Bulan dan Planet Mars memiliki daratan hampa udara, gravitasi yang lebih kecil dari Bumi, mungkinkah peradaban luar angkasa nantinya dapat terwujud setelah NASA bertekad meneruskan ekspedisi Mars?
Kalau dulu saya menonton film Star Trek hanya sebagai hiburan dan fiksi belaka, kalaupun terwujud mungkin hanya dirasakan ratusan generasi setelah kita. Dan bagaimana jika dalam beberapa tahun kedepan gambaran itu terwujud setelah NASA sukses mendaratkan perangkat mereka pada ekspedisi Mars? Cepat atau lambat, manusia segera akan memijakkan kaki di Mars dan Bulan hanya sebagai stasiun penghubung nantinya.
Sejak awal sejarah manusia, Planet Mars telah menjadi mimpi yang melegendakan Dewa dan misteri. Ketika pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, 'The Case for Mars' karya Robert Zubrin dianggap hanya sebagai cerita klasik instan. Mars penuh dengan kemungkinan, tetapi manusia harus mampu bertahan hidup di sana. Dia menjelaskan bagaimana para ilmuwan dapat menggunakan teknologi yang ada untuk mengirim manusia ke Planet Mars, memproduksi bahan bakar dan oksigen di permukaan planet dengan sumber daya alamnya sendiri, membangun basis dan pemukiman, dan suatu hari nanti Terraform atau mengubah atmosfer planet yang memungkinkan kehidupan berkelanjutan.
Dan pertanyaan saya, mungkinkah? Ada beberapa bukti yang dilupakan, disembunyikan guna penelitian lebih lanjut, atau perlombaan sains luar angkasa mungkin menjadi misi rahasia demi kepentingan militer.
Geologi Planet Mars Dan Benda Luar Angkasa
Manusia bukan satu-satunya makhluk yang hidup di alam semesta, spesies cerdas atau mungkin manusia kuno sudah lebih dulu berada di sistem tata surya lain, ataupun galaksi lain. Ada bukti UFO berada di luar angkasa, di laut, bahkan beberapa orang menyatakan mereka membuat lorong di bawah tanah. Mungkin dalam pandangan paranormal, UFO dinyatakan sebagai bentuk kehidupan yang aneh tapi sebenarnya lebih menonjolkan ciri-ciri mesin canggih.
Seperti struktur aneh di Bulan dan planet Mars yang beberapa di antaranya seperti buatan dengan fenomena yang tidak bisa dijelaskan. Asal-usul kedua benda tersebut sangat membingungkan dengan kondisi yang keras di Bulan dan Mars, dan kondisi lebih buruk ada di tata surya kita. Tampaknya tidak mungkin bahwa kehidupan bisa berkembang di Mars, suasana yang kering dan dingin, bahkan Venus permukaannya bagaikan neraka. Bulan mangandung cairan dan bakteri chemosynthetic atau mungkin extremophile, tetapi sulit membayangkan kehidupan berkembang di luar angkasa apalagi peradaban berteknologi maju.
NASA (mungkin) tidak transparan menyatakan kepada publik tentang kondisi planet Mars, kondisi sebenarnya tidak seburuk yang kita ketahui. Sama seperti Bumi berbeda di masa lalu, zaman es, periode basah dan benua yang hilang.
Bulan, Daratan Kering Hampa Udara
Bulan memiliki daratan hampa udara dengan gravitasi jauh lebih rendah dari Bumi, tidak ada air di permukaan dan tidak ada bukti kehidupan di permukaan. Sejarah mencatat bahwa manusia telah mendarat di permukaan dan mengumpulkan sampel batuan luar angkasa ketika ekspedisi bulan berjalan.
Teori terbuntuknya Bulan menyatakan bahwa planet seukuran Mars menghantam Bumi, melelehkan permukaan dan membakar segala bentuk kehidupan yang mungkin telah berkembang. Sebuah massa besar sebagian berbahan cair, sebagian besar materi kurang padat berada di orbit sekitar Bumi di mana materi itu membeku dan membentuk Bulan. Asteroid dan komet selama berabad-abad membombardir Bulan dan Bumi yang membentuk kawah di permukaannya. Dengan gravitasi rendah, Bulan tidak bisa membuat suasana permukaannya ber-air dan sedikit vulkanik.
Mungkin beberapa kejadian memiliki penjelasan alami, seperti awan atau kabut yang terlihat di kawah Copernicus dan Godemius. Perubahan yang dicatat pada kawah Linne pada tahun 1866, dan pada tahun 1958 astronom Soviet (Nikolai Kozyrev) melihat letusan setengah jam di puncak kawah Alphonsus yang mendeteksi emisi karbon. Perubahan warna terlihat di kawah Aristarkhus berikut cahaya yang aneh. Semua ini dapat menjelaskan adanya vulkanis residu dari interior Bulan, dan efek gas matahari atau kegiatan elektrostatik debu Bulan menimbulkan gas tersebut. Astronom menemukan sejumlah air dalam lapisan tanah di Bulan, dan mereka berteori bahwa hal itu terbentuk akibat reaksi ion hidrogen dari sinar matahari dengan oksigen yang mengandung senyawa dalam tanah.
Sejarah yang tercatat sangat bertentangan dengan temuan astronot Apollo bahwa Bulan memiliki daratan kering. Tetapi jika air ditemukan mungkin menjelaskan kabut atau awan, misteri Rilles berliku-liku di Bulan (kecuali kurangnya sungai) mungkin telah diukir akibat adanya air. Para astronom mengklaim bahwa hal ini meruntuhkan tabung lava, tetapi tabung lava cenderung berada di permukaan, sedangkan anak sungai yang memotong ngarai atau terkikis berada di bawah permukaan Bulan.
Seperti Lembah Schroeder yang memiliki panjang sekitar 160 kilometer dan lebar 1300 meter hingga 10 kilometer. Lava tidak bisa mengalir sepanjang 160 kilometer yang pastinya akan mengalami pendinginan, sekalipun di gravitasi Bulan yang rendah, maka tabung lava akan runtuh akibat beratnya lava setelah pendinginan. Anak sungai tidak menunjukkan adanya buatan, tetapi ini adalah bukti kekuatan alam yang tidak dimengerti.
Permukaan Planet Mars Penuh Misteri
Planet Mars lebih aneh lagi, planet ini dinyatakan hampa udara penuh dengan banyak keanehan. Astronom Italia (Schiaparelli) menemukan kanal pada permukaannya yang disebut Canali. Astronom menyatakan ada tiga gunung berapi di permukaan Planet Mars. Mungkin telah melihat jurang Valles Marineris atau beberapa kawah yang lebih besar. Astronom lain melihat awan berbentuk aneh di Planet Mars, dan pada tahun 1900 Observatorium Lowell mengatakan adanya Poros Cahaya yang menonjol di Mars selama 70 menit.
Seberkas cahaya tak terlihat di atas atmosfer Mars. Dua bulan yang berada di Planet Mars yang digambarkan oleh Jonathan Swift dalam bukunya 'Gulliver's Travels' yang ditemukan oleh astronom dari pulau terbang Laputa, sebuah kota besar berbentuk Disc berada diatas Bumi. Tentu saja buku Swift mendapatkan sindiran, dan penggerak magnetik yang dijelaskan tidak akan berhasil. Dalam semua elemen UFOlogi menyatakan bahwa piring terbang, magnet, dan pengetahuan dari Bulan & Planet Mars, semua itu tertuang dalam buku yang diterbitkan pada tahun 1727. Padahal waktu itu bulan-bulan yang mengitari planet belum ditemukan, hingga tahun 1877 astronom Asaf Hall mengungkapkannya.
Planet Mars, rata-rata berjarak sekitar 1,5 AU dari Matahari (AU, 93 juta mil-jarak Bumi dari Matahari) dan pastinya merupakan tempat yang dingin. Planet Mars memiliki 0,376 gravitasi Bumi dan vulkanik yang sedikit, suasana hampa dan sedikit oksigen, atau bahkan tak ada oksigen bagi kehidupan di permukaannya. Adanya penemuan air yang tersisa di Planet Mars tapi sebagian besar merupakan es dan permafrost.
Tapi ada beberapa awan, dan NASA menunjukkan danau yang jelas cukup besar dihasilkan dari pencairan es. Suatu hal yang tidak mungkin bisa terjadi jika suasana Planet Mars dinyatakan hampa udara.
Perubahan warna musiman yang dianggap astronom sebagai vegetasi, diabaikan NASA karena hal itu diakibatkan badai debu. Bagaimana dengan warna hijau yang pasti dapat dilihat dalam gambar NASA, dan semua itu juga muncul dalam gambar terakhir penjelajahan NASA di Planet Mars.
Planet Mars dimasa lalu mungkin memiliki suasana yang lebih baik dari saat ini, seperti samudra di belahan utara yang dahulu jauh lebih hangat. Jika atmosfer pada tingkat permukaan Mars rata-rata sebanding dengan puncak Gunung Everest, kepadatan lembah terdalam (sekitar 4 mil) akan menjadi seperti Bumi pada ketinggian 25 ribu kaki. Di masa lalu kepadatan Planet Mars jauh lebih tinggi. Mars bergejolak secara ekstrim yang menyebabkan zaman es dan zaman yang lebih hangat, karbon dioksida di kutub mengalami musim dingin pada waktu itu akan menguap yang menyebabkan efek perangkap panas dan membuat Planet Mars lebih hangat. Periode hangat tersebut mungkin juga telah terjadi di Bumi dan dapat terjadi lagi. Jadi, Mars tentu sangat memungkinkan adanya kehidupan dan kemungkinan dihuni spesies cerdas.
Gambaran Misterius Benda Luar Angkasa Lainnya
Phobos (Bulan Mars) memiliki beberapa menara seperti struktur yang mungkin alami, kira-kira alurnya sejajar dan besar. Namun Soviet Phobos I hilang dalam perjalanan ke Mars, dan Phobos II mengambil foto bayangan besar berbentuk elips runcing. Kosmonot Soviet Kolonel Marina Popovich mengambil foto yang panjangnya berukuran 20 kilometer berdiameter 1.5 kilometer, ternyata menghancurkan Phobos II. Phobos II juga mengambil gambar inframerah dari struktur bawah tanah seperti garis lurus, tepatnya di bawah permukaan.
Antara Mars dan Jupiter tidak ada planet besar, hanya sabuk asteroid. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa planet sekali mengorbit di sana, dan beberapa orang menyatakan planet itu meledak yang membentuk asteroid. Banyak dari massa planet meledak mungkin telah keluar dari Tata Surya, menabrak Matahari, atau menabrak planet lain. Kenyataannya bahwa tidak ada yang tahu apa yang bisa membuat planet meledak, selain mungkin terjadinya tabrakan dengan benda besar dengan kecepatan yang lebih tinggi dari apa pun di Tata Surya, kita tidak tahu apa yang bisa mempercepatnya dan berapa kecepatan yang diperlukan.
Planet yang ada di sana akan sangat dingin, lebih dingin dari Planet Mars dengan sinar matahari kurang untuk fotosintesis. Kehidupan sepertinya sangat tidak mungkin ada, jika memang ada, sangat tidak mungkin menjadi tempat tinggal makhluk cerdas.
Planet Venus hampir berukuran sama dengan massa Bumi, namun lebih dekat dengan Matahari. Rotasi aksial-nya retrograde dan memiliki perhitungan 243 hari. Permukaan Venus kurang memiliki kawah besar, secara geologis diperkirakan sangat muda (mungkin di bawah satu miliar tahun). Atmosfer Venus hampir dipenuhi karbon dioksida dengan awan asam sulfat, 90 kali lebih padat dari Bumi. Sementara perangkap panas membuat suhu permukaan Venus mencapai 740 derajat Kelvin, bisa melelehkan timah dan terlalu panas untuk karbon dan kehidupan berbasis air. Venus mungkin planet termuda, tapi mungkin ada kehidupan di daerah kutub untuk menghindari panas berlebihan.
Luar angkasa penuh dengan misteri, tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan suatu planet akan mengalami 'kematian' seperti Bulan dan Planet Mars, atau lebih buruk dari sabuk asteroid.
No comments:
Post a Comment