1. Dinasti Shang
Perdaban Shang dan penerusnya merupakan peletak dasar perkembangan peradaban Cina yang agraris dengan sistem pengairan. Kebudayaannya dibangun dari hasil kerja petani. Pada Zaman Shang sudah terdapat banyak kota, yang menjadi pusat kehidupan golongan aristokrat. Di kota-kota sudah terdapat industri kerajinan tangan, yang melayani kebutuhan hidup rumah tangga penguasa (raja dan bangsawan). Untuk keperluan tersebut terjadi perdagangan barang-barang mewah dan pemakaian tenaga budak untuk produksi. Tenaga kerja pertanian dan buruh industri diambil dari budak-budak raja dan bangsawan. Para petani menanam gandum dan pohon kertau untuk memelihara ulat sutera, juga memelihara sapi, babi, biri-biri dan kuda. Kain sutera ditenun untuk pakaian bangsawan, sedangkan rakyat berpakaian dari bahan kasar yng ditenun dari urat tumbuhan. Teknik menenun sudah maju, industri kerajinan juga sudah maju, hasilnya sudah mendekati keramik porselen.
Dengan munculnya dinasti Shang dimulailah zaman sejarah di Cina dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah. Kesenian perunggu dari zaman Shang telah mencapai puncak yang tinggi, menghasilkan periuk-periuk dan jambangan dari perungu dalam bentuk dan hiasan yang paling bagus. Juga dihasilkan benda-benda seni dari batu giok, marmer tanduk rusa, gading, tulang, benda keramaik dll. Gaya hiasan dari benda-benda itu terkenal dengan sebutan "Langam Binatang". Periuk-periuk tripod perunggu dan lencana-lencana batu giok dipakai dalam upacara-upacara keagamaan. Periuk-periuk tersebut dijadikan lambang kekuasaan raja-raja Cina kuno. Untuk keperluan sehari-hari dibuat periuk-periuk dari tanah. Hasil barang-barang keramik dari zaman itu sudah mendekati porselen, ada yang putih bening, hanya belum mengkilat seperti poselen. Karena perunggu tidak banyak, dijadikan harta benda berharga dan disimpan sebagai modal. Pemakaian secara umum benda logam untuk keperluan sehari-hari tidak pernah terjadi, untuk itu dipakai barang-barang keramik. Hal ini merupkan pendorong untuk menghasilkan barang-barang keramik yang berkualitas baik, sehingga di Cina dengan cepat ditemukan porselen.
2. Dinasti Chou
Suku bangsa yang menghancurkan dinasti Shang, mendirikan dinasti Chou. Mereka mula-mula hidup sebagai bangsa semi nomad yang lebih mengutamakan peternakan tapi juga sudah mengenal pertanian. Sistem pembagian tanah sumur-tegalan (sistem Ching Tien) di Cina berasal dari zaman Chou.
3. Dinasti Chin
Pada tahun 359 SM, pada masa pemerintahan Hsiao dilakukan perubahan besar dalam organisasi sosial dan politik, yang dilakukan oleh perdana mentri Shan Yang (359-338SM). Sistem pembagian tanah dihapuskan dan diganti dengan pemilikan tanah oleh petani. Pada masa dinasti Chin ini tanah boleh diperjual belikan secara bebas. Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada masa Chin adalah pembangunan Tembok Besar Cina yang dimulai pada tahun 220 SM. Pekerjaan ini merupakan penyelesaian dan penyempurnaan dari tembok yang sudah ada sejak tahun 500 SM. Tembok yang sudah ada dijadikan satu, tembok ini memanjang dari Sanhaikuan (pantai pulau Liaotum) sampai ke daerah Ordos, kemudian diperpanjang sampai ke Tunghuang di Khansu.
4. Dinasti Han
Sistem ekonomi yang pernah diterapkan yaitu wu wei jing zi (sistem perekonomian bebas) dan selain itu ada istilah wu wei er zi (sistem perekonomian tidak mencampuri) yang di berlakukan pada awal dinasti Han setelah kejatuhan dinasti Qing akibat pemberontakan petani yang membawa kehancuran dibidang ekonomi.
5. Dinasti Sui dan Tang
Dinasti Sui (589-906M) mempersatukan kembali Cina mempelopori dinasti yang lebih besar, yaitu dinasti Tang (618-906M). Puncak kejayaan jaman Tang dicapai pada masa pemerintahan cucu Kao Tsung, yaitu Ming Huang (712-756M). Pada masa ini Cina mencapai wilayah yang luas, di Barat berbatasan dengan Kerajaan Abasiah, dialami masa keemasan kesenian Cina, terutama puisi.
6. Zaman Lima Dinasti dan Shung
Pada zaman Sung perdagangan melaui Asia Tengah makin mundur, karena Asia Tengah terjadi peperangan antar suku. Di masa ini Cina berorientasi pada perdagangan laut dan terjadi kemajuan dibidang pelayaran. Namun Di jaman Sung terjadi perkembangan pemilikan tanah besar-besaran oleh tuan tanah dari kaum gentry. Hal ini sangat merugikan petani kecil, karena dua hal, yaitu :
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, sesudah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat diantara semua kekaisaran abad pertengahan. Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 M sesudah mempersatukan suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Republik Rakyat Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14. Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan. Dinastinya merupakan dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari Beijing sebagai ibu kotanya.
Bangsa mongol menyadari pentingnya pendapatan lewat pajak dan perdagangan ketimbang kegiatan perampokan yang dilakukan oleh leluhur mereka. Mereka menerapkan sistem pajak yang telah diterapkan semasa dinasti tang,dimana rakyat harus membayar pajak dalam bentuk gandum, tekstil atau barang lainnya, serta kerja wajib bagi negara. Inilah sebabnya mengapa sistem ini disebut dengan zuyongdiao. Para petani diharuskan untuk membayar pajak dua kali dalam setahun yang disebut dengan sistem Liangs-huifa. Untuk memperlancar transportasi dan perdagangan, dibangunlah suatu terusan antara lembah sungai Yangzi dengan Khanbaligh. Hubungan perdagangan lewat laut juga masih memberikan kontribusi besar, dimana hal ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi pembuatan kapal semasa Dinasti Sang.
Perdaban Shang dan penerusnya merupakan peletak dasar perkembangan peradaban Cina yang agraris dengan sistem pengairan. Kebudayaannya dibangun dari hasil kerja petani. Pada Zaman Shang sudah terdapat banyak kota, yang menjadi pusat kehidupan golongan aristokrat. Di kota-kota sudah terdapat industri kerajinan tangan, yang melayani kebutuhan hidup rumah tangga penguasa (raja dan bangsawan). Untuk keperluan tersebut terjadi perdagangan barang-barang mewah dan pemakaian tenaga budak untuk produksi. Tenaga kerja pertanian dan buruh industri diambil dari budak-budak raja dan bangsawan. Para petani menanam gandum dan pohon kertau untuk memelihara ulat sutera, juga memelihara sapi, babi, biri-biri dan kuda. Kain sutera ditenun untuk pakaian bangsawan, sedangkan rakyat berpakaian dari bahan kasar yng ditenun dari urat tumbuhan. Teknik menenun sudah maju, industri kerajinan juga sudah maju, hasilnya sudah mendekati keramik porselen.
Dengan munculnya dinasti Shang dimulailah zaman sejarah di Cina dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah. Kesenian perunggu dari zaman Shang telah mencapai puncak yang tinggi, menghasilkan periuk-periuk dan jambangan dari perungu dalam bentuk dan hiasan yang paling bagus. Juga dihasilkan benda-benda seni dari batu giok, marmer tanduk rusa, gading, tulang, benda keramaik dll. Gaya hiasan dari benda-benda itu terkenal dengan sebutan "Langam Binatang". Periuk-periuk tripod perunggu dan lencana-lencana batu giok dipakai dalam upacara-upacara keagamaan. Periuk-periuk tersebut dijadikan lambang kekuasaan raja-raja Cina kuno. Untuk keperluan sehari-hari dibuat periuk-periuk dari tanah. Hasil barang-barang keramik dari zaman itu sudah mendekati porselen, ada yang putih bening, hanya belum mengkilat seperti poselen. Karena perunggu tidak banyak, dijadikan harta benda berharga dan disimpan sebagai modal. Pemakaian secara umum benda logam untuk keperluan sehari-hari tidak pernah terjadi, untuk itu dipakai barang-barang keramik. Hal ini merupkan pendorong untuk menghasilkan barang-barang keramik yang berkualitas baik, sehingga di Cina dengan cepat ditemukan porselen.
2. Dinasti Chou
Suku bangsa yang menghancurkan dinasti Shang, mendirikan dinasti Chou. Mereka mula-mula hidup sebagai bangsa semi nomad yang lebih mengutamakan peternakan tapi juga sudah mengenal pertanian. Sistem pembagian tanah sumur-tegalan (sistem Ching Tien) di Cina berasal dari zaman Chou.
3. Dinasti Chin
Pada tahun 359 SM, pada masa pemerintahan Hsiao dilakukan perubahan besar dalam organisasi sosial dan politik, yang dilakukan oleh perdana mentri Shan Yang (359-338SM). Sistem pembagian tanah dihapuskan dan diganti dengan pemilikan tanah oleh petani. Pada masa dinasti Chin ini tanah boleh diperjual belikan secara bebas. Peristiwa penting ketiga yang terjadi pada masa Chin adalah pembangunan Tembok Besar Cina yang dimulai pada tahun 220 SM. Pekerjaan ini merupakan penyelesaian dan penyempurnaan dari tembok yang sudah ada sejak tahun 500 SM. Tembok yang sudah ada dijadikan satu, tembok ini memanjang dari Sanhaikuan (pantai pulau Liaotum) sampai ke daerah Ordos, kemudian diperpanjang sampai ke Tunghuang di Khansu.
4. Dinasti Han
Sistem ekonomi yang pernah diterapkan yaitu wu wei jing zi (sistem perekonomian bebas) dan selain itu ada istilah wu wei er zi (sistem perekonomian tidak mencampuri) yang di berlakukan pada awal dinasti Han setelah kejatuhan dinasti Qing akibat pemberontakan petani yang membawa kehancuran dibidang ekonomi.
5. Dinasti Sui dan Tang
Dinasti Sui (589-906M) mempersatukan kembali Cina mempelopori dinasti yang lebih besar, yaitu dinasti Tang (618-906M). Puncak kejayaan jaman Tang dicapai pada masa pemerintahan cucu Kao Tsung, yaitu Ming Huang (712-756M). Pada masa ini Cina mencapai wilayah yang luas, di Barat berbatasan dengan Kerajaan Abasiah, dialami masa keemasan kesenian Cina, terutama puisi.
6. Zaman Lima Dinasti dan Shung
Pada zaman Sung perdagangan melaui Asia Tengah makin mundur, karena Asia Tengah terjadi peperangan antar suku. Di masa ini Cina berorientasi pada perdagangan laut dan terjadi kemajuan dibidang pelayaran. Namun Di jaman Sung terjadi perkembangan pemilikan tanah besar-besaran oleh tuan tanah dari kaum gentry. Hal ini sangat merugikan petani kecil, karena dua hal, yaitu :
- para pegawai diberikan penghasilan tambahan dari tanah, dan dibebaskan pajaknya dan mereka berusaha memiliki tanah sebanyak-banyaknya.
- Sistem pajak disederhanakan dan hanya berdasarkan luas tanah, tetapi dalam prakteknya pajak itu dibebankan pada petani kecil. Keuangan negara makin buruk, penggelapan pajak oleh pemilik tanah makin merajalela. Selain itu Sung harus membayar upeti kepada bangsa-bangsa penguasa di perbatasan Utara dan Barat Laut. Jumlah yang harus dibayarkan makin besar. Pada abad ke-11 terjadi krisis ekonomi, untuk mengatasinya diangakat Wang An Shih (1021-1086. seabagai mentri keuangan tahun 1056M. Ia berasal dari keluarga gentry yang miskin di Kiang Shi, ia pembela petani kecil dan pedagang kecil. Ia membuat rencana pembahuaruan politik ekonomi yang terdiri dari
1. merubah ekonomi pengangkutan,
2. mengadakan monopoli perdagangan dan pengangkutan oleh negara,
3. mendirikan bank patani untuk memberi pinjaman kepada petani kecil,
4. mengganti sistem pajak dan menghapuskan pembebasan pajak tanah dan menaiukan gaji pegawai,
5. memperbaharui sisttem ujian dan 6. melakukan milisi rakyat.
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, sesudah Imperium Britania, menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat diantara semua kekaisaran abad pertengahan. Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 M sesudah mempersatukan suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Republik Rakyat Cina Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14. Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan. Dinastinya merupakan dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari Beijing sebagai ibu kotanya.
Bangsa mongol menyadari pentingnya pendapatan lewat pajak dan perdagangan ketimbang kegiatan perampokan yang dilakukan oleh leluhur mereka. Mereka menerapkan sistem pajak yang telah diterapkan semasa dinasti tang,dimana rakyat harus membayar pajak dalam bentuk gandum, tekstil atau barang lainnya, serta kerja wajib bagi negara. Inilah sebabnya mengapa sistem ini disebut dengan zuyongdiao. Para petani diharuskan untuk membayar pajak dua kali dalam setahun yang disebut dengan sistem Liangs-huifa. Untuk memperlancar transportasi dan perdagangan, dibangunlah suatu terusan antara lembah sungai Yangzi dengan Khanbaligh. Hubungan perdagangan lewat laut juga masih memberikan kontribusi besar, dimana hal ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi pembuatan kapal semasa Dinasti Sang.
No comments:
Post a Comment