Seketika lamanya pengaruh Yohanes Pembaptis atas bangsa itu sudah lebih besar daripada pengaruh penghulu‑penghulu, imam‑imam, atau raja‑rajanya. Sekiranya ia mengumumkan dirinya sebagai Mesias, serta mengobarkan suatu pemberontakan terhadap kerajaan Roma, maka imam‑imam dan bangsa itu sudah pasti datang berduyun‑duyun ke bawah panjinya. Setiap pertimbangan yang menarik bagi cita‑cita para pemenang dunia, sedia hendak didesakkan oleh setan kepada Yohanes Pembaptis. Tetapi dengan bukti yang ada di hadapannya akan kuasanya, ia telah tetap menolak sogokan yang besar itu. Perhatian yang telah ditujukan kepadanya itu, sudah disalurkan kepada Oknum yang lain.
Sekarang ia melihat arus kepopuleran beralih dari dirinya sendiri kepada Juruselamat. Hari demi hari para pengikutnya makin berkurang. Ketika Yesus datang dari Yerusalem ke daerah di sekitar Yarden, orang banyak datang berduyun‑duyun hendak mendengar Dia. Jumlah murid‑murid‑Nya kian bertambah setiap hari. Banyak yang datang untuk baptisan, dan karena Kristus Sendiri tidak membaptiskan, la mensahkan pelaksanaan upacara itu oleh murid‑murid‑Nya. Demikianlah la menaruh meterai‑Nya atas tugas penganjur‑Nya itu. Tetapi murid‑murid Yohanes memandang dengan rasa cemburu kepada kepopuleran Yesus yang makin bertambah itu. Mereka selalu siap untuk mengecam pekerjaan‑Nya, dan tidak lama kemudian mereka mendapat kesempatan untuk itu. Suatu pertanyaan timbul di antara mereka dan orang‑orang Yahudi tentang apakah baptisan itu dapat membersihkan jiwa dari dosa; mereka menandaskan bahwa baptisan Yesus pada pokoknya berbeda dengan baptisan Yohanes. Tidak lama kemudian mereka pun sudah berbantah dengan murid‑murid Kristus mengenai susunan kata yang pantas digunakan pada waktu baptisan, dan akhirnya tentang hak murid‑murid Kristus untuk membaptiskan.
Murid‑murid Yohanes datang kepadanya dengan pengaduan mereka dengan berkata, "Ya rabbi, ada pun orang yang dengan tuan di seberang Yarden, dan yang tuan beri kesaksian akan hal‑Nya, Ia pun membaptiskan orang dan semuanya orang pergi mendapatkan Dia." Oleh ucapan ini, setan membawa penggodaan kepada Yohanes. Meskipun tugas Yohanes nampaknya sudah hampir berakhir, masih juga mungkin baginya untuk menghalang‑halangi pekerjaan Kristus. Sekiranya ia telah merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, serta menyatakan dukacita atau rasa kecewa karena ia diganti, maka sudah pasti ia menaburkan benih perselisihan, menganjurkan iri hati dan cemburu, dan sungguh‑sungguh merintangi kemajuan Injil.
Yohanes dalam sifatnya memiliki berbagai kesalahan dan kelemahan yang biasa pada manusia, tetapi jamahan kasih Ilahi telah mengubahkan dia. Ia tinggal dalam suatu suasana yang tidak dicemarkan oleh sifat mementingkan diri dan sifat suka mencari nama, dan jauh di atas racun kecemburuan. Ia tidak menyatakan simpati terhadap perasaan tidak puas di pihak murid‑muridnya itu, melainkan menunjukkan betapa jelas ia mengerti hubungannya dengan Messias, dan betapa senang hatinya menyambut Dia yang baginya ia telah menyediakan jalan.
Katanya, "Seorang pun tiada yang dapat mengambil barang suatu perkara, jikalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri juga menjadi saksi, bahwa kataku: Bukan aku ini Kristus, melainkan aku disuruhkan dahulu daripada‑Nya. Ada pun yang empunya pengantin perempuan,yaitu mempelai laki‑laki, tetapi sobat mempelai, yang berdiri mendengar akan dia itupun bersuka cita hatinya, sebab ia mendengar bunyi suara mempelai itu; demikian pun kesukaanku telah sempurnalah." Yohanes menggambarkan dirinya sebagai sahabat yang bertindak sebagai pesuruh antara dua sejoli yang bertunangan menyediakan jalan untuk pernikahan. Setelah mempelai lelaki itu menerima mempelai perempuannya, maka tugas sahabat itu pun selesailah sudah. Ia bergembira dalam sukacita orang‑orang yang persatuannya telah diusahakan olehnya. Demikianlah Yohanes telah dipanggil untuk mengalihkan perhatian orang banyak kepada Yesus, dan bersukacitalah ia menyaksikan sukses pekerjaan Juruselamat itu. Katanya, ''Demikian pun kesukaanku telah sempurnalah. Patut juga Ia bertambah‑tambah, tetapi aku ini akan berkurang‑kurang."
Karena memandang dalam iman kepada Penebus, Yohanes telah naik ke puncak sifat penyangkalan diri. Ia tidak berusaha menarik orang kepada dirinya sendiri, melainkan mengangkat pikiran mereka semakin tinggi dan bertambah tinggi lagi, sampai mereka berharap pada Anak Domba Allah. Ia sendiri hanyalah suatu suara belaka, suatu suara yang berseru‑seru di padang belantara. Kini dengan kesukaan ia menerima kesunyian dan kesenyapan, supaya mata semua orang kiranya dialihkan kepada Terang hidup itu.
Orang yang setia kepada panggilannya sebagai pesuruh bagi Allah, tidak akan mencahari kehormatan bagi diri sendiri. Kasih bagi diri sendiri akan dilenyapkan oleh kasih bagi Kristus. Tidak ada persaingan akan menodai pekerjaan Injil yang indah itu. Mereka akan mengakui bahwa pekerjaan merekalah untuk memasyhurkan seperti Yohanes Pembaptis dahulukala memasyhurkan "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." Yohanes 1:29. Mereka akan meninggikan Yesus dan dengan Dia manusia akan ditinggikan. "Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamaNya dan Yang Mahakudus namaNya: 'Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk." Yesaya 57:15.
Jiwa nabi itu, yang dikosongkan daripada diri sendiri, dipenuhi dengan terang Ilahi. Sementara ia menyaksikan kemuliaan Juruselamat, ucapannya hampir menyamai ucapan yang dikatakan Kristus sendiri dalam wawancara‑Nya dengan Nikodemus. Yohanes berkata, "Ada pun Yang turun dari atas Ia lebih dari semuanya.... Karena orang yang telah disuruhkan Allah yaitu mengatakan sabda Allah, sebab dikaruniakan Allah kepada‑Nya Roh dengan tiada perhinggaan. Kristus dapat mengatakan, "Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku." Kepada‑Nya dikatakan, "Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman sekutu-Mu." Yohanes 5:30; Ibrani 1:9. Bapa mengaruniakan "dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan."
Demikian juga halnya dengan para pengikut Kristus. Kita dapat menerima terang surga hanya kalau kita suka dikosongkan dari diri sendiri. Tidak akan dapat kita mengerti tabiat Allah, atau menerima Kristus oleh irnan, kecuali kita suka menaklukkan setiap pikiran kita untuk menurut kehendak Kristus. Kepada semua orang yang berbuat demikian, Roh Suci dikaruniakan "seluruh kepenuhan ke Allahan." Di dalam Kristus "dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia." Kolose 2:9, 10.
Murid‑murid Yohanes telah mengatakan bahwa semua orang datang kepada Kristus; tetapi dengan pengertian yang lebih terang, Yohanes berkata, "Seorang pun tiada yang menerima kesaksian‑Nya itu;" begitu sedikit orang yang bersedia untuk menerima Dia sebagai Juruselamat dari dosa. Tetapi "barang siapa yang menerima kesaksian‑Nya yaitu memeteraikan bahwa Allah benar adanya." "Barang siapa yang percaya akan Anak itu, padanya juga adalah hidup yang kekal." Tidak perlu ada persengketaan mengenai apakah baptisan Kristus atau Yohanes menyucikan dari dosa. Rahmat Kristuslah yang memberikan hidup kepada jiwa. Terpisah dari Kristus, maka baptisan, seperti upacara yang lain mana pun, adalah upacara yang tak mengandung arti, "Barang siapa yang tidak menurut perintah Anak itu, yaitu tak dapat melihat hidup."
Berhasilnya pekerjaan Kristus, yang telah disambut oleh Yohanes Pembaptis itu dengan kegembiraan yang begitu besar, dilaporkan juga kepada para pembesar di Yerusalem. Imam‑imam dan rabbi‑rabbi telah merasa cemburu akan pengaruh Yohanes ketika mereka melihat orang banyak meninggalkan rumah sembahyang dan pergi berduyun‑duyun ke padang belantara; tetapi di sini ada pula Orang yang memiliki kuasa yang lebih besar lagi untuk menarik khalayak ramai. Para pemimpin bangsa Israel itu tidak sudi mengatakan bersama dengan Yohanes, "Patutlah Ia juga bertambah‑tambah, tetapi aku ini akan berkurang‑kurang." Mereka itu bangkit dengan suatu tekad yang baru untuk mengakhiri pekerjaan yang sedang menarik orang banyak itu daripada mereka.
Yesus tahu bahwa mereka akan berusaha sedapat‑dapatnya untuk menimbulkan perpecahan antara murid‑murid‑Nya sendiri dan murid‑murid Yohanes. Ia tahu bahwa badai sedang datang yang akan menyapu salah seorang nabi yang terbesar pernah diberikan kepada dunia ini. Karena ingin hendak menghindarkan segala kesempatan untuk salah pengertian atau perselisihan paham, la menghentikan pekerjaan‑Nya dengan diam‑diam lalu pergi ke Galilea. Kita pun juga, sementara setia kepada kebenaran, haruslah berusaha menghindarkan segala sesuatu yang dapat menimbulkan perselisihan dan salah pengertian. Sebab bila saja semuanya ini timbul, akibatnya ialah hilangnya jiwa‑jiwa. Bila saja timbul keadaan yang mengancam untuk menyebabkan perpecahan, haruslah kita mengikuti teladan Yesus dan Yohanes Pembaptis itu.
Yohanes telah dipanggil untuk memimpin sebagai seorang pembaharu. Oleh karena ini, murid‑muridnya ada dalam bahaya mengarahkan perhatian mereka kepadanya, dengan merasa bahwa sukses pekerjaan itu tergantung pada segala usahanya, lalu lupa bahwa ia hanyalah suatu alat yang digunakan Allah dalam pekerjaan‑Nya. Akan tetapi pekerjaan Yohanes tidaklah cukup untuk meletakkan dasar sidang Kristen. Setelah ia melaksanakan tugasnya, satu pekerjaan yang lain harus dilakukan, yang tidak dapat dilaksanakan oleh kesaksiannya. Murid‑muridnya tidak mengerti akan hal ini waktu mereka melihat Kristus datang untuk mengambil pekerjaan itu, mereka merasa cemburu dan kecewa.
Bahaya yang sama masih ada sekarang. Allah memanggil seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu; dan setelah pekerjaan itu dilakukannya sejauh yang sanggup dilakukannya, Tuhan membawa orang‑orang lain pula, untuk melakukannya lebih jauh lagi. Tetapi, seperti halnya dengan murid‑murid Yohanes, banyak orang yang merasa bahwa sukses pekerjaan itu tergantung pada pengerja yang terdahulu itu. Perhatian ditujukan kepada manusia gantinya kepada Tuhan, perasaan cemburu masuk, lalu pekerjaan Allah pun ternodalah. Orang yang dengan demikian dihormati berlebih‑lebihan itu, tergoda untuk memelihara kepercayaan pada diri sendiri. Ia tidak menyadari persandarannya kepada Allah. Orang diajar untuk bersandar pada manusia untuk mendapat bimbingan dan dengan demikian mereka terjerumus ke dalam kekeliruan, dan tersesat jauh dari Allah.
Pekerjaan Allah hendaknya jangan memakai peta dan ukiran manusia. Kadang‑kadang Tuhan akan menggunakan alat‑alat yang lain, yang olehnya maksud‑Nya dapat dilaksanakan sebaik‑baiknya. Berbahagialah mereka yang sudi bila dirinya direndahkan, dengan berkata bersama Yohanes Pembaptis, "Patut Ia juga bertambah‑tambah, tetapi aku ini akan berkurang‑kurang."
No comments:
Post a Comment