Robinson Crusoe, tokoh fiktif dalam karangan Daniel Defoe yang diterbitkan tahun 1719, tinggal sendirian di sebuah pulau selama 28 tahun. Selama itu, ia tidak pernah bertemu seseorang, sehingga dia tidak pernah berbicara. Tidak mungkin dia berbicara dengan hewan, tumbuhan, atau dengan dirinya sendiri, bukan? Tanpa adanya makhluk sejenis menjadi lawan bicara, ia seakan-akan menjadi bisu.
Karena tidak ada manusia lain, dia tidak dapat mendengar suara manusia, percakapan manusia, atau penjelasan dari sesama. Dari segi tukar pikiran dengan sesama manusia, ia juga seakan-akan tuli.
Kekekalan Allah Melebihi Dugaan Kita
Manusia mengenal istilah "kekal." Apakah mereka sungguh memahaminya? Mengukur waktu saja manusia begitu kesulitan. Para ahli berkata, alam semesta dimulai 14 milyar tahun yang lalu. Katanya umur bumi 4.54 milyar tahun. Siapa dapat merangkul angka itu?
Bila angka-angka itu sulit dikuasai, apalagi kekekalan. Kekekalan tidak dapat diukur. Dalam kekekalan tidak ada "waktu," yaitu tahun-tahun.
Setiap Mukmin diwajibkan percaya akan kekekalan (al-Qidam) Allah. Bagi Allah tidak ada permulaan karena Ia tidak diciptakan. Terjemahan Al-Quran untuk Qs 112:2 ialah, " Allah, yang kekal, yang mutlak " (Yusuf Ali). Bila Allah tidak diciptakan, berarti Ia kekal adanya. Kitab Allah dalam Ulangan 33:27 berbunyi, " Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu"
Apa yang Dilakukan Allah Dalam Kekekalan?
Tidak ada orang yang dapat menjawab pertanyaan ini dengan pasti. Tapi kita tahu, tanpa adanya konsep Trinitas, dalam kekekalan seakan-akan Allah bisu dan tuli. Mengapa? Sebab bila Allah sendirian dalam kekekalan sebagaimana menurut konsep Tauhid, berarti Allah tidak berbicara atau mendengar. Mungkinkah Allah akan berbicara dalam kekekalan, sementara tidak ada yang mendengarkan? Mungkinkah Dia mendengar suara bila tidak ada oknum yang berbicara kepada-Nya?
Allah Bergantung Pada Malaikat-malaikat?
Mungkin para Mukmin akan berkata, "Ia menciptakan malaikat dan bicara pada mereka." Bisa saja, tapi bukankah hal itu berarti Allah bergantung pada malaikat agar Ia dapat mendengar dan berbicara? Sehingga, tanpa malaikat Allah tidak komplit atau sempurna! Ini juga sulit diterima.
Haruskah kemampuan Allah berbicara atau mendengar, bergantung pada malaikat-malaikat ciptaan-Nya? Kiranya jangan kita berkata Allah tidak komplit dan sempurna tanpa ciptaan-Nya! Jelas, dalam kekekalan sebelum ada ciptaan-Nya, Ia sempurna, bukan?
Allah Diam Saja Dalam Kekekalan
Orang lain berkata, "Allah diam saja dalam kekekalan. Tidak perlu bicara atau mendengar." Tetapi Allah adalah satu pribadi. Bila Ia berdiam diri dalam kekekalan sebelum tiba waktu menciptakan sesuatu, berarti dalam kekekalan Ia tidak pernah bicara dan mendengar.
Mungkin ada orang yang puas menyembah Allah yang demikian. Tapi kami tidak siap menyembah Allah yang terpaksa berdiam diri dalam kekekalan. Menurut kami, Allah yang demikian kurang sempurna.
Agama Kristen dan Islam Memegang Keesaan Allah
Sama seperti orang Islam, Kristen juga percaya akan ketauhidan Allah. Dalam hal ini, kedua agama besar tersebut sehati. Lihatlah satu ayat dari Al-Quran, " Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir " (Qs 47:19; 57:3).
Buku Allah juga memuat ayat sejenis sbb: " Dengarlah Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain " (Taurat, Kitab Ulangan. 6:4; Kitab Nabi Besar Yesaya 45:5-6).
Maka, orang Kristen dan Islam seharusnya tidak perlu berdebat tentang keesaan Allah. Allah Maha Esa.
Konsep Trinitas Menangani Masalah Kekekalan
Kitab Allah dengan jelas menekankan bahwa Roh Allah kekal adanya. Sehingga, Ia disebut "Roh Kekal." Ingat, hanya Allah yang kekal! Juga, Ia disebut "Roh Kudus" dan hanya Allah yang kudus. Maka Rohullah adalah Roh Ilahi, Allah adanya.
Kitab nabi Islam dalam Qs 4:171 dan Kitab Allah, memberi nama "Kalimat Allah" kepada Isa Al-Masih. Satu ayat kunci berbunyi, "Pada mulanya adalah Firman (Kalimat); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah " (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1). Maka "Kalimat Allah" juga Allah.
Demikian dalam kekekalan ada Trinitas: Allah Bapa, Allah Roh, Kalimat Allah. Ini disebut Allah Tri-Tunggal. Dalam kekekalan ada lingkaran kasih dalam keesaan Allah, dimana Allah Bapa, Roh Allah, Kalimat Allah saling-mengasihi, berinteraksi satu sama lain karena beroknum tiga, namun maha esa.
Para Mukmin Berkata , "Mustahil Percaya pada Trinitas!"
Jelas tidak mudah percaya pada Trinitas. Namun menurut kami, lebih mudah menerima dan percaya Trinitas daripada konsep ketauhidan Allah yang dikemukakan dalam agama Islam. Sulit mempercayai bahwa Allah dalam kekekalan seakan-akan bisu dan tuli. Karena itu, konsep Tauhid juga sulit diterima!
Kenyataan yang Lebih Penting dari Pengertian Trinitas atau Tauhid
Nasib manusia sesudah mati, ke neraka atau sorga, perlu menarik perhatian kita, bukan? Bila kita kuat dalam dogmatika, tetapi jiwa masuk neraka selamanya, apa gunanya dogmatika kita? Allah yang maha esa menyediakan jalan, agar dosa kita dapat diampuni dan kita mendapat hidup kekal. Kiranya saudara klik di sini dan membaca keterangan mengenai keselamatan.
Pada akhir penjelasan tentang keselamatan disediakan "Doa Keselamatan" bagi saudara. bila dengan tulus hati dan penuh iman saudara mendoakan doa itu, masalah terpenting, keselamatan kekal saudara, akan ditangani.
No comments:
Post a Comment