Menelusuri kota suci Betlehem dan Yerusalem, mengingatkan kita pada kota tua yang penuh torehan sejarah. Menariknya, di sana sejumlah situs suci yang berdiri sejak era Sebelum Masehi hingga kini masih terpelihara baik. Salah satunya adalah tempat kelahiran Yesus di Betlehem yang kini dikenal sebagai Gereja Nativity atau Gereja Kelahiran.
Gereja Nativity layaknya seperti tembok benteng dan juga dikelilingi tembok dari tiga biara yaitu Orthodoks, Armain, dan Katolik Roma. Untuk masuk ke gereja ini, umat harus melalui pintu batu yang sempit dan rendah, fungsinya adalah untuk menangkal para perampok masuk ke gereja dengan kuda sewaktu perang salib berkecamuk dahulu kala.
Untuk menuju ke gua tempat kelahiran Yesus, umat harus melalui pintu sempit sekaligus menuruni sejumlah anak tangga secara bergiliran agar tidak terjadi penumpukan di dalam gua yang sempit dan di sekitar area palungan kudus. Suasana menjadi hening seketika di saat satu persatu umat memegang maupun mencium bintang perak yang bertuliskan bahasa Latin "Hic de Maria Virgine Jesus Cristus Natus est" yang artinya Di Sinilah Yesus Kristus Anak Perawan Maria Dilahirkan. Dari gua di bawah gereja, umat kembali menyisir sejumlah anak tangga menuju ke Gereja Santo Hieronimus atau pujangga gereja.
Untuk melestarikan Gereja Nativity yang dikunjungi jutaan umat Kristiani dari seluruh dunia dalam perayaan malam Natal, pihak otorita Palestina merenovasi atap Basilika Gereja Nativity tersebut. Dari kunjungan peziarah tersebut, membuat perekonomian warga sekitar hidup. Tentu selain itu, mengunjungi tempat sejarah itu merupakan kesan tersendiri dari umat Kristen. Begitu banyaknya peninggalan bersejarah yang masih terus ada di jaman sekarang ini dan dilestarikan membuat kita yang mengunjunginya seperti kembali ke masa lalu dan menyadari kebenaran yang Alkitab katakan.
Gereja Nativity layaknya seperti tembok benteng dan juga dikelilingi tembok dari tiga biara yaitu Orthodoks, Armain, dan Katolik Roma. Untuk masuk ke gereja ini, umat harus melalui pintu batu yang sempit dan rendah, fungsinya adalah untuk menangkal para perampok masuk ke gereja dengan kuda sewaktu perang salib berkecamuk dahulu kala.
Untuk menuju ke gua tempat kelahiran Yesus, umat harus melalui pintu sempit sekaligus menuruni sejumlah anak tangga secara bergiliran agar tidak terjadi penumpukan di dalam gua yang sempit dan di sekitar area palungan kudus. Suasana menjadi hening seketika di saat satu persatu umat memegang maupun mencium bintang perak yang bertuliskan bahasa Latin "Hic de Maria Virgine Jesus Cristus Natus est" yang artinya Di Sinilah Yesus Kristus Anak Perawan Maria Dilahirkan. Dari gua di bawah gereja, umat kembali menyisir sejumlah anak tangga menuju ke Gereja Santo Hieronimus atau pujangga gereja.
Untuk melestarikan Gereja Nativity yang dikunjungi jutaan umat Kristiani dari seluruh dunia dalam perayaan malam Natal, pihak otorita Palestina merenovasi atap Basilika Gereja Nativity tersebut. Dari kunjungan peziarah tersebut, membuat perekonomian warga sekitar hidup. Tentu selain itu, mengunjungi tempat sejarah itu merupakan kesan tersendiri dari umat Kristen. Begitu banyaknya peninggalan bersejarah yang masih terus ada di jaman sekarang ini dan dilestarikan membuat kita yang mengunjunginya seperti kembali ke masa lalu dan menyadari kebenaran yang Alkitab katakan.
No comments:
Post a Comment