Melkisedek dalam bahasa Ibrani Malki-tsedeq yang artinya rajaku atau raja kebenaran. Melkisedek adalah seorang raja di negeri Salem (atau disebut juga Yerusalem). Namanya disebut 12 kali dalam 12 ayat di Alkitab: 1 kali dalam Kejadian 14:17-24, 1 kali dalam Mazmur 110:4, dan 10 kali dalam surat Ibrani (pasal 5-7).
Dalam kitab Kejadian 14:17-24, diceritakan bahwa Melkisedek adalah seorang imam Allah yang Maha Tinggi. Sedangkan dalam Ibrani 7: 1-10, Melkisedek adalah:
Berdasarkan hal itu Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam raja dari Melkisedek. Raja yang ditetapkan dengan cara demikian disebut oleh Yesus dan orang-orang sezaman-Nya sebagai Mesias, anak Daud (Markus 12:35). Kesimpulan ini diambil oleh surat Ibrani, yang mengembangkan temanya tentang keimaman Tuhan Yesus di sorga berdasarkan Mazmur 110:4, dengan penjelasan dari Kejadian 14:17-24; di situ Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa keterangan tentang kelahirannya atau kematiannya, asal nenek moyangnya atau keturunannya, dalam suatu cara yang menjelaskan bahwa kedudukannya lebih tinggi dari Abraham, dan tanpa disebut-sebut dari keimaman keturunan Harun sebagai keturunan Abraham. Maka dengan itu ditetapkan bahwa keimaman Kristus lebih tinggi dari keimaman Lewi pada zaman Perjanjian Lama (Ibrani 5:6-11; 6:20-7:28).
Dalam perspektif Yahudi, sosok Melkisedek atau raja Shalem merujuk kepada seorang Imam Besar yang menjabat di masa Abraham yakni Sem, putra Nuh.
Dalam kitab Kejadian 14:17-24, diceritakan bahwa Melkisedek adalah seorang imam Allah yang Maha Tinggi. Sedangkan dalam Ibrani 7: 1-10, Melkisedek adalah:
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi (ayat 1)Ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia (ayat 1)Kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari hasil jarahan yang diperoleh dari musuh-musuhnya (ayat 2)Imam yang tidak didasarkan pada keturunan ("Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah" ayat 3)Keimamannya tidak berawal dan berakhir ("harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan" ayat 3); keimamannya tetap abadi (tidak lahir dan tidak mati, "dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya" ayat 3);Keimamannya adalah sebuah kebenaran ("Menurut arti namanya Melkisedek (bahasa Ibrani: מלכי־צדק; mal-kî-tse-ḏeq) adalah pertama-tama raja kebenaran (tse-ḏeq; sedek)" ayat 2); danKeimamannya bersifat damai ("dan juga raja Salem (bahasa Ibrani: מלך שלם; me-leḵ shā-lêm), yaitu raja damai sejahtera (shā-lêm; shalom; syalom; salem)" ayat 2).Di dalam Mazmur 110:4, menyatakan "Melkisedek" yang akan datang kemudian sebagai seorang raja keturunan Daud yang ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi imam untuk selama-lamanya. Latar belakang penetapan ini terdapat dalam hal penaklukan Yerusalem oleh Daud kira-kira tahun 1000 SM.
Berdasarkan hal itu Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam raja dari Melkisedek. Raja yang ditetapkan dengan cara demikian disebut oleh Yesus dan orang-orang sezaman-Nya sebagai Mesias, anak Daud (Markus 12:35). Kesimpulan ini diambil oleh surat Ibrani, yang mengembangkan temanya tentang keimaman Tuhan Yesus di sorga berdasarkan Mazmur 110:4, dengan penjelasan dari Kejadian 14:17-24; di situ Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa keterangan tentang kelahirannya atau kematiannya, asal nenek moyangnya atau keturunannya, dalam suatu cara yang menjelaskan bahwa kedudukannya lebih tinggi dari Abraham, dan tanpa disebut-sebut dari keimaman keturunan Harun sebagai keturunan Abraham. Maka dengan itu ditetapkan bahwa keimaman Kristus lebih tinggi dari keimaman Lewi pada zaman Perjanjian Lama (Ibrani 5:6-11; 6:20-7:28).
Dalam perspektif Yahudi, sosok Melkisedek atau raja Shalem merujuk kepada seorang Imam Besar yang menjabat di masa Abraham yakni Sem, putra Nuh.
No comments:
Post a Comment