Tahun 1727 Kebangunan Rohani di Herrnhut Mengawali Moravian Brethren
Ini hanyalah kebaktian pengukuhan bagi dua orang gadis. Para Moravian Brethren yang tinggal di pertanahan Pangeran Nicolaus von Zinzendorf mengadakan pertemuan seperti biasa pada tanggal 13 Agustus 1727. Namun, gelora spiritual telah berkobar sejak beberapa minggu sebelumnya. Selama itu Pula telah berlangsung doa semalam suntuk, pengakuan dosa, pemahaman Alkitab dengan sungguh-sungguh dan pengharapan.
Semuanya meledak pada hari itu. Setelah berkat pengukuhan dinyatakan kepada kedua gadis tersebut, gereja itu pun dilanda keharuan yang dahsyat. Ada yang menangis, ada yang menyanyi, banyak yang berdoa. Tidak ada keraguan di benak mereka tentang apa yang sedang terjadi. Mereka sedang dilawat Roh Allah. Mereka telah mendirikan sebuah "badan" di sini, di Herrnhut, namun saat itu mereka adalah satu dalam roh.
Keadaan tidak selalu menyenangkan bagi orang-orang Moravian. Sebagian besar yang ada di sana ialah orang-orang pelarian dari tempat lain karena penganiayaan. Mereka adalah keturunan spiritual Yohanes Hus – bukan Katolik, bukan Lutheran, bukan Calvinis. Tak ada tempat lagi bagi mereka di dunia ini; bahkan pemimpin besarnya yang terkenal karena keilmuwannya, Jan Amos Comenius, tidak dapat mencarikan tempat bagi mereka. Maka mereka pun bubar.
Pengumpulan kembali berawal pada tahun 1722, ketika Christian David muncul di depan pintu tempat kediaman Pangeran Zinzendorf di Dresden. Zinzendorf adalah Lutheran yang saleh dari keluarga kaya, dan ia sangat berminat melayani Tuhan dengan kemampuannya. Sebenarnya ia pernah berpikir untuk mewujudkan sebuah komunitas yang akan mempraktikkan kesucian kristiani. Sekarang, berdiri pula seorang Moravian di ambang pintunya, dengan permintaan agar kelompok tertindasnya itu dapat tinggal di pertanahan Zinzendorf. Pangeran tersebut mengizinkannya.
Ketika Zinzendorf berkenalan dengan para tamunya,. is merasakan persaudaraan spiritual. la mengundang para Moravian lain ke komunitas baru ini dan mulai mendirikan sekolah serta kedai. Tempat itu dinamakan Herrnhut yang artinya, "penjagaan Tuhan". Apakah mereka berjaga-jaga akan Tuhan atau mereka dijagai Tuhan? Kedua-duanya.
Sekitar tahun 1725, ada sembilan puluh Moravian di Herrnhut. Menjelang tahun berikutnya, ada 300. Tetapi bersamaan dengan pertumbuhannya datang juga masalah. Para pengungsi datang dari berbagai tempat dan berbicara dengan bahasa yang berbeda. Tentunya kesulitan ekonomi tak terelakkan karena para penghuni baru itu mulai melanjutkan pekerjaan lama mereka. Komunitas itu mencakup juga para Lutheran dan Moravian. Jadi, pertengkaran tentang liturgi gereja pun muncul. Seorang guru yang bermukim di sana adalah orang yang telah diusir dari Gereja Lutheran karena ajaran sesatnya, dan karenanya ia sangat marah. Tentu saja kemarahannya ditujukan kepada Lutheran terkemuka di komunitas tersebut, Zinzendorf. Guru itu berjalan mengelilingi kota dengan berteriak bahwa pangeran tersebut adalah "binatang" yang ada dalam Wahyu. Akhirnya orang tersebut menjadi gila.
Khawatir bahwa komunitas tersebut akan berantakan, Zinzendorf memutuskan untuk menerapkan kepemimpinan. Ia berpindah dari istananya ke komunitas itu sendiri dan mulai mengunjungi anggota-anggotanya. Ia menetapkan berbagai peraturan bagi kehidupan komunitas, yang semuanya disetujui. Komunitas tersebut memilih para penatua untuk memimpin mereka. Karya sosial ditetapkan, dan kelompokkelompok kecil dibentuk bagi pertumbuhan rohani.
Pada musim panas tahun 1727, perbedaanperbedaan sepele mulai memudar. Komunitas tersebut telah bersatu, terfokus, dan kebaktian pada tanggal 13 Agustus itulah yang membuktikannya.
Dalam gelora spiritual ini, berdoa dua puluh empat jam sehari telah ditetapkan. Hal ini berlanjut lebih dari satu abad. Kebaktian-kebaktian Kristen di tempat-tempat lain dijelajahi. Hubungan dengan para Moravian di seluruh dunia diadakan, dan mereka mengembangkan sistem yang melibatkan kebersamaan dan korespondensi. Para pemimpin dilatih mengunjungi kelompok-kelompok lain, dan mengadakan sharing dengan mereka tentang apa yang sedang berlangsung di Herrnhut.
Pada tahun 1732, para Moravian berkembang ke dalam misi-misi di luar negeri dengan mengirimkan Leonard Dober dan David Nitschmann ke Hindia Barat. Pada tahun berikutnya, tiga misionaris Moravian pergi ke Greenland. Pada tahun 1734, beberapa yang lainnya pergi ke Lapland dan Georgia, dan 17 relawan bergabung dengan Dober di St. Thomas. Menjelang 1742, lebih dari 70 Moravian meninggalkan komunitas Herrnhut yang terdiri dari 600 orang, untuk pelayanan misi. Ladang misi tersebut mencakup Suriname, Afrika Selatan, Guyana, Aljazair, Sri Langka dan Rumania.
Zinzendorf, sementara itu, berupaya mendirikan basis yang sah bagi Gereja Moravian di Saxony. Dalam penyelidikannya, ia menemukan konstitusi kuno bagi Unitas Fratrum, asal Gereja Moravian. Ini menunjukkan bahwa para Moravian mempunyai pendahulu historis sama seperti kaum Lutheran, dan itu harus diberi pengakuan. Tetapi, musuh-musuh Zinzendorf menyebabkan dia terbuang dari Saxony pada tahun 1736. Ini mengawali kurun waktu perjalanan bagi sang pangeran dan pemimpin Moravian lainnya. Perjalanan tersebut membawanya ke Amerika tempat ia mendirikan Bethlehem, Pennsylvania, sebagai basis karya misinya di antara para Indian. Di kemudian hari, ia menjadikan London sebagai pusat kegiatan Moravian.
Menjelang kematiannya pada tahun 1760, 226 misionaris dikirim keluar oleh para Moravian. Mereka telah membaptis lebih dari 3.000 orang yang bertobat. Ketika ia sekarat, Zinzendorf berkomentar kepada rekannya, "Sungguh suatu khafilah hebat dari gereja kita yang mengelilingi Anak Domba itu!" Hal itu memang benar sampai hari ini.
Gereja Brethren berlanjut hingga hari ini, namun warisannya dapat juga dilihat pada denominasi lain. John Wesley sangat dipengaruhi kaum Moravian dan menggabungkan beberapa perhatian mereka pada gerakan Methodis. William Carey, yang dihormati sebagai orang yang merintis gerakan misi Protestan modern, sesungguhnya mengikuti jejak para misionaris Moravian. "Lihatlah apa yang telah dilakukan para Moravian ini," tuturnya pada suatu kesempatan. "Apakah kita tidak dapat mengikuti contoh mereka dalam kepatuhan kepada Guru Surgawi kita, pergi ke tengah-tengah dunia dan mengabarkan Injil kepada orang-orang kafir?"
No comments:
Post a Comment