Bagaimana keadaan alam semesta dan kapan lubang hitam pertama muncul setelah ledakan Big Bang? Banyak ilmuwan berpendapat bahwa pada saat itu suhu alam semesta sangat panas selama ratusan juta tahun. Tetapi penelitian dari Tel Aviv University menyebutkan, lubang hitam pertama kali muncul terbentuk dari ledakan bintang pertama setelah alam semesta berusia 400 juta tahun. Gas memanaskan ruang angkasa dan meninggalkan jejak gelombang radio, dimana pada saat ini astronom bisa mencarinya.
Penelitian gelombang radio yang dipancarkan dari lubang hitam pertama alam semesta diterbitkan dalam jurnal Nature edisi Februari 2014 yang ditulis oleh Dr Anastasia Fialkov dari Tel Aviv University, Ecole Normale Superieure, Dr Eli Visbal dari Columbia dan tim ilmuwan asal Universitas Harvard.
Deteksi Lubang Hitam Pertama Dari Hidrogen
Studi pengamatan lubang hitam pertama secara tidak langsung membuka misteri asal usul alam semesta, pada waktu itu terjadi pembentukan bintang tertua. Alam semesta dipenuhi dengan atom hidrogen, dimana atom ini digunakan sebagai salah satu metode paling menjanjikan dalam mengamati periode bintang pertama, dengan cara mengukur emisi hidrogen menggunakan gelombang radio.
Sejak adanya teleskop ruang angkasa dan berbagai peralatan fisika pendukung ditempatkan disana, astronom mampu menganalisa fenomena alam semesta, termasuk memperkirakan proses pembentukan awal benda langit milyaran tahun lalu. Tehnik ini mempelajari sisa-sisa materi masa lalu, cahaya objek yang dipancarkan berasal dari kejauhan pasti membutuhkan banyak waktu untuk mencapai Bumi. Hal ini mengisyaratkan bahwa astronom diberi kesempatan untuk melihat bintang pertama yang tercipta setelah Big Bang.
Menurut tim ilmuwan, astronom tidak perlu mengamati benda yang jauh untuk mencari bintang tertua. Pemanasan kosmik yang terjadi setelah Big Bang lebih mudah ditemukan sehingga mampu menyelidiki lubang hitam pertama yang muncul di alam semesta. Proses ini didorong sistem bintang yang disebut Binari Lubang Hitam, dimana bintang besar mengakhiri hidupnya dengan ledakan supernova dan meninggalkan sisa-sisa lubang hitam ditempatnya.
Berdasarkan teori, gas yang dikeluarkan bintang pendamping akan ditarik kedalam lubang hitang sehingga menghasilkan gravitasi yang kuat serta memancarkan energi tinggi radiasi X-Ray. Radiasi X-Ray mampu mencapai jarak yang sangat jauh dan diyakini telah dipanaskan kembali oleh gas bebas di ruang angkasa. Kemudian radiasi X-Ray akan didinginkan sebagai akibat dari ekspansi kosmik asli.
Menurut Profesor Barkana, pemanasan terjadi sangat awal setelah terjadinya Big Bang. Dalam pengamatan, tim ilmuwan mengambil gambar dengan sangat hati-hati tergantung pada energi X-Ray yang dikeluarkan.
Semeetara menurut data pengawasan NASA WAMP yang dikerjakan selama 9 tahun, data tahun 2012 memperkirakan umur alam semesta 13772 milyar tahun dengan ketidakpastian plus minius 59 juta tahun. Pengukuran menggunakan puncak akustik pertama pada latar belakang spektrum gelombang mikro untuk menentukan ukuran alam semesta. Waktu perjalanan cahaya ke permukaan Bumi menghasilkan data akurat dengan asumsi kesalahan mendekati 1 persen.
Penemuan ini mematahkan pandangan umum dan menunjukkan bahwa teleskop radio juga mampu mendeteksi tanda-tanda pemansan kosmik yang disebabkan lubang hitam pertama di alam semesta. Ilmuwan dan astronom kini tengah membangun teleskop radio untuk mendeteksi gelombang dari hidrogen alam semesta awal.
Penelitian gelombang radio yang dipancarkan dari lubang hitam pertama alam semesta diterbitkan dalam jurnal Nature edisi Februari 2014 yang ditulis oleh Dr Anastasia Fialkov dari Tel Aviv University, Ecole Normale Superieure, Dr Eli Visbal dari Columbia dan tim ilmuwan asal Universitas Harvard.
Deteksi Lubang Hitam Pertama Dari Hidrogen
Studi pengamatan lubang hitam pertama secara tidak langsung membuka misteri asal usul alam semesta, pada waktu itu terjadi pembentukan bintang tertua. Alam semesta dipenuhi dengan atom hidrogen, dimana atom ini digunakan sebagai salah satu metode paling menjanjikan dalam mengamati periode bintang pertama, dengan cara mengukur emisi hidrogen menggunakan gelombang radio.
Sejak adanya teleskop ruang angkasa dan berbagai peralatan fisika pendukung ditempatkan disana, astronom mampu menganalisa fenomena alam semesta, termasuk memperkirakan proses pembentukan awal benda langit milyaran tahun lalu. Tehnik ini mempelajari sisa-sisa materi masa lalu, cahaya objek yang dipancarkan berasal dari kejauhan pasti membutuhkan banyak waktu untuk mencapai Bumi. Hal ini mengisyaratkan bahwa astronom diberi kesempatan untuk melihat bintang pertama yang tercipta setelah Big Bang.
Menurut tim ilmuwan, astronom tidak perlu mengamati benda yang jauh untuk mencari bintang tertua. Pemanasan kosmik yang terjadi setelah Big Bang lebih mudah ditemukan sehingga mampu menyelidiki lubang hitam pertama yang muncul di alam semesta. Proses ini didorong sistem bintang yang disebut Binari Lubang Hitam, dimana bintang besar mengakhiri hidupnya dengan ledakan supernova dan meninggalkan sisa-sisa lubang hitam ditempatnya.
Berdasarkan teori, gas yang dikeluarkan bintang pendamping akan ditarik kedalam lubang hitang sehingga menghasilkan gravitasi yang kuat serta memancarkan energi tinggi radiasi X-Ray. Radiasi X-Ray mampu mencapai jarak yang sangat jauh dan diyakini telah dipanaskan kembali oleh gas bebas di ruang angkasa. Kemudian radiasi X-Ray akan didinginkan sebagai akibat dari ekspansi kosmik asli.
Menurut Profesor Barkana, pemanasan terjadi sangat awal setelah terjadinya Big Bang. Dalam pengamatan, tim ilmuwan mengambil gambar dengan sangat hati-hati tergantung pada energi X-Ray yang dikeluarkan.
Hasil prediksi dinyatakan bahwa lubang hitam pertama telah memancarkan gelombang radio ketika alam semesta berusia 400 juta tahun, pada saat itu ruang angkasa penuh dengan gelombang radio yang dipancarkan oleh gas hidrogen.
Semeetara menurut data pengawasan NASA WAMP yang dikerjakan selama 9 tahun, data tahun 2012 memperkirakan umur alam semesta 13772 milyar tahun dengan ketidakpastian plus minius 59 juta tahun. Pengukuran menggunakan puncak akustik pertama pada latar belakang spektrum gelombang mikro untuk menentukan ukuran alam semesta. Waktu perjalanan cahaya ke permukaan Bumi menghasilkan data akurat dengan asumsi kesalahan mendekati 1 persen.
Penemuan ini mematahkan pandangan umum dan menunjukkan bahwa teleskop radio juga mampu mendeteksi tanda-tanda pemansan kosmik yang disebabkan lubang hitam pertama di alam semesta. Ilmuwan dan astronom kini tengah membangun teleskop radio untuk mendeteksi gelombang dari hidrogen alam semesta awal.
No comments:
Post a Comment