Kebangunan rohani telah melanda selatan dan timur New England, sampai ke perbatasan barat Tennesee dan Kentucky menjelang tahun 1800. Sementara bergerak ke barat, kebangkitan itu semakin dikenal karena emosionalitas mereka yang bertobat.
Seperti kebanyakan Calvinis, para Presbiterian meragukan pertobatan yang beremosi tinggi itu, namun dari jajaran mereka sendiri muncul seorang revivalis abad kesembilan belas yang menarik dan efektif.
Charles Grandison Finney dilahirkan pada tahun 1792 di Connecticut. Seperti kebanyakan orang pada masanya, ia pindah ke barat – pada tahun 1794 orangtuanya pindah ke bagian barat New York. Finney muda belajar di sebuah biro hukum di Adams, New York dan telah diterima sebagai pengacara negara.
Ia tertarik pada Alkitab karena menemui banyak acuan ke Alkitab dalam buku-buku hukum. Finney mulai membaca firman Allah dan menghadiri kebaktian. Setelah pergumulan keras beberapa waktu lamanya, pada tahun 1821 ia bertobat. "Aku telah," katanya, "dibayar Tuhan Yesus Kristus untuk membela perkaraNya." Segera pula ia mulai berkhotbah.
Finney bergabung dengan Gereja Presbiterian dan ditahbiskan pada tahun 1824, setelah ia belajar dari pendetanya. Dengan menunggang kuda ia keluar masuk kampung, sambil mengumpulkan massa. Pengkhotbah yang berperawakan tinggi mempesona dan lantang ini berbicara kepada mereka dengan gaya langsung dan sederhana, seperti ia berhadapan dengan para juri.
Para pengkhotbah pertemuan kebangunan rohani terkenal dalam hal membangkitkan emosi. Meskipun Finney menghindari gaya teater di podium, namun ia berupaya mendapatkan perhatian para pendengarnya. la berkata, "Umat manusia tidak akan bertindak sebelum mereka tertarik." Dengan bekerja soma dengan Roh Kudus, ia berupaya menyampaikan firman Tuhan kepada orang banyak.
Pada tahun 1830, Finney memimpin kebangunan rohani yang meraih sukses hebat di Rochester, New York. Sejak itu, kebangunan rohani menjadi ciri kehidupan perkotaan Amerika.
Pada tahun 1832, Finney pindah ke Gereja Presbiterian Kedua di New York City. Tetapi ia selalu keberatan dengan Presbiterian bermuatan Calvinisme yang tinggi, dan pada tahun 1834 pindah lagi ke Gereja Kongregasional, Broadway Tabernacle, yang dibangun khusus untuknya.
Beberapa metode kebangunan rohani Finney — yang disebut langkah-langkah baru berasal dari para pengkhotbah di perbatasan yang menekankan emosionalisme. Ia menggunakan "bangku kerinduan", yang ditempatkan di depan, agar orang-orang berdosa dapat minta didoakan. Finney mengadakan pertemuan-pertemuan semalam suntuk untuk tnendoakan orang-orang berdosa dengan menyebutkan nama yang bersangkutan, dan para wanita dapat berdoa di muka umum. Meskipun ia tidak mendorong mereka, para revivalis diperkenankan berteriak, meratap dan menunjukkan tanda-tanda emosi lainnya. Langkah-langkah baru ini merupakan standar karya kebangunan rohani. Gereja-gereja yang menganutnya bertumbuh, sekalipun banyak kritikan akan cara-cara ini.
Sebelum Finney mengunjungi sebuah kota, ia merekrut para pendeta dan orang-orang awam dari gereja-gereja setempat. XIereka mengorganisasi pertemuan-pertemuan doa, dan setelah pertemuan kebangunan rohani, mereka dapat bekerja dengan para petobat baru dengan mengunjungi dan mengundang tnereka ke gereja. Jika gereja-gereja setempat tidak bersedia terlibat dalam tindak lanjutnya, Finney tidak akan berkhotbah di tempat tersebut. Itu merupakan peraturan penting.
Selain itu, para pendukung setempat menyebarkan brosur, menempelkan poster-poster dan memasang iklan pada berbagai surat kabar. Promosi telah menjadi bagian dari pekabaran Injil.
Meskipun harus berhadapan &ngan oposisi, namun tenaga, tekad dan kecerdasan Finney – dan sukses langkah-langkah barunya – menjadikan ide-idenya populer. Kebangunan rohani modern telah dimulai.
Dalam tulisannya Lectures on Revivals of Religion (Kuliah tentang Kebangkitan Agama) yang dipublikasikan pada tahun 1835, Finney menjelaskan, "Kebangunan rohani bukanlah mujizat atau bergantung pada mujizat dalam hal apa pun, tetapi merupakan hasil tepat guna dari cara-cara yang sudah ada."
Metode Finney diterima dengan baik oleh sebuah negara yang telah mengembangkan pandangan yang tinggi akan nilai manusia biasa di bawah demokrasi model Jackson. Para revivalis telah membuat orang biasa sebagai partisipan dalam drama religius yang agung, dan mengajak mereka agar yakin bahwa tiap pribadi dapat membuat pilihan yang tepat bagi Tuhan. Dengan berfokus pada kemampuan tiap orang untuk menilai dirinya sendiri, ia sependapat dengan ide orang Amerika bahwa seorang pegawai atau bocah peladang mempunyai rasio yang sama nilainya dengan pemilik perkebunan.
Pada tahun 1835, Finney pergi ke Oberlin College untuk mengajar teologi. Enam tahun kemudian ia menjadi ketua perguruan tersebut. Ia mengadakan kebangunan rohani terus-menerus sampai is wafat pada tahun 1875.
No comments:
Post a Comment