Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Dec 12, 2012

Paskah

Pada waktu tuntutan untuk kelepasan Israel pertama kali dihadapkan kepada raja Mesir itu, amaran tentang kutuk‑kutuk yang amat dahsyat juga diberikan kepadanya. Musa diperintahkan supaya berkata kepada Firaun, "Inilah Firman Tuhan: Bahwa Israel itulah anak‑Ku laki‑laki, yaitu anak‑Ku yang sulung. Maka firmanku kepadamu: Biarkanlah anakku itu pergi, supaya ia berbuat ibadat kepadaku; jikalau engganlah engkau memberi akan dia pergi, bahwa sesungguhnya aku akan membunuh anak laki‑lakimu yang sulung." Sekalipun dicemoohkan oleh orang Mesir, orang Israel dihormati oleh Allah, dengan jalan diasingkannya mereka sebagai pemelihara hukum‑Nya. Di dalam berkat‑berkat dan kesempatan‑kesempatan yang istimewa yang diberikan kepada mereka, mereka mempunyai kelebihan di antara bangsa‑bangsa lain, sebagaimana anak sulung mempunyai kelebihan daripada saudara‑saudaranya.

Hukuman yang pertama diamarkan kepada Mesir telah dijatuhkan paling akhir. Allah panjang sabar dan berkelimpahan dengan rahmat. Ia mempunyai belas kasihan terhadap makhluk‑makhluk yang dijadikan‑Nya dalam peta‑Nya. Andaikata kerugian yang dialami sehubungan dengan panen mereka dan kawanan kambing‑domba mereka telah menuntun Mesir kepada pertobatan, maka anak‑anak mereka itu tidak akan dibinasakan; tetapi bangsa itu dengan keras kepala telah menolak perintah Ilahi, dan sekarang kutuk terakhir itu segera akan diturunkan.

Musa telah dilarang untuk menghadap kembali kepada Firaun dengan ganjaran hukuman mati, tetapi satu pekabaran yang terakhir dari Allah segera akan disampaikan kepada raja yang memberontak itu, dan kembali Musa datang ke hadapannya dengan satu pengumuman yang hebat: "Pada waktu tengah malam Aku akan berjalan dari tengah-tengah Mesir.

Maka tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir akan mati, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung budak perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga segala anak sulung hewan. Dan seruan yang hebat akan terjadi di seluruh tanah Mesir, seperti yang belum pernah terjadi dan seperti yang tidak akan ada lagi. Tetapi kepada siapa juga dari orang Israel, seekor anjing pun tidak akan berani menggonggong, baik kepada manusia maupun kepada binatang, supaya kamu mengetahui, bahwa Tuhan membuat perbedaan antara orang Mesir dan orang Israel. Dan semua pegawaimu ini akan datang kepadaku dan sujud kepadaku serta berkata: Ke luarlah, engkau dan seluruh rakyat yang mengikut engkau; sesudah itu aku akan ke luar."

Sebelum pelaksanaan hukuman ini, Tuhan melalui Musa telah memberikan petunjuk kepada umat Israel sehubungan dengan keberangkatan mereka dari Mesir, dan terutama tentang perlindungan terhadap mereka dari hukuman yang akan datang itu. Setiap keluarga sendiri‑sendiri atau bersama‑sama dengan keluarga yang lain, harus menyembelih seekor anak domba atau anak kambing, "anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela" dan "dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya" agar malaikat yang membinasakan itu yang akan datang pada tengah malam tidak akan memasuki tempat kediamanmu itu. Mereka harus memakan daging yang dipanggang, dengan roti yang tidak beragi dan sayur yang pahit pada waktu malam, sebagaimana yang dikatakan Musa, "pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu, buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi Tuhan."

Tuhan mengumumkan: "Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua Allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, Tuhan. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir."

Untuk memperingati kelepasan yang besar ini satu upacara perayaan harus diadakan setiap tahun oleh orang Israel di dalam generasi‑generasi mendatang. "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya." Apabila mereka mengadakan pesta perayaan itu pada tahun‑tahun mendatang, mereka harus menceritakan kembali kepada anak‑anak mereka cerita tentang kelepasan yang besar itu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Musa kepada mereka, "Maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi Tuhan yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir; ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita."

Lebih jauh lagi, anak sulung manusia dan juga binatang harus menjadi milik Tuhan, dan dapat diambil kembali hanya dengan satu tebusan, sebagai satu pengakuan bahwa pada waktu anak‑anak sulung orang Mesir dibinasakan, maka anak‑anak sulung Israel, sekalipun oleh kemurahan Tuhan telah dipeliharakan, juga terbuka kepada kutuk yang sama itu kalau bukan karena korban penebusan. Tuhan mengumumkan, "Sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah Tuhan." Bilangan 3:13 . Setelah ditetapkannya upacara baitsuci Tuhan memilih bagi diri‑Nya suku Lewi untuk melaksanakan pekerjaan baitsuci, gantinya anak‑anak sulung bangsa itu. Ia berkata, "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka." Namun demikian semua orang masih diharuskan untuk membayar harga tebusan bagi anak sulung sebagai pengakuan terhadap rahmat Allah. "Semua yang terdahulu lahir dari kandungan segala yang hidup, yang dipersembahkan mereka kepada Tuhan, baik dari manusia maupun dari binatang, adalah bagianmu; hanya haruslah kamu menebus anak sulung manusia, juga anak sulung binatang yang najis haruslah kamu tebus. Mengenai uang tebusannya, dari sejak berumur satu bulan haruslah kautebus menurut nilainya, yakni lima syikal perak ditimbang menurut syikal kudus; syikal ini dua puluh gera beratnya." Bilangan 18:15, 16.

Paskah haruslah bersifat memperingati dan juga sebagai satu lambang, bukan hanya menunjukkan kembali kepada kelepasan dari Mesir tetapi juga ke depan kepada kelepasan yang lebih besar yang akan dilaksanakan oleh Kristus dalam membebaskan umat‑Nya dari belenggu dosa. Domba yang dikorbankan itu melambangkan "Anak Domba Allah," yang di dalamnya terdapat satu‑satunya pengharapan kita untuk memperoleh keselamatan. Kata rasul, "Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus." 1 Korintus 5:7. Tidaklah cukup domba itu disembelih; darahnya harus dipercikkan di atas ambang pintu; demikian juga jasa dari darah Kristus harus dikenakan kepada jiwa kita. Kita harus percaya, bukan saja Ia telah mati bagi dunia ini, tetapi juga Ia telah mati bagi kita secara perseorangan. Kita harus mengenakan kepada diri kita jasa daripada korban penebusan itu.

Hisop yang digunakan untuk memercikkan darah itu adalah lambang daripada penyucian, karena itu juga digunakan dalam membersihkan orang kusta, dan juga mereka yang telah ternoda karena menjamah orang mati. Di dalam doa pemazmur maknanya juga terlihat: "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisup, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju." Mazmur 51:9.

Anak domba itu harus disediakan dalam keadaan utuh, sebilah tulangnya pun tidak boleh dipatahkan; begitu pula sebilah tulang pun tidak akan dipatahkan daripada Anak Domba Allah itu, yang akan mati bagi kita. Yohanes 19:36. Dengan cara itu dilambangkan pula kesempurnaan pengorbanan Kristus.

Dagingnya harus dimakan. Tidaklah cukup bahwa kita mempercayai Kristus untuk memperoleh keampunan dari dosa; oleh iman kita, harus tetap menerima kekuatan rohani, dan juga makanan dari Dia melalui Firman‑Nya. Kata Kristus, "Jikalah kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal." Yohanes 6:53, 54. Dan untuk menerangkan maksud‑Nya itu Ia berkata, "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Ayat 63. Yesus telah menerima hukum Bapa‑Nya, dan menyatakan prinsip‑prinsipnya di dalam kehidupan‑Nya, menyatakan rohnya, dan menunjukkan kuasanya yang mendatangkan kebaikan di dalam hati. Kata rasul Yohanes, "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." Yohanes 1:14. Pengikut‑pengikut Kristus harus ambil bahagian dalam pengalaman‑Nya. Mereka harus menerima serta memadukan Firman Allah agar itu dapat menjadi motif kehidupan serta tindakan. Oleh kuasa Kristus mereka harus diubahkan menjadi serupa dengan Dia, dan memantulkan sifat‑sifat Ilahi. Mereka harus makan daging dan minum darah Anak Allah, kalau tidak maka tidak akan ada hidup di dalam diri mereka. Roh dan pekerjaan Kristus harus menjadi roh dan pekerjaan murid‑murid‑Nya.

Anak domba itu harus dimakan bersama dengan sayur‑sayuran yang pahit, untuk mengingatkan kembali kepada pahitnya perbudakan di Mesir. Demikian juga bilamana kita makan daripada Kristus, itu harus dijalankan dengan hati yang remuk redam, oleh sebab dosa‑dosa kita. Penggunaan roti yang tidak beragi juga penuh makna. Secara jelas itu dinyatakan di dalam hukum Paskah dan dengan cermat dilaksanakan dalam kebiasaan orang Yahudi, bahwa tidak boleh ada ragi didapati di dalam rumah mereka selama pesta itu. Demikian pula ragi dosa itu harus dibuang dari semua orang yang mau menerima hidup dan makanan daripada Kristus. Demikian juga Paulus menulis kepada sidang di Korintus, "Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru.... Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran." 1 Korintus 5:7, 8.  Sebelum memperoleh kebebasan, seorang budak harus menunjukkan iman mereka akan kelepasan yang besar yang akan segera dilaksanakan. Tanda darah itu harus dikenakan kepada rumah mereka, dan mereka harus memisahkan diri dan keluarga mereka dari orang Mesir dan berkumpul di dalam tempat tinggal mereka sendiri. Apabila orang‑orang Israel itu telah mengabaikan petunjuk‑petunjuk ini sekali pun dalam hal-hal kecil yang telah diberikan kepada mereka, kalau mereka telah lalai untuk memisahkan diri anak‑anak mereka dari orang Mesir, apabila mereka telah menyembelih anak domba itu tetapi tidak memercikkan darahnya ke ambang pintu rumah, atau kalau saja seorang dari antara mereka pergi keluar dari rumah mereka, maka mereka itu tidak akan selamat. Boleh jadi dengan jujur mereka mempercayai bahwa mereka telah melakukan segala sesuatu yang perlu, tetapi kesungguh‑sungguhan mereka tidak akan dapat menyelamatkan mereka. Semua orang yang tidak memperhatikan petunjuk‑petunjuk Tuhan akan kehilangan anak sulung mereka oleh tangan si pembinasa itu.

Oleh penurutan orang banyak harus memberikan bukti akan iman mereka itu. Demikian pula semua orang yang berharap akan diselamatkan oleh jasa‑jasa darah Kristus harus menyadari bahwa mereka sendiri mempunyai sesuatu untuk dilakukan untuk memperoleh keselamatan mereka. Memang benar hanya Kristus yang dapat menebus kita dari hukuman pelanggaran, tetapi kita juga harus berpaling dari dosa kepada penurutan. Manusia diselamatkan oleh iman, bukan oleh pekerjaan; tetapi imannya harus ditunjukkan oleh perbuatannya. Allah telah memberikan Anak‑Nya untuk mati sebagai korban dosa, Ia telah menyatakan terang kebenaran, jalan kehidupan, Ia telah memberikan fasilitas‑fasilitas, upacara‑upacara dan kesempatan‑kesempatan, dan sekarang manusia harus bekerja sama dengan segala alat‑alat penyelamat ini; ia harus menghargai dan menggunakan pertolongan‑pertolongan yang telah disediakan Allah percaya dan menurut kepada segala tuntutan Ilahi.

Apabila Musa mengulangi kembali persediaan‑persediaan yang diadakan Allah bagi kelepasan mereka itu, "orang banyak bersujud dan menyembah." Pengharapan yang menggembirakan tentang kebebasan itu, pemberitahuan yang menakutkan tentang pehukuman yang akan dijatuhkan ke atas penjajah itu, segala persiapan‑persiapan dan urusan‑urusan yang berhubungan dengan keberangkatan mereka semuanya ini untuk sesaat telah ditelan oleh rasa syukur kepada Pembebas mereka yang berkemurahan itu. Banyak dari antara orang Mesir telah dituntun untuk mengakui Allah orang Ibrani sebagai satu‑satunya Allah yang benar, dan mereka sekarang meminta untuk diizinkan berlindung di bawah naungan orang‑orang Israel bilamana malaikat‑malaikat yang membinasakan itu akan berlalu di seluruh negeri itu. Mereka disambut dengan penuh kegembiraan, dan mereka berjanji mulai saat itu akan melayani Allah Yakub dan keluar dari Mesir bersama dengan umat‑Nya.

Orang Israel mentaati petunjuk‑petunjuk yang telah diberikan Allah. Dengan cepat dan dengan sembunyi‑sembunyi mereka mengadakan persiapan‑persiapan untuk keberangkatan mereka. Keluarga‑keluarga mereka dikumpulkan, domba Paskah disembelih, dagingnya dipanggang di atas api, roti yang tidak beragi dan sayur pahit disediakan. Bapa dan imam daripada rumah tangga memercikkan darah di atas ambang pintu, dan menggabungkan diri dengan keluarganya di dalam tempat kediaman mereka. Dengan tergesa‑gesa dan diam‑diam domba Paskah itu dimakan. Dengan rasa takut orang banyak berdoa dan berjaga‑jaga, hati anak sulung, mulai dari yang besar sampai kepada anak‑anak kecil, berdebar‑debar disertai rasa gentar. Bapa‑bapa dan ibu‑ibu memeluk anak sulung kesayangan mereka apabila mereka memikir‑mikirkan tentang hukuman yang menakutkan yang akan datang malam itu. Tetapi tidak satu pun dari antara tempat tinggal orang Israel yang didatangi oleh malaikat pembawa maut itu. Tanda darah itu--tanda daripada perlindungan Juruselamat--ada pada pintu rumah mereka, dan sipembawa maut itu pun tidak masuk ke dalamnya.

Di tengah malam itu "kedengaranlah seruan yang hebat di Mesir, sebab tidak ada rumah yang tidak kematian." Semua anak sulung yang ada di dalam negeri itu, "dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan," telah dibunuh oleh si pembinasa itu. Di seluruh kerajaan Mesir yang luas itu kebanggaan setiap rumah tangga telah dimusnahkan. Jeritan dan ratapan orang‑orang yang berduka memenuhi udara. Raja dan pegawai‑pegawainya, dengan wajah yang pucat dan bibir yang gemetar, berdiri ternganga di hadapan malapetaka yang sedang merajalela itu. Firaun mengingat kembali bagaimana pada suatu waktu telah berseru, "Siapakah Tuhan yang harus kudengarkan Firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku Tuhan itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi." Sekarang kecongkakannya yang dengan beraninya menentang surga itu telah dicampakkan ke bumi, "lalu pada malam itu dipanggilnyalah Musa dan Harun, katanya: 'Bangunlah, keluarlah dari tengah-tengah bangsaku, baik kamu maupun orang Israel; pergilah, beribadahlah kepada Tuhan, seperti katamu itu. Bawalah juga kambing dombamu dan lembu sapimu, seperti katamu itu, tetapi pergilah! Dan pohonkanlah juga berkat bagiku." Penasihat‑penasihat istana juga dan orang banyak meminta agar orang Israel pergi "dengan segera dari negeri itu, sebab kata mereka: 'Nanti kami mati semuanya."

No comments: