Perunggu adalah logam campuran dari timah dan tembaga. Perunggu ditemukan di Asia Barat, dimana tembaga mulai digunakan sejak 6000 SM, dan selama 3000-an SM percobaan mencampurkan timah dengan tembaga ternyata menghasilkan logam yang lebih kuat, yaitu perunggu. Perunggu masuk ke Yunani dengan lambat sekitar 3000 SM dan tidak langsung membuat perbedaan besar. Ketika itu di Yunani masih terdapat orang Dimini dari periode Neolitikum, dan mereka perlahan-lahan mulai menggunakan perunggu. Pisau dan pedang perunggu lebih mudah dibuat dan lebih tajam daripada batu, tulang, ataupun kayu. Pada masa itu orang Yunani juga menggunakan timbal, perak, dan emas.
Perunggu itu mahal. Tembaganya tidak terlalu sulit dicari, namun para saudagar harus mengangkut timah menggunakan keledai dari Eropa Tengah (Austria modern) ke berbagai tempat yang jauh. Oleh karena itu, hanya orang kaya yang mampu membeli perkakas atau senjata perunggu. Dengan cepat, sistem kelas pun muncul ketika orang kaya hanya mau menikah dengan orang kaya, serta hanya orang kaya yang dapat menjadi pemimpin.
Salah satu cara yang digunakan para arkeolog untuk mengetahui apakah ada kelas dimana orang kaya mewariskan kekayaan pada anaknya adalah dengan melihat makam anak-anak. Jika ada makam anak-anak yang berisi perhiasan emas dan perkakas perunggu, maka dapat disimpulkan bahwa ada kelas orang kaya di tempat tersebut.
Lerna adalah contoh desa Zaman Perunggu Awal yang telah digali. Seperti Dimini, Lerna memiliki satu rumah besar di bagian tengah, di atas bukit, mungkin rumah kepala desa. Rumah ini disebut Rumah Ubin karena memiliki ubin tanah liat di bagian atapnya. Lerna juga memiliki banyak keranjang yang diberi cap dari gumpalan tanah liat. Ini menunjukkan bahwa pada masa ini orang-orang sudah mulai memperhatikan pentingnya melindungi hak milik.
Lerna juga memiliki dinding batu dengan jebakan pertahanan untuk menyulitkan penyerang. Namun, sekitar 2100 SM, ketika orang Lerna sedang membangun ulang dinding ini untuk menguatnya, beberapa kelompok orang baru menyerbu Yunani dan membumihanguskan seluruh Lerna. Banyak kota di seluruh Yunani dan sebagian besar Eropa juga dihancurkan pada masa ini.
Perunggu itu mahal. Tembaganya tidak terlalu sulit dicari, namun para saudagar harus mengangkut timah menggunakan keledai dari Eropa Tengah (Austria modern) ke berbagai tempat yang jauh. Oleh karena itu, hanya orang kaya yang mampu membeli perkakas atau senjata perunggu. Dengan cepat, sistem kelas pun muncul ketika orang kaya hanya mau menikah dengan orang kaya, serta hanya orang kaya yang dapat menjadi pemimpin.
Salah satu cara yang digunakan para arkeolog untuk mengetahui apakah ada kelas dimana orang kaya mewariskan kekayaan pada anaknya adalah dengan melihat makam anak-anak. Jika ada makam anak-anak yang berisi perhiasan emas dan perkakas perunggu, maka dapat disimpulkan bahwa ada kelas orang kaya di tempat tersebut.
Lerna adalah contoh desa Zaman Perunggu Awal yang telah digali. Seperti Dimini, Lerna memiliki satu rumah besar di bagian tengah, di atas bukit, mungkin rumah kepala desa. Rumah ini disebut Rumah Ubin karena memiliki ubin tanah liat di bagian atapnya. Lerna juga memiliki banyak keranjang yang diberi cap dari gumpalan tanah liat. Ini menunjukkan bahwa pada masa ini orang-orang sudah mulai memperhatikan pentingnya melindungi hak milik.
Lerna juga memiliki dinding batu dengan jebakan pertahanan untuk menyulitkan penyerang. Namun, sekitar 2100 SM, ketika orang Lerna sedang membangun ulang dinding ini untuk menguatnya, beberapa kelompok orang baru menyerbu Yunani dan membumihanguskan seluruh Lerna. Banyak kota di seluruh Yunani dan sebagian besar Eropa juga dihancurkan pada masa ini.
1 comment:
Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya. Dulu orang berhenti membunuh sebab agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama. Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama. Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu,Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya? Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja. Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas di antara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama. Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya
Post a Comment