Salah satu studi genetik baru-baru ini menyebutkan bahwa nenek moyang penduduk asli Amerika meninggalkan Asia dan menghabiskan waktu selama 10,000 tahun di dataran rendah yang pernah terhubung antara Siberia dan Alaska. Dataran ini disebut Bering Land Bridge, sebuah bukti arkeologis yang tenggelam dibawah Laut Bering ketika permukaan air laut naik secara global.
Analisis ini diterbitkan dalam jurnal Science, dimana O'Rourke seorang ahli antropologi dari University of Utah dibantu oleh dua rekannya memberikan bukti genetik dan Paleoevironmental tentang tempat tinggal nenek moyang Amerika yang telah ditemukan pada Bering Land Bridge, tetapi tanpa bukti arkeologi. Bukti kumulatif setidaknya telah menunjukkan bahwa nenek moyang penduduk asli Amerika pernah hidup dilingkungan Bering Land Bridge (sering disebut Beringia) selama 10,000 tahun sekitar 25,000 tahun yang lalu, hingga mereka perlahan berpindah ke dataran Amerika sekitar 15,000 tahun yang lalu setelah lapisan es glasial mencair. Pencairan lapisan es menyebabkan terbukanya rute migrasi ke wilayah lain, khususnya Amerika.
Migrasi Nenek Moyang Amerika Dari Bering Land Bridge
Menurut O'Rourke, tidak ada perdebatan yang menegaskan nenek moyang penduduk asli Amerika berasal dari Asia yang masuk dari pantai dan jembatan darat Beringia selama periode zaman es glasial terakhir. Periode zaman es ini diperkirakan terjadi seajk 28,000 hingga 18,000 tahun yang lalu, lapisan es semakin menebal kearah selatan Pasific Northwest, Wyoming, Wiconsin dan Ohia. Nenek moyang penduduk asli Amerika pernah juga diungkapkan Profesor Eske dalam posting 'Kerangka Manusia Clovis Nenek Moyang Amerika', menurutnya nenek moyang Amerika merupakan keturunan dari Asia.
Pada saat itu, daratan besar di Siberia dan Beringia bershuhu dingin tetapi tidak ada gletser. Sayangnya penelitian ini tidak menyertakan situs arkeologi, menurut arkolog lain analisi O'Rourke tidak terbuka yang setidaknya memberi bukti lanskap tundra stepa. Selama beberapa tahun terakhir, ahli Paleocolologist (ilmuwan yang mempelajari lingkungan kuno) mengebor inti sedimen Laut Bering dan rawa Alaska.
Sebelumnya, Siberia dan Alaska terhubung dengan daratan yang disebut Bering Land Bridge. Wilayah ini diperkirakan sangat besar, Beringia seluas 1000 kilometer diukur dari utara ke selatan dan 4500 kilometer dari Siberia Verkoyansk timur hingga ke Sungai Mackenzie di Kanada.
Sedimen yang ditemukan mengandung serbuk sari, tanaman dan serangga fosil. Bukti ini menyatakan bahwa Bering Land Bridge tidak hanya tandus, padang rumput tundra dihiasi refugia bahkan pohon cemara. Dari penelitian ini, O'Rourke meyakini kehidupan nenek moyang penduduk asli Amrika bertahan di daratan Beringia, karena mereka memiliki kayu bahan dasar konstruksi dan perapian. Jika tidak ada kayu, mereka seharunya menggunakan tulang dan tidak mungkin tercipta perapian atau pembakaran.
Sepanjang periode maksimum Glaciar Akhir, ketebalan lapisan es diperluas ke selatan dimana pada saat ini merupakan Amerika Serikat bagian utara. Pada saat itu permukaan air laut turun sekitar 400 meter, ketika gletser mencair permukaan air laut mulai naik mencapai ketinggian seperti saat ini, diperkirakan sudah terjadi sejak 6000 tahun yang lalu.
Misteri Genetik Nenek Moyang Amerika
Teori yang diungkapkan O'Rourke, manusia menghuni Bering Land Bridge selama 10,000 tahun dan hal ini membantu menjelaskan bagaimana genom penduduk asli Amerika (cetak biru genetik) terpisah dan berbeda dari nenek moyang Asia seperti yang diduga selama ini. Sebagian besar ilmuwan tidak meyakini bahwa isolasi terjadi di Siberia karena mereka tidak melihat bukti arkeologi secara langsung. Lingkungan telah memberi dukungan isolasi nenek moyang Amerika, salah satunya semak, tundra, dan refugia berada dipusat Beringia.
Sementara dalam studi DNA Mitokondria (genetik diturunkan oleh ibu) dari sampel penduduk asli Amerika, ditemukan genom unik (cetak biru) nenek moyang penduduk asli Amerika muncul sebelum 25,000 tahun yang lalu tetapi tidak menyebar melalui Amerika hingga menjelang 15,000 tahun lalu.
Analisis ini menunjukkan populasi yang besar, di isolasi dari seluruh Asia. Selama beberapa ribu tahun sebelum populasi bermigrasi ke Selatan dan Utara, hingga pada akhirnya gletser muncul dan membuka rute migrasi.
Daerah semak tundra Beringia kemungkinan besar Refungia bagi populasi yang mungkin bisa ditemukan secara arkeologi. Hewan besar seperti Bison atau Mammoth mungkin tinggal di dataran tundra, banyak hewan kecil seperti burung, rusa berada di semak belukar hutan tundra. Dataran rendah Beringia memiliki suhu musim panas rata-rata hampir identika, lingkungan likal tidak begitu menakutkan seperti yang diasumsikan selama bertahun-tahun.
O'Rourke menyarankan, situs arkeologi harus ditemukan di Beringia meskipun sebagian besar situs berada di dalam air. Beberapa sisa-sisa peninggalan manusia mungkin berada diatas permukaan dasar laut, dibagian dataran rendah Alaska dan Chukotka Timur - Rusia.
No comments:
Post a Comment