Sejauh ini, partikel materi gelap diperkirakan mengisi lebih dari seperempat massa alam semesta yang dianggap berperan penting dalam pembentukan galaksi, bintang dan kehidupan. Tapi selama bertahun-tahun, ilmuwan terbentur dengan pembuktian yang menyatakan alam semesta terdiri dari materi gelap.
Melalui simposium UCLA pada 26-28 Februari 2014, yang dihadiri oleh 190 ilmuwan dari seluruh dunia, menyajikan beberapa analisis yang menafsirkan adanya partikel materi gelap di alam semesta. Simposium UCLA diselenggarakan setiap dua tahun dan pertemuan kali ini merupakan yang ke-11. David Cline, profesor fisika UCLA College of Letters and Science berharap, mereka akan memperjelas misteri materi gelap di simposium berikutnya, tahun 2016 mendatang.
Bukti Keberadaan Partikel Materi Gelap Telah Ditemukan?
Massa pertikel materi gelap diperkirakan sekitar 30 miliar elektron volt, simposium itu menjelaskan penyusunan teori materi gelap, terutama dalam hal deteksi dan bagaimana cara pengamatan keberadaan materi gelap. Menurut Cline, materi gelap membentuk sebagian besar massa galaksi dan bintang-bintang dan merupakan materi penting untuk mengungkap asal usul kehidupan di alam semesta.
Bukti pertama keberadaan materi gelap ditemukan pada tahun 1933 menggunakan teleskop Mt Wilson. Tetapi baru-baru ini berbagai model teoritis dan perbaikan detektor telah memungkinkan untuk pencarian partikel materi gelap pada tingkat yang sangat sensitif. Beberapa pengukuran materi gelap paling sensitif telah berhasil dibuat oleh para ilmuwan.
Tehnik pencarian partikel materi gelap melibatkan teleskop Fermi-NASA, kolaborasi internasional juga melibatkan Goddard Space Flight Center dan SLAC National Accelerator Laboratory untuk mencari sinar gamma yang keluar dari materi gelap. Model materi gelap akan memungkinkan sinyal di galaksi konsisten dengan klaim yang disebutkan dalam simposium itu.
Sementara detektor materi gelap yang lebih besar sedang direncanakan di Amerika Serikat, Italia, Kanada dan Cina, termasuk Xenon 3 Ton , LUX - Zeplin 7 Ton dan DarkSide yang akan menimbang lima ton massa partikel. Detektor ini lebih besar dan berpotensi mampu melihat sinyal materi gelap dalam beberapa tahun ke depan.
Materi gelap secara luas dianggap seperti partikel dasar masif yang berinteraksi lemah dengan materi biasa. Fisikawan menyebutnya 'partikel terselubung' yang tidak berani menampakkan wujud, dan sebelumnya diduga berasal dari Big Bang.
Data observasi menyebutkan, partikel materi gelap sekitar enam kali lipat lebih banyak daripada materi biasa atau sering disebut Boson. Pendekatan ilmiah menunjukkan bahwa materi gelap hanya mampu berinteraksi dengan dirinya sendiri dan materi biasa bisa melalui gravitasi.
Metode pencarian lainnya menggunakan teknologi WIMP dan Xenon, atau inti Argon dan Germanium di laboratorium sangat rendah di Italia, AS, Kanada, Cina dan negara lainnya. Perangkat WIMP memperkirakan partikel materi gelap mengalir terus menerus melalui tata surya dan Bumi.
Percobaan ini telah melihat tidak ada sinyal WIMP diatas 30 miliar elektron volt, dengan kata lain tidak ditemukan perbedaan dan kelebihan dengan data teleskop Fermi-NASA. Sementara Higgs Boson akan berperan dalam pencarian materi gelap, dan topik itu telah dibahas secara rinci pada simposium UCLA tahun ini termasuk Axion dan WIMP (neutrino streil).
No comments:
Post a Comment