Jibril adalah figur sentral dari kemutlakan Al-Quran. Al-Quran dipercaya sebagai hasil transmisi lengkap dan sempurna dari Jibril. Menurut umat Islam, Jibril membawa pewahyuan Allah SWT kepada Nabi terakhir, Muhammad. Sehingga Muhammad bukan siapa-siapa bila Jibril tidak mengunjunginya. Al-Quran dan Islam tidak akan ada tanpa oknum yang satu ini.
Beberapa Pertanyaan Penting
"Siapakah 'Jibril' dan Rohulqudus yang disamakan dengan Jibril? Benarkah ia sama dengan Gabriel utusan Allah yang berperan dalam Alkitab? Adakah ia memperkenalkan namanya pada Muhammad secara formal, atau setidaknya sesuai norma perkenalan? Tahukah kaum Muslim kapan Jibril memperkenalkan namanya menurut Al-Quran?
Benarkah Jibril itu Rohulqudus? Sementara Gabriel dalam Alkitab bukan Roh Kudus. Mengapa Al-Quran diwahyukan pada Muhammad harus memakai perantara Jibril? Sebelumnya, bukankah Tuhan bersabda secara langsung pada para nabi-Nya?
Menguji Roh yang Berbicara Atas Nama Allah
Ayat per ayat, kata per kata telah diturunkan Jibril yang disebut Ruhulqudus (Roh Kudus) selama 23 tahun pada Muhammad. Terhimpunlah sekitar 6240 ayat Al-Quran. Semua diterima tanpa diuji, seakan-akan Jibril mutlak pasti datangnya dari Allah!
Belasan Tahun Muhammad Tidak Tahu Nama Jibril
Bagaimana jika Jibril bukan utusan Tuhan? Sebuah misteri-besar bahwa Muhammad tidak mengenal nama malaikat pewahyunya selama dua belas tahun di Mekkah. Nama itu baru diketahuinya kelak sesudah hijrah ke Madina.
Banyak umat Muslim tidak mengetahui bahwa 85 sura (!) yang teridentifikasi diturunkan di Mekah (surat-surat Makkiyah), tidak satupun ayatnya menyebut roh pewahyu dengan nama "Jibril"! Sosok yang diklaim begitu intim dengan Muhammad, justru namanya tersembunyi selama belasan tahun.
Beraneka Nama Lain Jibril
Dalam kegamangan akan namanya, Muhammad selalu menyebut roh itu dengan nama berbeda. Al-Quran mencatat setidaknya ada belasan istilah dari 29 kali penyebutannya. Sebutan ruh (roh) yang berubah-ubah ini menunjukkan ketidak-pastian Muhammad akan oknum agen-pewahyunya!
Ruh, ruh-Ku, Ruh-Nya, ruh Kami, ruh dari Kami, Ruhulqudus, Ruhul Amin, Malaikat dengan wahyu atas perintah-Nya, (Ruh Perintah-Nya). Juga dipakai 'Ruh dengan perintah Kami,' rasul karim, syadid al-quwa, dzu mirrah dan "para malaikat" (dalam bentuk jamak) sebagai agen pewahyu.
Terakhir barulah muncul nama Jibril sebanyak tiga kali dalam Al-Quran. Pada ayat Qs 2:97, 98 dan Qs 66:4. [Perhatikan , di luar ini nama Jibril hanyalah tambahan penterjemah, yang tidak terdapat di bahasa aslinya.] tanda-tanya Sosok yang Misterius
Muhammad tidak mengenal dan tidak pernah menguji, siapakah ruh yang mencekiknya di Gua Hira. Dia merasa bingung apakah ruh itu berasal dari Tuhan atau setan. Sebab tidak memperkenalkan namanya, juga tidak menyapa Muhammad dengan nama.
Berbeda dengan yang dilakukan Tuhan Yahwe ketika pertama kali menyapa Musa, Zakharia dan Maria. Masing-masing disapa dengan namanya, sebagai bukti Tuhan Maha-tahu.
Sebaliknya, ruh di Gua Hira itu hanya mencekik dan memaksa Muhammad dengan seruan "Iqra" (bacalah!). Bukankah ruh jahat juga dapat berbuat hal yang persis sama mencekik dan menteror targetnya, bahkan lebih?
Teolog Islam dan Nama Jibril
Teolog Islam bersilang pendapat. Mereka tidak tahu persis kapan Muhammad mulai memastikan, ruh misterius itu utusan Allah. Terlebih kapan ia mulai disebut sebagai "Jibril."
Memang ada hadits (muncul hampir 200 tahun setelah Al-Quran) yang menyebutkan nama Jibril di awal kenabian Muhammad. Tentu itu hanyalah tambahan (susulan setelah Al-Quran), ditulis belakangan setelah ada fakta. Sebab, Jibril sendiri baru memperkenalkan namanya secara wahyu, setelah di Medina.
Pandangan Waraqah bin Naufal, Orang Nasrani
Lewat pandangan pribadi dari sepupu Khadijah, yaitu Waraqah bin Naufal yang Nasrani, ruh tersebut ditafsirkan sebagai "Namus," yang berarti "rahasia" atau "hukum" (Shahih Bukhari no.3). Ketika ia berspekulasi bahwa itu adalah Namus dan bukan Gabriel (sosok historis yang definitif dalam Injil), maka kita mempunyai alasan kuat untuk berkata, roh tersebut memang bukan Gabriel. Melainkan "Namus" versi Waraqah sendiri!
Muhammad Gamang, Siapakah Ruh Misterius Itu?
Sebaliknya Muhammad tetap gamang dan tidak mempunyai konklusi. Ruh yang misterius itu tetap membungkam namanya. Hingga kelak Muhammad mendapatinya dari sumber lain (bukan dari yang empunya nama). Yaitu tatkala dia berada di Medina dan berhubungan dengan banyak orang Yahudi!
Muhammad yang mengaku sebagai Rasul Allah, sering diperolok dan dites orang-orang Yahudi tentang ruh itu. Muhammad juga tidak pernah melihat ruh itu melakukan mujizat. Untuk menutupi ketidak-pastiannya, Muhammad menjawab, "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, 'Ruh itu adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit'" (Qs. 17:85). Dengan kata lain, ruh itu hanya urusan Tuhan. Muhammad menghindar dengan tidak berurusan!
Gabriel Dalam Alkitab
Sejarah kenabian Yahudi sudah mengenal nama malaikat Gabriel, seribu tahun sebelum Muhammad. Juga di zaman nabi Daniel, dan digaungkan lebih jauh di era Zakharia dan Maria. Gabriel memperkenalkan nama dan jati dirinya sebagaimana layaknya. Tanpa misteri! "Akulah Gabriel yang melayani Tuhan dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau" (Injil, Rasul Lukas 1:19).
Gabriel sejati bukan hanya mengklaim, tetapi sekaligus menunjukkan otoritas dan berita kebenaran yang dibawanya dari Tuhan. Dia berkuasa bernubuat dan bermujizat, tanda ia dari Tuhan. Dia menubuatkan isteri Zakharia yang mandul dan Maria yang masih perawan akan hamil. Mukjizat pun terjadi sesuai nubuatnya. Tidak ada kerancuan, apakah ini ruh jahat atau utusan Tuhan.
Jibril Bukan Roh Kudus
Jibril tidak pernah mengaku sebagai Roh Kudus. Roh Kudus tidak pernah mengklaim sebagai Jibril! Al-Quran hanya memuat tiga ayat tentang "Jibril" dan empat ayat tentang "Ruhulqudus". Mudah bagi kita membandingkan dan memeriksa kebenaran kedua ayat ini. Yaitu Qs. 2:97, 98, 66:4 versus 2:87, 253; 5:110; 16:102. Dalam tujuh ayat tersebut, Allah sama-sekali tidak mengidentikkan sosok Jibril dengan Rohulqudus.
Pakar Muslim menyamakan Rohulqudus dengan Jibril, semata-mata karena keduanya dapat "menurunkan wahyu" Allah (sebagai agen pewahyu). Padahal aktifitas itupun termasuk peran Tuhan dan setan. Tuhan bisa langsung berwahyu, sementara setan bisa menyelipkan ayat-ayat setannya! (Qs 22:52-53). Toh keduanya tidak disebut "Jibril".
Sebenarnya, untuk mencari tahu hubungan urusan dengan Ruh, Muhammad telah diberi dua rumusan yang tertulis dalam Al-Quran. Bahwa Ruh itu urusan Tuhan! Dan bila ada keraguan akan wahyunya, dapat dirujuk pada Alkitab (QS. 17:85 dan 10:94).
Roh Kudus Kekal, Bukan Mahluk Ciptaan
Alkitab memberitahu secara jelas, Roh Kudus bukan mahluk ciptaan. Ia adalah oknum integral keilahian Tuhan, yang ada sejak semula. Bersatu dan bersama Tuhan (Taurat, Kitab Kejadian 1:1-2). Ia tri-senyawa yang keluar dari Bapa. Sama seperti Firman yang berasal dari atas, juga keluar dari Bapa, nuzul ke dunia menjadi "Kalimatullah" dalam sosok Yesus (Injil, Rasul Besar Yohanes.15:26, 8:42, 1:1, 14).
Roh Kudus itulah Penolong yang menyertai umat-Nya sampai kekal. Dengan sifat kemaha-hadiran yang tidak dimiliki Gabriel sebagai mahluk. Dalam Kitab Mazmur 139:7-8 Daud berkata, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau"
Roh Allah Yang Maha-Hadir, Bukan Jibril
Ingatlah, Roh Allah Maha-Hadir, tetapi bukan Jibril.
Kita membaca, Isa Al-Masih yang dikandung dari Kalimat dan Roh Allah senantiasa diperkuat Rohulqudus / Jibril (Qs 4:171; 5:110). Sedangkan Nabi Yahya semasa bersama Isa Al-Masih tentu juga diwahyui Roh Jibril yang sama. Jadi, apakah Jibril bisa berada dalam Isa dan Yahya sekaligus?
Maryam, ketika sedang mengandung Isa dalam rahimnya (keduanya disertai Roh Allah / Rohulqudus / Jibril) masih dikunjungi oleh "Jibril lain" yang berseru kepadanya dari luar rahimnya, yaitu "dari tempat yang rendah" (Qs 19:24).
Jadi Jibril mana lagi yang bisa sekaligus ada di dalam dan di luar rahim Maryam, juga sekaligus berada dalam Isa dan Yahya?
Roh Perlu Perlu Diuji
Al-Quran menutup pengujian atas "roh" Jibril oleh manusia. Dengan pendalilan bukan termasuk wilayah urusan mereka. "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" (Qs.17:85).
Alkitab memberi pesan yang berbeda. Dalam setiap pertarungan roh -- apapun manifestasinya -- selalu terjadi pertarungan diantara dua "Bapa". Yaitu Bapa Sorgawi (Injil, Rasul Besar Matius 6:9) dan "Bapa Segala Dusta" (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:44).
Bapa Sorgawi memerintah kita untuk tidak percaya begitu saja pada setiap roh. Roh penipu terlalu licik dan gampang memperdaya manusia yang kurang mengerti sepak-terjangnya. Itulah sebabnya Tuhan mengharuskan kita untuk menguji. Apakah roh itu benar datang dari Tuhan atau tidak. Alkitab berkata, "Iblis pun menyamar sebagai Malaikat Terang" (Injil, Surat 1 Yoh.4:1, 2 Korintus.11:14).
Kesimpulan Akhir
Ruh Jibril yang dikatakan intim dengan Muhammad selama 20-an tahun, ternyata tidak memperkenalkan diri dengan semestinya. Delapan puluh lima (85) surat Makkiyah tidak satupun memunculkan nama Ruh ini. Setelah belasan tahun Muhammad menerima wahyu, barulah mengenal Jibril.
Gabriel abad kesatu dan Jibril abad ketujuh serta Rohulqudus, sungguh tidak ada kesamaan oknum. Al-Quran dan Hadis tidak mempunyai solusi untuk menjelaskan ketiganya. Namun Alkitab mendudukkan Rohulqudus dan Gabriel berbeda. Oknum yang misterius dan tidak berortoritas seperti Jibril itu, tidak akan pernah menjadi utusan Tuhan.
Berita Terpenting Yang Pernah Disampaikan Gabriel
Menurut Injil, tugas terpenting yang pernah dilakukan Gabriel adalah memberitahu Nabi Zakaria serta Maryam tentang penjelmaan Isa Al-Masih.
Memberitakan Kabar Baik tentang kedatangan Kalimat Allah yang menggemparkan dunia, memang perlu diserahkan kepada Gabriel. Sebab Allah rindu kita mengetahui maksud kedatangan Isa Al-Masih secara lebih mendalam!
No comments:
Post a Comment