, yakni: Faktor Eksternal, yaitu kondisi dalam negeri Spanyol sendiri. Secara politik, Spanyol terbagi ke dalam negara-negara kecil.

Penguasa Gothic tidak toleran terhadap aliran agama Monofisit apalagi Yahudi. Mereka dipaksa untuk dibaptis menurut Kristen dan akan disiksa bila menolak.

Rakyat terbagi atas system kelas, sehingga keadaannya diliputi kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.

Ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh dan kesejahteraan menurun.
Konflik kekuasaan antara Raja Roderick dan Witiza, penguasa Toledo. Juga konflik Roderick dengan Ratu Julian mantan penguasa Septah. Tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak memiliki semangat juang. Kaum Yahudi bersekutu dan member bantuan bagi perjuangan kaum muslim. Faktor Internal, yakni kondisi pada tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam. Para pemimpin bersatu, kompak dan percaya diri.

Mereka cakap dan berani serta tabah dalam setiap persoalan. Sikap toleransi, persaudaraan dan tolong-menolong yang ditunjukkan prajurit Islam.

Pemerintahan Islam Di Spanyol

Sejarah panjang umat Islam di Spanyol terbagi pada enam periode, yaitu:

1. Periode Pertama (711 -755 M) Spanyol di bawah pemerintahan Wali yang diangkat Khalifah di Damaskus. Pada masa ini masih terdapat gangguan dari dalam, antara lain antar elit penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Antara Khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara di Kairawan saling mengklaim paling berhak menguasai Spanyol, hingga terjadi pergantian Gubernur sebanyak 30 kali dalam waktu singkat. Perbedaan etnis antara suku Barbar dan Arab menimbulkan konflik politik sehingga tidak ditemukan figure yang tangguh. Gangguan dari luar dating dari sisa musuh-musuh Islam yang terus memperkuat diri dan tidak pernah tunduk pada pemerintahan Islam.Gangguan ini menyebabkan belum terwujudnya peradaban dan periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil tahun 138 H/755 M.

2. Periode Kedua (755-912 M) Spanyol di bawah pemerintahan Amir namun tidak tunduk pada pusat pemerintahan Islam yang saat itu dipegang Khilafah Bani Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama Abdurrahman I (ad-Dakhil) keturunan Bani Umayyah yang lolos dari kejaran Bani Abbasiyah. Penguasa Spanyol periode ini:

  • Abdurrahman al-Dakhil, berhasil mendirikan masjid di Cordova dan sekolah-sekolah.
  • Hisyam I, berhasil menegakkan hukum Islam.
  • Hakam I, sebagai pembaharu bidang militer.
  • Abdurrahman al-Ausath, penguasa yang cinta ilmu.
  • Muhammad bin Abdurrahman
  • Munzir bin Muhammad
  • Abdullah bin Muhammad Pada abad ke-9, stabilitas negara terganggu akibat gerakan 
  • Martyrdom Kristen fanatik yang mencari kesyahidan.Namun pihak Gereja tidak mendukung gerakan itu karena pemerintah Islam mengembangkan kebebasan beragama.Pemerintah menyediakan peradilan hukum khusus Kristen dan tidak dihalangi untuk bekerja sebagai pegawai pada instansi militer. Gangguan juga timbul akibat pemberontak di Toledo, percobaan revolusi yang dipimpin Hafshun yang berpusat di pegunungan dekat Malaga, serta perselisihan orang Barbar dan Arab.

3. Periode Ketiga (912-1013 M) Dimulai oleh Abdurrahman an-Nashir, Spanyol di bawah pemerintahan bergelar Khalifah (mulai tahun 929 M). Bermula dari berita terbunuhnya Khalifah al-Muqtadir olehpengawalnya sendiri, menurutnya ini saat yang tepat untuk memakai gelar Khalifah setelah 150 tahun lebih hilang dari kekuasaan Bani Umayyah. Khalifah yang memerintah pada periode ini antara lain:

  • Abdurrahman al-Nashir (912-961 M) mencapai puncak kemajuan menyaingi kemajuan Daulah Bani Abbasiyah di Baghdad. Ia mendirikan Universitas Cordova yang perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku.
  • Hakam II (961-976 M) seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Masyarakat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran karena pembangunan yang berlangsung cepat.
  • Hisyam II (976-1009 M) naik tahta pada usia sebelas tahun. Ia menunjuk Ibn Abi ‘Amir (al-Manshur Billah) sebagai pemegang kekuasaan mutlak. Ia sangat ambisius dalam melebarkan kekuasaannya. Ia wafat tahun 1002 M dan digantikan anaknya, al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan kekuasaan. Setelah wafat tahun 1008 M, digantikan adiknya yang tidak memiliki kualitas sehingga negara menjadi kacau dan hancur sehingga muncul kerajaan-kerajaan kecil. Hisyam II mengundurkan diri tahun 1009 M dan tahun 1013 M Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapus jabatan Khalifah.

4. Periode Keempat (1013-108 6 M) Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan al-Muluk ath-Thawaif (raja-raja golongan) berpusat di Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Konflik internal antar raja terjadi dan mereka yang bertikai sering meminta bantuan raja-raja Kristen.Orang-orang Kristen yang melihat kelemahan ini pun memulai inisiatif penyerangan. Meski situasi politik tidak stabil, namun pendidikan dan peradaban terus berkembang karena para sarjana dan sastrawan terlindungi dari satu istana ke istana lain.

5. Periode Kelima (1086-1248 M) Meski terpecah dalam beberapa negara, terdapat kekuatan dominan yaitu Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun didirikan Yusuf bin Tasyfin di Afrika Utara. Memasuki Spanyol tahun 1086 M dengan mengalahkan pasukan Castilia. Perpecahan di kalangan Muslim menyebabkan Yusuf bin Tasyfin mudah menguasai Spanyol. Tahun 1143 M kekuasaannya berakhir karena para penggantinya lemah dan diganti DInasti Muwahhidun yang didirikan Muhammad bin Tumart tahun 1146 M. Untuk beberapa decade mengalami kemajuan dan setelah itu mengalami kemunduran akibat serangan tentara Kristen di Las Navas de Tolessa 1212 M, di Cordova 1238 M, dan Seville 1248 M. Seluruh kekuasaan Islam lepas kecuali Granada.

6. Periode Keenam (1248-1492 M) Granada dikuasai Bani Ahmar (1232-1492 M) dan mengalami kemajuan peradabanseperti masa Abdurrahman al-Nashir.Namun secara politik mereka lemah karena perebutan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad tidak senang pada ayahnya yang menunjuk anaknya yang lain menggantikan sebagai raja. Ayahnya terbunuh dan diganti Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah pun meminta bantuan Raja Ferdinand dan Isabella yang akhirnya ia naik tahta. Namun Ferdinand dan Isabella ingin merebut kekuasaan Islam dan dengan terus menyerang kekuasaan Islam.Abu Abdullah menyerah dan hijrah ke Afrika Utara.Umat Islam dihadapkandua pilihan yakni masuk Kristen atau pergi dari Spanyol.Tahun 1609 M tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

Kemajuan Peradaban

Di antara kemajuan yang bahkan memengaruhi Eropa yaitu:
1. Kemajuan Intelektual Filsafat
Dikembangkan abad ke-9 selama pemerintahan Mihammad bin Abdurrahman. Tokohnya adalah: Abu Bakar Muhammad bin al-Sayigh (Ibn Bajjah). Masalah yang dikemukakan bersifat etis dan eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir al-MutawahhidAbu Bakar bin Thufail. Karyanya: Hay ibn Yaqzhan.Ibn Rusyd, menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dengan cermat dan hati-hati dalam menyelaraskan antara filsafat dan agama. Sains Abbas bin Farnas ahli kimia dan astronomi. Ialah penemu pembuatan kaca dari batu.Ibrahim al-Naqqash ahli astronomi. Ia dapat menentukan waktu gerhana matahari, membuat teropong, dan dapat menentuklan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.Ahmad bin Ibas dari Cordova merupakan ahli farmasi.Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz, dua ahli kedokteran dari kalangan wanita.Ibn Jubair, menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterranea dan Sicilia.Ibn Batutah, menulis tentang negeri Samudera Pasai dan CinaIbn Khaldun, perumus filsafat sejarah. Fiqh Ziyad bin Abdurrahman yang memperkenalkan mazhab Maliki.Ibn Yahya yang menjadi Qadhi.Abu Bakr bin al-QuthiyahMunzir bin Sa’id al-BaluthiIbn Hazm Musik dan Seni al-Hasan bin Nafi, sang penggubah lagu yang dijuluki Zaryab Bahasa dan Sastra Ibn SayyidihIbn Malik, pengarang AlfiyahIbn KhurufIbn al-HajjAbu Ali al-IsybiliAbu Hasan bin UsfurAbu Hayyan al-Gharnathi.

2. Kemegahan Pembangunan Fisik
·Perdagangan: pembangunan jalan raya dan pasar
·Pertanian: sistem irigasi dengan dam untuk mengecek curah air, waduk untuk konservasi, dan pengaturan hidrolik dengan water wheel (roda air).
·Industri: tekstil, kayu, kulit, logam, barang-barang tembikar.
·Pembangunan kota: Cordova
·Pembangunan jembatan dan taman, istana Damsik, masjid , tempat pemandian dan perkampungan yang indah. Granada Terdapat istana al-Hamra yang indah dan megah, istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda, dan lain-lain.

3.Kemajuan Teknologi Kedokteran
Ketika Al-Manshur Al-Muwahhidy memegang tampuk kekuasaan, beliau menginstruksikan pembangunan rumah sakit termewah. Setelah bangunnya rampung, ia memerintahkan agar komplek rumah sakit dilengkapi kebun yang ditanami berbagai jenis pepohonan dan tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Beliau juga memerintahkan pembuatan sistem pengairan terpadu yang menjamin tercukupinya kebutuhan air di seluruh bagian rumah sakit.

Masing-masing kamar pasien dilengkapi kasur berbalut sutra. Semua pasien mendapatkan pakaian siang dan malam serta perlengkapan musim dingin dan musim panas. Bila pasien sembuh, mereka akan mendapat tunjangan hidup dari negara saat akan keluar dari rumah sakit. Kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi penduduk sekitar, tapi juga bagi penduduk luar yang datang berobat di rumah sakit tersebut.

Setiap hari jumat, selepas sholat juamat Al-Manshur meluangkan waktu untuk mengunjungi pasien. Beliau selalu berinteraksi langsung dengan mereka, menanyakan perkembangan kesehatan mereka satu persatu dan juga bertanya tentang bagaimana pelayanan rumah sakit. Kebiasaan ini terus dilakukannya hingga beliau meninggal dunia. (Selengkapnya lihat Al-Mu'jib hal: 364. Dan Al-Bayan Al-Mughrib hal:173.)

Siapakah Al-Manshur Al-Muwahhidy..? Beliau adalah Ya'qub Al-Manshur Al-Muwahhidy -rahimahullah-. Pengusa Andalus Di Era Keemasannya. Al-Manshur ditahbiskan sebagai penguasa Daulah Al-Muwahhidin pada tahun 570 H/1184 hingga 595 H/1199 M. Dimasa pemerintahannya, Andalus mengalami kemajuan yang pesat.

Sifat dan kepribadian Al-Manshur

1. Adil dan penyayang
2. Sikap dan pembawaannya selalu tenang
3. Dekat dengan rakyat
4. Suka membantu siapa saja
5. Zuhud
6. Selalu memakai pakaian sederhana yang terbuat dari jenis bahan yang murah.
7. Setiap harinya menjadi imam sholat 5 waktu bagi rakyatnya.
8. Hafal Al-Quran
9. Suka bermajelis dengan ulama dan orang-orang sholeh.

Diantara kebijakannya adalah:

1. Memberantas miras
2. Menegakkan hukuman hudud secara adil, bahkan terhadap keluarganya.
3. Memberikan perhatian yang besar terhadap kemajuan Tehnik dan Kedokteran
3. Memberi tunjangan yang besar kepada para ulama dan ilmuan
4. Melakukan perbaikan birokrasi
5. Mendirikan rumah sakit, apotik

Faktor-faktor Pendukung Kemajuan:

  • Penguasa kuat dan berwibawa seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Ausath dan Abdurrahman al-Nashir.
  • Penguasa yang mempelopori kegiatan ilmiah seperti Muhammad bin Abdurrahman dan Hakam II al-Muntashir
  • Toleransi beragama antara umat Islam dengan non-Islam seperti orang Kristen dan orang Yahudi.
  • Banyak sarjana yang mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam sampai wilayah ujung timur sambil membawa buku dan gagasannya.
  • Meski umat Islam terpecah dalam politik, namun terdapat kesatuan budaya di dunia Islam.
  • Setiap dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Seville, Granada berusaha menyaingi Cordova, memajukan peradaban.

Penyebab Kemunduran Dan Kehancuran

1. Konflik Islam dan Kristen
Penguasa muslim tidak melakukan islamisasi dengan sempurna. Kerajaan taklukannya dibiarkan mempertahankan hukum, adat dan hirarki tradisional asal tidak ada perlawanan senjata. Kehadiran Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang Spanyol Kristen.

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Bani Umayyah di Spanyol tidak pernah menerima orang-orang pribumi dengan memberi istilah ‘Ibad dan Muwalladun pada para mukallaf sehinggga dinilai merendahkan akibatnya kelompok etnis non Arab sering merusak perdamaian. Tidak ada ideologi yang dapat memberi makna persatuan.

3. Kesulitan Ekonomi Di paruh kedua masa Islam di Spanyol,penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan sangat serius sehinggga lalai membinaperekonomian. d. 

4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan Karena perebutan kekuasaan, Muluk ath-Thawaif muncul. Granada yang jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella juga karena permasalahan ini

5. Keterpencilan Spanyol Islam selalu berjuang sendirian tanpa mendapat bantuankecuali dari Afrika utara sehingga tidak ada kekuatan alternatif yang membendung kebangkitanKristen

Kronologi Runtuhnya Islam Di Andalusia

Awalnya Raja Ferdinand mengutus mata-matanya untuk mengetahui kondisi Granada (wilayah terakhir Islam Andalusia), mereka menemukan seorang bocah menangis, lalu si mata-mata bertanya, Apa yang membuat kamu menangis?" Sang bocah menjawab, "Saya menangis karena anak panah saya tidak tepat sasaran". Si mata-mata berkata, "Kenapa anda tidak mencoba lagi? nanti panah anda akan menancap pada sasarannya". Sang bocahpun memberi jawaban monumental, "Jika satu panah gagal mengenai musuh, apa mungkin musuh memberi kesempatan kepada saya untuk memanahnya lagi?".

Mendapatkan jawaban ini, si mata-mata kembali ke Ferdinand dan merekomendasikan untuk tidak melakukan penyerbuan saat ini, karena bangsa arab sedang bersiap siaga, bahkan bocah-bocahnya
sekalipun.

Setelah beberapa tahun kemudian, si mata-mata kembali lagi untuk mengetahui kondisi ummat Islam di Granada. Si Mata-mata menemukan orang tua yang sedang menangis. Si mata-mata bertanya apa gerangan yang membuatnya menangis? Si orang tua menjawab, "aku menangis karena ditinggalkan kekasihku".

Setelah mendapatkan kondisi ini, si mata-mata kembali ke Ferdinand dan menyerukan, "Sekaranglah waktunya kalian melakukan penyerbuan, dunia dan keremehtemehannya telah membuat kaum muslimin sibuk sehingga mereka berada dalam kondisi yang sangat tidak siap untuk menghadapi gempuran musuh-musuh mereka".

Arab terbangun dari kelalaiannya yang memilukan oleh pekikan suara tentara Ferdinand dan Isabella yang sudah memenuhi seluruh pelosok Granada yang menjadi tempat pertahananan terakhir kaum muslimin di Eropa saat itu. Pasukan Salib menggempur kaum muslimin dalam kondisi yang sangat tidak berimbang karena kaum muslimin tidak memiliki unsur-unsur kemenangan sama sekali, cuma bersenjatakan keputusasaan, dan sangat jauh dari ajaran nenek-moyang mereka untuk menjadi pemenang.

Kilas Balik

Pada tahun 711 M, umat Islam mulai memasuki semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal sekarang). Dengan misi mengakhiri kekuasaan tiran, Raja Roderick. Umat Islam di bawak kepemimpinan Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan yang memisahkan Maroko dan daratan Spanyol. Tujuh tahun kemudian, sebagian besar wilayah semenanjung Iberia (Andalusia) berhasil diduduki oleh umat Islam. Dan kekuasaan tersebut berlanjut selama lebih dari 700 tahun.

Pada tahun 900-an M, Islam mencapai puncak kejayaannya di tanah Andalusia. Lebih dari 5 juta muslim tinggal di daerah tersebut, dengan prosentase mencapai 80% penduduk. Kerajaan yang kuat kala itu, Dinasti Umayah II menjadi penguasa tunggal di daerah tersebut dan menjadi kerajaan yang paling maju dan paling stabil kondisi sosialnya di daratan Eropa.

Granada dibawah kekuasaan Islam saat itu merupakan kota yang bersinar terang karena kemilau cahaya kemajuan ilmu pengetahuan ketika kota-kota besar lain di Eropa masih terkungkung dengan kegelapan.

Namun, masa keemasan sosial dan politik ini tidaklah abadi. Pada tahun 1000-an M, kerajaan Andalusia ini runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang disebut tha-ifah.

Satu per satu thaifah jatuh oleh kerajaan Kristen Eropa. Dimulai dari tahun 1000-an hingga 1200-an, kota-kota utama semisal Cordoba, Sevilla, Toledo bergiliran dikuasai. Dan hanya menyisakan Granada.

Pada era tersebut, tahun 1200-an, Granada sempat berhasil menghindarkan diri dari penaklukkan kerajaan-kerajaan Eropa. Setelah jatuhnya Kota Cordoba, Granada menyepakati perjanjian dengan Kerajaan Castile, salah satu kerajaan Kristen yang terkuat di Eropa. Perjanjian tersebut berisikan kesediaan dan ketundukan Granada dengan membayar upeti berupa emas kepada Kerajaan Castile setiap tahunnya. Timbal baliknya, Castile menjamin independensi Granada dalam urusan dalam negeri mereka dan lepas dari ancaman invasi Castile.

Selain membayar upeti, faktor lain yang membantu Granada terhindar dari penaklukkaan adalah letak geografisnya. Kerajaan ini terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada yang menjadi benteng alami melindungi kerajaan dari invasi pihak-pihak luar.
Selama lebih dari 250 tahun, Granada tetap tunduk kepada Castile dengan membayar upeti. Namun dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Kristen yang tidak bersahabat tetap saja membuat Granada dalam keadaan terancam. Mereka tidak pernah aman dari ancaman penaklukkan.

Suratan takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai, ketika Raja Ferdinand dari Aragon menikah dengan Putri Isabella dari Castile. Pernikahan ini menyatukan dua kerajaan terkuat di semenanjung Iberia yang merajut cita-cita yang satu, menaklukkan Granada dan menghapus jejak-jejak Islam di benua biru.

Pada tahun 1491, Granada dikepung oleh pasukan-pasukan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Dari menara istananya, Sultan Muhammad melihat pasukan Kristen dalam jumlah yang besar telah mengepung dan bersiap menyerang Granada. Sultan Muhammad pun dipaksa untuk menandatangani surat penyerahan Granada kepada pasukan sekutu Kristen. Peristiwa ini terjadi pada November 1491.

Pada tanggal 2 Januari 1492, pasukan Kristen memasuki Kota Granada. Pasukan-pasukan ini memasuki istana Alhambra, mereka memasang bendera-bendera dan simbol-simbol kerajaan Kristen Eropa di dinding-dinding istana sebagai tanda kemenangan, dan di menara tertinggi istana Alhambra mereka pancangkan bendera salib agar rakyat Granada mengetahui siapa penguasa mereka sekarang. Keadaan saat itu benar-benar mencekam, rakyat muslim Granada tidak berani keluar dari rumah-rumah mereka dan jalanan pun lengang dari hiruk pikuk manusia. Umat Islam hanya punya dua pilihan: masuk Kristen atau dibunuh.

Tepat sholat Isya, pada malam 2 Januari 1492 M, di menara masjid Bayazin Granada inilah untuk terakhir kalinya azan di kumandangkan secara lantang di bumi Andalusia.

Itulah akhir dari peradaban Islam di Spanyol yang telah berlangsung lebih dari tujuh abad lamanya. Cahaya Islam menghilang dari daratan tersebut dengan terusir dan tewasnya umat Islam di sana, kemudian diganti dengan pendatang-pendatang Kristen yang menempati wilayah tersebut.

Granada jatuh pada 21 Muharram 897 H (2 Januari 1492 M). Raja terakhir Granada yang bernama Abu Abdullah menandatangani Perjanjian Penyerahan Granada kepada Kerajaan Salibis Kastilia yang terdiri dari 67 point, yang antara lain menjamin keamanan beragama kepada kaum muslimin, menjaga keamanan harta benda mereka, Akidah, dan kebebasan beribadah.

Namun tidak satupun dari point-point perjanjian itu diterapkan. Lalu dibentuklah Inguisition (inkuisisi, pengadilan yang dibentuk gereja untuk membantai siapa saja yang dianggap tidak sejalan dengan gereja) dan kaum muslimin pun dibantai.

Hari-hari terakhirnya Raja Abu Abdullah hanya mampu berdiri terpaku di atas bukit di kaki gunung Raihan termangu setelah menyerahkan kunci benteng Grenada kepada Ferdinand dan Isabella, meratapi kerajaannya yang terampas terngungu-ngungu bagai seorang perempuan, dan ketika itu bundanya berucap secara monumental, "menangislah layaknya seorang wanita, pada kerajaanmu yang tidak mampu engkau jaga secara jantan!" 

Masjid Terakhir

Masjid AlMunastyr atau sering disebut Almonaster la Real Mezquita adalah masjid terakhir di era Spanyol Islam (Andalusia). Masjid dari abad 10 masehi ini dibangun pada masa Bani Umayyah Spanyol. Abdul Rahman III yang memimpin Cordoba pada saat itu.

Nama masjid Almonaster kemudian menjadi nama kota Almonaster la Real. Masjid yang terletak di Provinsi Huelvam, Spanyol, ini dibangun dari reruntuhan sebuah kuil romawi dan gereja di era Visigoth abad ke 5 masehi.

Pada masa kejayaan umat Islam di Semenanjung Iberia (spanyol), Islam membangun berbagai istana danmasjid indah di seluruh semenanjung ini. Kawasan Semenanjung Iberia saat itu dipimpin oleh Gubernur Abdul Aziz bin Musa.

"Pembangunan al-Munastyr Iqlin mendapat bantuan dari wilayah Sevilla sejumlah 35 ribu dinar," ungkap Abu Abdullah al-Bakri yang ditulis kembali dalam Levi Provencal 1938.

Masjid ini pernah menjadi masjid terbesar pada kesultanan Umayyah di provinsi ini pada abad ke 10 masehi. Masjid ini telah teruji oleh waktu dan tetap bertahan sebelum akhirnya pasukan Kristen mengambil kembali wilayah Andalusia pada abad ke 15 masehi.

Bangunan Mihrab menghadap ke Mekkah. Mihrabnya diyakini sebagai salah satu Mihrab tertua yang pernah ada di era Andalusia. Pada abad ke 15 dan di masa akhir Islam Spanyol, Masjid ini sempat menjadi tempat perlindungan terakhir bagi 1833 muslim. Sebelum akhirnya Islam kalah dan mereka pun dibantai habis.

Setelah penaklukan Kristen, masjid indah ini berubah fungsi menjadi gereja dengan penambahan altar dan ornamen Kristen lainnya. Meski begitu, bangunan aslinya masih terlihat jelas. Di bagian dalam, interior bangunan menawarkan arsitek klasik khas bangsa Moor. Yaitu lengkungan pada langit-langit dan lima tiang pondasi besar di ruang tengah.

Setelah penaklukan pasukan Kristen Spanyol, nama masjid pun diubah menjadi gereja Santa Maria sesuai dengan nama gereja Visigoth sebelum masjid dibangun. Pada 1975, dibawah arahan arsitek Spanyol, Alfonso Jimenez memulihkan kembali arsitek awal hingga bentuk aslinya saat ini.

Pengaruh Peradaban Spanyol Islam Di Eropa

Pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M) mengedepankan sunnatullah menurut pengertian Islam yang menuntut kebebasan berpikir dan melepaskan belenggu taklid terhadap pantheisme dan antromorphoisme Kristen. Berawal dari gerakan Averroes-isme ini lahir reformasi abad ke-16 dan rasionalisme pada abad ke-17 M. buku-buku Ibn Rusyd di cetak di Vinesia. Terus banyak pemuda-pemuda Kristen Eropa belajar di Universitas Islam di Spanyol, seperti: Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Mereka menerjemahkan buku-buku karaya ilmuan muslim.
Setelah pulang ke negerinya, mereka mendirikan Sekolah dan Universitas yang sama. Mereka memasukkan ilmu-ilmu sepertiilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Yang paling banyak dipelajari yaitu pemikiran al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Rusyd. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam menimbulkan gerakan kebangkitan (Renaissance) pada abad ke-14 bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17 dan pencerahan (Aufklarung) pada abad ke-18 M. Akhirnya umat Islam terusir dari negeri Spanyol.

Islam Andalusia

Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada tahun 711 M, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa Moor dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin jenderal Tariq bin Ziyad, dan dibawah perintah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus.

Pasukan ini mendarat di Gibraltar pada 30 April, dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan Raja Roderic dari Visigoth dalam Pertempuran Guadalete ( 711 M ), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam pertempuran Tours (732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Perancis bagian selatan yang disebut sekarang.

A. Perkembangan Politik

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus.

Pada tahun 750 M, bani Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman I (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya.

Ia memerintah selama 30 tahun, namun memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.

Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi Afrika Utara bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun politik, itu tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir Abdullah bin Muhammad bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.

Cucu Abdullah, Abdurrahman III, menggantikannya pada tahun 912 M, dan dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan Afrika Utara bagian barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syi'ah di Tunis.

B. Masa kekhalifahan

Andalusia - Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid Rahimahullah (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana Ummat Islam sebelumnya telah mengusasi Afrika Utara. Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair Rahimahullahum ajma’in.

Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.

Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah.

Thariq ibn Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair Rahimahullah dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid Rahimahullah. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).

Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq Rahimahullah dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq Rahimahullah berhasil menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair Rahimahullah di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.

Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad Rahimahullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz Rahimahullah tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah Rahimahullah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman ibn Abdullah al-Ghafiqi Rahimahullah. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.

Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.

Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza. Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.

Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa Rahimahumullah.

Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.

Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.

C. Perkembangan Peradaban

Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian membawa dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.

Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari :
- Komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan)
- Al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam) 
- Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara) 
- Al-Shaqalibah (tentara bayaran yang dijual Jerman kepada penguasa Islam) 
- Yahudi 
- Kristen Muzareb yang berbudaya Arab Kristen yang masih menentang kehadiran Islam
Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.

1. Filsafat

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).

Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.

Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.

2. Sains

IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.

Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.

3. Fiqih

Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.

4. Musik dan Kesenian

Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.

5. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.