Orang-orang Yahudi sangat tertarik kepada silsilah-silsilah. Sejarahwan terkenal Flavius Josephus (37-100), seorang sejarahwan Yahudi , ketika menulis otobiografinya, iapun mulai dengan asal-usulnya sendiri, yang menurutnya ia temukan di dalam kitab catatan umum.
Alasan dari minat orang Yahudi terhadap asal-usul seseorang itu ialah, bahwa mereka dapat menemukan kemurnian garis keturunan seseorang. Dan hal itu merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Kalau di dalam garis keturunan itu ditemukan adanya campuran darah dari orang lain, maka orang yang bersangkutan akan kehilangan haknya untuk disebut sebagai Yahudi dan sebagai anggota umat Allah. Seorang imam umpamanya, mempunyai kewajiban untuk menunjukkan catatan asal-usul yang bermula dari Harun terus sampai kepada dirinya sendiri tanpa putus-putus. Kalau ia menikah, maka harus menunjukkan garis asal-usul paling sedikit lima generasi yang lampau.
Ketika Ezra mengatur kembali ibadah kepada Allah, setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel, iapun mengatur kembali agar keimaman agar berfungsi dengan baik. Dari usahanya itu, Ezra ternyata menolak anak-anak Habaya, anak-anak Koz dan anak-anak Barzilei, karena mereka ternyata bukan keturunan asli Yahudi. Mereka itu diteliti apakah nama mereka terdapat dalam silsilah. Tetapi karena tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam.
Daftar silsilah seperti itu sebenarnya disimpan oleh Sanhedrin. Herodes yang Agung pun selalu diremehkan oleh orang-orang yang 100% berdarah Yahudi, karena ia adalah keturunan Edom. Dapat dilihat pentingnya hal itu justru dari tindakan Herodes sendiri. Herodes yang adalah keturunan Edom menganggap daftar silsilah dan asal-usul itu sangat penting, sehingga ia menghancurkan daftar asal-usulnya sendiri. Dan dengan tindakannya itu, maka tidak ada orang lain yang dapat membuktikan asal-usul dirinya kecuali Herodes sendiri.
Maka, keluarga Herodes bukan keturunan Yahudi tulen, melainkan keturunan Esau, saudara Yakub. Keturunan Esau, yang disebut orang Edom, menetap disebelah selatan Laut Mati di daerah Gunung Seir dan kota besar yang kemudian disebut Petra. Sekitar 300 sebelum Masehi, orang Edom dihalau oleh sekelompok orang yang disebut orang Nabatea, dan mereka berimigrasi ke barat ke bagian selatan Palestina, yang kemudian disebut Idumea, dan penduduknya disebut orang Idumea, bentuk kata Yunani dari kata orang Edom. Kota utama orang Idumea, yaitu Hebron, disebut oleh Yudas Makabeus pada tahun 165 sebelum Masehi. Yohanes Hirkanus kemudian menaklukkan daerah mereka dan menjadikan orang-orang sebagai orang Yahudi dan tunduk kepada upacara sunat.
Nenek moyang pertama Herodes Agung yang merupakan orang penting adalah seorang yang bernama Antipas (wafat pada tahun 78 sebelum Masehi). Ia telah ditunjuk menjadi wali negeri Idumea (bagian Palestina yang berada di selatan Yudea) oleh Raja Aleksander Yanneus (103-76 sM). Antipas digantikan sebagai wali negeri Idumea oleh putranya, Antipater (ayah Herodes Agung). Antipater memiliki seluruh ambisi yang sangat besar dari putranya, Herodes Agung, dan melihat kesempatan untuk mendapat posisi kuat dalam dinasti Hasmon yang mengalami kemunduran. Ketika Yohanes Hirkanus II dan Aristobulus II keduanya berusaha mendapat takhta Hasmon, Antipater memihak kepada Yohanes Hirkanus II dan membujuk dia untuk mencari bantuan Roma. Ketika Pompei datang melawan Yerusalem pada tahun 63 sM, Hirkanus membantu tentara Roma dalam pengepungan mereka terhadap benteng-benteng bagian dalam.
Yohanes Hirkanus II, sebagai penguasa Yudea, dan Antipater, sebagai wali negeri Idumea, terus mendukung Pompei, jenderal Romawi itu, sampai Pompei dikalahkan pada pertempuran di Farsalus pada tahun 48 sebelum Masehi. Setelah itu, Hirkanus dan Antipater tunduk kepada Julius Caesar, yang sekarang menjadi pemimpin roma. Julius Caesar meneguhkan posisi politik mereka di Yehuda.
Julius Caesar sebagai kepala negara Romawi membawa orde baru di Yudea. Akan tetapi, ia dibunuh pada tanggal 15 Maret, 44 sebelum Masehi, dan berikutnya terjadi serangkaian hari-hari yang naas untuk daerah kecil Yudea. Antipater wafat pada tahun 43 sebelum Masehi, diracun oleh seorang lawannya. Ia meninggalkan empat putra - Faesal, Herodes Agung, Yosef, dan Feroras - dan seorang anak perempuan Mariamne. Putra yang kedua, Herodes Agung, terkenal dalam Alkitab sebagai penguasa Yudea pada masa Kristus lahir.
Herodes telah memulai karir politiknya sebagai seorang pemuda, memerintah sebagai wali negeri atas kawasan Galilea di Palestina utara. Ia diangkat ke posisi ini oleh ayahnya, Antipater. Yosefus mengatakan bahwa Herodes masih berusia 15 tahun ketika ia menempati posisi ini, tetapi cukup jelas bahwa ia tentunya berumur 25 tahun. Sebagai wali negeri Galilea, Herodes berhasil menyingkirkan para perampok dari kawasannya dan lebih berhasil lagi dalam meningkatkan uang pajak yang wajib dibayar kepada pejabat-pejabat Roma. Di bidang politik, ia maju dengan cepat, dan Markus Antonius yang memerintah di bagian Timur setelah kematian Julius Caesar menunjuk Herodes dan saudaranya Faesal menjadi raja seperempat negeri di Yudea pada tahun 41 sebelum Masehi. Tahun berikutnya Antonius menjadikan Herodes raja atas orang-orang Yahudi.
Herodes Agung yang lahir sekitar tahun 73 sM, ibunya adalah seorang ratu Arab. Ia punya sepuluh orang istri namun hanya lima yang dikenal namanya yaitu Doris, Mariamne I, Mariamne II, Maltake, dan Kleopatra; serta tujuh putra, Antipater, Aleksander, Aristobulus, Herodes Boethos Filipus, Arkhelaus, Herodes Antipas, dan Filipus. Ia membunuh tiga orang putranya sendiri.
Orang Yahudi tidak mau menerima Herodes dan ada dua faktor yang menyebabkan hal ini. Pertama Herodes bukan orang Yahudi, tetapi orang Idumea dan ia bersekutu dengan orang-orang Romawi untuk memperoleh dukungan mereka. Faktor kedua terletak pada kenyataan bahwa Herodes telah menelantarkan dinasti Hasmon (dari keturunan Yudas Makabe). Orang Yahudi melihat di dalam dirinya seorang perampas takhta Daud.
[1] Herodes Agung, memerintah 40 - 4 sebelum Masehi.
[2] Herodes Arkhelaus, 4 sebelum Masehi hingga 6 Masehi
[3] Herodes Antipas, hingga 39 Masehi
[4] Herodes Agripa, 41 hingga 44 Masehi
[5] Herodes Agripa II, 48 - 100 Masehi
HERODES
1. Herodes Agung
Herodes Agung, raja Yahudi pada 40-4 sM, lahir thn 73 sM. Ayahnya, Antipater, seorang Yahudi keturunan Idumea. Sang ayah mencapai kedudukan yg pengaruhnya besar di Yudea. Setelah bangsa Romawi mengalahkan Yudea, Julius Caesar pada tahun 47 sM menunjuk Antipater menjadi pemerintah Yudea. Selanjutnya Antipater menunjuk anaknya, Herodes, sebagai pemimpin militer di Galilea. Herodes menunjukkan ketangkasannya dengan jalan menumpas gerombolan perampok di wilayah itu. Gubernur Romawi di Siria terkesan akan kekuatannya, dan mengangkat dia menjadi pemimpin militer di Koele-Siria.
Sesudah pembunuhan Caesar yg diikuti perang saudara, Herodes menikmati jasa baik Antonius. Waktu orang Parti menyerbu Siria dan Palestina dan kemudian mendudukkan Antigonus dari wangsa Hasmonae menduduki takhta Yudea (40-37 sM), maka senat di Roma, atas nasihat Antonius dan Oktavianus, memberikan gelar 'raja orang Yahudi' kepada Herodes. Selama 3 tahun Herodes harus berperang untuk mengukuhkan gelarnya itu. Kemudian ia memerintah Yudea selama 33 thn sebagai 'teman dan sekutu' Roma yg setia.
Tiba thn 31 sM - kendati itikad baik Antonius tidak luntur kedudukan Herodes dipersulit oleh kelicikan Kleopatra, yg bermaksud menyatukan Yudea dan Koele-Siria ke dalam kerajaan Ptolemais. Bahaya itu sirna oleh pertempuran di Aktiurn, karena sesudah pertempuran itu, kedudukan Herodes dalam kerajaannya diperkukuh oleh Oktavianus (Kaisar Agustus), pemimpin baru dunia Romawi. Sumber kemelut lain yang mengancam kedudukan Herodes adalah keluarga Hasmonae, yang marah karena Oktavianus tiba-tiba mengangkat orang lain naik takhta. Walaupun Herodes menikah dengan Mariamne, cucu bekas imam besar Hirkanus dari keluarga Hasmonae itu, kecurigaan Herodes membuat dia menyingkirkan anggota keluarga Hasmonae satu demi satu, termasuk Mariamne sendiri (29 sM).
Herodes menenteramkan daerah-daerah perbatasan wilayah timurlaut demi kepentingan Roma, lalu Agustus memasukkan daerah-daerah itu ke dalam kerajaannya. Herodes melanjutkan politik kultural kaisar dengan mengusahakan pembangunan, tidak hanya di daerahnya sendiri tapi juga di kota-kota negara asing (misalnya kota Athena). Di wilayahnya sendiri ia membangun kembali Samaria dan memberi nama baru, Sebasta, menurut nama kaisar (Yunani Sebastos = Latin Agustus); ia membangun kembali Menara Strato di pantai Laut Tengah, melengkapinya dengan pelabuhan buatan yg indah, dan menamakannya Kaisarea, juga untuk menghormati kaisar. Daerah-daerah permukiman dan benteng-benteng pertahanan dibangun di mana-mana di negeri itu. Di Yerusalem ia mendirikan sebuah istana bagi dirinya sendiri di wilayah tembok bagian barat; ia membangun kembali benteng Antonia (disebut sesuai nama Antoni) di baratlaut daerah Bait Suci. Yang terbesar dari segala usahanya dalam bidang pembangunan adalah merekonstruksi Bait Suci di Yerusalem, yg dimulai pada permulaan thn 19 sM.
Tapi tidak satu pun karya Herodes, termasuk pengeluaran yang berlebih-lebihan bagi pembangunan Bait Suci, yg dapat mempengaruhi masyarakat Yahudi menyukai dia. Garis keturunannya dari bangsa Edom tidak pemah dilupakan. Walaupun dia adalah Yahudi karena agama dan membangun kembali Bait Suci Allah Israel di Yerusalem, dia toh membangun kuil-kuil bagi dewa-dewa para penyembah berhala di tempat lain. Terutama sekali tindakannya membasmi habis keluarga Hasmonae tidak dapat dimaafkan.
Perbuatan kejam itu ternyata tidak mengakhiri kerusuhan dalam rumah tangganya. Ada perselisihan antara saudara-saudaranya yang perempuan dengan istri-istrinya, juga antara anak-anaknya dari istri-istrinya itu. Kedua anaknya dari Mariamne, Aleksander dan Aristobulus, dibesarkan di Roma. Mereka dia tunjuk menjadi ahli waris. Garis keturunan mereka dari keluarga Hasmonae (sang ibu) membuat mereka berterima bagi orang Yahudi. Tapi kedudukan istimewa ini menimbulkan iri pada saudara-saudara tirinya, terutama anak Herodes yang sulung, Antipater, yg berusaha keras meracuni pikiran ayahnya untuk menentang mereka. Akhimya (7 sM) mereka dituduh sekongkol melawan ayah mereka, lalu dijatuhi hukuman mati. Antipater tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari kematian mereka itu, karena 3 thn kemudian ia menjadi korban kecurigaan Herodes, dan dijatuhi hukuman mati hanya beberapa hari sebelum kematian Herodes sendiri (4 sM).
Sifat kecurigaan Herodes terungkap baik dalam peristiwa kunjungan orang majus dan pembunuhan anak-anak Betlehem (Matius 2). Walaupun cerita ini tidak muncul di lain tempat, namun isu seorang raja Yahudi sebagai tandingannya pasti membangkitkan kecemasannya yang paling hebat. Kecurigaan yg terakhir ini berkembang membuatnya gila, akibatnya Herodes lebih terkenal sebagai bernafsu membunuh daripada kampiun administrasi.
Dalam wasiatnya ia mewariskan kerajaannya kepada tiga dari antara anak-anaknya - Yudea dan Samaria kepada Arkhelaus (Matius 2:22), Galilea dan Perea kepada Antipas, daerah-daerah bagian timurlaut kepada Filipus (Lukas 3:1). Pembagian warisan ini disahkan oleh Agustus.
2. Arkhelaus
Arkhelaus ('Herodes Etnarkos', demikian tertulis pada uang logamnya). Ia memerintah di Yudea ' di tempat ayahnya, Herodes' (Matius 2:22) dari 4 sM sampai 6 M, tapi tanpa gelar raja. Ia adalah anak sulung Herodes dari istrinya wanita Samaria, Maltake, dan mempunyai reputasi terburuk di antara semua anak Herodes. Ia melanggar agama Yahudi karcna mengawini Glaphyra, janda dari Aleksander, saudaranya satu ayah. Ia melanjutkan politik ayahnya dalam bidang pembangunan, tapi sistem penindasan yg dia terapkan dalam pemerintahannya tidak dapat ditolerir. Akhirnya utusan ningrat Yudea dan Samaria ke Roma, mengingatkan Agustus bahwa jika Arkhclaus tidak disingkirkan, akan terjadi pemberontakan masal. Sesuai tuntutan mereka, Arkhelaus dipecat dan dibuang. Yudea menjadi satu propinsi Romawi, diperintah oleh orang-orang yg ditunjuk oleh kaisar
3. 'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3:19, dll)
'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3: 19, dll), memakai nama Antipas untuk membedakan dia dari yang lainnya. Ia adalah anak termuda dari Herodes dan istrinya Maltake. Ia mewarisi wilayah Galilea dan Perea. Dalam Injil ia menonjol pada peristiwa Yohanes Pembaptis dipenjarakan dan dihukum mati (Markus 6: 14-28). Juga karena pertemuannya yang singkat dengan Yesus sewaktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pilatus untuk diadili (Lukas 23:7 dab). Dicatat bahwa Yesus menjuluki dia 'si serigala itu' (Lukas 13:31 dab). Dari semua anak Herodes, dialah yang paling pintar. dan seperti ayahnya. dia tokoh pembangunan yg besar; kota Tiberias di Danau Galilea adalah bangunan dia (22 M) dan untuk menghormati kaisar Tiberius dinamainyalah kota itu demikian. Ia mengawini putri raja Nabatea Aretas IV, tapi menceraikannya kemudian supaya dapat mengawini Herodias. istri saudaranya dari satu ayah dua ibu, Herodes Filipus.
Menurut Injil-injil Sinoptik, Yohanes Pembaptis menimbulkan kemarahan Antipas karena menuduh perkawinannya yg kedua itu melanggar hukum; Yosefus (Antiquities 18. 118) mengatakan bahwa Antipas takut kalau pengikut Yohanes yg jumlahnya besar akan memberontak. Aretas marah karcna penghinaan terhadap putrinya itu. Beberapa thn kemudian - pada suatu kesempatan - ia mengumumkan perang terhadap Herodes Antipas (36 M). Angkatan perang Antipas menderita kekalahan hebat. dan Yosefus berkata bahwa banyak orang memandang kekalahan itu sebagai pembalasan dari Allah kepada Antipas, karena ia telah membunuh Yohanes Pembaptis. Pada thn 39 M Antipas diadukan kepada kaisar Gayus oleh kemenakannya. Agripa (lihat nomor 4), dituduh berkomplot untuk memberontak. Akibatnya ia dipecat dan terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di pembuangan.
4. 'Raja Herodes' (Kisah 12:1)
'Raja Herodes' (Kisah 12:1)dikenal sebagai Agripa. Ia adalah anak dari Aristobulus dan cucu dari Herodes Agung. Setelah ayahnya menjalani hukuman mati pada tahun 7 sM, ia dibesarkan di Roma, erat berhubungan dengan keluarga kaisar. Pada tahun 23 M ia mempunyai hutang, sedemikian besarnya sehingga ia harus meninggalkan Roma. Untuk suatu kurun waktu tertentu ia menerima perlindungan di Tiberias dari pamannya, Antipas, berkat bantuan kakaknya yang perempuan, Herodias, yang baru saja dinikahi Antipas. Tapi dia bertengkar dengan Antipas dan pada thn 36 M ia kembali ke Roma. Di sini ia melukai perasaan kaisar Tiberius lalu dipenjarakan. Tapi satu thn kemudian, setelah Tiberius meninggal, ia dibebaskan oleh kaisar baru, Gayus (Kaligula), dan menganugerahkan dia gelar raja dengan wilayah timur-laut Palestina sebagai kerajaannya.
Karena Antipas dihukum dan dibuang pada thn 39 M, maka daerah Galilea dan Perea ditambahkan ke dalam kerajaan Agripa. Setelah Klaudius menjadi kaisar pada thn 41 M. kaisar selanjutnya memperluas wilayah Agripa dengan memberikan kepadanya Yudea dan Samaria. Dengan demikian wilayah kerajaannya sama luasnya dengan kerajaan kakeknya. Ia membutuhkan kebaikan orang Yahudi, yg memandang dia keturunan keluarga Hasmonae (dari neneknya, Mariamne) dan ia berusaha menyatakannya. Serangannya terhadap para rasul (Kisah 12:2 dab) menjadi lebih populer mungkin karcna pergaulan mereka dengan orang-orang non-Yahudi (Kisah 10:1 - 11: 18). Kematiannya yang tiba-tiba pada umur 54 tahun (44 M), dicatat oleh Lukas (Kisah 12:20 dab) dan Yosefus (Antiquities 19.343) sedemikian rupa, sehingga kedua cerita itu saling melengkapi. Ia meninggalkan seorang anak laki-laki, Agripa, dan dua anak perempuan, Bernike (lahir tahun 28 M). disebut dalam Kisah 25: 13 dab. dan Drusila (lahir tahun 38 M) yang menjadi istri ketiga dari wali negeri Feliks (bandingkan Kisah 24:24).
5. Agripa
Agripa, anak dari Herodes Agripa (lihat nomor 4 di atas), lahir tahun 27 M. Ia dinilai terlalu muda untuk menggantikan ayahnya. Tapi kemudian ia menerima gelar raja dari Klaudius, dan memerintah atas wilayah utara dan timur-laut Palestina yang diperluas oleh Nero pada thn 56 M. Ia mengubah nama ibukotanya dari Kaisarea-Filipi menjadi Neronias, sebagai pujiannya terhadap kaisar New. Dari tahun 48-66 M ia mendapat hak istimewa untuk mengangkat imam-imam besar bangsa Yahudi. la berusaha sekuat-kuatnya untuk mencegah pecahnya perang Yahudi melawan Roma pada thn 66 M; ketika usaha ini gagal ia tetap setia kepada Roma dan dihadiahi dengan perluasan kerajaannya. Ia meninggal tanpa keturunan pada kr thn 100 M. la tidak asing bagi pembaca PB karena pendekatannya kepada Paulus (Kisah 25: 13-26:32), yang ia tuduh, dengan gurauan. bahwa Paulus berusaha untuk menjadikannya Kristen (Kisah 26:28).
ORANG HERODIAN
Mereka disebut sekali sebagai musuh-musuh Yesus di Galilea, dan sekali lagi di Yerusalem (Markus 3:6; 12:13: Matius 22:16). Bergabungnya mereka dengan kelompok Farisi untuk mempermasalahkan pembayaran pajak kepada kaisar, memberi kesan bahwa mereka setuju dengan kelompok itu perihal nasionalisme versus penjajahan asing. Fakta ini serta formasi kata (bandingkan Caesariani) nampaknya membuktikan bahwa mereka adalah suatu golongan Yahudi yang menyukai dinasti Herodian. Ada pandangan bahwa mereka adalah suatu golongan agama yang dalam kesusastraan rabi dikenal sebagai 'orang-orang Boetus'. yaitu penganut keluarga Boetus, yg putrinya, Mariamne, adalah salah seorang dari istri Herodes Agung, dan yang anak-anaknya dilantiknya menjadi imam besar. Pandangan itu secara umum sudah ditolak.
HERODIAS
Herodias, (Markus 6:17; Lukas 3:19), putri dari Aristobulus (anak dari Herodes Agung dengan Mariamne). Ia menikah pertama kali dengan paman nya, Herodes Filipus (anak dari Herodes Agung dgn Mariamne yang kedua: jangan dikacaukan dengan Filipus raja wilayah); kedua kalinya menikah dengan paman nya, Herodes Antipas (lihat Herodes, nomor 3). Dari suaminya yang pertama ia mendapat seorang anak perempuan, Salome, yang menikah dengan kakak-parnannya, Filipus raja wilayah. Jatidiri anak perempuan Herodias dalam Markus 6:22 dst tidak Jelas. Waktu Antipas dibuang pada tahun 39 M, Herodias lebih suka menemani dia ke pembuangan daripada menerima kemurahan Gayus, yang berusaha menunjukkan persahabatan kepada saudara perempuan temannya, Agripa.
Alasan dari minat orang Yahudi terhadap asal-usul seseorang itu ialah, bahwa mereka dapat menemukan kemurnian garis keturunan seseorang. Dan hal itu merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Kalau di dalam garis keturunan itu ditemukan adanya campuran darah dari orang lain, maka orang yang bersangkutan akan kehilangan haknya untuk disebut sebagai Yahudi dan sebagai anggota umat Allah. Seorang imam umpamanya, mempunyai kewajiban untuk menunjukkan catatan asal-usul yang bermula dari Harun terus sampai kepada dirinya sendiri tanpa putus-putus. Kalau ia menikah, maka harus menunjukkan garis asal-usul paling sedikit lima generasi yang lampau.
Ketika Ezra mengatur kembali ibadah kepada Allah, setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel, iapun mengatur kembali agar keimaman agar berfungsi dengan baik. Dari usahanya itu, Ezra ternyata menolak anak-anak Habaya, anak-anak Koz dan anak-anak Barzilei, karena mereka ternyata bukan keturunan asli Yahudi. Mereka itu diteliti apakah nama mereka terdapat dalam silsilah. Tetapi karena tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam.
Daftar silsilah seperti itu sebenarnya disimpan oleh Sanhedrin. Herodes yang Agung pun selalu diremehkan oleh orang-orang yang 100% berdarah Yahudi, karena ia adalah keturunan Edom. Dapat dilihat pentingnya hal itu justru dari tindakan Herodes sendiri. Herodes yang adalah keturunan Edom menganggap daftar silsilah dan asal-usul itu sangat penting, sehingga ia menghancurkan daftar asal-usulnya sendiri. Dan dengan tindakannya itu, maka tidak ada orang lain yang dapat membuktikan asal-usul dirinya kecuali Herodes sendiri.
Maka, keluarga Herodes bukan keturunan Yahudi tulen, melainkan keturunan Esau, saudara Yakub. Keturunan Esau, yang disebut orang Edom, menetap disebelah selatan Laut Mati di daerah Gunung Seir dan kota besar yang kemudian disebut Petra. Sekitar 300 sebelum Masehi, orang Edom dihalau oleh sekelompok orang yang disebut orang Nabatea, dan mereka berimigrasi ke barat ke bagian selatan Palestina, yang kemudian disebut Idumea, dan penduduknya disebut orang Idumea, bentuk kata Yunani dari kata orang Edom. Kota utama orang Idumea, yaitu Hebron, disebut oleh Yudas Makabeus pada tahun 165 sebelum Masehi. Yohanes Hirkanus kemudian menaklukkan daerah mereka dan menjadikan orang-orang sebagai orang Yahudi dan tunduk kepada upacara sunat.
Nenek moyang pertama Herodes Agung yang merupakan orang penting adalah seorang yang bernama Antipas (wafat pada tahun 78 sebelum Masehi). Ia telah ditunjuk menjadi wali negeri Idumea (bagian Palestina yang berada di selatan Yudea) oleh Raja Aleksander Yanneus (103-76 sM). Antipas digantikan sebagai wali negeri Idumea oleh putranya, Antipater (ayah Herodes Agung). Antipater memiliki seluruh ambisi yang sangat besar dari putranya, Herodes Agung, dan melihat kesempatan untuk mendapat posisi kuat dalam dinasti Hasmon yang mengalami kemunduran. Ketika Yohanes Hirkanus II dan Aristobulus II keduanya berusaha mendapat takhta Hasmon, Antipater memihak kepada Yohanes Hirkanus II dan membujuk dia untuk mencari bantuan Roma. Ketika Pompei datang melawan Yerusalem pada tahun 63 sM, Hirkanus membantu tentara Roma dalam pengepungan mereka terhadap benteng-benteng bagian dalam.
Yohanes Hirkanus II, sebagai penguasa Yudea, dan Antipater, sebagai wali negeri Idumea, terus mendukung Pompei, jenderal Romawi itu, sampai Pompei dikalahkan pada pertempuran di Farsalus pada tahun 48 sebelum Masehi. Setelah itu, Hirkanus dan Antipater tunduk kepada Julius Caesar, yang sekarang menjadi pemimpin roma. Julius Caesar meneguhkan posisi politik mereka di Yehuda.
Julius Caesar sebagai kepala negara Romawi membawa orde baru di Yudea. Akan tetapi, ia dibunuh pada tanggal 15 Maret, 44 sebelum Masehi, dan berikutnya terjadi serangkaian hari-hari yang naas untuk daerah kecil Yudea. Antipater wafat pada tahun 43 sebelum Masehi, diracun oleh seorang lawannya. Ia meninggalkan empat putra - Faesal, Herodes Agung, Yosef, dan Feroras - dan seorang anak perempuan Mariamne. Putra yang kedua, Herodes Agung, terkenal dalam Alkitab sebagai penguasa Yudea pada masa Kristus lahir.
Herodes telah memulai karir politiknya sebagai seorang pemuda, memerintah sebagai wali negeri atas kawasan Galilea di Palestina utara. Ia diangkat ke posisi ini oleh ayahnya, Antipater. Yosefus mengatakan bahwa Herodes masih berusia 15 tahun ketika ia menempati posisi ini, tetapi cukup jelas bahwa ia tentunya berumur 25 tahun. Sebagai wali negeri Galilea, Herodes berhasil menyingkirkan para perampok dari kawasannya dan lebih berhasil lagi dalam meningkatkan uang pajak yang wajib dibayar kepada pejabat-pejabat Roma. Di bidang politik, ia maju dengan cepat, dan Markus Antonius yang memerintah di bagian Timur setelah kematian Julius Caesar menunjuk Herodes dan saudaranya Faesal menjadi raja seperempat negeri di Yudea pada tahun 41 sebelum Masehi. Tahun berikutnya Antonius menjadikan Herodes raja atas orang-orang Yahudi.
Herodes Agung yang lahir sekitar tahun 73 sM, ibunya adalah seorang ratu Arab. Ia punya sepuluh orang istri namun hanya lima yang dikenal namanya yaitu Doris, Mariamne I, Mariamne II, Maltake, dan Kleopatra; serta tujuh putra, Antipater, Aleksander, Aristobulus, Herodes Boethos Filipus, Arkhelaus, Herodes Antipas, dan Filipus. Ia membunuh tiga orang putranya sendiri.
Orang Yahudi tidak mau menerima Herodes dan ada dua faktor yang menyebabkan hal ini. Pertama Herodes bukan orang Yahudi, tetapi orang Idumea dan ia bersekutu dengan orang-orang Romawi untuk memperoleh dukungan mereka. Faktor kedua terletak pada kenyataan bahwa Herodes telah menelantarkan dinasti Hasmon (dari keturunan Yudas Makabe). Orang Yahudi melihat di dalam dirinya seorang perampas takhta Daud.
[1] Herodes Agung, memerintah 40 - 4 sebelum Masehi.
[2] Herodes Arkhelaus, 4 sebelum Masehi hingga 6 Masehi
[3] Herodes Antipas, hingga 39 Masehi
[4] Herodes Agripa, 41 hingga 44 Masehi
[5] Herodes Agripa II, 48 - 100 Masehi
HERODES
1. Herodes Agung
Herodes Agung, raja Yahudi pada 40-4 sM, lahir thn 73 sM. Ayahnya, Antipater, seorang Yahudi keturunan Idumea. Sang ayah mencapai kedudukan yg pengaruhnya besar di Yudea. Setelah bangsa Romawi mengalahkan Yudea, Julius Caesar pada tahun 47 sM menunjuk Antipater menjadi pemerintah Yudea. Selanjutnya Antipater menunjuk anaknya, Herodes, sebagai pemimpin militer di Galilea. Herodes menunjukkan ketangkasannya dengan jalan menumpas gerombolan perampok di wilayah itu. Gubernur Romawi di Siria terkesan akan kekuatannya, dan mengangkat dia menjadi pemimpin militer di Koele-Siria.
Sesudah pembunuhan Caesar yg diikuti perang saudara, Herodes menikmati jasa baik Antonius. Waktu orang Parti menyerbu Siria dan Palestina dan kemudian mendudukkan Antigonus dari wangsa Hasmonae menduduki takhta Yudea (40-37 sM), maka senat di Roma, atas nasihat Antonius dan Oktavianus, memberikan gelar 'raja orang Yahudi' kepada Herodes. Selama 3 tahun Herodes harus berperang untuk mengukuhkan gelarnya itu. Kemudian ia memerintah Yudea selama 33 thn sebagai 'teman dan sekutu' Roma yg setia.
Tiba thn 31 sM - kendati itikad baik Antonius tidak luntur kedudukan Herodes dipersulit oleh kelicikan Kleopatra, yg bermaksud menyatukan Yudea dan Koele-Siria ke dalam kerajaan Ptolemais. Bahaya itu sirna oleh pertempuran di Aktiurn, karena sesudah pertempuran itu, kedudukan Herodes dalam kerajaannya diperkukuh oleh Oktavianus (Kaisar Agustus), pemimpin baru dunia Romawi. Sumber kemelut lain yang mengancam kedudukan Herodes adalah keluarga Hasmonae, yang marah karena Oktavianus tiba-tiba mengangkat orang lain naik takhta. Walaupun Herodes menikah dengan Mariamne, cucu bekas imam besar Hirkanus dari keluarga Hasmonae itu, kecurigaan Herodes membuat dia menyingkirkan anggota keluarga Hasmonae satu demi satu, termasuk Mariamne sendiri (29 sM).
Herodes menenteramkan daerah-daerah perbatasan wilayah timurlaut demi kepentingan Roma, lalu Agustus memasukkan daerah-daerah itu ke dalam kerajaannya. Herodes melanjutkan politik kultural kaisar dengan mengusahakan pembangunan, tidak hanya di daerahnya sendiri tapi juga di kota-kota negara asing (misalnya kota Athena). Di wilayahnya sendiri ia membangun kembali Samaria dan memberi nama baru, Sebasta, menurut nama kaisar (Yunani Sebastos = Latin Agustus); ia membangun kembali Menara Strato di pantai Laut Tengah, melengkapinya dengan pelabuhan buatan yg indah, dan menamakannya Kaisarea, juga untuk menghormati kaisar. Daerah-daerah permukiman dan benteng-benteng pertahanan dibangun di mana-mana di negeri itu. Di Yerusalem ia mendirikan sebuah istana bagi dirinya sendiri di wilayah tembok bagian barat; ia membangun kembali benteng Antonia (disebut sesuai nama Antoni) di baratlaut daerah Bait Suci. Yang terbesar dari segala usahanya dalam bidang pembangunan adalah merekonstruksi Bait Suci di Yerusalem, yg dimulai pada permulaan thn 19 sM.
Tapi tidak satu pun karya Herodes, termasuk pengeluaran yang berlebih-lebihan bagi pembangunan Bait Suci, yg dapat mempengaruhi masyarakat Yahudi menyukai dia. Garis keturunannya dari bangsa Edom tidak pemah dilupakan. Walaupun dia adalah Yahudi karena agama dan membangun kembali Bait Suci Allah Israel di Yerusalem, dia toh membangun kuil-kuil bagi dewa-dewa para penyembah berhala di tempat lain. Terutama sekali tindakannya membasmi habis keluarga Hasmonae tidak dapat dimaafkan.
Perbuatan kejam itu ternyata tidak mengakhiri kerusuhan dalam rumah tangganya. Ada perselisihan antara saudara-saudaranya yang perempuan dengan istri-istrinya, juga antara anak-anaknya dari istri-istrinya itu. Kedua anaknya dari Mariamne, Aleksander dan Aristobulus, dibesarkan di Roma. Mereka dia tunjuk menjadi ahli waris. Garis keturunan mereka dari keluarga Hasmonae (sang ibu) membuat mereka berterima bagi orang Yahudi. Tapi kedudukan istimewa ini menimbulkan iri pada saudara-saudara tirinya, terutama anak Herodes yang sulung, Antipater, yg berusaha keras meracuni pikiran ayahnya untuk menentang mereka. Akhimya (7 sM) mereka dituduh sekongkol melawan ayah mereka, lalu dijatuhi hukuman mati. Antipater tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari kematian mereka itu, karena 3 thn kemudian ia menjadi korban kecurigaan Herodes, dan dijatuhi hukuman mati hanya beberapa hari sebelum kematian Herodes sendiri (4 sM).
Sifat kecurigaan Herodes terungkap baik dalam peristiwa kunjungan orang majus dan pembunuhan anak-anak Betlehem (Matius 2). Walaupun cerita ini tidak muncul di lain tempat, namun isu seorang raja Yahudi sebagai tandingannya pasti membangkitkan kecemasannya yang paling hebat. Kecurigaan yg terakhir ini berkembang membuatnya gila, akibatnya Herodes lebih terkenal sebagai bernafsu membunuh daripada kampiun administrasi.
Dalam wasiatnya ia mewariskan kerajaannya kepada tiga dari antara anak-anaknya - Yudea dan Samaria kepada Arkhelaus (Matius 2:22), Galilea dan Perea kepada Antipas, daerah-daerah bagian timurlaut kepada Filipus (Lukas 3:1). Pembagian warisan ini disahkan oleh Agustus.
2. Arkhelaus
Arkhelaus ('Herodes Etnarkos', demikian tertulis pada uang logamnya). Ia memerintah di Yudea ' di tempat ayahnya, Herodes' (Matius 2:22) dari 4 sM sampai 6 M, tapi tanpa gelar raja. Ia adalah anak sulung Herodes dari istrinya wanita Samaria, Maltake, dan mempunyai reputasi terburuk di antara semua anak Herodes. Ia melanggar agama Yahudi karcna mengawini Glaphyra, janda dari Aleksander, saudaranya satu ayah. Ia melanjutkan politik ayahnya dalam bidang pembangunan, tapi sistem penindasan yg dia terapkan dalam pemerintahannya tidak dapat ditolerir. Akhirnya utusan ningrat Yudea dan Samaria ke Roma, mengingatkan Agustus bahwa jika Arkhclaus tidak disingkirkan, akan terjadi pemberontakan masal. Sesuai tuntutan mereka, Arkhelaus dipecat dan dibuang. Yudea menjadi satu propinsi Romawi, diperintah oleh orang-orang yg ditunjuk oleh kaisar
3. 'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3:19, dll)
'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3: 19, dll), memakai nama Antipas untuk membedakan dia dari yang lainnya. Ia adalah anak termuda dari Herodes dan istrinya Maltake. Ia mewarisi wilayah Galilea dan Perea. Dalam Injil ia menonjol pada peristiwa Yohanes Pembaptis dipenjarakan dan dihukum mati (Markus 6: 14-28). Juga karena pertemuannya yang singkat dengan Yesus sewaktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pilatus untuk diadili (Lukas 23:7 dab). Dicatat bahwa Yesus menjuluki dia 'si serigala itu' (Lukas 13:31 dab). Dari semua anak Herodes, dialah yang paling pintar. dan seperti ayahnya. dia tokoh pembangunan yg besar; kota Tiberias di Danau Galilea adalah bangunan dia (22 M) dan untuk menghormati kaisar Tiberius dinamainyalah kota itu demikian. Ia mengawini putri raja Nabatea Aretas IV, tapi menceraikannya kemudian supaya dapat mengawini Herodias. istri saudaranya dari satu ayah dua ibu, Herodes Filipus.
Menurut Injil-injil Sinoptik, Yohanes Pembaptis menimbulkan kemarahan Antipas karena menuduh perkawinannya yg kedua itu melanggar hukum; Yosefus (Antiquities 18. 118) mengatakan bahwa Antipas takut kalau pengikut Yohanes yg jumlahnya besar akan memberontak. Aretas marah karcna penghinaan terhadap putrinya itu. Beberapa thn kemudian - pada suatu kesempatan - ia mengumumkan perang terhadap Herodes Antipas (36 M). Angkatan perang Antipas menderita kekalahan hebat. dan Yosefus berkata bahwa banyak orang memandang kekalahan itu sebagai pembalasan dari Allah kepada Antipas, karena ia telah membunuh Yohanes Pembaptis. Pada thn 39 M Antipas diadukan kepada kaisar Gayus oleh kemenakannya. Agripa (lihat nomor 4), dituduh berkomplot untuk memberontak. Akibatnya ia dipecat dan terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di pembuangan.
4. 'Raja Herodes' (Kisah 12:1)
'Raja Herodes' (Kisah 12:1)dikenal sebagai Agripa. Ia adalah anak dari Aristobulus dan cucu dari Herodes Agung. Setelah ayahnya menjalani hukuman mati pada tahun 7 sM, ia dibesarkan di Roma, erat berhubungan dengan keluarga kaisar. Pada tahun 23 M ia mempunyai hutang, sedemikian besarnya sehingga ia harus meninggalkan Roma. Untuk suatu kurun waktu tertentu ia menerima perlindungan di Tiberias dari pamannya, Antipas, berkat bantuan kakaknya yang perempuan, Herodias, yang baru saja dinikahi Antipas. Tapi dia bertengkar dengan Antipas dan pada thn 36 M ia kembali ke Roma. Di sini ia melukai perasaan kaisar Tiberius lalu dipenjarakan. Tapi satu thn kemudian, setelah Tiberius meninggal, ia dibebaskan oleh kaisar baru, Gayus (Kaligula), dan menganugerahkan dia gelar raja dengan wilayah timur-laut Palestina sebagai kerajaannya.
Karena Antipas dihukum dan dibuang pada thn 39 M, maka daerah Galilea dan Perea ditambahkan ke dalam kerajaan Agripa. Setelah Klaudius menjadi kaisar pada thn 41 M. kaisar selanjutnya memperluas wilayah Agripa dengan memberikan kepadanya Yudea dan Samaria. Dengan demikian wilayah kerajaannya sama luasnya dengan kerajaan kakeknya. Ia membutuhkan kebaikan orang Yahudi, yg memandang dia keturunan keluarga Hasmonae (dari neneknya, Mariamne) dan ia berusaha menyatakannya. Serangannya terhadap para rasul (Kisah 12:2 dab) menjadi lebih populer mungkin karcna pergaulan mereka dengan orang-orang non-Yahudi (Kisah 10:1 - 11: 18). Kematiannya yang tiba-tiba pada umur 54 tahun (44 M), dicatat oleh Lukas (Kisah 12:20 dab) dan Yosefus (Antiquities 19.343) sedemikian rupa, sehingga kedua cerita itu saling melengkapi. Ia meninggalkan seorang anak laki-laki, Agripa, dan dua anak perempuan, Bernike (lahir tahun 28 M). disebut dalam Kisah 25: 13 dab. dan Drusila (lahir tahun 38 M) yang menjadi istri ketiga dari wali negeri Feliks (bandingkan Kisah 24:24).
5. Agripa
Agripa, anak dari Herodes Agripa (lihat nomor 4 di atas), lahir tahun 27 M. Ia dinilai terlalu muda untuk menggantikan ayahnya. Tapi kemudian ia menerima gelar raja dari Klaudius, dan memerintah atas wilayah utara dan timur-laut Palestina yang diperluas oleh Nero pada thn 56 M. Ia mengubah nama ibukotanya dari Kaisarea-Filipi menjadi Neronias, sebagai pujiannya terhadap kaisar New. Dari tahun 48-66 M ia mendapat hak istimewa untuk mengangkat imam-imam besar bangsa Yahudi. la berusaha sekuat-kuatnya untuk mencegah pecahnya perang Yahudi melawan Roma pada thn 66 M; ketika usaha ini gagal ia tetap setia kepada Roma dan dihadiahi dengan perluasan kerajaannya. Ia meninggal tanpa keturunan pada kr thn 100 M. la tidak asing bagi pembaca PB karena pendekatannya kepada Paulus (Kisah 25: 13-26:32), yang ia tuduh, dengan gurauan. bahwa Paulus berusaha untuk menjadikannya Kristen (Kisah 26:28).
ORANG HERODIAN
Mereka disebut sekali sebagai musuh-musuh Yesus di Galilea, dan sekali lagi di Yerusalem (Markus 3:6; 12:13: Matius 22:16). Bergabungnya mereka dengan kelompok Farisi untuk mempermasalahkan pembayaran pajak kepada kaisar, memberi kesan bahwa mereka setuju dengan kelompok itu perihal nasionalisme versus penjajahan asing. Fakta ini serta formasi kata (bandingkan Caesariani) nampaknya membuktikan bahwa mereka adalah suatu golongan Yahudi yang menyukai dinasti Herodian. Ada pandangan bahwa mereka adalah suatu golongan agama yang dalam kesusastraan rabi dikenal sebagai 'orang-orang Boetus'. yaitu penganut keluarga Boetus, yg putrinya, Mariamne, adalah salah seorang dari istri Herodes Agung, dan yang anak-anaknya dilantiknya menjadi imam besar. Pandangan itu secara umum sudah ditolak.
HERODIAS
Herodias, (Markus 6:17; Lukas 3:19), putri dari Aristobulus (anak dari Herodes Agung dengan Mariamne). Ia menikah pertama kali dengan paman nya, Herodes Filipus (anak dari Herodes Agung dgn Mariamne yang kedua: jangan dikacaukan dengan Filipus raja wilayah); kedua kalinya menikah dengan paman nya, Herodes Antipas (lihat Herodes, nomor 3). Dari suaminya yang pertama ia mendapat seorang anak perempuan, Salome, yang menikah dengan kakak-parnannya, Filipus raja wilayah. Jatidiri anak perempuan Herodias dalam Markus 6:22 dst tidak Jelas. Waktu Antipas dibuang pada tahun 39 M, Herodias lebih suka menemani dia ke pembuangan daripada menerima kemurahan Gayus, yang berusaha menunjukkan persahabatan kepada saudara perempuan temannya, Agripa.
No comments:
Post a Comment