Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Mar 20, 2018

Tadmur atau Palmyra

Tadmur atau Palmyra adalah kota kuno di Suriah tengah. Pada masa antikuitas, Tadmur merupakan kota penting yang terletak di sebuah oasis 215 km timur laut Damaskus dan 180 km barat daya Efrat di Deir ez-Zor. Kota ini sejak lama telah menjadi perhentian kafilah yang penting bagi para pengelana yang melintasi gurun Suriah dan dikenal sebagai Jembatan Gurun. Rujukan terdokumentasi tertua kepada kota ini dengan nama Semitnya, yaitu Tadmor, Tadmur atau Tudmur (yang bermakna "kota yang menghalau" dalam bahasa Amori, "kota yang gigih" dalam bahasa Aram) tercatat dalam lembaran Babilonia yang ditemukan di Mari. 

Meskipun situs kunonya tak lagi dihuni setelah abad ke-16, kota ini hingga kini tetap dkenal sebagai Tadmor dalam bahasa Arab (Tedmor), dan ada sebuah kota baru dengan nama sama di dekat reruntuhannya. Orang Tadmur membangun serangkaian monumen bersakala besar yang menampilkan seni pemakaman seperti lempengan batu kapur dengan patung manusia yang menggambarkan orang yang telah wafat.

Zaman kuno

Etimologi pasti dari nama "Palmyra" tidak diketahui, meskipun beberapa sejarawan meyakini bahwa nama tersebut berkaitan dengan pohon palem yang banyak terdapat di daaerah tersebut. Akan tetapi, beberapa sejarawan lainnya meyakini bahwa nama itu berasal dari terjemahan yang salah dari kata "Tadmor." Kota ini pertama kali disebutkan dalam arsip Mari pada milenium kedua SM. Tadmur merupakan koda dagang dalam jaringan dagang yang luas yang menghubungkan Mesopotamia dengan Suriah utara. Tadmor disebutkan dalam Injil Ibrani (Kitab 2 Tawarikhs 8:4) sebagai sebuah kota gurun yang dibangun (atau dibentengi) oleh Raja Salomo dari Yudea. 

Flavius Josephus juga menyebutkan bahwa Tadmor dibangun oleh Salomo, dalam karyanya, Antikuitas Yahudi (Buku VIII), bersama dengan nama Yunani untuk Tadmur, meskipun ini bisa jadi merupakan penyalahrtian dengan "Tamara" dalam alkitab. Beberapa rujukan dalam traktat Talmud dan Midrash juga merujuk kepada kota ini di gurun Suriah (terkadang menggantikan hurud "d" dengan "t" - menjadi "Tatmor" alih-alih "Tadmor").

Periode Yunani-Romawi

Ketika Seleukia merebut Suriah pada 323 SM, kota ini diabaikan sehingga dapat merdeka. Tadmur pun berkembang sebagai perhentian kafilah pada abad ke-1 SM. Pada tahun 41 SM, Marcus Antonius mengirim pasukan penyerbu menuju Tadmur, namun penduduk Tadmur sudah mengetahui kabar kedatangan mereka dan menyelamatkan diri ke seberang sungai Efrat, menunjukkan bahwa pada masa itu Tadmur masih merupakan pemukiman nomad dan sumber dayanya yang berharga dapat dipindahkan dalam waktu singkat. 

Pada pertengahan abad ke-1 M, Tadmur telah menjadi kota yang makmur dan elegan yang terletak di rute kafilah yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Suriah Romawi dan Fenisia di Mediterania. Kota ini dikuasai oleh Romawi dan mengalami periode kemakmuran.

Para pedagang Tadmur memiliki kapal-kapal di perairan Italia dan mengendalikan jalur perdagangan India. Berkat perdagangan, Tadmur menjadi salah satu kota terkaya di Timur Dekat. Sejarawan Terrry Jones dan Alan Erieira menyebutkan bahwa orang Tadmur merupakan satu-satunya orang non-Romawi yang mampu hidup bersama-sama dengan orang Romawi tanpa teromawisasi. 

Tadmur menjadi bagian dari provinsi Romawi Syria pada masa pemerintahan Tiberius (14–37 M). Kota ini secara perlahan-lahan tumbuh menjadi bagian penting dalam rute perdagangan yang menghubungkan Persia, India, China, dan Kekaisaran Romawi. Pada tahun 129 M, Kaisar Romawi, Hadrianus, mengunjungi Tadmur dan begitu terpesona sehingga ia menyatakannya sebagai kota bebas dan menamainya Palmyra Hadriana.

Sejak tahun 212 M, perdagangan Tadmur mulai terhenti ketika Sassania menduduki mulut sungai Tigris dan Efrat. Septimius Odaenathus, seorang pangeran Tadmur, ditunjuk oleh Kaisar Romawi, Valerianus, sebagai gubernur provinsi Suriah. Setelah Valerianus ditangkap oleh Sassania dan meninggal dalam kurungan di Bishapur, Odaenathus melancarkan kampanye militer hingga sejauh Ktesiphon (dekat Baghdad modern) sebagai tindakan balasan. Ia menyerbu Ktesiphon dua kali. Setelah Odaenathus dibunuh oleh keponakannya Maconius, istrinya Septimia Zenobia naik tahta. Ia memerintah Tadmur atas nama putranya, Vabalathus.

Zenobia memberontak melawan otoritas Romawi dengan bantuan Cassius Longinus dan merebut Busra dan wilayah-wilayah ke arah barat hingga sejauh Mesir, mendirikan Kekaisaran Tadmur yang berumur pendek. Selanjutnya, dia merebut Antiokia dan wilayah yang besar di Asia Kecil di utara. Pada 272 M, Kaisar Romawi, Aurelianus, pada akhirnya berhasil memulihkan kekuasaan Romawi di Tadmur, yang dalam prosesnya ia mengepung dan menjarah Tadmur, sehingga kota itu tak pernah berjaya kembali. Aurelianus juga menangkap Zenobia, membawanya ke Roma. Ia memamerkan Zenobia dalam parade kemenangan dalam keadaan terikat rantai emas di hadapan Marcellus Petrus Nutenus, namun kemudian memperbolehkan Zenobia menjalani sisa hidupnya di sebuah vila di Tibur, di mana ia aktif dalam masyarakat selama bertahun-tahun. Sebuah benteng legiuner didirikan di Tadmur dan, meskipun tak lagi menjadi pusat perdagangan, kota ini tetap menjadi persimpangan jalan Romawi yang penting di gurun Suriah. 

Kaisar Romawi, Diocletianus, memperluas Tadmur untuk menampung lebih banyak legiun dan membentenginya dengan tujuan melindunginya dari ancaman Sassania. Periode Bizantium, yang meneruskan Kekaisaran Romawi, hanya berakibat pada pembangunan beberapa gereja, sementara sebagian besar kota sudah menjadi reruntuhan.

Kekuasaan Islam

Tadmur ditaklukan oleh pasukan Arab Mulsim di bawah Khalid bin Walid pada tahun 634 M namun dibiarkan utuh. Setelah tahun 800 M dan terjadi perang saudara menyusul runtuhnya Kekhalifahan Umayyah, orang-orang mulai mengabaikan kota ini. Pada masa Perang Salib, Tadmur dikuasai oleh Keamiran Buriyun, kemudian dikuasai oleh Toghtekin, lalu Mohummad putra Shirkuh, dan akhirnya berada di bawah kendali Keamiran Homs. Pada tahun 1132 M, Buriyun mengubah Kuil Ba'al di Tadmur menjadi benteng. Pada aabd ke-13 M kota ini diserahkan kepada sultan Mamluk, Baybars. Pada tahun 1401 M, Kota ini dijarah oleh Timur Lenk, namun dapat pulih kembali dengan cepat, sehingga pada abad ke-15 M Ibu Fadlallah al-Omari menyebutkan bahwa Tadmur memiliki "taman-taman yang luas, perdagangan yang maju, dan monumen-monumen yang aneh."

Mar 7, 2018

Timur Dekat Kuno

Timur Dekat Kuno merujuk kepada sebuah peradaban awal di dalam daerah Timur Tengah modern saat sekarang. Terdiri dari Mesopotamia (Iraq dan timurlaut Syria), Mesir Kuno, Iran Kuno (Elam, Media, Parthia dan Persia), Armenia, Anatolia (Turki) dan Levant (Syria, Lebanon, Israel, Palestine, Jordan, Cyprus, dan Kreta).

Israel kuno merupakan bagian dari daerah yang sering disebut dengan Timur Tengah yang membentang dari Laut Tengah di sebelah barat sampai Pegunungan Zagros di sebelah timur; dari Kaukasus (satu kawasan yang terletak antara Laut Hitam dan Laut Kaspia) di sebelah utara sampai Laut Merah, Padang Gurun Arab dan Teluk Persia di sebelah selatan.

Bangsa Israel menempati daerah yang kecil jika dibandingkan dengan negara-negara di sekitarnya. Namun meskipun kecil, Israel merupakan daerah yang sangat strategis, karena daerah kecil ini merupakan jembatan yang menghubungkan tiga benua: Asia, Afrika dan Eropa. Jalan-jalan utama yang menghubungkan tiga benua ini melewati Israel. Oleh karena Israel merupakan daerah yang sangat strategis, maka negara-negara besar di sekitar Israel berusaha untuk menguasai daerah ini, karena dengan dikuasainya daerah ini, maka negara bersangkutan akan menguasai baik jalur perdagangan maupun politik dunia.

Timur Dekat kuno merupakan daerah besar yang terdiri dari tiga daerah penting, yaitu Mesopotamia, Suriah-Palestina dan Mesir, yang membentang membentuk bulan sabit. Oleh karena sangat kaya dengan air dan juga merupakan daerah pertanian yang sangat subur, maka sering juga disebut dengan “Bulan Sabit yang Subur”. Daerah ini dikelilingi oleh benteng-benteng alam, yaitu pegunungan-pegunungan yang tinggi di sebelah utara dan padang gurun yang sangat luas di sebelah selatan; dan meskipun demikian, daerah ini merupakan dataran yang sangat subur dan kaya akan air.

Mesopotamia

Kata “Mesopotamia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “antara dua sungai”, yang mana antara sungai Efrat dan Tigris. Daerah ini meliputi: membentang dari pantai Teluk Persia membentang ke arah barat laut, membentang sepanjang sungai Efrat dan Tigris (perbandingan: meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah dan Lebanon).

Mesopotamia merupakan daerah yang bermedan keras: Mesopotamia kuno seringkali mengalami banjir namun juga kekeringan. Tanahnya juga mudah berubah dari tanah padang gurun ke tanah berlumpur. Meskipun demikian Mesopotamia menjanjikan kepada penduduk yang menempatinya untuk hidup dengan baik, terutama di Mesopotamia selatan, di mana air sungai Efrat di salurkan ke kanal-kanal, dan dari situlah tercipta daerah pertanian yang sangat subur, dan dari daerah pertanian ini tumbuh daerah-daerah perdagangan yang sangat penting. Para ahli arkheologi berpendapat, bahwa pada zaman Neolitikum (sekitar 7000 SM) telah ada usaha pertanian dan peternakan di daerah sebelah utara Tigris. Pada sekitar 3100 SM bangsa Sumer menciptakan tulisan untuk pertama kali, yaitu huruf atau tulisan paku.

Penduduk yang bermukim di daerah ini juga berubah-ubah dan banyak terjadi pergantian kekuasaan. Semula bermukim di daerah ini bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Kemudian sekitar 3300 sM datang bangsa Akadia ke daerah ini dan bermukim bersama-sama dengan bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Lalu sekitar 2000 sM datang bangsa Amori ke daerah ini. Mereka membentuk daerah-daerah kekuasaan baru, yaitu di daerah selatan mereka membangun Babilon (Babel) yang terletak di sungai Efrat, dan di daerah utara mereka membangun Asyur dan Niniwe yang terletak di sungai Tigris. Bangsa Babilonia dan bangsa Asyur merupakan bangsa-bangsa yang terkuat di Mesopotamia, dan kedua bangsa inilah yang memiliki peranan penting dalam sejarah Israel.

Mesir

Keadaan geografis negeri Mesir hampir sama dengan Mesopotamia, bahwa daerah ini menjanjikan kepada penduduknya hidup dengan baik. Namun yang membedakan antara kedua daerah ini adalah, jika proses munculnya peradaban di Babilonia (dari zaman batu sampai munculnya peradaban) berjalan dengan lamban, proses peradaban di Mesir (dari neolithikum sampai munculnya budaya kekotaan) sangat cepat. Sangat mungkin hal ini disebabkan karena keberadaan sungai Nil. Oleh karena itulah Herodot menyebut negeri Mesir dengan “Berkat dari Sungai Nil” (Herodot 2:5). Sungai Nil mempunyai peran yang sangat penting bagi munculnya peradaban di daerah ini. Panjang sungai Nil + 6670 km yang bermuara di laut Tengah. Daerah di samping sungai Nil sangat hijau, sedangkan tak jauh dari daerah hijau ini terdapat pemandangan yang sangat kontras, yaitu padang gurun yang sangat gersang. Sehingga pada zaman kuno orang-orang Mesir hidup di daerah tepian sungai Nil, dan biasanya tidak lebih jauh dari 15 km dari sungai Nil. Mereka hidup bercocok-tanam di tepian sungai Nil yang subur. Dengan gambaran ini kita melihat, bahwa tanpa sungai Nil, maka daerah ini menjadi daerah yang mati. Tetapi karena sungai Nil, maka daerah ini menjadi daerah yang tersubur di daerah Timur Tengah. Secara geografis penduduk yang tinggal di tepian sungai ini dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yang masing-masing mempunyai ciri yang berbeda, yaitu daerah Mesir-Atas yang terletak di sebelah selatan dan daerah Mesir-Bawah yang terletak di sebelah utara. Terdapat suatu perbedaan yang sangat tajam antara kedua daerah ini. Penduduk di daerah Mesir-Atas biasanya menekuni dalam bidang peternakan, yaitu banyak dari antara mereka yang beternak kerbau. Mereka mempunyai sifat yang propinsial dan konserfatif. Berbeda dengan penduduk di daerah ini, penduduk Mesir-Bawah biasanya menekuni dalam bidang pertanian dan perdagangan. Mereka mempunyai sifat yang lebih terbuka dan internasional. Suatu tugas yang sangat berat bagi para Firaun untuk mempersatukan kedua daerah yang sangat berbeda ini. Memfis adalah tempat yang sangat strategis bagi para Firaun untuk mempersatukan kedua daerah ini, sehingga keberadaan kota Memfis mempunyai peran yang sangat penting pada zaman Mesir kuno.

Suriah-Palestina

Wilayah Suriah-Palestina membentang dari sungai Efrat di sebelah utara ke arah selatan melalui kawasan pantai laut Tengah sampai padang gurun Sinai. Keadaan geografis daerah Suriah-Palestina sangat berbeda dengan Mesopotamia dan Mesir. Di Mesopotamia dan Mesir terdapat sungai-sungai besar, yaitu Efrat dan Tigris di Mesopotamia dan Nil di Mesir, yang memungkinkan munculnya peradaban besar di Mesopotamia dan Mesir. Namun wilayah Suriah-Palestina tidak mempunyai sungai-sungai besar. Suriah-Palestina hanya memiliki dua sungai kecil saja, yaitu Yordan dan Orontes, yang tidak dapat memungkinkan munculnya peradaban besar seperti Mesopotamia dan Mesir. Pada mulanya daerah ini hanya menjadi jembatan yang menghubungkan antara dua peradaban besar (Mesopotamia dan Mesir). Terdapat jalan yang terkenal yang menghubungkan Mesopotamia dan Mesir yang membentang melalui Suriah-Palestina. Jalan tersebut sering disebut dengan Via Maris. Daerah ini menjadi penting ketika bangsa-bangsa besar melihat daerah ‘jembatan’ ini sangat strategis bagi kepentingan ekonomis, politis dan militeris, sehingga daerah ini menjadi rebutan bagi bangsa-bangsa besar.

Salomo

Salomo  adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo terutama diketahui dari catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan Yahudi, Kristen dan Islam. Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan dalam catatan-catatan kuno tersebut.

Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.

Kelahiran Salomo

Di dalam Kitab 2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di Yerusalem dan juga terdapat kisah yang melatarbelakangi kelahirannya. Raja Daud berhubungan gelap dengan Batsyeba, ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri Uria orang Het, salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari hubungan itu, maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis paling depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati, dan lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya, dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. TUHAN mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta hukuman yang akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu, dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini, dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN. 

Diangkat menjadi raja

Ketika Daud telah tua, dan diperkirakan tidak lama lagi usianya, Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri menjadi raja, dengan dukungan panglima Yoab dan imam besar Abyatar.  Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba, lembu, dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; tetapi nabi Natan, imam Zadok, Benaya bin Yoyada dan para pahlawan, dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya. Nabi Natan memberi nasihat kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar memberitahukan hal ini kepada Daud, yang tidak mengetahui akan hal itu, demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo. Maka Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua, dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut, dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu perempuan itu berkata kepadanya:
"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya." 
Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. Natan menanyakan apakah Daud telah memutuskan Adonia menjadi penggantinya karena pada saat yang bersamaan Adonia mengadakan pesta pengangkatannya dengan mengundang orang-orang yang makan minum di depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!" tetapi tidak mengundang Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah mendapat kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba, dan di depan mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah, dan berkata:
"Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."
Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja, dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!" 

Daud segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada. Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah khusus:
"Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda." 
Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti, dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud, dan membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling, dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka. 

Menurut penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman duduk di atas takhta kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur daripada namamu, dan takhtanya lebih agung daripada takhtamu. Dan raja Daudpun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah katanya: :"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan." 

Tindakan-tindakan pertama sebagai raja

Terhadap Adonia

Segera setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut kepadanya, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."

Setelah Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan itu. Raja Salomo menjawab ibunya: :"Mengapa engkau meminta hanya Abisag, gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo demi TUHAN: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih daripada itu, jika Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu raja Salomo menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung dia sehingga mati.

Terhadap imam Abyatar

Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada Adonia dan tidak kepada Salomo. Setelah Adonia dihukum mati, maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli. 

Maka raja Salomo mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar. 

Terhadap Yoab anak Zeruya

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati." 
Setelah Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan Adonia untuk membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung Adonia. Ketika kabar kematian Adonia, dan pemecatan imam Abyatar itu sampai kepada Yoab—memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan daripadaku dan daripada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik daripadanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter, panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat daripada TUHAN sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung, dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun. Kemudian raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara. 

Terhadap Simei

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati." 
Setelah Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri." Lalu berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini." Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua orang hambamu ada di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya keledainya, dan pergilah ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu. Lalu Simei pulang, dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada Salomo, bahwa tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat, dan sekarang sudah pulang, maka raja menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Bukankah aku telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah memperingatkan engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa engkau tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang kuperintahkan kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud, ayahku, maka TUHAN telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri. Tetapi diberkatilah kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di hadapan TUHAN sampai selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga mati. 

Terhadap anak-anak Barzilai

Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom." 
Kebijaksanaan Salomo

Menurut keterangan dari kitab 1 Raja-rajapasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi, dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara, dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:
"Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." 
Pedang Salomo

Salah satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua perempuan itu melahirkan anak, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang, dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut. 

Kemasyhuran Salomo

Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat daripada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan. Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat, dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur, dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana daripada semua orang, daripada Etan, orang Ezrahi itu, dan daripada Heman, Kalkol, dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya ada 1005. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan, dan tentang burung-burung, dan tentang binatang melata, dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu. Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan, dan hikmat. Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak, dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda, dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun. 

Kunjungan ratu negeri Syeba

Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dan dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, banyak emas, dan batu permata yang mahal-mahal datanglah ia ke Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia sampai kepada Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya dengan dia. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo, dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani, dan berpakaian, juru-juru minumannya, dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah, dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya, dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya 

Pembangunan Bait Allah

Pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN. 

Pembangunan istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem

Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta (50 meter) panjangnya, dan 50 hasta (25 meter) lebarnya, dan 30 hasta (15 meter) tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3 jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan semua pintu, dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali.
- Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta (25 meter) panjangnya, dan 30 hasta (15 meter) lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang, dan bertangga di sebelah depannya.- Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.- Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.- Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.- Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam, dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar, batu yang 10 hasta, dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat, dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya. Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus." Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri. 
Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus, kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba, dan menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun, dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu, dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang, dan berpalang, dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda, dan apa saja yang Salomo ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu, dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta, dan pasukan berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: 250-550 orang yang memerintah rakyat. 

Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian, dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam, dan orang-orang Lewi dalam perkara apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber, dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. Dengan perantaraan anak buahnya Huram (raja Tirus) mengirim kapal-kapal kepadanya, dan anak buah yang tahu tentang laut. Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir, dan dari sana mereka mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo. Lagipula hamba-hamba Huram, dan hamba-hamba Salomo, yang membawa emas dari Ofir, membawa juga kayu cendana, dan batu permata yang mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk rumah TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi, dan gambus untuk para penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah Yehuda. 

Kemegahan Salomo

Raja Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. Ia membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 

Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik, dan enam puluh kor tepung biasa, epuluh ekor lembu gemukan, dan dua puluh lembu gembalaan, dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi, dan gangsa piaraan, sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda, dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur, dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo. 

Kuda dan keretanya

Salomo mengumpulkan kereta-kereta, dan orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai 1400 kereta, dan 12000 orang berkuda dengan 4000 kandang untuk kuda-kudanya, dan kereta-keretanya, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta, dan dekat raja diYerusalem. Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk kereta-keretanya. Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun. Jelai, dan jerami untuk kuda-kuda biasa, dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya. Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim, dan dari Kewe, dan dari segala negeri. Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak, dan seekor kuda sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het, dan kepada raja-raja Aram. 

Penghasilan dan kekayaan

Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar, dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab, dan bupati-bupati di negeri itu membawa emas, dan perak kepada Salomo. Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas tempaan, 600 syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga 300 perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina emas) dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon". 

Juga Salomo membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan emas murni (=emas tua). Takhta itu enam tingkatnya, dan tumpuan kakinya dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan. 

Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas, dan segala barang di gedung "Hutan Libanon" itu dari emas murni; perak tidak dianggap berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali 3 tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas, dan perak serta gading; juga kera, dan burung merak. 

Akhir pemerintahan Salomo

Ada sisi gelap pada masa pemerintahan Salomo. Dalam kitab 1 Raja-Raja diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam bin Nebat yang merasa tidak puas dengan Salomo, dan melarikan diri ke Mesir. Masalah lainnya adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai 700 isteri, dan 300 gundik dari negera-negara asing, dan membawa ilah-ilahnya masing-masing. Juga Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel. 

Kesesatan Salomo

Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan, dan 300 gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya daripada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan, dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang daripada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu daripadamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan daripadanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih." 

Lawan-lawan Salomo

Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:
* Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya, dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi." 
* Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana, dan di situlah mereka mengangkat Rezon menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel, dan menjadi raja atas Aram. 
* Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam:
"Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di hadapan-Ku di Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di sana. Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit, dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati. 

Akhir hidup

Salomo memerintah di Yerusalem atas seluruh Israel 40 tahun lamanya. Kemudian Salomo mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud, ayahnya. 

Catatan riwayat hidup

Selebihnya dari riwayat Salomo dari awal sampai akhir, semuanya itu tertulis dalam kitab riwayat Salomo , juga tertulis dalam riwayat nabi Natan dan dalam nubuat Ahia, orang Silo itu, dan dalam penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu, tentang Yerobeam bin Nebat. 

Terpecahnya kerajaan

Setelah Salomo wafat, maka Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga baru beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara (disebut "Israel") dengan dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan (disebut "Yehuda") dengan dukungan suku Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam.

Keturunan
* Putra mahkota, dan penerus tahta: Rehabeam, dari istrinya Naamah, orang Amon
* Putri Tafat, menjadi istri Ben-Abinadab, kepala daerah yang memegang seluruh tanah bukit Dor. 
* Putri Basmat, menjadi istri Ahimaas, kepala daerah di Naftali. 
Perhitungan waktu
* Salomo menjadi raja pada waktu Daud masih hidup pada masa tuanya. Daud mati setelah memerintah selama 40 tahun, yaitu 7 tahun 6 bulan di Hebron dan 33 tahun di Yerusalem.
* Salomo memerintah selama 40 tahun sampai matinya, dan digantikan oleh putranya, Rehabeam.
* Tahun ke-4 pemerintahan Salomo bertepatan dengan tahun ke-480 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Eksodus). Dengan demikian Salomo mulai memerintah (tahun pertamanya) bertepatan 477 tahun setelah Exodus.
* Di akhir 40 tahun masa pemerintahannya, maka kerajaan Israel terpecah dua. Jadi bertepatan dengan 516 tahun setelah Eksodus.

Mekkah atau Makkah

Mekkah atau Makkah al-Mukarramah (Arab: مكة المكرمة‎) merupakan sebuah kota utama di Arab Saudi. Kota ini menjadi tujuan utama kaum muslimin dalam menunaikan ibadah haji, Di kota ini terdapat sebuah bangunan utama yang bernama Masjidil Haram dengan Ka'bah di dalamnya. Bangunan Ka'bah ini dijadikan patokan arah kiblat untuk ibadah salat umat Islam di seluruh dunia. Kota ini merupakan kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Kota Mekkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi gunung-gunung dengan bangunan ka'bah sebagai pusatnya. Dengan demikian, pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila di musim hujan sebelum akhirnya pemerintah Arab Saudi memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini. Seperti pada umumnya kota kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun.

Perkembangan kota Mekkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib.

Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya nabi Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).

Pada masa selanjutnya Mekkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin yang berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Mekkah dan Madinah.

Sistem administrasi pemerintahan Kota Mekkah, dipimpin oleh seorang wali kota (disebut Amir) yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi dan dibantu oleh majlis dewan kota yang dipilih oleh masyarakat setempat sebanyak empat belas orang. Kota Mekkah juga merupakan ibukota dari Provinsi Mekkah, di mana sejak tanggal 16 Mei 2007, yang diangkat menjadi Gubernur provinsi tersebut adalah Pangeran Khalid Al Faisal. 

Kota Mekkah dikenal sebagai kota dagang, pada masa lalu dikenal dengan jalur perdagangan antara Yaman-Mekkah-Madinah-Damsyiq (Damaskus) dengan penghasilan sekali pemberangkatan kafilah mencapai 600.000 pound. Selain dikenal kota dagang, ekonomi juga bertumpu dengan pertanian dan peternakan serta pelayanan jasa untuk jemaah haji di antaranya usaha perhotelan dan penginapan.

Sebagai pusat agama Islam selain Madinah, kota ini memiliki pusat pusat pendidikan dan pengajaran agama Islam. Pendidikan formal telah mulai dikembangkan sejak akhir periode Utsmani perlahan terus sampai kemudian pada tahun 1912, Muhammad Ali Zaynal ʿ Ridha, seorang pedagang dari Jeddah, mendirikan Madrasah al-Falah di Mekkah dengan biaya waktu itu £ 400.000. 

Sampai pada tahun 2005, di Mekkah terdapat 532 sekolah umum atau swasta untuk pria dan 681 sekolah umum atau swasta untuk siswa perempuan. 

Sedangkan perguruan tinggi pertama kali didirikan di kota ini adalah sekitar tahun 1949, dengan nama Kulliyyat al-Shar'ía, yang kemudian menjadi Fakultas Shar'iah dari Universitas King Abdul Aziz yang berada di Jeddah. 

Sebagai kota suci umat Islam dan tempat menunaikan ibadah haji, kota Mekkah setiap tahunnya menerima kunjungan dari umat islam dari berbagai negara, tentunya fasilitas kesehatan merupakan fasilitas pendukung utama yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Arab Saudi. 

Masjidil Haram

Masjidil Haram, kadangkala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun Al-Masjid al-Ḥarām (Arab : المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.

Sebagai kota suci umat Islam, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi Non-Muslim tidak diijinkan memasuki kota Mekkah ini. 

Ka'bah

Ka'bah (Arab: الكعبة) merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Mekkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini yang menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia.

Air Zamzam

Zamzam (Arab: زمزم) merupakan nama air yang diperoleh dari sebuah sumur mata air bawah tanah yang terletak dalam kawasan Masjidil Haram, sebelah tenggara Ka'bah, dengan kedalaman sekitar 42 meter. Air zamzam ini merupakan sumber air bersih utama bagi kota Mekkah. Selain dikonsumsi untuk air minum, air ini juga digunakan sebagai air wuduk bagi jamaah yang akan melakukan ibadah salat di Masjidil Haram.

Selain Mekkah, kota atau daerah yang digunakan dalam peribadatan haji yakni Mina, Muzdalifah dan Arafah, kemudian terdapa kota atau daerah yang digunakan para jemaah haji untuk memulai prosesinya antara lain Bir Ali atau Dzulkulaifah yang berada di luar kota Madinah sebagai patokan jamaah yang berasal dari Madinah, serta Qarnul Manazil atau Yalamlam bagi jemaah haji yang masuk dari arah Yaman.

Mar 6, 2018

Rasul Kristus

Berikut ini kisah akhir hidup para Rasul Kristus.

1.Matius.
Matius meninggal dunia karena disiksa dan di bunuh dengan pedang di Ethiopia .

2. Markus.
Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir) setelah badannya di seret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya .

3. Lukas.
Lukas meninggal dunia di gantung di Yunani setelah ia berkhotbah kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan .

4. Yohanes.
Yohanes digoreng dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup, ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan di asingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara . Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab WAHYU. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.

5. Petrus.
Petrus telah di salib dengan kepala di bawah dan kaki diatas. Ia merasa tidak layak untuk mati dan di salib seperti Tuhan Yesus.

6. Yakobus.
Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, di lempar kebawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yang sama di mana setan membawa Yesus untuk dicobai. Ia meninggal dunia setelah di lempar dari tempat tersebut .

7. Yakobus Anak Zebedeus.
Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg dipanggil, kepalanya dipenggal di Yerussalem. Pada saat-saat disiksapun, ia tidak pernah menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha berkhotbah terus bukan hanya kepada tawanan lainnya saja bahkan kepada orang yang menghukum dan meyiksa dia dengan kejamnya sehingga akhirnya orang Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia dihukum penggal, bukan sekedar hanya untuk menyaksikan, melainkan juga untuk turut di hukum dan di penggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doanya yg terakhir sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen.

8. Bartolomeus.
Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai Natanael, ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulitnya menjadi hancur dan terlepas .

9. Andreas.
Andreas juga disalib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum meninggal, ia disiksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan di ikat disalib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah di ucapkan oleh Andreas sebelum meninggal dunia : “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa turut merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti Yesus”. Pada saat dicambuk ia tidak henti-hentinya berkhotbah terus hingga ajal.

10. Thomas.
Thomas dilempar ke dalam perapian, tetapi karena masih tetap hidup, ia dihujani dengan tombak hingga mati. Dia mati di India.

11. Yudas.
Yudas saudaranya Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus.

12. Matias.
Matias adalah Rasul pengganti Yudas Iskariot. Matias mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya.

13. Paulus. 
Paulus disiksa degan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaisar Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah yang paling lama mengalami masa siksaan di penjara. Kebanyakan suratnya dibuat dan dikirim dari penjara.

Kerajaan Yehuda

Kerajaan Yehuda  hidup pada dua periode dalam sejarah Yahudi. Menurut Alkitab Ibrani, kerajaan muncul di Yehuda setelah wafatnya Saul, saat suku Yehuda mengangkat Daud, yang berasal dari Suku Yehuda, untuk memerintah wilayah tersebut. Setelah tujuh tahun Daud menjadi raja Kerajaan Israel serikat. Selama masa-masa ini, Yerusalem menjadi ibukota dari kerajaan serikat. (2 Samuel 5:6-7) Namun, pada sekitar 930 SM, kerajaan serikat terpecah, dengan sepuluh dari dua belas suku Israel menolak cucu Daud Rehabeam sebagai raja mereka. Kerajaan Yehuda yang baru muncul sebagai salah satu pemerintahan, dan pemerintahan lainnya yang dikenal dengan Kerajaan Israel, atau Israel. Kerajaan Yehuda ini sering disebut sebagai Kerajaan Selatan, sedangkan Kerajaan Israel karena perpecahan tersebut disebut Kerajaan Utara. Yehuda bertahan hingga 586 SM, saat kerajaan tersebut diserbu oleh Kekaisaran Babilonia di bawah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Nebukadnezar. (2 Raja-raja 25:8-21) Dengan pengasingan penduduk dan penghancuran Kuil dan Yerusalem, penghacuran kerajaan selesai sudah.

Dinasti Daud dimulai ketika suku Yehuda mengangkat Daud sebagai raja setelah wafatnya Saul. Garis Daud berlanjut saat ia menjadi raja Kerajaan Israel serikat. Saat kerajaan serikat terpecah, suku Yehuda dan Benyamin tetap mengikuti garis Daud, yang memerintah hingga kerajaan dihancurkan pada tahun 586 SM. Walau begitu, garis Daud tetap dihormati oleh para buangan di Babilonia, yang menghormati Rosh Galut sebagai raja dalam pembuangan.

Kerajaan Yehuda terdiri dari teritori suku Yehuda, Simeon, dan Benyamin, sebuah wilayah dengan sekitar 8.900 km2 (3.436 sq mi). Ibukotanya adalah Yerusalem, yang terletak di teritori suku Benyamin.

Wilayah yang menyusun kerajaan terdiri dari wilayah yang dikenal sebagai Har Yehudah ("pegunungan (wilayah) curam"). Wilayah tersebut dulunya merupakan kediaman bangsa Keni, Kaleb, Otniel, dan di Yerusalem bangsa Yebus.

Kerajaan serikat merupakan kesatuan dari dua belas suku Israel yang hidup di wilayah yang saat ini merupakan Israel dan Palestina modern. Kerajaan ini berdiri dari sekitar 1030-930 SM.

Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Israel. Pemberontakan terjadi di Sikhem, dan suku Yehuda merupakan yang tersisa pertama kali yang menerima Keluarga Daud. Kemudian, setelah suku Benyamin bergabung dengan Yehuda, Yerusalem (yang terletak di teritori Benyamin: Yosua 18:28) menjadi ibukota kerajaan baru tersebut. Kerajaan selatan disebut dengan kerajaan Yehuda atau Yehuda. 2 Tawarikh 15:9 juga menyebutkan bahwa anggota suku-suku Efraim, Manasye, dan Simeon "melarikan diri" ke Yehuda selama pemerintahan Asa dari Yehuda.

Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.

Israel berdiri sebagai sebuah negara merdeka hingga sekitar tahun 720 SM saat terjadi penaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan "Sepuluh suku yang hilang". Namun, diperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan di bawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II. Banyak orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.

Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.

Raja Hizkia dari Yehuda (727-698 SM) dalam Alkitab disebutkan sebagai pemrakarsa pembaharuan yang memaksa hukum Yahudi menolak penyembahan berhala (dalam hal ini, penyembahan terhadap Ba'alim and Asyera di antara dewa-dewa tradisional Timur Dekat).  Selama kekuasaannya juga dibuat "Inskripsi Siloam", yang ditulis dalam abjad Ibrani Kuno.

Manasye dari Yehuda (698-642 SM), mengorbankan putranya kepada Molokh, 2 Raja-raja 21:{{{ayat}}}. Dia dan putranya Amon (berkuasa 642-640 SM) membalikkan reformasi Hizkia dan secara resmi mengadakan kembali pemberhalaan. Menurut cerita-cerita kenabian, Manasye meletakkan sebuah berhala berwajah empat di Tempat Maha Kudus dari Tempat-tempat Kudus.

Pada pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) terjadi reformasi agama. Menurut Alkitab, saat pemulihan dilakukan di Kuil, sebuah 'Kitab Hukum' ditemukan (kemungkinan Kitab Ulangan). 

Pada 586 SM, bangsa Babilonia, di bawah raja Nebukadnezar II, mengepung Yerusalem. Kuil Pertama dihancurkan begitu pula kota Yerusalem. Hingga saat ini, penghancurkan diperingati oleh orang Yahudi pada 9 Abib, atau Tisha B'Av. 

Akibat penaklukkan ini, banyak penduduk Yehuda diasingkan dari tanah mereka dan disebar ke seluruh Kekaisaran Babilonia, dan kerajaan Yehuda merdeka berakhir. Keluarga Daud masih tetap dihormati dan diterima sebagai pemimpin komunitas Yahudi Babilonia sebagai Rosh Galut. Kerajaan Yahudi dikembalikan oleh para Makabe empat abad kemudian dalam bentuk yang telah dimodifikasi.

Nabi-nabi Yehuda
* Amos, lahir di Yehuda namun berdakwah di Israel
* Habakuk
* Mikha
* Obaja
* Yoël
* Yeremia
* Yesaya, keponakan raja Uzia
* Zakharia
* Zefanya

Dari akhir kerajaan hingga sekarang
Setelah berakhirnya kerajaan kuno tersebut, wilayah tersebut dikuasai oleh kekuasaan asing, di bawah kekuatan-kekuatan berikut:

* 586–539 SM: Kekaisaran Babilonia.
* 539–332 SM: Kekaisaran Persia.
* 332–305 SM: Kekaisaran Aleksander Agung.
* 305–198 SM: Dinasti Ptolemeus.
* 198–141 SM: Seleukus.
* 141–37 SM: Kerajaan Hasmonea di Israel yang didirikan oleh Makabe, setelah 63 SM di bawah supremasi Romawi.
* 37 SM–70 M: Dinasti Herodia memerintah Yehuda di bawah supremasi Romawi (37 SM-6 M dan 41-44 M), bergantian dengan penguasa Romawi saat itu (6-41 M dan 44-66 M). Supremasi diakhiri dengan Revolusi Yahudi pertama 66-73 M yang menyebabkan Kuil dihancurkan pada tahun 70 M.
* 6 M Sensus Kirenius dan penetapan Provinsi Yudea Romawi.
* 70–395: provinsi Kekaisaran Romawi pertama kali dikenal dengan Yehuda, setelah tahun 135 dikenal dengan Palaestina. Pada tahun 395 kekaisaran Romawi pecah menjadi Barat dan Timur.
* 395–638: Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantin.
* 638–1099: Kekhalifahan Arab dan penguasanya.
* 1099–1187: Negara-negara Tentara Salib, yang paling terkenal Kerajaan Yerusalem.
* 1187–1260: didominasi oleh Ayyubiyah dari Mesir dan Damaskus.
* 1260–1516: didominasi oleh Mameluk dari Mesir.
* 1516–1917: Turki Ottoman, setelah sebelumnya menaklukkan Kekaisaran Bizantin pada tahun 1453.
* 1918–1948: Mandat Britania atas Palestina, pertama, LBB, kemudian penerusnya PBB; Emirat Trans-Yordan terpisah dari Palestina yang tersisa pada tahun * 1922. Kerajaan Hasyim dari Yordania kemudian merdeka setelah kedaluwarsanya mandat LBB pada tahun 1946.
* Mei 1948 hingga sekarang: Wilayah Kerajaan Yehuda mencakupi sebagian Israel, sebagian Tepi Barat, Jalur Gaza, sebagian Yordania dan sebagian Semenanjung Sinai, Mesir.

Hosea (raja Israel)

Hosea (bahasa Ibrani: הושע Hoshea, Hôšēăʻ "keselamatan"; bahasa Latin: Osee; bahasa Inggris: Hoshea) bin Ela menjadi raja terakhir Kerajaan Israel Utara menurut Alkitab Ibrani, setelah membunuh raja Pekah bin Remalya di Samaria . Ia memerintah 9 tahun di Samaria, sampai Kerajaan Israel dilenyapkan oleh Asyur, dan semua penduduknya dibawa ke dalam pembuangan 

Sejarah pemerintahan

* Prasasti raja Tiglath-Pileser III mencatat bahwa "Di Bit-Humria (rumah/kerajaan Omri atau Samaria) aku menggulingkan raja mereka Pa-qa-ha (Pekah) dan menempatkan A-ú -si (Hosea) sebagai raja atas mereka. Aku menerima dari mereka 10 talenta emas, 1,000(?) talenta perak sebagai upeti dan membawanya ke Asyur." 
* Kelakuannya dianggap jahat di mata TUHAN, tetapi bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia 
* Salmaneser, raja Asyur maju melawan dia; Hosea takluk kepadanya serta membayar upeti. 
* Tetapi kedapatanlah oleh raja Asyur (mungkin "Salmaneser"), bahwa di pihak Hosea ada persepakatan, karena Hosea telah mengirimkan utusan-utusan kepada So (atau "Sebek" menurut catatan raja Sargon II dari Asyur), raja Mesir, dan tidak mempersembahkan lagi upeti kepada raja Asyur, seperti biasanya tahun demi tahun; sebab itu raja Asyur menangkap dia dan membelenggu dia dalam penjara. 
* Kemudian majulah raja Asyur (mungkin "Salmaneser") menjelajah seluruh negeri itu, ia mengepung Samaria tiga tahun lamanya dan kemudian (setelah "Salmaneser" meninggal, mungkin "Sargon") merebutnya. Ini menandai akhir pemerintahan Hosea dan Kerajaan Israel Utara.  Sargon mengalahkan Sebek, raja Mesir, tahun 720 SM. Jadi ada kemungkinan jatuhnya Samaria tahun 718 SM 
* Raja Sargon mencatat bahwa pada tahun 715 SM ia menempatkan suku-suku asing di Samaria di tanah Omri (Bit-Omri) . Hal ini sejalan dengan catatan Alkitab: "Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya." 
Perhitungan waktu
Dicatat bahwa Hosea membunuh Pekah pada tahun ke-20 pemerintahan raja Yotam dari Kerajaan Yehuda tetapi baru menjadi raja pada tahun ke-12 pemerintahan raja Ahas bin Yotam dari Kerajaan Yehuda.  Ia ditangkap oleh raja Asyur dan kerajaannya dihancurkan pada tahun ke-6 pemerintahan raja Hizkia bin Ahas dari Kerajaan Yehuda . William F. Albright menulis tahun pemerintahannya 732-721 SM, sementara Edwin R. Thiele menulis 732-723 SM. 

Menurut tahun Kerajaan Yehuda

Menurut perhitungan waktu pemerintahan raja Asa, Yosafat dan seterusnya, maka tahun-tahun kehidupan Hosea dapat dihitung sejak berdirinya Kerajaan Yehuda (mulai dari pecahnya Kerajaan Israel).

* Tahun ke-247 (tahun ke-20 Pekah, tahun ke-20 Yotam, tahun ke-4 Ahas (24 tahun), Hizkia 13 tahun): Hosea bin Ela mengadakan persepakatan dengan Tiglat-Pileser III melawan Pekah bin Remalya; dibunuhnyalah Pekah, kemudian dia diangkat oleh Tiglat-Pileser menjadi raja Israel. 
* Tahun ke-255 (tahun ke-12 Ahas (32 tahun), Hizkia 21 tahun): Hosea bin Ela menjadi raja di Samaria atas Israel. Ia memerintah 9 tahun lamanya. 
* Tahun ke-258 (tahun ke-3 Hosea, tahun ke-16 Ahas): Ahas (36 tahun) mati, maka Hizkia (25 tahun), anak Ahas raja Yehuda menjadi raja. Ia memerintah 29 tahun lamanya.  Waktu itu Salmaneser V menjadi raja di Kerajaan Asyur (727-722 SM). 
* Tahun ke-259 (tahun ke-4 Hosea, tahun ke-1 Hizkia):
* Bulan ke-1: Hizkia memperbaiki Bait Allah dan memulihkan ibadah. Pekerjaan ini berlangsung mulai hari ke-1 sampai hari ke-16 bulan pertama. 
* Bulan ke-2: Dirayakan perayaan Paskah atau hari raya Roti Tidak Beragi. ~726 SM.
* Tahun ke-262 (tahun ke-7 Hosea, tahun ke-4 Hizkia): Salmaneser, raja Asyur, menyerang Samaria dan mengepungnya. ~723 SM
* Tahun ke-264 (tahun ke-9 Hosea, tahun ke-6 Hizkia): Samaria direbut sesudah lewat tiga tahun pengepungan. Raja Asyur (=Sargon II) mengangkut orang Israel ke dalam pembuangan ke Asyur dan menyuruh mereka tinggal di Halah, pada sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai. ~ 721 SM 
* Tahun ke 270 (6 tahun setelah jatuhnya Samaria, tahun ke-12 Hizkia): Raja Asyur, Sargon II, mencatat dalam prasastinya bahwa ia menempatkan suku-suku asing di Samaria di tanah Omri (Bit-Omri) . Hal ini sejalan dengan catatan Alkitab: "Raja Asyur mengangkut orang dari Babel, dari Kuta, dari Awa, dari Hamat dan Sefarwaim, lalu menyuruh mereka diam di kota-kota Samaria menggantikan orang Israel; maka orang-orang itupun menduduki Samaria dan diam di kota-kotanya." ~ 715 SM