"Akulah Gembala Yang Baik; maka gembala yang baik itu menyerahkan nyawanya ganti segala domba itu" "Akulah Gembala Yang Baik; maka Aku kenal dombaKu, dan dombaKu itu juga kenal Aku, sebagaimana Bapa kenal Aku, dan Aku pun kenal Bapa; maka Aku menyerahkan nyawaKu karena segala domba itu."
Sekali lagi Yesus menyelami pikiran para pendengarNya oleh menggunakan perkaraperkara yang sangat lazim bagi mereka. Ia mengibaratkan pengaruh Roh dengan air sejuk yang menyegarkan. Ia telah menggambarkan diriNya sebagai terang, sumber kehidupan dan kegembiraan bagi alam dan manusia. Sekarang dalam suatu gambaran yang indah tentang cara hidup gembala Ia menunjukkan hubunganNya dengan mereka yang percaya kepadaNya. Tidak ada gambaran lebih dikenal oleh para pendengarNya daripada gambaran ini, dan perkataan Kristus menghubungkannya selamalamanya dengan diriNya Sendiri. Tidak pernah muridmurid dapat melihat gembalagembala menjaga kawanan dombanya tanpa mengingat pelajaran (Pasal ini dialaskan atas Yohanes 7:1636, 4053; 8:111. Juruselamat. Mereka dapat melihat Kristus dalam setiap gembala yang setia.
Kiasan ini telah dikenakan oleh nabi Yesaya pada tugas Mesias, dalam perkataan yang menghiburkan, "Hai Zion, engkau yang membawa kabar baik! hendaklah engkau naik ke atas sebuah gunung yang tinggi; hai Yerusalem, engkau yang membawa kabar baik! nyaringkanlah suaramu, nyaringkanlah dia sebolehbolehnya, janganlah engkau takut; katakanlah olehmu kepada segala negeri Yahuda: Bahwasanya di sini adalah Allahmu! Maka Ia pun akan membawa kawan kambingNya seperti seorang gembala, dihimpunkanNyalah kelak segala anak kambing ke dalam pangku lenganNya dan ditaruhNya akan dia pada ribaanNya." Yes. 40:911. Daud telah menyanyikan, "Bahwa Tuhan itulah gembalaku, maka tiada aku akan kekurangan suatu pun." Mzm. 23:1. Dan Roh Kudus dengan perantaraan Yehezkiel telah menyatakan: "Dan kuangkat atasnya kelak seorang Gembala yang esa, yang akan menggembalakan mereka itu." "Maka yang sesat itu akan kucahari dan yang terhalau itu akan kubawa balik, dan yang luka itu akan kubebat, dan yang lemah itu akan kukuatkan." "Dan Aku akan membuat suatu perjanjian selamat dengan mereka itu." "Dan tiada lagi mereka itu jadi rampasan bagi orang kapir, melainkan mereka itu akan duduk dengan selamat sentosa dan seorang pun tiada akan mengejutkan mereka itu." Yehez. 34:23, 16, 25, 28.
Kristus mengenakan nubuatannubuatan ini pada diriNya Sendiri, dan Ia menunjukkan perbedaan yang menyolok antara tabiatNya sendiri dengan tabiat para pemimpin Israel. Orang Farisi baru saja mengusir seorang dari kandang, karena ia berani bersaksi mengenai kuasa Kristus. Mereka telah membuangkan satu jiwa yang sedang ditarik oleh Gembala Yang Benar kepadaNya. Dalam hal ini mereka telah menunjukkan bahwa mereka sendiri tidak mengetahui pekerjaan yang diamanatkan kepada mereka, dan tidak layak diberi kepercayaan sebagai gembaiagembala kawanan domba itu. Sekarang Yesus menghadapkan kepada mereka perbedaan yang menyolok antara mereka dan Gembala Yang Baik, dan Ia menunjuk kepada diriNya Sendiri sebagai penjaga kawanan domba Tuhan yang sejati. Tetapi sebelum melakukan hal ini, Ia berbicara tentang diriNya dengan menggunakan kiasan lain.
Ia menyatakan, "Siapa yang tiada masuk kandang domba daripada pintu, melainkan memanjat daripada tempat lain, ialah seorang pencuri dan penyamun. Tetapi yang masuk daripada pintu itu, ialah gembala domba." Orang Farisi tidak melihat bahwa perkataan ini diucapkan kepada mereka. Ketika mereka mengambil kesimpulan dalam hati mengenai maknanya, Yesus mengatakan terusterang kepada mereka, "Aku inilah pintu. Jikalau barang seorang masuk daripadaKu, ia terpelihara kelak, dan ia pun masuk keluar serta mendapat makanan. Ada pun pencuri itu datang hanya akal mencuri dan membunuh dan membinasakan, Aku ini datang supaya domba itu memperoleh kehidupan dengan berkelimpahan."
Kristus ialah pintu kandang domba Allah. Melalui pintu ini semua anakNya, sejak zaman dahulu, telah mendapat jalan masuk. Di dalam Yesus, sebagaimana yang ditunjukkan dalam segala upacara kaabah, sebagaimana yang dibayangkan dalam lambang, sebagaimana yang dinyatakan dalam wahyu nabinabi, sebagaimana yang dipaparkan dalam pelajaran kepada muridmuridNya, dan dalam mukjizat yang diadakan bagi anakanak manusia, mereka telah memandang "Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia" (Yoh. 1:29), dan dengan perantaraan Dia mereka dibawa di dalam kandang domba anugerahNya. Banyak orang telah datang mengemukakan halhal yang lain demi iman bagi dunia; upacaraupacara dan peraturanperaturan telah direncanakan yang olehnya manusia berharap akan rnenerima pembenaran dan damai dengan Allah, dan dengan demikian mendapat jalan masuk ke dalam kandang dombaNya. Tetapi satusatunya, pintu ialah Kristus, dan semua orang yang telah menempatkan sesuatu untuk menggantikan Kristus, semua orang yang telah berusaha memasuki kandang domba melalui jalan lain, adalah pencuri dan penyamun.
Orang Farisi tidak masuk melalui pintu. Mereka telah memanjat ke dalam kandang domba dengan jalan selain dari Kristus, dan mereka tidak memenuhi pekerjaan gembala yang benar. Imam dan penghulupenghulu, ahli taurat dan orang Farisi, merusakkan padang rumput yang hidup, dan menajiskan sumber air kehidupan. Tepat benar perkataan yang diilhamkan melukiskan gembalagembala palsu itu: "Yang lemah tiada kamu kuatkan, dan yang sakit tiada kamu obati dan yang luka tiada kamu bebati, dan yang terhalau tiada kamu bawa balik, dan yang sesat tiada kamu cahari, melainkan kamu sudah memerintahkan dia dengan kekerasan dan dengan bengis." Yehez. 34:4.
Dalam segala zaman, ahli filsafat dan guruguru, telah menyampaikan kepada dunia teoriteori yang olehnya dapat memuaskan keperluan jiwa. Setiap bangsa kapir telah mempunyai gurunya yang besar dan peraturanperaturan agama yang menawarkan ikhtiar penebusan selain dari Kristus, memalingkan mata manusia dari wajah Bapa, serta memenuhi hati mereka dengan ketakutan akan Dia yang telah memberi mereka berkat melulu. Kecenderungan pekerjaan mereka ialah merampas sesuatu yang menjadi milikNya, baik oleh penciptaan mau pun oleh penebusan. Dan guruguru palsu ini merampasi manusia juga. Berjutajuta umat manusia terikat dengan agamaagama palsu, diperhamba oleh ketakutan, dan sikap acuh tak acuh yang bebal, membanting tulang seperti binatang penanggung beban, kehilangan harapan dan kegembiraan atau citacita di dunia ini, dan mempunyai hanya ketakutan yang memenatkan untuk kehidupan di masa depan. Injil anugerah Allah sajalah dapat mengangkat jiwa. Renungan tentang kasih Allah yang dinyatakan dalam AnakNya akan menggerakkan hati dan membangkitkan kuasa jiwa sebagaimana yang tidak dapat diperbuat oleh sesuatu hal yang lain. Kristus datang agar Ia menciptakan kembali peta Allah dalam manusia; dan siapa saja yang membalikkan manusia dari Kristus sedang membalikkan mereka dari sumber perkembangan yang benar; ia sedang merampas harapan dan maksud dan kemuliaan kehidupan dari mereka. Ia seorang pencuri dan penyamun.
"Yang masuk daripada pintu itu ialah gembala domba." Kristuslah pintu dan gembala itu. Ia masuk Sendiri. Oleh pengorbananNya sendirilah Ia menjadi gembala domba. "Maka kepada orang ini pintu dibukakan oleh penunggu pintu, dan segala domba itu mendengar akan suaraNya, maka Ia memanggil segala dombaNya sendiri itu masingmasing dengan namanya, lalu membawa keluar. Apabila sudah Ia mengeluarkan segala dombaNya itu, berjalanlah Ia dahulu, dan domba itu pun mengikut Dia, sebab segala domba itu mengenal suaraNya.
Dari semua makhluk, domba merupakan salah satu binatang yang paling penakut dan tidak berdaya, dan di daerah Timur penjagaan gembala terhadap kawanan dombanya tidak mengenal jerih lelah dan tidak hentihentinya. Pada zaman dahulu dan sekarang juga sedikit sekali keamanan di luar kota yang berpagar tembok. Para perampok dari sukusuku pengembara di perbatasan, atau binatang buas dari tempat persembunyian di bukit batu, menghadang untuk merampasi kawanan domba itu. Gembala itu memperhatikan tanggung jawabnya dengan mengetahui bahwa jiwanya sendiri terancam bahaya. Yakub, yang menjaga kawanan domba Laban di padang rumput Haran, melukiskan pekerjaannya sendiri yang tidak mengenal jerih payah dengan berkata, "Adalah halku pada siang hari dihanguskan oleh panas terik dan pada malam dirusakkan oleh sejuk, sehingga tidur pun hilanglah daripada mataku." Kej. 34:40. Dan demikian juga dengan Daud, sementara ia menjaga domba ayahnya seorang diri, berjumpalah ia dengan singa dan beruang, dan meluputkan anak domba yang dicuri itu dari gigi binatang buas itu.
Sementara gembala itu menuntun kawanan dombanya melalui bukitbukit yang berbatubatu, melalui hutan dan jurang yang berbahaya, ke pelosok yang berumput di tepi sungai; ketika ia menjaga domba itu di gununggunung sepanjang malam yang sepi, melindunginya dari perampok; merawat yang sakit dan lemah dengan lemah lembut, hidupnya menjadi satu dengan domba itu. Suatu ikatan yang kuat dan lemahlembut menyatukannya dengan domba yang digembalakannya. Meski pun kawanan domba itu besar, gembala itu mengenal setiap domba. Masing masing mempunyai nama, dan menyambut bila gembala memangil namanya.
Sebagaimana seorang gembala duniawi mengenal dombanya, demikian juga Gembala Ilahi mengenal kawanan dombaNya yang tersebar di seluruh dunia. "Ada pun akan kamu, hai segala kambingKu, hai kambing yang Kugembalakan, kamulah manusia, maka Aku ini Allahmu, demikianlah firman Tuhan Hua." Yesus berkata, "Bahwa Aku sudah memanggil engkau dengan namamu, dan engkau juga milikKu." "Bahwasanya Aku sudah mencacahkan tandamu pada kedua tapak tanganKu." Yehez. 34:31; Yes. 43:1; 49:16.
Yesus mengenal kita secara pribadi, dan terharu dengan perasaan kelemahan kita. Ia mengenal kita semua dengan narna kita. Ia mengetahui rumah yang kita huni, serta nama setiap penghuni. Kadangkadang Ia memberikan petunjuk kepada hambahambaNya untuk pergi ke suatu jalan di suatu kota, ke suatu rumah, untuk mencari salah satu dombaNya.
Setiap jiwa dikenal benar oleh Yesus seolaholah bagi dia saja satusatunya Juruselamat sudah mati. Kesedihan setiap orang mengharukan hatiNya. Seruan untuk minta pertolongan sampai ke telingaNya. Ia datang untuk menarik segala manusia kepadaNya. Ia menyuruh mereka, "Ikutlah Aku," dan RohNya menggerakkan hati mereka untuk menarik mereka datang kepadaNya. Banyak orang enggan ditarik kepadaNya. Yesus mengenal siapa mereka itu. Ia pun mengenal siapa yang mendengar panggilanNya dengan sukacita, dan bersedia datang di bawah penjagaanNya. Ia berkata, "Segala dombaKu mendengar akan suaraKu, dan Aku kenal dia, dan sekaliannya pun mengikut Aku." Ia menaruh perhatian kepada masingmasing seolaholah tidak seorang lain pun di permukaan bumi ini.
"Maka Ia memanggil segala dombaNya sendiri itu masingmasing dengan namanya, lalu membawa keluar, dan domba itu pun mengikut Dia, sebab segala domba itu mengenal suaraNya." Gembala di daerah Timur tidak mengusir dombanya. Ia tidak bergantung pada kekerasan dan ketakutan, tetapi sambil berjalan di depan, ia memanggil domba itu. Dan domba itu mengenal suaranya, serta mentaati panggilan itu. Demikianlah halnya dengan Juruselamat sebagai Gembala dengan dombaNya. Alkitab berkata, "Maka Engkau telah membawa akan segala umatMu seperti akan sekawan kambing domba oleh perintah Musa dan Harun." Dengan perantaraan Nabi, Yesus berkata, "Tegal Aku mengasihi akan dikau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku membujuk engkau dengan kemurahanKu." Ia tidak memaksa seorang pun mengikut Dia. "Bahwa Aku sudah menghelakan mereka itu," kataNya, "dengan tali manusia dan dengan tambatan kasih." Mzm. 77:20; Yer. 31:3; Hos. 11:4.
Bukannya takut akan hukuman, atau harapan akan pahala kekal, yang menuntun muridmurid Kristus untuk mengikut Dia. Mereka memandang kasih Juruselamat yang tiada taranya, yang dinyatakan sepanjang perjalananNya di dunia, dari palungan di Bethlehem ke salib di Golgota, dan oleh memandangNya mereka tertarik, dan jiwa mereka pun dilembutkan dan ditaklukkan. Kasih timbul dalam hati orang yang memandangNya. Mereka mendengar suaraNya, dan mereka mengikut Dia.
Sebagaimana gembala berjalan di muka dombanya, dan ia sendiri menemui bahaya di jalan, demikian juga Yesus dengan umatNya. "Apabila sudah Ia mengeluarkan segala dombaNya itu, berjalanlah Ia dahulu." Jalan ke surga disucikan dengan jejak kaki Juruselamat. Jalan itu mungkin curam dan kasar, tetapi Yesus telah menjalaninya; kakiNya telah memijak duri yang menyakitkan, agar menjadikan jalan itu lebih mudah bagi kita. Setiap beban yang harus kita tanggung sudah ditanggungNya Sendiri.
Meski pun sekarang Ia sudah naik ke hadirat Allah, dan duduk bersama sama di takhta semesta alam, namun Yesus tidak kehilangan sifatNya yang penuh belas kasihan. Dewasa ini pun hati yang lemah lembut dan menaruh simpati terbuka terhadap segala bencana manusia. Dewasa ini tangan yang sudah ditembusi paku diulurkan untuk memberkati dengan lebih limpahnya umatNya yang ada di dunia. "Maka sekali kali tiada domba itu akan binasa selama lamanya, dan seorang pun tiada dapat merampas dia dari dalam tanganKu." Jiwa yang telah menyerahkan dirinya kepada Kristus lebih berharga pada pemandanganNya daripada segenap dunia. Juruselamat mau mengalami penderitaan di Golgota agar seorang dapat diselamatkan dalam kerajaanNya. Ia tidak pernah akan meninggalkan seseorang yang baginya Ia telah mati. Kecuali para pengikutNya memilih meninggalkan Dia, Ia akan memegang mereka eraterat.
Melalui segala ujian kita adalah pada kita seorang Penolong yang tidak pernah gagal. Ia tidak meninggalkan kita sendirian untuk bergumul dengan pencobaan, bertempur dengan kejahatan, dan akhirnya diremukkan dengan beban dan kesusahan. Meski pun sekarang Ia tersembunyi dari pandangan manusia yang fana, namun telinga iman dapat mendengar suaraNya mengatakan, Jangan takut, Aku menyertai engkau. "Aku inilah yang hidup. Aku sudah mati, maka tengoklah, sekarang Aku hidup selamalamanya," Why. 1:17, 18. Aku telah menderita kesusahanmu, mengalami pergumulanmu, menemui pencobaanmu. Aku mengetahui air matamu; Aku juga telah menangis. Kesedihan yang terpendam sehingga tidak dapat dibisikkan ke dalam telinga manusia, Aku ketahui. Jangan pikirkan bahwa engkau kesepian dan ditinggalkan. Meskipun kepedihanmu tidak mendapat simpati dalam hati siapa pun di dunia, pandanglah kepadaKu, dan hiduplah. "Karena jikalau segala gunung undur dan segala bukitpun goncang sekali pun, tetapi kemurahanKu tiada akan undur daripadamu dan perjanjian selamatKu pun tiada akan tergoncang, demikianlah firman Tuhan Murahimmu." Yes.54:10.
Meski pun seorang gembala sangat mengasihi dombaNya, ia lebih mengasihi anaknya lakilaki dan anaknya perempuan. Yesus bukan saja gembala kita; lalah "Bapa kita yang kekal." Dan Ia berkata, "Aku kenal dombaKu, dan dombaKu itu juga kenal Aku, sebagaimana Bapa kenal Aku, dan Aku pun kenal Bapa." Yoh. 10:14, 15. Alangkah indahnya sebutan ini! Anak yang tunggal, Ia yang ada di ribaan Bapa, Ia yang telah dinyatakan Allah sebagai "orang kepercayaanKu" (Zakh. 13:7), persekutuan antara Dia dan Allah yang kekal diambil untuk menggambarkan persekutuan antara Kristus dan anakNya di bumi ini
Karena kita merupakan pemberian BapaNya, dan pahala pekerjaanNya, Yesus mengasihi kita sebagai anakNya. Para pembaca, Ia mengasihimu. Tidak ada sesuatu yang lebih besar dan lebih baik dapat diberikan oleh surga sendiri. Sebab itu percayalah.
Yesus memikirkan jiwa di seluruh dunia yang disesatkan oleh gembalagembala yang palsu. Mereka yang hendak dikumpulkanNya sebagai domba di padang rumputNya diceraiberaikan di antara serigala, dan Ia berkata, "Ada lagi padaKu domba lain, yang bukan masuk kandang domba ini; maka sekalian itu juga wajib Aku bawa, dan domba itu kelak mendengar akan suaraKu, lalu akan menjadi sekawan, dan gembala seorang sahaja." Yoh. 10:16.
"Oleh sebab itulah Bapa mengasihi Aku, karena Aku ini menyerahkan nyawaKu, supaya boleh Aku terima kembali." Maksudnya, BapaKu sudah sangat mengasihi engkau, sehingga Ia malahan lebih mengasihi Aku karena memberikan hidupKu untuk menebus engkau. Dalam menjadi pengganti dan penanggung bagimu oleh menyerahkan hidupKu, oleh mengangkat hutangmu, pelanggaranmu, Aku dikasihi BapaKu.
"Aku ini menyerahkan nyawaKu, supaya boleh Aku terima kembali. Seorang pun tiada mengambil dia daripadaKu, tetapi Aku ini menyerahkan dia dengan rela hatiKu. Aku berkuasa menyerahkan dia dan berkuasa pula mengambil dia kembali." Meski pun sebagai anggota keluarga manusia Ia bersifat dapat mati, namun sebagai Allah Ialah pancaran kehidupan bagi dunia. Sebenarnya Ia dapat menentang datangnya kematian, dan dengan dikuasainya; tetapi dengan sukarela Ia menyerahkan nyawaNya, supaya Ia menyatakan hidup dan sifat baka. Ia menanggung dosa dunia, menderita kutuknya, menyerahkan hidupNya sebagai suatu korban, supaya manusia tidak mati selama lamanya. "Sebenarnya di tangungNya segala kelemahan kita dan diangkutNya segala penyakit kita, Ia sudah kena luka karena sebab segala kesalahan kita, dan Ia pun dihancurkan karena sebab segala kejahatan kita; bahwa siksa yang mengadakan selamat bagi kita itu berlaku atas Dia dan oleh segala bilurNya kita pun disembuhkan. Bahwa sesatlah kita sekalian seperti domba, masing masing kita balik kepada jalannya sendiri, tetapi segala kejahatan kita ditempuhkan Tuhan kepadaNya." Yes. 53:46.
No comments:
Post a Comment