Sabat telah disucikan pada waktu kejadian. Sebagaimana telah dijadikan bagi manusia, akan ada asal mulanya apabila "pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai." Ayub 38: 7. Damai di seluruh dunia; karena bumi adalah bersesuaian dengan surga. "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik;" dan Dia berhenti dalam kesukaan setelah sempurna dijadikan‑Nya. Kejadian 1:31.
Oleh karena Ia telah berhenti pada hari Sabat, "Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya,"—diasingkan untuk disucikan. Diberikan‑Nya kepada Adam untuk hari perhentian. Itulah peringatan pekerjaan penciptaan, dan menjadi tanda kuasa Allah dan kasih‑Nya. Alkitab berkata, "Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan," menyatakan "Sebab apa yang tidak nampak daripada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya." Kejadian 2:3; Mazmur 111:4; Roma 1:20.
Segala sesuatu telah dijadikan oleh Anak Allah. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah. . . . Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun dijadikan." Yohanes 1:1‑3. Dan karena Sabat itu menjadi peringatan akan penciptaan, tentu itu adalah tanda dari kasih dan kuasa Kristus.
Sabat menarik pikiran kita pada alam, dan membawa kita kepada perhubungan dengan Khalik. Dalam nyanyian burung‑burung, gemerisik pohon‑pohon, dan musik pada telinga kita masih boleh mendengar suara‑Nya yang berbicara dengan Adam di taman Eden pada waktu angin siliran. Dan sementara kita melihat kuasa‑Nya di dalam alam kita beroleh penghiburan, karena Kalam yang menjadikan segala sesuatu yang memberikan hidup kepada jiwa. Karena Allah yang sudah berfirman "Dari dalam gelap akan terbit terang!, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus." 2 Korintus 4:6.
Itulah yang menerbitkan nyanyian ini:
"Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya Tuhan, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai. Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya Tuhan, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu." —Mazmur 92:5, 6.
Dan Roh Suci melalui nabi Yesaya mengatakan: "Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?. . . Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan? Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi, yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!.... Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: 'Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?' Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah. . . . Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." "Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, haiujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain." Inilah kabar yang dituliskan di dalam alam, di mana Sabat itu telah ditentukan untuk dipeliharakan dan harus diingat. Apabila Allah memanggil Israel menyucikan Sabat‑Nya, Ia berkata "sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Allahmu."—Yesaya 40:18‑29; 41: 10; 45:22; Yehezkiel 20:20, (R. V.).
Sabat adalah termasuk di dalam hukum yang diberikan di Torsina; tetapi bukannya itu pernyataan yang pertama tentang hari perhentian. Umat Israel telah mengetahuinya sebelum datang di Torsina. Di dalam perjalanan ke sana Sabat itu telah dipelihara. Jika ada yang menajiskannya, Allah memperbaiki mereka dengan mengatakan "Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku?" Keluaran 16:28.
Hari Sabat bukannya hanya untuk orang Israel saja, tetapi untuk dunia. Hukum itu telah diumumkan kepada manusia di taman Eden dan mempunyai keharusan yang tidak akan binasa, sebagaimana halnya dengan sepuluh hukum. Dari hukum itu di mana hukum keempat adalah salah satu diantaranya, Kristus berkata, "Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat." Selama langit dan bumi ada, hari Sabat akan tetap menjadi tanda daripada kuasa Khalik. Dan apabila Eden akan kembali memberikan kembangnya di atas dunia, maka hari Sabat Tuhan yang suci akan dimuliakan oleh seluruhnya yang ada pada naungan Matahari. "Sabat berganti Sabat" penghuni dunia yang telah dibaharui itu akan naik "sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Tuhan." Matius 5: 18; Yesaya 66:23.
Tidak ada peraturan lain yang diberikan kepada orang Yahudi yang membedakan mereka daripada bangsa‑bangsa sekelilingnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Sabat. Tuhan merencanakan bahwa pemeliharaannya harus menyatakan mereka sebagai penyembah Allah. Itu adalah tanda perceraian mereka daripada berhala, dan menjadi hubungan mereka dengan Allah. Akan tetapi untuk menyucikan hari Sabat, manusia sendiri harus suci. Melalui iman mereka harus mengambil bahagian dalam kebenaran Kristus. Pada waktu hukum itu diberikan kepada orang Israel "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat", Allah berfirman kepada mereka juga, "Haruslah kamu menjadi orang-orang kudus bagi-Ku."—Keluaran 20:8; 22:31. Hanya dengan demikian, maka Sabat itu membedakan Israel sebagai penyembah Allah.
Pada waktu Israel memisahkan diri dari Tuhan, dan telah gagal akan kebenaran Kristus oleh iman mereka, hari Sabat itu telah kehilangan artinya bagi mereka. Setan berusaha meninggikan dirinya dan menarik manusia jauh dari Kristus, dan bekerja memalsukan Sabat, sebab itu adalah tanda kuasa Kristus. Para pemimpin Yahudi melaksanakan kehendak Setan dengan mengelilingi hari perhentian Tuhan dengan tuntutan pikulan yang berat. Pada zaman Yesus, hari Sabat telah diputarbalikkan sehingga pemeliharaannya mencerminkan sifat mementingkan diri sendiri dan sekehendak hati daripada tabiat Bapa yang penuh cinta. Rabbi‑rabbi pada hakekatnya mewakili Allah dalam memberikan hukum yang tidak mungkin diturut oleh manusia. Mereka mengajak bangsa itu memandang kepada Allah sebagai orang bengis, dan berpikir bahwa pemeliharaan Sabat yang dituntut oleh Tuhan, telah menjadikan manusia keras hati dan bengis. Adalah pekerjaan Kristus untuk menjernihkan salah pengertian itu. Sekali pun rabbi‑tabbi mengikut Dia dengan permusuhan yang kejam, Ia tidak pernah memperlihatkan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan‑tuntutan mereka, tetapi menyatakan dengan jelas yakni memelihara Sabat menurut hukum Alhh.
Pada suatu hari Sabat, sementara Yesus dan murid‑murid‑Nya kembali dari tempat perbaktian, mereka melalui ladang gandum yang sudah masak. Yesus telah meneruskan pekerjaan‑Nya sehingga terlambat, dan sementara melalui ladang itu, murid‑murid‑Nya mulai memetik gandum, dan makan butir gandum setelah memerasnya di tangan mereka. Pada hari lain perbuatan yang sedemikian tidaklah membangkitkan komentar, karena seorang lalu dari ladang gandum, kebun buah‑buahan, atau kebun anggur adalah bebas mengambilnya seberapa banyak ia dapat makan. Lihat Ulangan 23:24, 25. Tetapi berbuat demikian pada hari Sabat adalah perbuatan yang menajiskan. Bukan saja pemetikan gandum disebut menyabit, tetapi juga memerasnya di tangan adalah sebagai pekerjaan menuai. ladi, pada pemandangan rabbi‑rabbi itu adalah pelanggaran rangkap dua.
Mata‑mata langsung mengkritik kepada Yesus, katanya: "Lihatlah murid‑murid‑Mu itu berbuat yang tidak halal diperbuat pada hari Sabat."
Pada waktu dituduh melanggar Sabat di Baitesda, Yesus melindungi diri‑Nya dengan menyatakan bahwa la adalah Anak Allah, dan menunjukkan bahwa Ia bekerja bersama‑sama dengan Bapa. Sekarang karena murid‑murid diserang, diminta‑Nya para penuduh‑Nya mengambil contoh dari Perjanjian Lama, pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang bekerja dalam Tuhan pada hari Sabat.
Guru‑guru orang Yahudi menyombongkan pengetahuan mereka akan Alkitab, dan di dalam jawaban Juruselamat adalah teguran yang langsung atas kebodohan mereka tentang firman Allah yang suci. "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya . . . padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" "Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat." "Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah." "Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." Lukas 6:3, 4; Markus 2:27, 28; Matius 12:5, 6.
Kalau Daud diperkenankan untuk mengenyangkan perut yang sudah lapar oleh memakan roti yang sudah diasingkan itu, maka diperkenankan puh murid‑murid memenuhi keperluan mereka oleh memetik gandum pada hari Sabat. Lagi pula, imam‑imam bekerja lebih banyak pada hari Sabat daripada hari‑hari yang lain. Sama seperti pekerjaan dunia adalah dosa; tetapi pekerjaan imam‑imam itu adalah pelayanan kepada Tuhan. Mereka tengah melaksanakan upacara itu yang menunjukkan keselamatan oleh kuasa Kristus, dan pekerjaan mereka adalah sepadan dengan rencana hari Sabat. Tetapi sekarang Kristus sendiri telah datang. Murid‑murid dalam melakukan pekerjaan Kristus, sedang melakukan pekerjaan Allah, yang perlu untuk menggenapi pekerjaan itu adalah baik diperbuat pada hari Sabat.
Kristus sedianya mengajar murid‑murid‑Nya dan musuh‑musuh‑Nya bahwa pelayanan kepada Tuhan itu adalah yang terutama dari semua. Rencana pekerjaan Allah di dunia ini adalah keselamatan umat manusia; sebab itu apa saja yang perlu dilaksanakan pada hari Sabat dalam menggenapkan rencana ini adalah setuju dengan hukum Sabat. Yesus memahkotai perdebatan‑Nya dengan menyatakan diri‑Nya "Tuhan atas hari Sabat." Satu di atas semua pertanyaan dan di atas semua hukum. Hakim yang berkuasa ini membebaskan murid‑murid‑Nya daripada kesalahan, terhadap tuduhan pelanggaran yang sedang mereka langgar.
Yesus tidak membiarkan hal itu berlalu dengan memberikan teguran kepada musuh‑musuh‑Nya. Ia mengatakan bahwa di dalam kebutaan itu mereka telah salah akan tujuan Sabat. Ia berkata: "Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah." Matius 12:7. Adat mereka itu tidak akan mencukupkan yang kurang daripada semua kejujuran dan kasih yang lemah lembut yang menandai penyembah Allah yang benar.
Kembali Kristus mengulangi kebenaran bahwa korban‑korban mereka itu tidak berfaedah. Mereka adalah sarana dan bukan tujuannya. Tujuan mereka adalah untuk memimpin manusia kepada Juruselamat, dan dengan demikian menyesuaikan mereka dengan Allah. Adalah pelayanan oleh kasih yang dinilai oleh Allah. Jika perkara ini tidak ada, maka rentetan acara‑acara itu adalah penghinaan kepada Allah. Demikian pun dengan hari Sabat. Itu telah direncanakan untuk membawa manusia ke dalam perhubungan dengan Allah; tetapi apabila pikiran dikuasai dengan upacara‑upacara yang membosankan, tujuan Sabat sudah dirintangi. Jika hanya pemeliharaan secara lahir saja, itu adalah penghinaan.
Pada suatu Sabat yang lain, sementara Yesus masuk ke dalam kaabah, Ia melihat seorang yang mati tangan sebelah. Orang orang Parisi mengamat‑amati Dia, ingin melihat apa yang Ia akan perbuat. Juruselamat mengetahui benar bahwa dalam menyembuhkan pada hari Sabat Ia akan dituduh seorang pelanggar, tetapi Ia tidak ragu‑ragu merubuhkan tuntutan adat istiadat yang merintangi Sabat. Yesus mengundang orang yang sengsara itu berdiri dan kemudian bertanya: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Adalah peribahasa di antara orang Yahudi bahwa kegagalan berbuat baik, jika seorang mempunyai kesempatan, adalah berbuat yang jahat; melalaikan untuk menyelamatkan hidup adalah membunuh. Jadi Yesus membantah rabbi‑rabbi atas alasan mereka itu: "Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: 'Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu." Markus 3:4, 5.
Bila ditanyakan, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Yesus menjawab: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." Matius 12:10‑12.
Mata‑mata itu tidak berani menjawab Yesus di hadapan orang banyak, sebab takut jangan sampai mereka terjerumus dalam kesusahan. Mereka tahu bahwa Ia berkata yang benar. Daripada melanggar adat istiadat, mereka mau membiarkan seorang menanggung sengsara, sedang lebih baik melepaskan binatang buas sebab yang punya akan kehilangan jika itu dilalaikan. Jadi penjagaan terhadap binatang yang bisu terlebih besar daripada manusia, yang telah dijadikan menurut peta Allah. Ini menjelaskan pekerjaan segala agama palsu. Mereka bersumber dalam keinginan manusia untuk meninggikan dirinya daripada Allah, tetapi itulah yang mengakibatkan manusia direndahkan seperti binatang yang kejam yang tidak berpikir. Tiap‑tiap agama yang melawan kedaulatan Allah adalah merampas kesucian manusia pada waktu ia dijadikan, yang harus dipulihkan kembali di dalam Kristus. Tiap‑tiap agama palsu mengajarkan penganutnya melalaikan keperluan manusia, kesengsaraan, dan keadilan. Injil itu adalah tinggi nilainya kepada umat manusia sebagai bayaran darah Yesus, dan mengajarkan kelembutan bagi yang memerlukan dan musuh manusia. Tuhan berkata: Maka "Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada emas tua, dan manusia lebih jarang dari pada emas Ofir." Yesaya 13: 12.
Apabila Kristus berbalik kepada orang Parisi dengan pertanyaan apakah halal berbuat baik pada hari Sabat atau berbuat jahat, menyelamatkan atau membunuh, Ia menghadapi mereka dengan niat mereka yang jahat. Mereka telah mencari nyawanya dengan kebencian yang sangat, sedang Ia menyelamatkan banyak orang dan membawa kebahagiaan atas orang banyak. Apakah terlebih baik membunuh pada hari Sabat seperti yang sudah direncanakan mereka, ataukah menyembuhkan orang sakit seperti yang dilakukan‑Nya? Adakah lebih benar mengadakan pembunuhan dalam hati pada hari Tuhan yang suci daripada mengasihi sesama manusia, yang dinyatakan dalam perbuatan dan kemurahan?
Dalam penyembuhan orang yang mati tangan sebelah, Yesus mencela adat istiadat orang Yahudi, dan membiarkan hukum keempat berdiri sebagaimana dijadikan Allah. "Sebab itu adalah halal berbuat baik pada hari Sabat," kataNya. Oleh membuangkan pembatasan orang Yahudi yang tidak masuk di akal itu, Kristus menghormati Sabat, sedangkan mereka yang mempersalahkan Dia tidak menghormati hari Tuhan yang suci.
Mereka yang berpendapat bahwa Kristus telah meniadakan taurat mengajarkan bahwa Ia melanggar Sabat dan membenarkan murid‑murid‑Nya berbuat yang sama. Mereka itu adalah mencari kesalahan seperti yang diperbuat orang Yahudi. Dalam hal ini mereka memutarbalikkan kesaksian Yesus Sendiri, yang berbunyi: "Seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." Yohanes 15:10. Juruselamat dan pengikut‑pengikut‑Nya tidak pernah melanggar Sabat. Kristus adalah saksi hukum yang hidup. Tidak pernah pelanggaran penyuruhan yang suci itu terdapat dalam kehidupan Yesus. Sambil menoleh kepada bangsa yang menjadi saksi yang mencari perkara untuk membunuh Dia, Ia dapat berkata dengan tidak dapat dibantah: "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" Yohanes 8:46.
Juruselamat tidak datang untuk mengesampingkan apa yang dikatakan oleh bapa‑bapa dan nabi‑nabi; karena Dia sendirilah yang telah berkata‑kata melalui orang‑orang itu. Segala kebenaran firman Allah datangnya dari Dia. Tetapi manikam yang indah itu telah diganti dengan ajaran palsu. Terangnya yang indah itu telah dibuat ajaran kepada yang salah. Tuhan rindu agar mereka membuangkan pendapat mereka yang salah dan menggantikan dengan kebenaran. Pekerjaan ini hanya dapat dilaksanakan oleh tangan Ilahi. Oleh hubungannya dengan kesalahan, kebenaran itu telah berjasa sebab musuh Allah dan manusia. Kristus telah datang untuk menempatkannya agar dapat memuliakan Allah, dan mengerjakan keselamatan umat manusia.
"Hari Sabat itu diadakan karena manusia, bukannya manusia diadakan karena hari Sabat", kata Kristus. Lembaga yang telah ditetapkan Tuhan adalah untuk keuntungan umat manusia. "Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu." "Baik Paulus, Apollos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah." 2 Korinti 4:15; 1 Korinti 3:22, 23. Sepuluh hukum itu di mana Sabat adalah salah satunya diberikan Allah kepada umat‑Nya menjadi suatu berkat. "Tuhan, Allah kita, memerintahkah kepada kita", kata Musa, "untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan Tuhan, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini." Ulangan 6:24. Melalui pemazmur kabar itu telah diberikan kepada Israel, "Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!" Mazmur 100:2-4. Semua yang memeliharakan "Sabat dan tidak dinajiskannya", Tuhan berkata: "Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku." Yesaya 56:6, 7.
"Sebab itu Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabat juga." Perkataan ini adalah penuh dengan pengajaran dan hiburan. Sebab Sabat itu diadakan karena manusia, itu adalah hari Tuhan. Itu adalah milik Kristus. Karena "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi." Yohanes 1:3. Karena Ialah yang menjadikan segala sesuatu, Ia telah menjadikan hari Sabat. Olehnya Sabat itu telah diasingkan untuk peringatan akan kejadian. Itu menunjukkan bahwa Ialah Khalik dan yang menyucikan. Itu menyatakan bahwa Ialah yang menjadikan segala sesuatu yang di surga dan yang di bumi, dan oleh siapa segah sesuatu bertemu, kepala atas sidang, dan oleh kuasa‑Nya kita diperdamaikan dengan Allah. Untuk Israel, Ia berkata: "Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan mereka." Yehezkiel 20:12. Jadi Sabat itu adalah tanda kuasa Kristus untuk menyucikan kita. Dan itu diberikan kepada semua yang disucikan oleh Kristus. Sebagai tanda kuasa kepada sekalian yang oleh Yesus menjadi sebahagian daripada Israel milik Tuhan.
Dan lagi Tuhan berkata: "Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat 'hari kenikmatan', dan harikudus Tuhan 'hari yang mulia', apabila engkau menghormatinya. . . maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan." Yesaya 58:13, 14. Bagi mereka yang menerima Sabat itu sebagai tanda kuasa Kristus untuk menjadikan dan kuasa penebusan‑Nya, itu akan menjadi kesukaan. Melihat Kristus di dalamnya, mereka sendiri akan bersuka di dalam Dia. Sabat itu menunjukkan mereka kepada pekerjaan menjadikan selaku bukti dari kuasa‑Nya di dalam penebusan. Sedang kita memikirkan damai yang ada di Eden, Sabat itu memberitahu damai yang akan dikembalikannya melalui Juruselamat. Setiap benda di dalam alam ini mengulangi undangan‑Nya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Matius 11:28.
No comments:
Post a Comment