Malam hari pertama dari minggu sudah lalu pelahan‑lahan. Jam yang paling gelap, tepat sebelum fajar menyingsing, telah tiba. Kristus masih seorang tahanan di dalam kubur‑Nya yang sempit. Batu besar masih di tempatnya, meterai Roma belum dirusakkan; para pengawal Roma sedang berjaga‑jaga. Dan di situ terdapat para penjaga yang tidak kelihatan. Sejumlah besar malaikat‑malaikat yang jahat berhimpun di sekeliling tempat itu. Sekiranya mungkin, putera kegelapan dengan tentaranya yang murtad itu akan tetap menahan kubur yang dalamnya terdapat Anak Allah dalam keadaan termeterai. Tetapi balatentara surga mengelilingi kubur itu. Malaikat‑malaikat yang jauh lebih besar kekuatannya sedang mengawali kubur itu, dan menunggu untuk menyambut Putera kehidupan.
"Maka sekonyong‑konyong jadilah gempa bumi yang besar, karena seorang malaikat Tuhan turun dari surga." Dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah, malaikat ini meninggalkan istana surga. Sinar terang kemuliaan Allah mendahului dia, dan menerangi jalannya. "Maka adalah rupanya seperti kilat, dan pakaiannya putih seperti salju. Maka orang jaga itu pun menggeletar oleh sebab takut akan dia, sehingga kelihatan seperti orang mati." (Pasal ini dialaskan atas Mat. 28:24, 11‑15.) Sekarang, para imam dan penghulu, di manakah kuasa pengawalanmu? Serdadu‑serdadu yang berani yang belum pernah takut akan kuasa rnanusia kini bagaikan tawanan yang ditahan tanpa pedang atau tombak. Wajah yang mereka pandang bukannya wajah prajurit yang fana, itulah wajah dari yang paling berkuasa dari balatentara Tuhan. Pesuruh ini ialah dia yang menempati kedudukan yang daripadanya Setan telah jatuh. Ialah yang memasyhurkan kelahiran Kristus di bukit‑bukit Betlehem. Bumi bergetar ketika malaikat itu mendekati, balatentara kegelapan pun larilah, dan ketika ia menggolekkan batu, surga tampaknya turun ke bumi. Serdadu‑serdadu melihat dia mengeluarkan batu itu bagaikan mengeluarkan kerikil saja, dan mendengar dia berseru, Anak Allah, keluarlah; Bapa‑Mu memanggil Engkau. Mereka melihat Yesus keluar dari kubur, dan mendengar Dia memasyhurkan atas kubur yang sudah terbuka itu, "Akulah kebangkitan dan hidup." Ketika Ia keluar dalam kebesaran dan kemuliaan, rombongan malaikat‑malaikat tunduk menyembah di hadapan Penebus, dan menyambut Dia dengan nyanyian puji‑pujian.
Suatu gempa bumi menandai saat ketika Kristus meletakkan hidup‑Nya, dan gempa bumi yang lain pula menyaksikan saat ketika Ia mengambilnya kembali dalam kemenangan. Ia yang telah menaklukkan kematian dan kubur keluar dari kubur dengan langkah seorang pemenang, di tengah guncangan bumi, kilat yang memancar, dan guruh yang bergemuruh. Bila Ia akan datang lagi ke bumi, Ia akan mengguncangkan "bukan saja bumi ini melainkan langit juga." "Bumi pun teruyung‑uyung seperti orang mabuk dan berguncang‑guncang seperti pondok tempat orang bermalam." "Langit pun akan tergulung seperti sehelai surat." "Segala anasir akan terbakar lalu hancur, dan bumi serta segala perbuatan yang ada di dalamnya akan dihanguskan." Tetapi "bagi umat‑Nya Tuhan juga akan suatu perlindungan dan akan kuat bagi bani Israel." Ibr. 12:26; Yes. 24:20; 34:4; 2 Petr. 3:10, Yoel 3:16.
Ketika Yesus mati serdadu‑serdadu itu telah melihat bumi diselimuti kegelapan pada tengah hari, tetapi pada waktu kebangkitan mereka melihat terang malaikat‑malaikat menerangi malam itu, dan mendengar penghuni surga menyanyi dengan kesukaan dan kemenangan besar: Engkau telah mengalahkan Setan dan kuasa kegelapan; Engkau telah menelan kematian dalam kemenangan!
Kristus keluar dari kubur dalam keadaan dipermuliakan, dan pengawal Roma melihat Dia. Mata mereka terpaku pada wajah‑Nya yang belum lama berselang sudah mereka olok olok dan tertawakan. Dalam Oknum yang dipermuliakan ini mereka memandang orang tahanan yang telah mereka lihat di ruang pengadilan, seorang yang baginya mereka telah menganyam sebuah mahkota duri, Inilah Seorang yang telah berdiri tanpa melawan di hadapan Pilatus dan Herodes, tubuh‑Nya luka‑luka oleh pukulan yang kasar. Inilah Dia yang sudah dipakukan di salib, yang kepada‑Nya para imam dan penghulu, yang merasa puas atas diri sendiri, telah menggeleng‑gelengkan kepala, seraya berkata, "Orang lain sudah diselamatkan‑Nya, tetapi tiada dapat menyelamatkan diri‑Nya sendiri." Mat. 27:42. Inilah Dia yang telah dibaringkan di dalam kubur Yusuf yang masih baru. Titah surga telah melepaskan tawanan itu. Gunung‑gunung yang ditimbunkan di atas gunung‑gunung di atas kubur‑Nya sekali pun tidak dapat mencegah Dia keluar.
Ketika melihat malaikat‑malaikat dan Juruselamat yang dipermuliakan itu pengawal Roma pingsan dan menjadi seperti orang mati. Pada waktu para pengiring dari surga tersembunyi pada pemandangan mereka, berdirilah mereka, dan secepat anggota‑anggota badan mereka yang gemetar dapat membawa mereka, pergilah mereka ke gerbang taman itu. Dalam keadaan terhuyung‑huyung bagaikan orang mabuk, mereka pun pergilah cepat‑cepat ke kota, dan menceritakan kepada orang‑orang yang mereka jumpai tentang kabar ajaib itu. Mereka sedang menuju kepada Pilatus, tetapi berita mereka telah disampaikan kepada para penguasa Yahudi, dan imam‑imam besar dan penghulu‑penghulu menyuruh memanggilnya untuk dibawa menghadap mereka lebih dulu. Suatu rupa yang aneh ditunjukkan oleh serdadu‑serdadu itu. Dalam keadaan gemetar karena ketakutan, muka mereka pucat, mereka pun memberikan kesaksian tentang kebangkitan Kristus. Serdadu‑serdadu itu menceritakan segala sesuatu, sama seperti yang telah mereka lihat; mereka tidak mempunyai waktu untuk memikirkan ataupun mengucapkan sesuatu kecuali kebenaran saja. Dengan ucapan yang tidak menyenangkan berkatalah mereka itu, Adalah Anak Allah yang sudah disalibkan; kami telah mendengar seorang malaikat memasyhurkan Dia sebagai Yang Mulia di surga, Raja kemuliaan.
Muka imam‑imam menjadi bagaikan muka orang mati. Kayapas coba berbicara. Bibirnya bergerak, tetapi tidak mengeluarkan bunyi apa pun. Serdadu‑serdadu itu sudah hampir meninggalkan ruang majelis itu, ketika suatu suara menahan mereka. Kayapas akhirnya dapat berkata, Tunggu, tunggu, katanya. Jangan ceritakan kepada seorang jua pun tentang perkara‑perkara yang sudah kamu lihat.
Kemudian suatu laporan yang menipu diberikan kepada serdadu‑serdadu itu. "Katakan olehmu," kata imam‑imam, "murid‑murid‑Nya datang pada malam tengah kami tidur, serta mencuri Dia." Di sinilah imam‑imam gagal karena berusaha terlalu banyak. Bagaimanakah dapat serdadu‑serdadu itu mengatakan bahwa murid‑murid telah mencuri tubuh‑Nya sementara tidur? Jika mereka tertidur, bagaimanakah dapat mereka mengetahuinya? Dan jika murid‑murid terbukti bersalah karena mencuri tubuh Kristus, bukankah imam‑imam akan mula‑mula sekali mempersalahkan mereka? Atau jika pengawal telah tertidur di kubur, bukankah imam‑imam yang mula‑mula sekali menuduh mereka kepada Pilatus?
Serdadu‑serdadu itu merasa ngeri memikirkan peri hal mendatangkan tuduhan ke atas diri sendiri karena tertidur di tempat jaga. Inilah suatu pelanggaran yang dapat diberi hukuman mati. Haruskah mereka memberikan kesaksian dusta, menipu orang banyak, dan menempatkan hidup mereka sendiri dalam bahaya? Bukankah mereka telah berjaga‑jaga tanpa mengenal jerih lelah? Bagaimanakah dapat mereka tahan di pengadilan, meski pun karena uang, jika mereka bersumpah palsu?
Untuk mendiamkan kesaksian yang mereka takuti, imam‑imam berjanji menjaga keselamatan pengawal itu, dengan mengatakan bahwa Pilatus tidak menghendaki berita seperti itu disebar‑luaskan lebih dari yang sudah mereka sampaikan. Serdadu‑serdadu Roma menjual kejujuran mereka kepada orang Yahudi untuk memperoleh uang. Mereka masuk di hadapan imam‑imam dengan membawa pekabaran kebenaran yang paling mengejutkan; mereka keluar dengan beban uang, dan pada lidah mereka terdapat suatu berita dusta yang sudah direncanakan bagi mereka oleh imam‑imam.
Dalam pada itu berita tentang kebangkitan Kristus telah disampaikan kepada Pilatus. Meski pun Pilatus bertanggung jawab karena telah menyerahkan Kristus untuk menerima hukuman mati, namun ia bersikap agak acuh tak acuh. Meski pun ia telah menghukum Juruselamat dengan perasaan tidak sudi, dan dengan perasaan belas kasihan, namun ia tidak merasakan penyesalan yang sebenarnya sampai sekarang. Dalam ketakutan sekarang ia tinggal diam di dalam rumahnya yang terkunci baik‑baik, dan menentukan tidak mau berjumpa dengan seorang jua pun. Tetapi imam‑imam pergi menghadap dia, menyampaikan cerita yang sudah mereka karang, dan mendesak dia untuk melupakan saja kelalaian orang jaga dalam melakukan tugas. Sebelum menyetujuinya, ia sendiri dengan diam‑diam menanyai para pengawal itu. Karena takut akan keselamatan mereka sendiri, mereka tidak berani menyembunyikan apa‑apa dan Pilatus mendengarkan dari mereka cerita tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ia tidak menuntut perkara itu lebih jauh, tetapi sejak saat itu tidak ada damai baginya.
Ketika Yesus dibaringkan di dalam kubur, Setan menang. Ia berani mengharapkan bahwa Juruselamat tidak akan mengambil hidup‑Nya kembali. Ia menuntut tubuh Tuhan, dan menempatkan pengawalnya di sekeliling kubur, berusaha menahan Kristus sebagai seorang tahanan. Ia sangat marah ketika malaikat‑malaikatnya melarikan diri pada waktu pesuruh surga mendekati. Ketika ia melihat Kristus keluar dalam kemenangan, ia mengetahui bahwa kerajaannya akan berakhir, dan bahwa ia harus mati pada akhirnya.
Imam‑imam, dalam membunuh Kristus, telah menjadikan diri mereka sendiri alat Setan. Sekarang mereka berada seluruhnya dalam kuasanya. Mereka sudah terjerat sehingga mereka tidak melihat adanya jalan kelepasan kecuali dalam meneruskan peperangan mereka melawan Kristus. Ketika mereka mendengar berita tentang kebangkitan‑Nya, mereka takut akan kemarahan orang banyak. Mereka merasa bahwa hidup mereka sendiri ada dalam bahaya. Satu‑satunya harapan bagi mereka ialah membuktikan Kristus sebagai penipu oleh menyangkal bahwa Ia sudah bangkit. Mereka menyuapi serdadu‑serdadu, dan memastikan ketenangan Pilatus. Mereka menyebarkan berita dusta jauh dan dekat. Tetapi ada saksi‑saksi yang tidak dapat mereka diamkan. Banyak orang telah mendengar kesaksian serdadu‑serdadu tentang kebangkitan Kristus. Dan beberapa dari orang‑orang mati yang keluar dengan Kristus kelihatan kepada banyak orang, dan menyatakan bahwa Ia telah bangkit. Berita disampaikan kepada imam‑imam tentang orang‑orang yang telah melihat mereka yang sudah bangkit dan mendengar kesaksian mereka. Imam‑imam dan penghulu‑penghulu terus‑menerus ketakutan, jangan‑jangan sementara berjalan di jalan, atau di dalam rumah mereka sendiri, mereka berpapasan muka dengan muka dengan Kristus. Mereka merasa bahwa tidak ada keamanan bagi mereka. Baut dan palang pintu hanyalah merupakan pelindung yang tidak kuat terhadap Anak Allah. Siang dan malam peristiwa yang menakutkan di ruang pengadilan, ketika mereka telah berseru, "Tertanggunglah darah‑Nya atas kami sekalian dan anak‑anak kami," teringat oleh mereka. Mat. 27:25. Tidak pernah lagi kenangan tentang peristiwa itu lenyap dari pikiran mereka. Tidak pernah lagi tidur yang penuh damai mereka nikmati di peraduan.
Ketika suara malaikat yang berkuasa kedengaran di kubur Kristus, mengatakan, Bapa‑Mu memanggil Engkau, Juruselamat pun keluarlah dari kubur oleh hidup yang ada dalam diri‑Nya Sendiri. Sekarang kebenaran perkataan‑Nya dibuktikan, "Aku ini menyerahkan nyawa‑Ku, supaya boleh Aku terima kembali.... Aku berkuasa menyerahkan dia dan berkuasa pula mengambil dia kembali." Sekarang genaplah nubuatan yang telah diucapkan‑Nya kepada imam‑imam dan penghulu‑penghulu, "Runtuhkanlah Bait Allah ini, maka Aku akan membangunkan dia pula dalam tiga hari." Yoh. 10:17, 1 8; 2:19.
Di atas kubur Yusuf yang telah terbuka Kristus telah mengumumkan dalam kemenangan, "Aku inilah kebangkitan dan hidup," Perkataan ini dapat diucapkan hanya oleh Allah. Segala makhluk yang diciptakan hidup oleh kehendak dan kuasa Allah. Merekalah penerima hidup dari Allah dalam keadaan tidak berdiri sendiri. Dari serafim yang tertinggi sampai dengan makhluk hidup yang paling hina, semuanya diisi kembali dari Sumber kehidupan. Hanya Dia yang satu dengan Allah dapat mengatakan, aku mempunyai kuasa menyerahkan hidupku, dan aku mempunyai kuasa untuk mengambilnya kembali. Dalam keilahian‑Nya, Kristus memiliki kuasa untuk memutuskan rantai kematian.
Kristus bangkit dari antara orang mati sebagai buah sulung dari mereka yang tidur. Ialah yang dilambangkan dengan seikat yang ditimang‑timang dan kebangkitan‑Nya terjadi tepat pada hari ketika seikat yang ditimang‑timang itu dipersembahkan di hadapan Tuhan. Selama lebih dari seribu tahun upacara simbolis ini telah diadakan. Dari ladang penuaian mayang mula‑mula dari gandum yang masak dikumpulkan, dan ketika orang banyak pergi ke Yerusalem untuk Paskah, seikat buah sulung ditimang‑timang sebagai suatu persembahan syukur di hadapan Tuhan. Nanti sesudah buah sulung ini dipersembahkan, barulah sabit dapat digunakan untuk menyabit gandum, dan gandum ini dikumpulkan berberkas‑berkas. Berkas yang dipersembahkan kepada Allah melambangkan panen. Demikian juga Kristus, buah sulung itu, melambangkan panen rohani yang besar yang akan dikumpulkan untuk kerajaan Allah. Kebangkitan‑Nya melambangkan dan menjamin kebangkitan segala orang benar yang sudah mati. "Karena jikalau kita percaya bahwa Yesus sudah mati dan bangkit pula, demikianlah juga orang yang mati di dalam iman kepada Yesus itu akan dibawa Allah beserta‑Nya." I Tes. 4:14.
Ketika Kristus bangkit, Ia membawa dari kubur tawanan yang banyak. Gempa bumi pada saat kematian‑Nya telah membuka kubur mereka, dan ketika Ia bangkit, mereka keluar dengan Dia. Merekalah yang telah bekerja bersama‑sama dengan Allah, dan yang dengan mengorbankan jiwa mereka sendiri telah memberikan kesaksian tentang kebenaran. Sekarang mereka harus menjadi saksi bagi‑Nya yang telah membangkitkan mereka dari antara orang mati.
Selama masa kerja‑Nya, Yesus telah membangkitkan orang mati. Ia telah membangkitkan anak laki‑laki seorang janda di Nain, dan anak perempuan seorang penghulu dan Lazarus. Tetapi orang‑orang ini tidak berpakaikan sifat baka. Sesudah mereka dibangkitkan, mereka masih di bawah kuasa maut. Tetapi mereka yang keluar dari kubur pada saat kebangkitan Kristus dibangkitkan kepada hidup kekal. Mereka naik dengan Dia sebagai tanda kemenangan‑Nya atas maut dan kubur. Orang‑orang ini, kata Kristus, tidak lagi menjadi tawanan Setan; Aku telah menebus mereka. Aku telah membawa mereka dari kubur sebagai buah sulung kuasa‑Ku, untuk beserta dengan Aku ke mana Aku ada, tidak pernah lagi melihat kematian atau mengalami kesusahan.
Orang‑orang ini masuk ke dalam kota, dan kelihatan kepada banyak orang, menyatakan bahwa Kristus sudah bangkit dari antara orang mati, dan kami bangkit dengan Dia. Demikianlah kebenaran kebangkitan yang suci itu telah diabadikan. Orang saleh yang sudah bangkit memberikan kesaksian tentang kebenaran perkataan, "Segala orangmu yang sudah mati itu akan hidup pula, lagi mait‑Ku, semuanya itu akan bangkit." Kebangkitan mereka merupakan suatu gambaran tentang kegenapan nubuatan," "Bangunlah dan bersorak‑soraklah, hai kamu sekalian yang duduk dalam abu! karena embunmu seperti embun pada sayur‑sayuran, maka tanah pun akan mengeluarkan pula segala orang yang sudah mati." Yes. 26:19.
Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam Juruselamat kita, hidup yang sudah hilang karena dosa dipulihkan kembali; karena Ia mempunyai hidup dalam diri‑Nya Sendiri untuk menghidupkan siapa yang dikehendaki‑Nya. Ia diberikan untuk memberikan sifat baka. Hidup yang diserahkan‑Nya dalam kemanusiaan, diambil‑Nya kembali, dan diberikan‑Nya kepada manusia. "Aku ini datang," kata‑Nya, "supaya domba itu memperoleh kehidupan dengan berkelimpahan." "Barang siapa yang minum air itu yang akan Kuberikan kepadanya, tiadalah ia akan dahaga selama‑lamanya, karena air yang Aku berikan kepadanya itu akan menjadi di dalamnya suatu mata air yang memancar sarnpai kepada hidup yang kekal." "Barang siapa yang makan tubuh‑Ku dan minum darah‑Ku, padanyalah hidup yang kekal, dan Aku ini akan menghidupkan dia pada hari kiamat." Yoh. 10:10; 4:14; 6:54.
Bagi orang percaya, kematian hanyalah merupakan suatu perkara kecil. Kristus berbicara tentang itu seakan‑akan hal itu hanya sejurus pandak lamanya. "Jikalau barang seorang menurut perkataan‑Ku, tiada ia akan nampak maut selama‑lamanya," "tiada ia akan merasai mati selama‑lamanya." Bagi orang Kristen, kematian hanyalah tidur saja, suatu saat ketenangan dan kegelapan. Hidup terlindung dengan Kristus dalam Allah, dan "apabila Kristus yang menjadi hayat kita akan dinyatakan kelak, lalu kamu pun akan dinyatakan beserta dengan Dia di dalam kemuliaan." Yoh. 8:51, 52; Kol. 3:4.
Suara yang berseru dari salib, "Sudahlah genap" kedengaran di antara orang mati. Suara itu menembusi dinding kubur, dan memanggil orang yang tidur untuk bangkit. Demikianlah akan terjadi bila suara Kristus akan kedengaran dari surga. Suara itu akan menembusi kubur yang tidak berpalang, dan orang mati dalam Kristus akan bangkit. Pada waktu Juruselamat bangkit, beberapa kubur terbuka, tetapi ketika Ia datang kedua kalinya semua orang rnati yang mulia itu akan mendengar suara‑Nya, dan akan keluar kepada hidup yang mulia dan baka. Kuasa yang sama yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan membangkitkan sidang‑Nya, dan memuliakannya dengan Dia, jauh lebih tinggi daripada segala pemerintah dan segala penguasa, dan jauh lebih tinggi daripada setiap orang yang ternama, bukan saja di dunia ini, tetapi juga di dunia yang akan datang.
No comments:
Post a Comment