Dalam pengetahuan umum, lapisan terluar kulit Bumi terdiri dari rangkaian bergerak, lempeng tektonik yang bergerak akan berinteraksi dipermukaan dan menghasilkan gempa bumi, kemudian gunung berapi dan menciptakan pegunungan baru maupun menambah ketinggian gunung yang ada.
Ilmuwan geoscientist telah lama berusaha memahami sifat dasar lempeng tektonik dan mekanisme yang menyebabkan lapisan bergerak. Untuk menjawab pertanyaan ini, ilmuwan menerbitkan analisis khusus pada 27 Februari dalam jurnal Science. Caroline Beghein, seorang asisten profesor ilmu Bumi, planet dan angkasa di UCLA College of Letters and Science, memimpin penelitian yang menggunanakan teknik Tomografi seismim untuk mempelajari struktur Lempeng Pasifik, yang merupakan salah satu l2 lempeng utama dipermukaan bumi.
Misteri Kekuatan Lempeng Tektonik
Teknik Tomografi akan menentukan ketebalan lempeng tektonik, gambar interior lempeng dan ketebalan lapisan antara kerak bumi dan inti terluar (mantel dasar). Bebatuan akan merusak dan mengalir perlahan dalam mantel bumi yang membuat lempeng tektonik bergerak ke permukaan. Penelitian ini memungkinkan ilmuwan untuk mengungkap gambaran interior lempeng dan bagaimana terjadinya evolusi lempeng.
Menurut Beghein, sifat dasar lempeng tektonik masih misterius, Tomografi seismik mirip dengan tehnik yang bisa digunakan dalam pencitraan medis tomografi atau CT Scan. Perbedaannya Tomografi seismik tidak menggunakan sinar-X, tetapi menggunakan rekaman gelombang seismik yang keluar dari gempa bumi. Tomografi seismik menentukan suhu dan kimi batuan mantel dengan membandingkan variasi yang diamati dalam kecepatan gelombang dengan prediksi data geofisika.
Gelombang seismik yang memantul dari antarmuka yang memisahkan dua lapisan, membandingkan hasil dari tehnik tomografi dengan lapisan yang terungkap data tipe lain. Tantangan ini mendorong ilmu observasional dengan resolusi tertinggi untuk lebih mudah membandingkan pengamatan diseluruh dataset. Dalam studi yang diungkap tim ilmuwan, mereka menemukan lempeng pasifik dibentuk dari kombinasi mekanisme.
Lempeng tektonik mengental menjadi batuan mantel dingin, susunan kimia bebatuan yang membentuk perubahan lempeng dengan kedalaman dan perilaku mekanik batu berubah, yaitu dengan kedalaman dan kedekatan pada lempeng yang terbentuk di pegunungan dasar laut.
Lempeng tektonik yang bergerak akan berinteraksi dipermukaan dan menghasilkan gempa bumi, kemudian gunung berapi dan menciptakan pegunungan baru maupun menambah ketinggian gunung.
Pemodelan perilaku gelombang seismik dalam mantel bumi telah menemukan transisi pada lempeng atas, dimana batuan tidak merusak atau mengalir sangat banyak ke bagian bawah lempeng tektonik. Transisi ini sesuai dengan batas antara lapisan yang digambarkan dengan seismologi umum dan atribut perubahan komposisi batu.
Lempeng samudera terbentuk pada pegunungan laut dan menghilang kedalam mantel bumi, proses ini dikenal sebagai subduksi. Ada perdebatan tentang evolusi lempeng yang diungkap Beghein, tetapi timnya terus berupaya maju untuk memahami bagaimana bentuk lempeng lautan berkembang dengan bertambahnya usia menggunakan dua data seismik. Secara langsung penelitian ini mengungkap adanya batas komposisi dalam lempeng yang terkait dengan pembentukan lempeng tektonik itu sendiri.
Ilmuwan geoscientist telah lama berusaha memahami sifat dasar lempeng tektonik dan mekanisme yang menyebabkan lapisan bergerak. Untuk menjawab pertanyaan ini, ilmuwan menerbitkan analisis khusus pada 27 Februari dalam jurnal Science. Caroline Beghein, seorang asisten profesor ilmu Bumi, planet dan angkasa di UCLA College of Letters and Science, memimpin penelitian yang menggunanakan teknik Tomografi seismim untuk mempelajari struktur Lempeng Pasifik, yang merupakan salah satu l2 lempeng utama dipermukaan bumi.
Misteri Kekuatan Lempeng Tektonik
Teknik Tomografi akan menentukan ketebalan lempeng tektonik, gambar interior lempeng dan ketebalan lapisan antara kerak bumi dan inti terluar (mantel dasar). Bebatuan akan merusak dan mengalir perlahan dalam mantel bumi yang membuat lempeng tektonik bergerak ke permukaan. Penelitian ini memungkinkan ilmuwan untuk mengungkap gambaran interior lempeng dan bagaimana terjadinya evolusi lempeng.
Menurut Beghein, sifat dasar lempeng tektonik masih misterius, Tomografi seismik mirip dengan tehnik yang bisa digunakan dalam pencitraan medis tomografi atau CT Scan. Perbedaannya Tomografi seismik tidak menggunakan sinar-X, tetapi menggunakan rekaman gelombang seismik yang keluar dari gempa bumi. Tomografi seismik menentukan suhu dan kimi batuan mantel dengan membandingkan variasi yang diamati dalam kecepatan gelombang dengan prediksi data geofisika.
Gelombang seismik yang memantul dari antarmuka yang memisahkan dua lapisan, membandingkan hasil dari tehnik tomografi dengan lapisan yang terungkap data tipe lain. Tantangan ini mendorong ilmu observasional dengan resolusi tertinggi untuk lebih mudah membandingkan pengamatan diseluruh dataset. Dalam studi yang diungkap tim ilmuwan, mereka menemukan lempeng pasifik dibentuk dari kombinasi mekanisme.
Lempeng tektonik mengental menjadi batuan mantel dingin, susunan kimia bebatuan yang membentuk perubahan lempeng dengan kedalaman dan perilaku mekanik batu berubah, yaitu dengan kedalaman dan kedekatan pada lempeng yang terbentuk di pegunungan dasar laut.
Lempeng tektonik yang bergerak akan berinteraksi dipermukaan dan menghasilkan gempa bumi, kemudian gunung berapi dan menciptakan pegunungan baru maupun menambah ketinggian gunung.
Pemodelan perilaku gelombang seismik dalam mantel bumi telah menemukan transisi pada lempeng atas, dimana batuan tidak merusak atau mengalir sangat banyak ke bagian bawah lempeng tektonik. Transisi ini sesuai dengan batas antara lapisan yang digambarkan dengan seismologi umum dan atribut perubahan komposisi batu.
Lempeng samudera terbentuk pada pegunungan laut dan menghilang kedalam mantel bumi, proses ini dikenal sebagai subduksi. Ada perdebatan tentang evolusi lempeng yang diungkap Beghein, tetapi timnya terus berupaya maju untuk memahami bagaimana bentuk lempeng lautan berkembang dengan bertambahnya usia menggunakan dua data seismik. Secara langsung penelitian ini mengungkap adanya batas komposisi dalam lempeng yang terkait dengan pembentukan lempeng tektonik itu sendiri.
No comments:
Post a Comment