Tanggal 19-11-1977 lalu, Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat, mengunjungi Israel. Ini merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin Arab ke negeri itu mengingat Mesir bersama negara-negara Arab selalu berperang melawan negara zionis itu. Pesawat Mesir yang membawa Sadat dan rombongan mendarat di Bandar Udara Ben Gurion, Israel, pada 19 November 1977. Dia berkunjung selama 36 jam. Para petinggi Israel saat itu menyambut kunjungan Sadat. Mereka adalah Presiden Ephraim Katzir dan Perdana Menteri Menachim Begin. Tembakan meriam sebanyak 21 kali turut menyambut kedatangan pemimpin Mesir itu.
Selain bertemu dengan para petinggi tuan rumah, Sadat juga berpidato di parlemen Israel, Knesset. Dia berbicara mengenai pentingnya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah setelah Arab dan Israel berkali-kali berperang memperebutkan wilayah. "Kami benar-benar dan ingin menyambut kalian untuk hidup bersama dalam perdamaian dan keamanan," kata Sadat dalam pidato berbahasa Arab. Kunjungan Sadat tak pelak mengejutkan dunia. Pasalnya, Israel dan Mesir saat itu sudah empat kali berperang. Sadat mendobrak sikap dunia Arab yang tidak sudi bernegosiasi dengan Israel, yang membentuk negara zionis pada 1948.
Lawatan Sadat ini diikuti dengan perundingan antara Israel dan Mesir, yang berujung dengan perjanjian damai. Perjanjian itu diresmikan di Camp David, AS, pada Maret 1979. Perdamaian yang dipelopori Sadat dan Begin itu membuat mereka dianugerahi Nobel Perdamaian Dunia. Dengan demikian Mesir menjadi negara pertama dari dunia Arab yang berdamai dengan Israel. Namun, sikap Sadat yang melunak itu membuat dia dikucilkan oleh sesama pemimpin Arab. Perdamaian ini dibayar mahal oleh Sadat sendiri. Pada Oktober 1981, dia dibunuh oleh tentara Mesir dalam suatu parade militer di Kairo. Tentara itu belakangan mengaku tidak suka dengan inisiatif perdamaian Sadat dengan Israel.
Selain bertemu dengan para petinggi tuan rumah, Sadat juga berpidato di parlemen Israel, Knesset. Dia berbicara mengenai pentingnya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah setelah Arab dan Israel berkali-kali berperang memperebutkan wilayah. "Kami benar-benar dan ingin menyambut kalian untuk hidup bersama dalam perdamaian dan keamanan," kata Sadat dalam pidato berbahasa Arab. Kunjungan Sadat tak pelak mengejutkan dunia. Pasalnya, Israel dan Mesir saat itu sudah empat kali berperang. Sadat mendobrak sikap dunia Arab yang tidak sudi bernegosiasi dengan Israel, yang membentuk negara zionis pada 1948.
Lawatan Sadat ini diikuti dengan perundingan antara Israel dan Mesir, yang berujung dengan perjanjian damai. Perjanjian itu diresmikan di Camp David, AS, pada Maret 1979. Perdamaian yang dipelopori Sadat dan Begin itu membuat mereka dianugerahi Nobel Perdamaian Dunia. Dengan demikian Mesir menjadi negara pertama dari dunia Arab yang berdamai dengan Israel. Namun, sikap Sadat yang melunak itu membuat dia dikucilkan oleh sesama pemimpin Arab. Perdamaian ini dibayar mahal oleh Sadat sendiri. Pada Oktober 1981, dia dibunuh oleh tentara Mesir dalam suatu parade militer di Kairo. Tentara itu belakangan mengaku tidak suka dengan inisiatif perdamaian Sadat dengan Israel.
No comments:
Post a Comment