Kerajaan Sumeria merupakan peradaban pertama yang berdiri di Mesopotamia. Yang dimaksud Mesopotamia sendiri adalah nama kuno dari Iraq. Mesopotamia adalah sebuah kawasan yang dikelilingi dua aliran sungai yaitu Eufrat dan Tigris.
Kerajaan Sumeria terbentuk pada 2900 tahun sebelum Masehi. Peradaban Sumeria mulai dibentuk pada era Ubaid dan Uruk namun pada saat itu masih belum mengenal sistem Kerajaan. Pada era Ubaid (6500 SM) telah mengenal kecintaan terhadap karya seni, lalu disempurnakan lebih jauh lagi pada era Uruk dengan mengenal sistem perdagangan. Dan kemudian barulah sistem Kerajaan perlahan-lahan mulai terbentuk dengan lahirnya Dinasti Pertama yaitu pada tahun 2900 SM dengan dipimpin oleh Enmerkar dan Gilgamesh dalam periode yang relatif singkat.
Peradaban semakin berkembang pada saat Enmebaragesi memimpin bangsa Sumeria pada tahun 2600 sebelum Masehi, pada saat itu telah dikenal sistem tata kota dengan dikelilingi tembok untuk memperkuat pertahanan militer Kerajaan.
Pada masa kekuasaan Lagash (2500SM) Kerajaan Sumeria semakin memperluas pengaruh kekuasaan mereka hingga ke Persia dan Mediterania. Namun Kerajaan yang teramat luas itu ternyata menjadi bumerang bagi bangsa Sumeria. Dengan tersebarnya jumlah kekuatan dan belum adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik untuk mendukung kelangsungan pemerintahan. Kerajaan Sumeria akhirnya harus hancur diserang oleh bangsa Akkadia yang notabenenye adalah wilayah kekuasaan dari Sumeria sendiri.
Plakat kuno bangsa Sumeria
Namun kekuasaan Akkadia sendiri juga tak berlangsung lama. Kebangkitan bangsa Sumeria kembali menghancurkan bangsa Akkadia. Kebangkitan kembali bangsa Sumeria ternyata menemui kendala tersendiri karena, peradaban bangsa Akkadia telah terlanjur tertancap di Bumi Mesopotamia selama 200 tahun, budaya dan terutama bahasa Akkadia telah mengambil tempat yang penting bagi beberapa kawasan. Sehingga bahasa Sumeria dianggap sebagai bahasa formal yang kalah saing dengan bahasa Akkadia yang digunakan dalam transaksi perdagangan.
Selama masa Neo Sumeria atau kebangkitan kembali bangsa Sumeria terjadi banyak pemberontakan yang melemahkan kuasa Sumeria, hingga akhirnya Sumeria sendiri harus dikuasai oleh bangsa Amorit (negara kota) yang awalnya dikuasainya namun ternyata dalam perjalanan waktu bangsa Amorit malah dapat menguasai bangsa Sumeria yang memiliki kekuasaan terlalu luas.
Perlahan-lahan persaingan antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadia telah melahirkan kekuasaan-kekuasaan baru, titik terakhir kehancuran kerajaan Sumeria adalah saat berdirinya Kerajaan Babylonia yang menguasai seluruh kawasan kuno milik Sumeria dan Akkadia, Babylonia berdiri persis direruntuhan peradaban Sumeria dengan lebih kuat. Ketika Babylonia semakin berpengaruh kuat di kawasan Mesopotamia pada tahun 1700SM maka pada saat itu Kerajaan Sumeria pun tinggal kenangan.
Kerajaan Sumeria terbentuk pada 2900 tahun sebelum Masehi. Peradaban Sumeria mulai dibentuk pada era Ubaid dan Uruk namun pada saat itu masih belum mengenal sistem Kerajaan. Pada era Ubaid (6500 SM) telah mengenal kecintaan terhadap karya seni, lalu disempurnakan lebih jauh lagi pada era Uruk dengan mengenal sistem perdagangan. Dan kemudian barulah sistem Kerajaan perlahan-lahan mulai terbentuk dengan lahirnya Dinasti Pertama yaitu pada tahun 2900 SM dengan dipimpin oleh Enmerkar dan Gilgamesh dalam periode yang relatif singkat.
Peradaban semakin berkembang pada saat Enmebaragesi memimpin bangsa Sumeria pada tahun 2600 sebelum Masehi, pada saat itu telah dikenal sistem tata kota dengan dikelilingi tembok untuk memperkuat pertahanan militer Kerajaan.
Pada masa kekuasaan Lagash (2500SM) Kerajaan Sumeria semakin memperluas pengaruh kekuasaan mereka hingga ke Persia dan Mediterania. Namun Kerajaan yang teramat luas itu ternyata menjadi bumerang bagi bangsa Sumeria. Dengan tersebarnya jumlah kekuatan dan belum adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik untuk mendukung kelangsungan pemerintahan. Kerajaan Sumeria akhirnya harus hancur diserang oleh bangsa Akkadia yang notabenenye adalah wilayah kekuasaan dari Sumeria sendiri.
Plakat kuno bangsa Sumeria
Namun kekuasaan Akkadia sendiri juga tak berlangsung lama. Kebangkitan bangsa Sumeria kembali menghancurkan bangsa Akkadia. Kebangkitan kembali bangsa Sumeria ternyata menemui kendala tersendiri karena, peradaban bangsa Akkadia telah terlanjur tertancap di Bumi Mesopotamia selama 200 tahun, budaya dan terutama bahasa Akkadia telah mengambil tempat yang penting bagi beberapa kawasan. Sehingga bahasa Sumeria dianggap sebagai bahasa formal yang kalah saing dengan bahasa Akkadia yang digunakan dalam transaksi perdagangan.
Selama masa Neo Sumeria atau kebangkitan kembali bangsa Sumeria terjadi banyak pemberontakan yang melemahkan kuasa Sumeria, hingga akhirnya Sumeria sendiri harus dikuasai oleh bangsa Amorit (negara kota) yang awalnya dikuasainya namun ternyata dalam perjalanan waktu bangsa Amorit malah dapat menguasai bangsa Sumeria yang memiliki kekuasaan terlalu luas.
Perlahan-lahan persaingan antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadia telah melahirkan kekuasaan-kekuasaan baru, titik terakhir kehancuran kerajaan Sumeria adalah saat berdirinya Kerajaan Babylonia yang menguasai seluruh kawasan kuno milik Sumeria dan Akkadia, Babylonia berdiri persis direruntuhan peradaban Sumeria dengan lebih kuat. Ketika Babylonia semakin berpengaruh kuat di kawasan Mesopotamia pada tahun 1700SM maka pada saat itu Kerajaan Sumeria pun tinggal kenangan.
No comments:
Post a Comment