Bencana besar tidak hanya terjadi sekali, ilmuwan telah menemukan beberapa bukti kuat yang menjelaskan kepunahan massal pertama telah dimulai sejak 5 juta tahun lalu. Temuan ini berdasarkan penelitian letusan vulkanik Kalkarindji, diperkirakan daerah vukanik setara wilayah Australia Barat.
Analisis ini diterbitkan dalam jurnal Geology, dimana Professor Fred Jourdan bersama dengan rekannya menggunakan teknik penanggalan radioaktif dalam mengukur usia letusan vulkanik Kalkarindji. Diperkirakan letusan lava menutupi areal seluas 2 juta kilometer persegi di Northern Territory dan Australia Barat.
Letusan Vulkanik Kalkarindji Australia 5 Juta Tahun Lalu
Ilmuwan asal Curtin University menjelaskan hasil penelitianya, bahwa letusan gunung berapi Kalkarindji di Australia sekitar 510 juta tahun yang lalu secara signifikan telah mempengaruhi perubahan iklim. Letusan vulkanik Kalkarindji menyebabkan kepunahan massal pertama yang dikenal dalam sejarah kehidupan spesis.
Dr Jourdan dan timnya membuktikan letusan vulkanik telah terjadi pada waktu yang sama dengan kepunahan massal periode Cambrian Awal sekitar 510-511 juta tahun yang lalu. Letusan ini dianggap para ilmuwan sebagai kepunahan massal pertama yang memusnahkan kehidupan multiselular. Dr jourdan mengatakan, kepunahan massa pertama telah memusnahkan 50 persen spesies dan terkait dengan perubahan iklim serta penipisan oksigen di lautan. Tetapi mekanisme yang menyebabkan perubahan iklim masih belum diketahui hingga saat ini.
Tidak hanya itu, ilmuwan juga menemukan bahwa letusan vulkanik Kalkarindji sama persis seperti yang terjadi pada periode kepunahan Kambrium. Pengukuran penipisan sulfur dioksida pada batuan vulkanik menunjukkan bahwa sulfur terlempar ke atmosfer selama terjadinya letusan. Sebagai perbandingan, ketika gunung berapi Pinatubo meletus pada tahun 1991, debit sulfur dioksida yang dihasilkan menurunkan rata-rata suhu global selama beberapa tahun setelah letusan.
Seandainya letusan kecil seperti yang terjadi pada gunung Pinatubo dapat mempengaruhi iklim global, bagaimana efek letusan vulkanik Kalkarindji yang luasnya setara dengan ukuran negara bagian Australia Barat?
Ilmuwan kemudian membandingkan letusan vulkanik Kalkarindji dengan vulkanik daerah lain, proses yang paling mungkin terjadi kepunahan massal adalah osilasi iklim yang cepat dipicu letusan gunung berapi yang memancarkan sulfur dioksida sekaligus memuntahkan gas rumah kaca metana dan karbon dioksida.
Korelasi kronologis yang ditemukan sangat sempurna antara besar letusan gunung berapi dan pergeseran iklim serta kepunahan massal sepanjang sejarah kehidupan selama 550 juta tahun terakhir. Dr Jourdan mengatakan, osilasi iklim yang cepat dihasilkan letusan vulkanik Kalkarindji akan membuat sulit berbagai spesies untuk beradaptasi. Pada akhirnya akan mengakibatkan kematian, dan penelitian ini untuk lebih memahami lingkungan yang terjadi saat ini.
Analisis ini diterbitkan dalam jurnal Geology, dimana Professor Fred Jourdan bersama dengan rekannya menggunakan teknik penanggalan radioaktif dalam mengukur usia letusan vulkanik Kalkarindji. Diperkirakan letusan lava menutupi areal seluas 2 juta kilometer persegi di Northern Territory dan Australia Barat.
Letusan Vulkanik Kalkarindji Australia 5 Juta Tahun Lalu
Ilmuwan asal Curtin University menjelaskan hasil penelitianya, bahwa letusan gunung berapi Kalkarindji di Australia sekitar 510 juta tahun yang lalu secara signifikan telah mempengaruhi perubahan iklim. Letusan vulkanik Kalkarindji menyebabkan kepunahan massal pertama yang dikenal dalam sejarah kehidupan spesis.
Dr Jourdan dan timnya membuktikan letusan vulkanik telah terjadi pada waktu yang sama dengan kepunahan massal periode Cambrian Awal sekitar 510-511 juta tahun yang lalu. Letusan ini dianggap para ilmuwan sebagai kepunahan massal pertama yang memusnahkan kehidupan multiselular. Dr jourdan mengatakan, kepunahan massa pertama telah memusnahkan 50 persen spesies dan terkait dengan perubahan iklim serta penipisan oksigen di lautan. Tetapi mekanisme yang menyebabkan perubahan iklim masih belum diketahui hingga saat ini.
Tidak hanya itu, ilmuwan juga menemukan bahwa letusan vulkanik Kalkarindji sama persis seperti yang terjadi pada periode kepunahan Kambrium. Pengukuran penipisan sulfur dioksida pada batuan vulkanik menunjukkan bahwa sulfur terlempar ke atmosfer selama terjadinya letusan. Sebagai perbandingan, ketika gunung berapi Pinatubo meletus pada tahun 1991, debit sulfur dioksida yang dihasilkan menurunkan rata-rata suhu global selama beberapa tahun setelah letusan.
Seandainya letusan kecil seperti yang terjadi pada gunung Pinatubo dapat mempengaruhi iklim global, bagaimana efek letusan vulkanik Kalkarindji yang luasnya setara dengan ukuran negara bagian Australia Barat?
Ilmuwan kemudian membandingkan letusan vulkanik Kalkarindji dengan vulkanik daerah lain, proses yang paling mungkin terjadi kepunahan massal adalah osilasi iklim yang cepat dipicu letusan gunung berapi yang memancarkan sulfur dioksida sekaligus memuntahkan gas rumah kaca metana dan karbon dioksida.
Korelasi kronologis yang ditemukan sangat sempurna antara besar letusan gunung berapi dan pergeseran iklim serta kepunahan massal sepanjang sejarah kehidupan selama 550 juta tahun terakhir. Dr Jourdan mengatakan, osilasi iklim yang cepat dihasilkan letusan vulkanik Kalkarindji akan membuat sulit berbagai spesies untuk beradaptasi. Pada akhirnya akan mengakibatkan kematian, dan penelitian ini untuk lebih memahami lingkungan yang terjadi saat ini.
No comments:
Post a Comment