Dipertengahan tahun ini, ilmuwan meninjau analisis kimia ratusan batuan bulan yang menjelaskan bahwa jumlah air di Bulan bervariasi secara regional. Temuan ini menmberi petunjuk, darimana air berasal dan di distribusikan ke permukaan Bulan. Penemuan ini mengungkap proses yang terlibat dalam pembentukan Bulan, bagaimana kerak bulan di dinginkan dan dampaknya.
Menurut Katharine Robinson, pada dasarnya apa pun yang terjadi dengan Bulan juga terjadi pada Bumi. Robinson dan G Jeffrey Taylor berasal dari UHM Hawaii Institute of Geophysics And Planetology, mereka mengukur isotop hidrogen, deuterium, ion microprobes, menggunakan sinar ion terfokus. Rasio hidrogen deuterium menunjukkan bahwa sumber air atau jejak proses magmatik di pedalaman lapisan Bulan.
Asal Mula Air Di Bulan
Selama ini, studi tentang air di Bulan masih dianggap baru, dan banyak bebatuan belum dipelajari. Sementara itu, peneliti dari HIGP memiliki satu set sampel baru yang dibawa Apollo NASA dan akan mempelajarinya beberapa bulan ke depan untuk mencari petunjuk tambahan tentang kehidupan awal Bumi dan Bulan.
Air yang terperangkap di vulkanik atau zat kimia terikat dalam butiran mineral batuan bulan. Bebatuan yang berasal dari beberapa daerah pedalaman bulan diduga mengandung lebih banyak air daripada batuan wilayah lain. Komposisi isotop hidrogen pada air juga bervariasi beberapa wilayah, bahkan jauh lebih dramatis daripada air di Bumi.
Bulan terbentuk dari dampak tabrakan planet Bumi dan planet berukuran Mars. Terbentuk dari puing-puing yang tersisa ketika benda raksasa seukuran Mars menghantam Bumi sekitar 4,5 juta tahun lalu. Ilmuwan telah lama memperkirakan panas dari dampak peristiwa akan mengakibatkan hidrogen dan unsur volatil lain mendidih dan terlepas ke angkasa. Air di Bulan diaggap sebagai fitur pelacak yang pada saat tercipta bersuhu panas, sebagian gas berupa silikat, sebagian magma yang mengelilingi Bumi berada di Bulan setelah dampak tersebut.
Sumber air di Bulan memiliki implikasi penting dalam menentukan sumber air bumi. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu, air di Bulan diperoleh dari Bumi selama terjadinya tabrakan planet, atau air di Bulan telah ditambah dari komet dan asteroid. Atau mungkin saja air di Bulan berasal dari kombinasi keduanya.
Ketika air pertama kali ditemukan pada sampel bulan tahun 2008, ilmuwan tidak meyakini bahwa batu itu mengandung air. Hal ini diperkuat pada tahun 1984, dimana teori menyebutkan bahwa Bulan terbentuk dari tabrakan dua planet yang menyebabkan hilangnya bahan kimia yang mudah menguap.
Menurut Katharine Robinson, pada dasarnya apa pun yang terjadi dengan Bulan juga terjadi pada Bumi. Robinson dan G Jeffrey Taylor berasal dari UHM Hawaii Institute of Geophysics And Planetology, mereka mengukur isotop hidrogen, deuterium, ion microprobes, menggunakan sinar ion terfokus. Rasio hidrogen deuterium menunjukkan bahwa sumber air atau jejak proses magmatik di pedalaman lapisan Bulan.
Asal Mula Air Di Bulan
Selama ini, studi tentang air di Bulan masih dianggap baru, dan banyak bebatuan belum dipelajari. Sementara itu, peneliti dari HIGP memiliki satu set sampel baru yang dibawa Apollo NASA dan akan mempelajarinya beberapa bulan ke depan untuk mencari petunjuk tambahan tentang kehidupan awal Bumi dan Bulan.
Air yang terperangkap di vulkanik atau zat kimia terikat dalam butiran mineral batuan bulan. Bebatuan yang berasal dari beberapa daerah pedalaman bulan diduga mengandung lebih banyak air daripada batuan wilayah lain. Komposisi isotop hidrogen pada air juga bervariasi beberapa wilayah, bahkan jauh lebih dramatis daripada air di Bumi.
Bulan terbentuk dari dampak tabrakan planet Bumi dan planet berukuran Mars. Terbentuk dari puing-puing yang tersisa ketika benda raksasa seukuran Mars menghantam Bumi sekitar 4,5 juta tahun lalu. Ilmuwan telah lama memperkirakan panas dari dampak peristiwa akan mengakibatkan hidrogen dan unsur volatil lain mendidih dan terlepas ke angkasa. Air di Bulan diaggap sebagai fitur pelacak yang pada saat tercipta bersuhu panas, sebagian gas berupa silikat, sebagian magma yang mengelilingi Bumi berada di Bulan setelah dampak tersebut.
Sumber air di Bulan memiliki implikasi penting dalam menentukan sumber air bumi. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu, air di Bulan diperoleh dari Bumi selama terjadinya tabrakan planet, atau air di Bulan telah ditambah dari komet dan asteroid. Atau mungkin saja air di Bulan berasal dari kombinasi keduanya.
Ketika air pertama kali ditemukan pada sampel bulan tahun 2008, ilmuwan tidak meyakini bahwa batu itu mengandung air. Hal ini diperkuat pada tahun 1984, dimana teori menyebutkan bahwa Bulan terbentuk dari tabrakan dua planet yang menyebabkan hilangnya bahan kimia yang mudah menguap.
No comments:
Post a Comment