Sebuah studi baru menggunakan data satelit NASA menemukan gambaran air jangka panjang untuk mengisi kembali Laut Aral yang berada di Asia Tengah. Laut Aral dikenal sebagai laut pedalaman terbesar keempat di dunia yang saat ini telah kehilangan 90 persen volume air selama kurun waktu 50 tahun terakhir.
Kirk Zmijewski dan asisten profesor Richard Becker dari University of Toledo, Ohio, meneliti beberapa kemungkinan penyebab air Laut Aral mengering. Mereka menggunakan data satelit NASA Gravity Recovery And Climate Experiment (GRACE) untuk memetakan perubahan bulanan massa air sejak tahun 2003 hingga 2012. Perubahan ini terkait dengan pengurangan volume air baik di dalam maupun di bawah permukaan tanah. Seluruh cekungan Laut Aral diperkirakan 1,5 juta kilometer persegi. Penelitian ini lebih lanjut telah diterbitkan pada jurnal Earth Interaction.
Laut Aral Terancam Punah
Laut Aral adalah sebuah danau yang terletak diantara Kazakhstan utara dan Karakalpakstan, daerah otonom Uzbekistan selatan. Pada awalnya, Laut Aral terbentuk sejak 5,5 juta tahun lalu yang disebabkan penurunan permukaan laut dan mengangkat daratan Elburz dan pegunungan Kaukasus. Pada tahun 1847 angkatan laut Rusia mulai masuk ke Laut Aral dengan mendirikan Raimsk dekat muara Syr Darya. Yang pertama kali memasuki Laut Aral adalah kapa perang dan disusul dengan kapa dagang yang dimaksudkan untuk perikanan. Tahun 1960-an pemerintah Soviet memutuskan dua sungai yang mengarah ke Laut Aral dan mengalihkan aliran air ke padang pasir untuk menanam padi, melon, sereal dan kapas.
Laut Aral diperkirakan telah menyusut sejak tahun 1960-an setelah sungai yang berasal dari Laut Aral digunakan untuk proyek irigasi Soviet. Tahun 2007 setidaknya telah terjadi penurunan 10 persen dari ukuran aslinya, membelah menjadi empat danau yaitu Laut Aral Utara, Laut Aral Basin Timur dan Barat, Laut Aral Selatan, dan danau kecil diantara Laut Aral Utara dan Selatan. Kemudian tahun 2009 terjadi perubahan, danau bagian Tenggara telah menghilang dan danau Barat Daya telah menyusut.
Penyusutan air Laut Aral merupakan salah satu bencana lingkungan terburuk di Bumi, industri perikanan di wilayah itu pernah makmur dan kini hancur sehingga berimbas pada penurunan tingakat ekonomi. Wilayah Laut Aral juga sangat tercemar yang mengakibatkan masalah kesehatan serius pada masyarakat. perubahan iklim lokal juga meningkat, musim panas menjadi lebih panas dan kering, musim dingin jauh lebih dingin dan berlangsung lama.
Beberapa upaya yang saat ini terus berlangsung di Kazakhstan berusaha untuk menyimpan cadangan air dan mengisi Laut Aral Utara. Proyek bendungan selesai pada tahun 2005, dan tahun 2008 permukaan air telah naik 12 meter. Konservasi air ini telah menyelamatkan ekosistem ikan sehingga cukup untuk meningkatkan ekonomi beberapa nelayan, meskipun tidak secara keseluruhan.
Rencana Penyelamatan Volume Air Laut Aral
Kedua ilmuwan menemukan bukti bahwa setiap tahun daerah aliran sungai (DAS) Laut Aral kehilangan rata-rata 12 hingga 14 kilometer kubik air atau setara dengan ukuran Danau Mead pertahun. Jumlah ini berkisar setengah kali tingkat total kehilangan air Laut Aral 24 kilometer kubik. Hal ini mengisyaratkan bahwa setengah air yang hilang di Laut Aral sepenuhnya lenyap dari DAS disebabkan penguapan atau penggunaan pertanian, tetapi setengah air yang hilang berasal dari hulu DAS.
Secara khusus lebih banyak volume air saat ini dibagian tengah DAS Laut Aral, hampir semua lahan pertanian saat ini masih terus berlangsung. Volume air daerah itu terus meningkat selama empat tahun terakhir, mereka percaya bahwa beberapa kenaikan air berasal dari perbaikan konservasi air meskipun beberapa usaha konservasi dianggap tidak efisien.
Penurunan curah hujan menggunakan data analisis dari satelit NASA Tropical Rainfall Measuring Mission, perubahan curah hujan sudah terjadi sejak tahun 2002. Sementara kedua ilmuwan membandingkan data sejak tahun 1980, tidak ditemukan tanda-tanda berkurangnya curah hujan untuk wilayah DAS selama 30 tahun. Curah hujan diperkirakan bergeser dekat Laut Aral dan mungkin telah menyesatkan penelitian ilmuwan sebelumnya yang menganggap adanya penuruan hujan secara keseluruhan.
Bencana hilangnya volume air Laut Aral sudah dimulai sehak tahun 1930 dengan rencana Soviet yang membangun industri kapas di gurun Asia Tengah. Sungai yang mengalir ke Laut Aral digunakan untuk memelihara tanaman sehingga secara perlahan terjadi penurunan volume air. Sejak Uni Soviet pecah, beberapa negara yang memiliki DAS tetap mempertahankan ekonomi berbasis kapas. Becker menyarankan, ketika air mulai hilang di daerah DAS, prospek pertanian akan menurun dan berharap investasi irigasi akan ditingkatkan untuk mengatasi penurunan volume air Laut Aral.
Kirk Zmijewski dan asisten profesor Richard Becker dari University of Toledo, Ohio, meneliti beberapa kemungkinan penyebab air Laut Aral mengering. Mereka menggunakan data satelit NASA Gravity Recovery And Climate Experiment (GRACE) untuk memetakan perubahan bulanan massa air sejak tahun 2003 hingga 2012. Perubahan ini terkait dengan pengurangan volume air baik di dalam maupun di bawah permukaan tanah. Seluruh cekungan Laut Aral diperkirakan 1,5 juta kilometer persegi. Penelitian ini lebih lanjut telah diterbitkan pada jurnal Earth Interaction.
Laut Aral Terancam Punah
Laut Aral adalah sebuah danau yang terletak diantara Kazakhstan utara dan Karakalpakstan, daerah otonom Uzbekistan selatan. Pada awalnya, Laut Aral terbentuk sejak 5,5 juta tahun lalu yang disebabkan penurunan permukaan laut dan mengangkat daratan Elburz dan pegunungan Kaukasus. Pada tahun 1847 angkatan laut Rusia mulai masuk ke Laut Aral dengan mendirikan Raimsk dekat muara Syr Darya. Yang pertama kali memasuki Laut Aral adalah kapa perang dan disusul dengan kapa dagang yang dimaksudkan untuk perikanan. Tahun 1960-an pemerintah Soviet memutuskan dua sungai yang mengarah ke Laut Aral dan mengalihkan aliran air ke padang pasir untuk menanam padi, melon, sereal dan kapas.
Laut Aral diperkirakan telah menyusut sejak tahun 1960-an setelah sungai yang berasal dari Laut Aral digunakan untuk proyek irigasi Soviet. Tahun 2007 setidaknya telah terjadi penurunan 10 persen dari ukuran aslinya, membelah menjadi empat danau yaitu Laut Aral Utara, Laut Aral Basin Timur dan Barat, Laut Aral Selatan, dan danau kecil diantara Laut Aral Utara dan Selatan. Kemudian tahun 2009 terjadi perubahan, danau bagian Tenggara telah menghilang dan danau Barat Daya telah menyusut.
Penyusutan air Laut Aral merupakan salah satu bencana lingkungan terburuk di Bumi, industri perikanan di wilayah itu pernah makmur dan kini hancur sehingga berimbas pada penurunan tingakat ekonomi. Wilayah Laut Aral juga sangat tercemar yang mengakibatkan masalah kesehatan serius pada masyarakat. perubahan iklim lokal juga meningkat, musim panas menjadi lebih panas dan kering, musim dingin jauh lebih dingin dan berlangsung lama.
Beberapa upaya yang saat ini terus berlangsung di Kazakhstan berusaha untuk menyimpan cadangan air dan mengisi Laut Aral Utara. Proyek bendungan selesai pada tahun 2005, dan tahun 2008 permukaan air telah naik 12 meter. Konservasi air ini telah menyelamatkan ekosistem ikan sehingga cukup untuk meningkatkan ekonomi beberapa nelayan, meskipun tidak secara keseluruhan.
Rencana Penyelamatan Volume Air Laut Aral
Kedua ilmuwan menemukan bukti bahwa setiap tahun daerah aliran sungai (DAS) Laut Aral kehilangan rata-rata 12 hingga 14 kilometer kubik air atau setara dengan ukuran Danau Mead pertahun. Jumlah ini berkisar setengah kali tingkat total kehilangan air Laut Aral 24 kilometer kubik. Hal ini mengisyaratkan bahwa setengah air yang hilang di Laut Aral sepenuhnya lenyap dari DAS disebabkan penguapan atau penggunaan pertanian, tetapi setengah air yang hilang berasal dari hulu DAS.
Secara khusus lebih banyak volume air saat ini dibagian tengah DAS Laut Aral, hampir semua lahan pertanian saat ini masih terus berlangsung. Volume air daerah itu terus meningkat selama empat tahun terakhir, mereka percaya bahwa beberapa kenaikan air berasal dari perbaikan konservasi air meskipun beberapa usaha konservasi dianggap tidak efisien.
Penurunan curah hujan menggunakan data analisis dari satelit NASA Tropical Rainfall Measuring Mission, perubahan curah hujan sudah terjadi sejak tahun 2002. Sementara kedua ilmuwan membandingkan data sejak tahun 1980, tidak ditemukan tanda-tanda berkurangnya curah hujan untuk wilayah DAS selama 30 tahun. Curah hujan diperkirakan bergeser dekat Laut Aral dan mungkin telah menyesatkan penelitian ilmuwan sebelumnya yang menganggap adanya penuruan hujan secara keseluruhan.
Bencana hilangnya volume air Laut Aral sudah dimulai sehak tahun 1930 dengan rencana Soviet yang membangun industri kapas di gurun Asia Tengah. Sungai yang mengalir ke Laut Aral digunakan untuk memelihara tanaman sehingga secara perlahan terjadi penurunan volume air. Sejak Uni Soviet pecah, beberapa negara yang memiliki DAS tetap mempertahankan ekonomi berbasis kapas. Becker menyarankan, ketika air mulai hilang di daerah DAS, prospek pertanian akan menurun dan berharap investasi irigasi akan ditingkatkan untuk mengatasi penurunan volume air Laut Aral.
No comments:
Post a Comment